Tag: piala dunia

  • Preview Piala Dunia 2022: Iran vs Amerika Serikat

    Preview Piala Dunia 2022: Iran vs Amerika Serikat

    JAKARTA, BANPOS – Tak ada pertemuan yang panasnya luber ke luar lapangan sepak bola selain pertandingan Amerika Serikat dan Iran.

    Ini adalah satu-satunya pertandingan Piala Dunia 2022 yang paling bermuatan politik sekalipun dalam arena olahraga mereka mungkin tidak berseteru.

    Apalagi jika dikaitkan dengan gelombang protes yang saat ini terjadi di Iran berkaitan dengan tewasnya seorang gadis oleh aparat keamanan yang terlalu eksesif.

    Tentu saja kedua pelatih dari kedua tim ini mengesampingkan hubungan bilateral di antara kedua negara itu.

    Mereka menegaskan hanya fokus kepada sepak bola, Piala Dunia 2022 dan kemampuan olahraga dalam menyatukan orang, termasuk orang Iran dengan orang Amerika.

    Menyusul revolusi Islam Iran, Washington dan Teheran saling memutuskan hubungan diplomatik yang terus tegang sampai kini.

    “Saya membayangkan pertandingan ini diperebutkan dengan sengit karena fakta bahwa kedua tim ingin melaju ke babak berikutnya, bukan karena politik atau karena hubungan antar negara kami” kata pelatih AS Gregg Berhalter seperti dikutip Reuters.

    Berhalter justru menyatakan sepak bola malah menyatukan umat manusia. “Anda dipersatukan oleh kecintaan yang sama kepada olahraga ini,” sambung dia.

    Kemenangan dramatis Iran atas Wales dalam skor 2-0 dan seri tanpa gol AS melawan Inggris pada hari Jumat membuat salah satu pertandingan terakhir Grup B ini akan sangat mendebarkan.

    Inggris yang memuncaki klasemen dengan empat poin akan menghadapi tim terbawah Wales dalam laga terakhirnya di grup ini. Inggris cukup seri, dan jika ini yang terjadi, apalagi andai AS yang menang, maka kontes Iran melawan Amerika Serikat akan menentukan tim mana yang lolos ke babak 16 besar.

    Pertemuan ini sendiri merupakan ulangan penyisihan grup Piala Dunia 1998 yang dimenangkan Iran 2-1.

    Seperti yang mungkin akan terjadi dalam laga Senin malam nanti itu, kontes 1998 tersebut ditandai dengan momen simbolis sebelum pertandingan di Stade Gerland di Lyon ketika pemain-pemain Iran memberikan mawar putih yang menjadi simbol perdamaian di Iran, kepada pemain-pemain Amerika.

    Mungkin momen 24 tahun lalu itu bisa terjadi lagi malam nanti, dan menjadi semakin menarik karena pemain-pemain Iran juga sepertinya memprotes perlakuan pemerintahnya terhadap para demonstran yang sudah menewaskan banyak orang termasuk gadis berusia 22 tahun, Mahsa Amini, yang meninggal dunia dalam tahanan dan memicu protes nasional berkaitan berpakaian menurut syariat di negara itu.

    Tim Melli menolak menyanyikan lagu kebangsaan Iran dalam pertandingan pertamanya melawan Inggris untuk menunjukkan solidaritas kepada pengunjuk rasa, sampai mengundang ejekan dari pendukungnya sendiri.

    Di tengah meningkatnya tekanan agar para pemain netral dalam gerakan unjuk rasa nasional itu, Iran bangkit mengalahkan Wales setelah tiga hari sebelumnya mereka diluluh-lantakkan Inggris 2-6.

    Berhalter mencermati betul kebangkitan Iran itu dengan mewaspadai ancaman Iran yang bisa menghempaskan Wales dengan begitu meyakinkan.

    “Sekarang kami harus yakin bahwa kami cukup bagus untuk melaju ke putaran kedua,” kata pelatih Iran Carlos Queiroz.

    Namun demikian Queiroz menaruh respek kepada Amerika Serikat yang disebutnya sebagai tim yang brilian.

    Queiroz tak ingin fokus teralihkan kepada hal-hal dil luar sepak bola, “karena yang ingin kami lalukan adalah mempersembahkan hadiah kepada pendukung Iran.”

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Iran (3-5-2): Hossein Hosseini; Ramin Rezaeian, Majid Hosseini, Morteza Pouraliganji, Milad Mohammadi; Ali Gholizadeh, Ahmad Nourollahi, Saeid Ezatolahi, Ehsan Hajsafi; Mehdi Taremi, Sardar Azmoun

    Amerika Serikat (4-3-3): Matt Turner; Sergino Dest, Walker Zimmerman, Tim Ream, Antonee Robinson; Tyler Adams, Yunus Musah, Weston McKennie; Christian Pulisic, Timothy Weah, Haji Wright

    Skenario pertandingan

    Iran tidak akan diperkuat Alireza Jahanbakhsh dalam pertandingan terakhirnya di Grup B karena mantan pemain Brighton & Hove Albion itu sudah mendapatkan dua kartu kuning setelah melakukan pelanggaran keras terhadap pemain Wales Chris Mepham.

    Iran juga berpotensi tak bisa diperkuat Sardar Azmoun yang jelas berjuang mengatasi sisa cedera selama melawan Wales.

    Pelatih Iran Carlos Queiroz sebenarnya tahu pemain bintang ini tak sepenuhnya bugar, namun dia memaksa memasukkannya dalam starting eleven karena Queiroz tahu pasti skuadnya membutuhkan seorang pemain dengan level kualitas seperti Azmoun.

    Sama dengan sebelum menghadapi Wales, Queiroz akan cenderung tetap memasang Azmoun dalam formasi 3-5-2 guna bermitra di depan bersama Mehdi Taremi.

    Kiper utama Alireza Beiranvand sudah bisa diturunkan kembali setelah cedera kepala parah dalam pertandingan pertama melawan Inggris. Namun Queiroz dihadapkan kepada pililhan sulit karena Hossein Hosseini tampil bagus sewaktu melawan Wales dengan mencatat clean sheet.

    Alhasil tidak akan ada perubahan yang terlalu mencolok dalam skuad Iran sehingga Hossein Hosseini tetap bertugas di bawah gawang dengan mendapatkan proteksi dari dua bek tengah Majid Hosseini dan Morteza Pouraliganji.

    Ali Gholizadeh, Ahmad Nourollahi, Saeid Ezatolahi, dan Ehsan Hajsafi menjadi kuartet lapangan tengah yang siap memasok bola dan membuatkan ruang bermanuver kepada duo lini depan, Taremi dan Azmoun.

    AS sendiri tidak sedang disergap masalah cedera pemain. Tapi sejumlah pemain penggantinya seperti pemain Borussia Dortmund Giovanni Reyna bisa menggoda pelatih AS Gregg Berhalter untuk memainkannya sejak menit pertama.

    Namun kecenderungannya Berhalter tetap menurunkan pemain-pemain dalam dua pertandingan sebelumnya, sekalipun total hanya bisa mempersembahkan dua poin.

    Dua poin ini jelas sangat mengganggu Amerika Serikat karena membuat mereka tak memiliki pilihan selain memenangkan pertandingan ketiga agar lolos ke 16 besar.

    Untuk mendapatkan poin sempurna, Berhalter memasang formasi menyerang dalam formasi 4-3-3 yang akan bertemu kepada trio serang yang terdiri dari Christian Pulisic, Timothy Weah dan Haji Wright.

    Guna memastikan para pengisi mendapatkan pasokan bola yang cukup dan sekaligus mematahkan prakarsa Iran dalam melancarkan serangan, Berhalter memasang empat gelandang dipimpin kapten Tyler Adams.

    Sedangkan Sergino Dest dan Antonee Robinson menjaga kedua sayap pertahanan Amerika steril dari invasi Iran. Sementara Walker Zimmerman dan Tim Ream menjadi dua orang yang paling bertanggung jawab dalam melindungi kiper Matt Turner.

    Boleh dibilang pertandingan ini merupakan pertarungan antar para pengisi lapangan tengah. Siapa berhasil memenangkan pertarungan di sini, akan memenangkan laga ini.

    Statistik penting kedua tim

    Sebelum ini kedua negara sudah dua kali bertemu. Iran menang 2-1 dalam Piala Dunia 1998, sedangkan satunya lagi yang merupakan laga persahabatan pada 2000 berakhir imbang 1-1.

    Kemenangan 2-1 Iran atas AS hari itu adalah juga kemenangan pertama Iran dalam Piala Dunia.

    Iran ditelan Inggris 2-6 dalam pertandingan pertama tetapi bangkit pada pertandingan kedua dengan mengalahkan Wales 2-0.

    Sebaliknya kedua pertandingan pertama AS berakhir imbang, masing-masing 0-0 kala menghadapi Inggris dan 1-1 saat melawan Wales.

    Sekalipun sudah sering masuk putaran final Piala Dunia Iran tidak pernah melewati fase grup.

    AS bertarung lagi dalam Piala Dunia setelah gagal memasuki putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia.

    Bek DeAndre Yedlin adalah satu-satunya pemain AS yang berpengalaman tampil dalam Piala Dunia. (ANT)

  • Preview Piala Dunia 2022: Portugal vs Uruguay

    Preview Piala Dunia 2022: Portugal vs Uruguay

    JAKARTA, BANPOS – Portugal bisa menjadi tim kedua setelah Prancis yang memastikan lolos dari fase grup Piala Dunia 2022 dengan menyisakan satu pertandingan, jika mengalahkan Uruguay pada pertandingan keduanya Selasa dini hari esok.

    Tetapi, sekalipun kesulitan mengembangkan permainannya kala seri melawan Korea Selatan, Uruguay bukan lawan yang mudah ditundukkan oleh Portugal sekalipun.

    Uruguay yang sudah dua kali menjuarai Piala Dunia, bahkan pernah menyingkirkan Portugal dengan 2-1 dalam 16 besar Piala Dunia 2018. Kedua gol Uruguay itu dicetak oleh Edinson Cavani yang masih dilibatkan Uruguay dalam Piala Dunia 2022 ini.

    Meskipun Cristiano Ronaldo membuat rekor dengan mencetak gol dalam Piala Dunia kelimanya saat menang 3-2 atas Ghana, Portugal kekurangan inspirasi dan harus melakukan banyak hal untuk menghilangkan performa buruk Piala Dunia sejak semifinal Piala Dunia 2006.

    Uruguay sendiri, meskipun gagal mencetak gol atau bahkan gagal membuat peluang tepat sasaran saat menghadapi Korea Selatan tiga hari lalu, bermain tenang dan terorganisir.

    Dipenuhi gabungan pemain muda dan senior, Uruguay tampil percaya diri di mana setiap tekanan lawan tak pernah membuat mereka gugup.

    Meskipun demikian pelatih Portugal Fernando Santos mengaku tidak kesulitan menghadapi pertandingan Uruguay karena dia tahu apa yang harus diperbaiki dari timnya.

    “Tidak ada yang saya khawatirkan karena saya tahu pemain-pemain saya bisa melakukan lebih baik dari itu,” kata Santos seperti dikutip Reuters. “Saya yakin sekali mereka bisa tampil jauh lebih baik dari ini.”

    Portugal yang biasa tampil di bawah standard selama babak grup Piala Dunia, kali ini tak boleh melakukan hal seperti itu, karena Uruguay bisa mengeksploitasi celah itu.

    Siklus itu harus berhenti saat pertandingan melawan Uruguay karena jika terus berlanjut akan membahayakan Portugal sendiri mengingat lawan terakhirnya dalam fase grup, Korea Selatan, cenderung tampil semakin agresif ketika lawan terlihat rentan dan inilah yang membuat mereka pernah menumbangkan Jerman pada Piala Dunia 2018.

    Uruguay sendiri ingin menghindari kekalahan melawan Portugal agar nasibnya tetap ditentukan mereka sendiri sebelum menjalani pertandingan terakhir melawan Ghana.

    Uruguay terlihat bagus sejak Diego Alonso melatih tim ini akhir tahun lalu dan membalikkan keadaan pada babak kualifikasi. Semua pemainnya sudah siap diturunkan, kecuali Ronald Araujo ​​​​yang tengah dalam pemulihan dari operasi paha.

    Lini pertahanan Alonso tampak kokoh melawan Korea Selatan, tetapi dia juga diberkati dengan opsi serang yang bervariasi, yang meliputi Luis Suarez, Edinson Cavani, Darwin Nunez dan Facundo Pellistri. Mereka semua tampil berbahaya saat menghadapi Korea Selatan.

    Alonso tahu pertandingan melawan Portugal itu akan berjalan sengit dan bisa ditentukan pada menit-menit terakhir pertandingan. Laga ini juga sangat menentukan untuk nasib Uruguay.

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Portugal (4-3-3): Diogo Costa; Joao Cancelo, Ruben Dias, Danilo Pereira, Raphael Guerreiro; Bernardo Silva, Ruben Neves, William Carvalho; Bruno Fernandes, Cristiano Ronaldo, Joao Felix

    Uruguay (4-3-3): Sergio Rochet; Martin Caceres, Diego Godin, Jose Maria Gimenez, Mathias Olivera; Federico Valverde, Rodrigo Bentancur, Matias Vecino; Facundo Pellistri, Luis Suarez, Darwin Nunez

    Skenario pertandingan

    Sejauh ini tidak ada pemain Portugal yang cedera. Saat bersamaan skuad terdahulu sukses membungkam Ghana. Dua alasan ini membuat pelatih Fernando Santos kemungkinan besar tetap menurunkan starting eleven seperti saat menghadapi Ghana, dalam formasi 4-3-3.

    Tetapi beberapa pemain yang masuk sebagai pemain pengganti tetapi tampil lebih baik dari yang digantinya kemungkinan dimainkan sebagai starter, termasuk William Carvalho yang mungkin dimasukkan sejak awal karena tampil lebih baik dari pada Otavio yang digantinya.

    Tidak demikian halnya dengan Rafael Leao. Sekalipun mencetak salah satu gol ke gawang Ghana setelah masuk sebagai pemain pengganti, dia akan sulit menggantikan tempat Bruno Fernandes dan Joao Felix yang kembali dipasang untuk menyokong Ronaldo di sepertiga akhir lapangan.

    Santos juga memiliki opsi memainkan Diogo Dalot dan memindahkan Joao Cancelo ke posisi bek kiri, tetapi Raphael Guerreiro sepertinya bakal terus dia pertahankan.

    Sedangkan duo bek tengah Ruben Dias dan Danilo Pereira mempertahankan posisinya bersama bek sayap Joao Cancelo yang masih akan menjadi para deputi pertahanan terbaik untuk penjaga gawang Diogo Costa.

    Uruguay sendiri masih terus menantikan kabar baik dari bek tengah Ronald Araujo yang meskipun dalam proses pemulihan setelah menjalani operasi paha tetap dimasukkan ke dalam skuad.

    Status terkini Araujo, ditambah clean sheet saat melawan Korea Selatan, membuat formasi empat bek yang diisi Martin Caceres, Diego Godin, Jose Gimenez dan Mathias Olivera tetap dipertahankan oleh pelatih Diego Alonso.

    Diperkirakan memasang formasi 4-3-3 seperti Portugal, Uruguay juga menempatkan Matias Vecino, Federico Valverde dan Rodrigo Bentancur di lini tengah.

    Masalah terpenting Uruguay mungkin adalah ketajaman dan kreativitas lini depan yang terekspos saat melawan Korea Selatan.

    Edinson Cavani bisa saja menjadi pilihan lain untuk masuk sebelas pemain pertama apalagi dia adalah pemain yang memasukkan dua gol ke gawang Portugal empat tahun silam. Namun sepertinya Luis Suarez masih akan menjadi pilihan utama yang kembali didampingi Darwin Nunez dan Facundo Pellistri di area sayap.

    Statistik penting kedua tim

    Portugal dan Uruguay sudah tiga kali bertemu sebelum ini. Keduanya memenangkan satu laga, termasuk Piala Dunia 2018 yang dimenangkan Uruguay.

    Portugal melakukan debut dalam Piala Dunia 1966 di Inggris dengan mengalahkan juara bertahan Brazil, mencapai semifinal dan finis tempat ketiga yang sejauh ini merupakan pencapaian terbaiknya.

    Cristiano Ronaldo adalah pencetak gol terbanyak dalam sejarah sepak bola putra dengan 118 gol untuk timnasnya.

    Portugal mengawali kampanye Grup H dengan kemenangan mendebarkan 3-2 atas Ghana di mana Ronaldo menjadi pemain pertama yang mencetak gol dalam lima Piala Dunia.

    Uruguay dua kali menjuarai Piala Dunia, masing-masing di Montevideo pada 1930 dan di Brazil pada 1950.

    Uruguay finis ketiga di belakang Brasil dan Argentina dalam kualifikasi zona Amerika Selatan. Luis Suarez mencetak gol terbanyak dengan delapan gol.

    Uruguay imbang 0-0 melawan Korea Selatan pada pertandingan pembuka mereka di Grup H. (ANT)

  • Preview Piala Dunia 2022: Brazil vs Swiss

    Preview Piala Dunia 2022: Brazil vs Swiss

    JAKARTA, BANPOS –  Brazil ditantang Swiss tanpa jimat mereka, Neymar, yang absen karena cedera pergelangan kaki saat menang 2-0 atas Serbia pada laga pembuka.

    Juara dunia lima kali itu juga tidak akan diperkuat bek sayap Danilo yang juga cedera pergelangan kaki saat melawan Serbia.

    Itu jelas menjadi pukulan untuk misi juara Piala Dunia keenam. Tetapi Brazil masih akan mengandalkan talenta-talenta barunya.

    Neymar sangat penting bagi Brazil dalam dua putaran final Piala Dunia sampai membuat pemain-pemain lainnya kehilangan sorotan.

    Namun baru-baru ini bakat-bakat muda Brazil menyeruak di mana-mana, termasuk Vinicius Jr dan Richarlison yang boleh dibilang menjadi dua pemain terbaik saat menang meyakinkan atas Serbia.

    Pelatih Tite memiliki banyak opsi untuk pengganti Neymar setelah sang pemain berjuang agar fit untuk babak gugur setelah rusak ligamen pergelangan kaki kanan yang mengganggunya selama bertahun-tahun.

    Rodrygo akan menjadi opsi pertama jika Tite memutuskan menggunakan sistem yang sama dengan empat pemain depan bersama Vinicius, Richarlison dan Raphinha.

    Penyerang serba bisa berusia 21 tahun itu bermain dalam posisi Neymar dalam tiga pertandingan latihan Brasil di Turin sebelum Piala Dunia ini digelar.

    Pilihan lainnya adalah memasangkan Fred dengan Casemiro untuk memperkuat lini tengah yang saat bersamaan memajukan posisi Lucas Paqueta sebagai playmaker.

    Namun, tanda tanya terbesar adalah mengenai pengganti Danilo karena bek veteran berusia 39 tahun Dani Alves menjadi satu-satunya bek kanan yang tersedia.

    Tite mungkin memasang bek tengah Real Madrid Eder Militao sebagai pengganti Danilo.

    Sementara itu pelatih Swiss Murat Yakin telah mengubah orientasi skuadnya yang sebelum ini bertumpu kepada lima bek menjadi empat bek.

    Yakin senang kemenangan 1-0 atas Kamerun membuat timnya mencatat clean sheet kedua dalam 10 pertandingan terakhirnya.

    Mereka hanya sekali kebobolan dalam enam kualifikasi terakhir setelah Euro 2020, Jadi tidak ada keraguan mereka bakal menyulitkan Brazil seperti mereka lakukan pada Piala Dunia 2018 ketika mereka mengimbangi Brazil 1-1.

    Kemenangan 1-0 atas Kamerun juga membuat Swiss mencatat kemenangan keempat berturut-turut yang bisa membuat Brazil khawatir.

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Brazil (4-3-3): Alisson Becker; Eder Militao, Thiago Silva, Marquinhos, Alex Sandro; Casemiro, Fred, Lucas Paqueta; Raphinha, Richarlison, Vinicius Junior

    Swiss (4-3-3): Yann Sommer; Silvan Widmer, Manuel Akanji, Nico Elvedi, Ricardo Rodriguez; Remo Freuler, Granit Xhaka, Djibril Sow; Xherdan Shaqiri, Breel Embolo, Ruben Vargas

    Skenario pertandingan

    Salah satu kekuatan Swiss adalah permainan mereka yang solid di lini pertahanan dan kuat di lapangan tengah yang akan menjadi tugas tersulit bagi penyerang-penyerang Brazil.

    Sebaliknya pada tim Brazil kali ini sulit menemukan titik lemahnya. Pertahanan mereka juga kuat, tetapi dua lini permainannya juga kuat dan tajam. Ini terlihat saat mereka 2-0 atas Serbia.

    Namun Brazil saat ini tidak akan diperkuat Neymar setelah mengalami cedera pergelangan kami saat melawan Serbia, padahal striker Paris Saint Germain ini adalah unsur teror paling besar yang dihindarkan lawan-lawan Brazil.

    Ketidakhadiran Neymar akan memaksa Tite membuat penyesuaian-penyesuaian taktis yang memberikan sejumlah gelandang tertentu seperti Fred dimainkan sejak awal.

    Fred akan mendampingi Casemiro dan Lucas Paqueta di lini tengah dalam formasi yang tidak terlalu ofensif seperti saat melawan Serbia dengan pola 4-3-3.

    Trio gelandang dengan tengah itu ditugaskan mendominasi poros lapangan dari agresi Swiss yang juga pandai menguasai tengah lapangan di bawah kepemimpinan jenderal lapangan tengah berpengalaman, Granit Xhaka.

    Trio tengah Brazil juga akan memastikan terjaganya pasokan bola untuk trisula Raphinha, Richarlison, dan Vinicius Junior, selain menjadi penopang lini pertahanan yang sudah pasti kehilangan Danilo karena cedera yang serupa seperti dialami Neymar.

    Posisi Danilo di pilar pertahanan bisa saja diisi oleh Dani Alves yang berpotensi tampil dalam pertandingan Piala Dunia pertamanya sejak 2014. Tetapi Tete sepertinya memilih Eder Militao.

    Militao akan berada di sayap yang berseberangan dengan Alex Sandro yang keduanya mengapit dua bek tengah Thiago Silva dan Marquinhos.

    Perubahan juga terjadi pada skuad Swiss yang kemungkinan besar tidak akan lagi memasang formasi lima bek, apalagi Neymar tak akan memperkuat Brazil.

    Perubahan ini membuat Fabian Schar untuk sementara menepi karena Swiss tidak membutuhkan lagi bek tengah ketiga. Pelatih Murat Yakin akan lebih mempercayakan duo Nico Elvedi dan Manuel Akanji untuk menjaga jantung pertahanan Swiss.

    Kedua bek tengah itu kemungkinan menjadi dua pemain Swiss yang paling sibuk, selain penjaga gawang Yann Sommer karena bakal menjadi sasaran gelombang serangan Brazil. Sedangkan Silvan Widmer dan Ricardo Rodriguez menempati kedua sayap pertahanan.

    Granit Xhaka menjadi poros penting dalam permainan Swiss bersama dua gelandang tengah lainnya yakni Remo Freuler dan Djibril Sow dalam formasi menyerang 4-3-3.

    Di sini, Xherdan Shaqiri, Breel Embolo, dan Ruben Vargas akan bermain sejajar di sepertiga terakhir lapangan untuk mendahului meneror Brazil sebelum terlalu jauh menginvasi daerah pertahanan Swiss.

    Statistik penting kedua tim

    Ini pertemuan ketiga Braziol dan Swiss dalam pertandingan putaran final Piala Dunia.

    Kedua tim terakhir kali bertemu pada fase grup Piala Dunia 2018 di Rusia di mana mereka imbang 1-1. Mereka juga imbang 2-2 dalam Piala Dunia 1950.

    Dalam sembilan pertandingan melawan Swiss, Brazil mencatatkan tiga kemenangan, empat seri, dan dua kekalahan.

    Brazil tak terkalahkan selama kualifikasi Piala Dunia Qatar, sudah lima kali menjuarai Piala Dunia dan favorit menjuarai Piala Dunia yang keenamnya.

    Swiss lolos ke babak knockout dalam tiga dari empat Piala Dunia terakhirnya pada 2006, 2014 dan 2018, tetapi tersingkir pada fase grup pada 2010.

    Brazil selalu tampil dalam putaran final Piala Dunia sejak 1930 tetapi belum pernah mencapai final sejak menjuarai Piala Dunia 2002.

    Swiss tidak terkalahkan selama babak kualifikasi dengan memuncaki grup yang di dalamnya terdapat juara Eropa, Italia. (ANT)

  • PSSI Dukung Piala Dunia Dua Tahunan

    PSSI Dukung Piala Dunia Dua Tahunan

    JAKARTA, BANPOS – PSSI mendukung rencana gelaran Piala Dunia dilaksanakan dua tahun sekali. Selain itu, PSSI minta FIFA untuk menolak negara yang pernah menjadi penyelenggara Piala Dunia kembali mengajukan diri menjadi tuan rumah.

    Hal itu disampaikan PSSI melalui Sekjen PSSI Yunus Nusi saat hadir pada Federasi Sepakbola ASEAN (AFF) secara virtual dan diikuti semua anggotanya. Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Presiden AFF Khiev Sameth dan diikuti oleh para negara-negara anggota AFF.

    Agenda utama dalam meeting itu membahas mengenai rencana dari FIFA yang mengusulkan agar piala dunia dapat berlangsung dalam dua tahun sekali. Usulan itu diterima oleh PSSI dan semua anggota AFF lainnya.

    “Pada dasarnya PSSI setuju dengan adanya percepatan piala dunia yang akan diselenggarakan setiap dua tahun sekali, baik itu untuk kelompok umur, dan senior,” jelas Sekjen PSSI Yunus Nusi.

    Selain itu jika piala dunia diselenggarakan setiap dua tahun sekali akan mempercepat antrean negara-negara yang berniat untuk mencalonkan menjadi tuan rumah piala dunia. Untuk itu Yunus mengusulkan agar hal itu dapat dibicarakan lebih lanjut dan dimatangkan kembali.

    “Kami menyarankan harus ada diskusi lebih mendalam antara AFF dan FIFA. Kemudian FIFA mengajukan proposal kepada tiap-tiap negara anggota agar bisa dikaji kembali dan dipertimbangkan oleh negara-negara tersebut,” kata Yunus.

    Yunus juga berharap ke depan AFF harus memiliki target untuk mengajukan negara-negara ASEAN yang siap menjadi tuan rumah. Tuan rumah itu bisa diselenggarakan bersama dengan negara ASEAN itu.
    PSSI berharap agar FIFA juga menolak pencalonan negara-negara yang pernah menjadi tuan rumah piala dunia. Hal itu bertujuan agar semua negara bisa merasakan menjadi tuan rumah piala dunia.

    Terkait piala dunia, PSSI juga berharap FIFA, AFC, dan AFF mendukung dan ikut penyukseskan Piala Dunia U-20 yang akan diselenggarakan di beberapa kota di Indonesia.

    “Untuk diketahui, kami saat ini sedang mengadakan kompetisi. Kami juga sedang konsentrasi untuk mempersiapkan penyelenggaraan Piala Dunia U-23 tahun 2023. PSSI mengharapkan dukungan semua pihak agar Piala Dunia U-20 nanti dapat berjalan dengan baik.(IPL/ENK/RMID)