Tag: Pilpres 2024

  • Ramaikan Pemilu 2024, PRIMA Siap Umumkan Dukungannya ke Salah Satu Capres

    Ramaikan Pemilu 2024, PRIMA Siap Umumkan Dukungannya ke Salah Satu Capres

    SERANG, BANPOS – Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) dalam waktu dekat ini akan segera mengumumkan sikap dukungannya kepada salah satu Calon Presiden (Capres) yang akan berkontestasi di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 nanti.

    Ketua Umum PRIMA, Agus Jabo Priyono mengaku, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) telah diberikan mandat dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) III yang digelar 10-11 September 2023 untuk menentukan langkah politik dalam Pilpres 2024 mendatang.

    “DPP sudah merumuskan langkah konkrit untuk mendukung salah satu Capres yang akan bertarung di 2024 dan siap terlibat dalam koalisi dengan tetap membawa program hasil Rapimnas,” ujarnya pada Selasa (19/9).

    Agus Jabo mengungkapkan, salah satu program yang akan didorong oleh PRIMA kepada bacapres yang didukung adalah percepatan industrialisasi nasional.

    Menurutnya saat ini, sedang terjadi pergeseran kekuasaan kapitalisme dunia, dari yang semula kapital keuangan menuju kapital industri.

    “Kekuatan capital finance sedang mengalami penurunan. Terjadi pergeseran kekuatan dunia, negara dengan basis industri dan kemajuan teknologi, bergerak menguasai kekuatan ekonomi dan politik dunia,” katanya.

    Meski mendorong percepatan industrialisasi, namun Agus Jabo menekankan akan pentingnya menjunjung tinggi kemanusiaan serta menjaga kelestarian lingkungan hidup.

    Menurutnya, pembangunan di bidang apapun tidak boleh mengabaikan nilai-nilai dari dua aspek tersebut.

    “Percepatan industrialisasi nasional harus tetap menjujung tinggi kemanusiaan dan lingkungan hidup,” tuturnya.

    Selain itu, Agus Jabo juga mendorong kepada bacapres yang didukung partainya harus mampu mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

    Kemudian juga mampu bekerjasama dengan negara-negara yang sedang bangkit dengan tetap menitikberatkan kepada kepentingan nasional, pemerintahan yang kuat, kerakyatan dan bersih, serta persatuan nasional yang melibatkan seluruh komponen bangsa, baik dari unsur nasionalis, agamis maupun kerakyatan.

    Menurunya, landasan Persatuan Nasional ini adalah rekonsiliasi nasional untuk memperkokoh kedaulatan bangsa dan kesejahteraan rakyat.

    “Kita harus kembali ke jati diri bangsa dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar dan bintang untuk mewujudkan Indonesia yang adil makmur.”

    “Semua itu bisa diwujudkan dengan jalan Persatuan nasional dengan landasan rekonsiliasi nasional untuk Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur,” tandasnya. (CR-02)

  • Parpol Koalisi Mulai Saling Serang

    Parpol Koalisi Mulai Saling Serang

    JAKARTA, BANPOS – Hubungan antara partai koalisi pendukung pemerintah kini mulai tidak harmonis lagi. Sesama kader partai, sudah terang-terangan saling serang. Pemicunya tak lain karena beda koalisi untuk Pilpres 2024.

    Diketahui, pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres Kiai Ma’ruf Amin didukung oleh 7 partai politik. Mereka adalah PDIP, Golkar, Gerindra, NasDem, PKB, PAN dan PPP.

    Selama ini, mereka kompak mengamankan kebijakan strategis pemerintah melalui kader-kadernya di Senayan. Namun, menghadapi Pilpres 2024, ketujuh parpol pemerintah itu, memastikan tidak berada dalam 1 koalisi yang sama.

    Ketujuh parpol terpecah dalam 3 poros koalisi berbeda. PDIP – PPP berada di poros pendukung Ganjar Pranowo. Gerindra, Golkar, PAN tergabung dalam poros pendukung Prabowo Subianto. Terakhir, NasDem – PKB bersatu membentuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan dengan mengusung Anies Baswedan Muhaimin Iskandar.

    Perbedaan koalisi itu, membuat hubungan ke-7 parpol belakangan ini makin tidak harmonis. Bermula dari manuver PKB yang tiba-tiba keluar dari poros Prabowo dan memilih bergabung dengan NasDem untuk menjadi Cawapresnya Anies.

    Manuver PKB yang tiba-tiba itu mendapat sindiran dari Ketum PAN yang juga Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

    “Ya, kalau lampunya mati, mbok ngasih tangan. Ini belok nggak ngasih-ngasih sein,” sindir Zulhas sapaannya.
    Sindiran yang dilemparkan Zulhas itu dibalas Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid. Dia menyindir insting politik bos PAN itu tidak setajam ketumnya.

    “Alhamdulillah, permisi kita jalan duluan. Kita sudah sein, tapi PAN nyalip (menyalip) zigzag ugal-ugalan. Jadi kehilangan kemampuan melihat sein,” balas pria yang akrab disapa Gus Jazil itu.
    Bukan cuma PAN, Gerindra juga ikut menyindir PKB. Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani menyinggung soal komitmen. Sebab, menurut Muzani, PKB memutus komitmen secara tiba tiba.

    “Seperti ditinggal pacar, tiba-tiba meninggalkan, tetapi sudah itu pilihannya,” kritik Muzani.
    Belum kelar urusan soal manuver politik Cak Imin, kini Golkar – PKB ikut-ikutan saling serang.
    Hal ini bermula dari jualan politik PKB yang sesumbar BBM gratis bila pasangan Anies-Imin menang di Pilpres 2024.

    Ketua DPW Partai Golkar Jawa Barat Ace Hasan Syadzily menyebut janji itu sangat tidak realistis.

    ”Jangan mudah menjanjikan sesuatu tapi tidak realistis lah. Itu namanya janji palsu,” sindir Ace.
    Wakil Ketua Komisi VIII DPR ini menilai, tidak ada yang salah dengan subsidi BBM yang dilakukan pemerintah saat ini.

    “Seharusnya subsidi itu diberikan pada hal-hal yang produktif. Kita sudah berusaha untuk mengurangi subsidi BBM karena ingin subsidinya dialihkan kepada hal-hal yang produktif dan tepat sasaran,” kata Ace.

    Jauh sebelum itu, Gerindra terlebih dulu perang kata-kata dengan PDIP. Pemicunya karena Budiman Sudjatmiko mendukung Prabowo nyapres saat masih berseragam Banteng.

    PDIP curiga sikap Budiman yang kini pro Prabowo bukan murni keinginan sendiri. Namun, ada bujuk rayu dengan janji imbalan tertentu agar salah satu vokalis di PDIP itu, mau pindah dukungan di Pilpres 2024.

    “Setelah mengeroyok Ganjar Pranowo, mereka masih menggunakan bujuk rayu kekuasaan, mencoba bertindak tidak etis, terapkan devide et impera,” tuding Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Minggu, 20 Agustus.(PBN/RMID)

  • Ini Kata Demokrat Banten Soal Billboard yang Masih Bertengger Foto Anies Baswedan

    Ini Kata Demokrat Banten Soal Billboard yang Masih Bertengger Foto Anies Baswedan

    SERANG, BANPOS – DPD Partai Demokrat Provinsi Banten buka suara terkait dengan billboard milik mereka yang masih bertengger foto Anies Baswedan. Menurutnya, billboard itu dalam waktu dekat akan segera diganti dengan desain yang baru.

    Hal itu disampaikan oleh Sekretaris DPD Partai Demokrat Provinsi Banten, Eko Susilo. Melalui pesan WhatsApp, sejumlah billboard dan banner Partai Demokrat yang masih bergambar Anies, dalam waktu dekat akan segera diganti.

    “Rencana kita mau ganti, jadi sambil nurunin, sekalian ganti desain baru HUT Demokrat, insyallah paling lambat lusa,” ujarnya, Selasa (6/9) malam.

    Bukan tanpa alasan sejumlah billboard dan banner Partai Demokrat yang bergambar Anies Baswedan, tidak cepat-cepat diturunkan. Menurut Eko, pihaknya ingin ada efektifitas dan efisiensi biaya, dalam pergantian desain billboard itu.

    “Karena biaya nurunin sama biaya masang sama, sedangkan kita pasang 20 billboard. Jadi biar efektif dan efisien, kita turunkan saat pasang yang baru,” tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan, di sejumlah titik di Kota Serang, masih ditemukan banner dan billboard yang bergambarkan Anies-AHY. Seperti di persimpangan lampu merah Kebon Jahe, Kota Serang.

    Di sana, terdapat lebih dari 8 billboard yang berdiri, dua di antaranya digunakan oleh Partai Demokrat untuk melakukan ‘promosi’. Dari dua yang digunakan, satunya terdapat billboard yang bertengger gambar Anies Baswedan.

    Billboard tersebut berukuran 5×10 meter. Billboard itu berisikan para pimpinan inti dari DPD Partai Demokrat Banten, yakni Ketua Iti Octavia Jayabaya, Sekretaris Eko Susilo dan Bendahara Heni Sulastri.

    Di bagian atas billboard, terdapat gambar Anies-AHY yang membuat simbol mercy bersama-sama, menggunakan jari tangan mereka yang digabungkan. Di bawahnya bertuliskan ‘Perubahan & Perbaikan Untuk Indonesia Yang Lebih Baik’. (DZH)

  • Khofifah dan Susi Bersaing Jadi Cawapres Perempuan

    Khofifah dan Susi Bersaing Jadi Cawapres Perempuan

    JAKARTA, BANPOS – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mengusulkan calon wakil presiden (cawapres) perempuan, jika terjadi kebuntuan dalam penentuan cawapres yang hingga kini masih alot. Hal itu berdasarkan hasil riset digital yang dilakukan Partai Gelora, yang berhasil memotret pendapat warganet mengenai kemungkinan cawapres perempuan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

    Sebab, ketiga bakal calon presiden (capres), yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, tampaknya kesulitan dalam menentukan siapa cawapres yang akan mereka pilih, karena melakukan kalkulasi hitung-hitungan politik. Sehingga cawapres ketiga capres tersebut, terlihat masih menggantung hingga kini. Dan kemungkinan baru diputuskan pada saat-saat akhir menjelang pendaftaran pasangan Capres-Cawapres pada bulan Oktober 2023.

    “Dari hasil riset Gelora Petamaya bekerja sama dengan Lembaga Riset Digital Cakradata, warganet menyarankan agar cawapresnya berasal dari perempuan saja, banyak yang memiliki rekam jejak dan popularitas cukup tinggi,” kata Ketua Bidang Rekrutmen Anggota DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Endy Kurniawan dalam keterangannya, Rabu (30/8).

    Hal itu disampaikan Endy Kurniawan saat memaparkan hasil riset digital Gelora Petamaya Edisi ke-8 tentang ‘Pandangan Warganet terhadap Cawapres Perempuan’ yang ditayangkan di kanal YouTube pada Minggu (27/8) malam. Menurut Endy, warganet mulai memotret tentang perimbangan suara perempuan dan suara laki-laki dalam daftar pemilih Pemilu 2024, ternyata diketahui cukup berimbang.

    “Suara perempuan dan suara pria dalam daftar pemilih pada pemilu 2024, itu cukup berimbang tinggi. Makanya warganet menyarankan agar cawapresnya perempuan untuk menjaga keseimbangan tersebut,” katanya.
    Karena itu, Partai Gelora merasa terpanggil untuk membahas secara khusus tentang bakal cawapres perempuan, dengan menyorot persepsi warganet menjadi perhatian utama agar posisi wakil presiden (Wapres) tidak sekedar menjadi ban serep.

    Sebab, Wapres tupoksi utamanya adalah menjadi pembantu Presiden, menjadi pengganti saat Presiden berhalangan. Sedangkan di masa pemilihan presiden seperti 2024 sekarang, cawapres bisa menjadi ‘modal’ elektoral yang bisa mendongkrak elektabilitas capres.

    “Data riset digital kami ambil dari data digital pada 1 Januari-15 Agustus 2023. Dan dari simulasi yang kami lakukan, muncul nama cawapres perempuan di sana,” katanya. Dalam melakukan riset ini, Gelora Petamaya dan Cakradata memasukan keyword nama-nama beberapa bakal cawapres perempuan.

    “Misalnya muncul yang tertinggi itu nama Khofifah Indar Parawansa diusulkan menjadi nama cawapres untuk mengamankan suara Nahdlatul Ulama sebesar 25 persen. Dan yang kedua, adalah Susi Pudjiastuti sebesar 24 persen, karena dianggap layak sebagai bakal cawapres,” ungkapnya.

    Sedangkan yang ketiga, bukan memunculkan nama, tetapi suara 24 persen warganet mengusulkan, kenapa tidak Wakil Presiden perempuan, karena akan mencetak sejarah Indonesia.

    “Keempat, pendapat dari warganet sebesar 17 persen mengatakan, cawapres perempuan akan punya peran penting terhadap isu lingkungan. Dan yang terakhir, kelima sebesar 9 persen ada keinginan warganet untuk mendapatkan bakal cawapres yang membawa menginspirasikan kaum perempuan,” paparnya.
    Ada beberapa nama cawapres perempuan yang diusulkan mendampingi capres Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

    Pertama adalah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebesar 63.177 suara warganet. Lalu, yang kedua mantan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti sebesar 48.361 suara. Kemudian ketiga mantan Wali Kota Surabaya yang kini menjadi Menteri Sosial Tri Rismaharini sebesar 46.830 suara.

    “Riset ini setidaknya ini menggambarkan perbincangan yang terjadi di dunia maya dan referensi warganet terhadap siapa yang cocok dianggap sebagai cawapres perempuan yang mewakili kepentingan tertentu dan merepresentasikan mereka,” katanya.

    Endy berharap cawapres perempuan bisa menjadi pertimbangan bagi ketiga capres dalam menentukan cawapresnya. Karena elektabilitas para capres saat ini masih berkisar antara 36-38 persen. “Dengan masuknya capres perempuan ini perlu dilihat sebagai sebuah kemungkinan untuk menaikkan elektabilitas capres tersebut di atas 50 persen. Partai Gelora sendiri telah menentukan dukungannya ke Prabowo Subianto, dan tidak mengusulkan cawapres, tetapi kami ingin memberikan pemahaman inspirasi kepada masyarakat,” tegas Endy.

    Menanggapi usulan cawapres perempuan, Ketua Bidang Gaya Hidup, Hobi dan Olahraga (Gahora) DPN Partai Gelora Kumalasari Kartini mengatakan, peran perempuan tidak bisa dipandang sebelah mata dalam membangun bangsa Indonesia. Sebab, kaum perempuan tidak hanya memikirkan nasib generasi bangsa setiap 5 tahun sekali seperti yang dilakukan para politisi, tetapi selamanya.

    “Tidak ada yang lebih tepat dalam memikirkan generasi bangsa itu selain di tangan para ibu atau perempuan. Di tangan para ibu-lah kebangkitan masa depan generasi bangsa Indonesia bisa ditentukan,” kata Kumalasari Kartini.

    “Karena itu tepat, Wapres 2024 diisi perempuan. Sebab, jangan pernah anggap remeh peran perempuan dalam membangun bangsa indonesia. Indonesia juga pernah punya Presiden perempuan (Megawati Soekarniputri),” imbuhnya. Sementara Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan, keberadaan cawapres selama ini menjadi hak prerogatif dari seorang capres.

    “Capres secara sepihak bisa memutuskan siapa cawapres yang akan mendampinginya seperti halnya seorang Presiden mengangkat menterinya, karena pada dasarnya seorang wakil presiden juga adalah pembantu presiden. Memang nggak ada fungsinya, kalau tidak difungsikan,” kata Fahri.

    Sehingga ketika masa era Presiden Soeharto, maka Wapresnya adalah orang dekat Soeharto. Ketika BJ Habibie naik menjadi Presiden menggantikan Soeharto, memilih tidak menggunakan Wapres.

    “Nah, ketika masa Gus Dur dan Megawati. Yang jadi Presiden bukan berasal dari perolehan suara terbanyak, PDIP. Tetapi justru Gus Dur yang Presiden dan Megawati yang jadi Wapres, karena situasi politik saat itu menjadi jalan tengah agar tidak ada konflik,” katanya.

    Fahri menilai posisi Wapres yang dianggap berfungsi dan memberikan warna bagi perjalanan bangsa Indonesia, adalah Wakil Presiden Muhammad Hatta (Bung Hatta) di era Presiden Soekarno (Bung Karno).
    “Bung Hatta itu seorang intelektual besar, kalau bicara ilmu administrasi itu tidak ada tandingannya. Dia juga seorang sarjana hukum yang paham betul ketatanegaraan, dan dia juga seorang ekonomi,” tandasnya.(PBN/RMID)

  • Pidato Puan Mulai Membakar

    Pidato Puan Mulai Membakar

    JAWA TENGAH, BANPOS – Ketua DPP PDIP, Puan Maharani semakin mahir berpidato. Buktinya, bisa kita saksikan saat putri Megawati Soekarnoputri itu, berpidato di Apel Siaga Pemenangan Pileg dan Pilpres 2024 PDIP, di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (26/8) malam. Setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya, mampu membakar semangat para kader Banteng. Video pidato Puan ini pun langsung viral.

    Apel Siaga ini, dihadiri sekitar 33 ribu kader PDIP. Di acara ini, Puan hadir bersama Capres PDIP Ganjar Pranowo. Keduanya kompak memakai baju hitam. Sementara, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hadir secara virtual menyaksikan ribuan kader riuh bergemuruh memeriahkan apel akbar.

    Acara ini turut dihadiri Ketua Harian Perindo, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang “Pacul” Wuryanto, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, dan Ketua Fraksi PDIP DPR, Utut Adianto. Beberapa politisi PDIP lainnya yang juga tampak hadir, seperti Abidin Fikri, Johan Budi, Trimedya Panjaitan, dan Junimart Girsang.

    Untuk membakar semangat seluruh kader PDIP yang hadir di Stadion Jatidiri, Bung Karno ikut dihadirkan ke tengah-tengah stadion dan memberikan orasi dalam bentuk hologram. Bukan hanya itu, dalam tampilan visual terlihat Presiden Pertama RI itu menyerahkan tongkat kepemimpinan sebagai tanda meneruskan perjuangan. “Saya titipkan Tanah Airku, Indonesia-ku,” sebut Bung Karno, sambil menyerahkan tongkat komando, dalam hologram tersebut.

    Tak lama kemudian, muncul hologram Megawati yang menyampaikan pidatonya. Dia minta seluruh kader Banteng di Tanah Air bangkit dengan jiwa Pancasila, dan bergerak serentak untuk mengabdi pada Allah dan pada Tanah Air demi Indonesia yang merdeka sejati. “Merdeka, merdeka!” pekik Mega.

    Selanjutnya, Puan dipanggil pemandu acara untuk menaiki panggung dengan diiringi lagu “Maju tak Gentar”. Puan yang didaulat menerima tongkat kepemimpinan dari Bung Karno, tegas menyatakan, siap menerima amanat dari Bapak Bangsa tersebut.

    Dengan suara lantang, Puan menyebut tongkat itu adalah harapan Bung Karno agar generasi selanjutnya dapat berjuang untuk bangsa dan negara dan menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh elemen masyarakat.

    “Kita, PDI Perjuangan, akan mewujudkan Pemerintah ke depan dipimpin oleh kader terbaik PDI Perjuangan, yaitu Bapak Ganjar Pranowo,” kata Puan, yang disambut gemuruh kader yang hadir.

    Puan lantas mengundang Ganjar naik ke atas panggung, dan diperkenalkan sebagai sosok pemimpin Indonesia ke depan. Sambil memberikan tongkat komando, Puan mengangkat tangan Ganjar sambil mengajak berkeliling menyapa kader yang hadir dari setiap sisi panggung.

    Dalam kesempatan ini, Ganjar ikut menyampaikan pidato. Setelahnya, giliran Puan berorasi. Layaknya orator kelas wahid, Ketua DPR perempuan pertama ini, mengajak seluruh kader yang hadir untuk sama-sama berjuang dalam mewujudkan kehidupan rakyat yang sejahtera.

    Demi mewujudkan itu, ia meminta seluruh kader merapatkan barisan dan berjuang bersama memenangkan PDIP dan Ganjar. “Malam ini kita berkumpul untuk menyatukan semangat dan langkah juang dalam memenangkan Pemilu 2024. Siap?” kata Puan berapi-api. “Siap,” sambut para hadirin.

    Puan mengatakan, PDIP telah melahirkan salah satu kader terbaiknya dalam tubuh Presiden Jokowi. Selama 2 periode menjabat presiden, kata Puan, Jokowi telah membuat program-program yang sejalan dengan visi misi partai untuk mensejahterakan rakyat.

    Puan menekankan, PDIP sudah dan ikut mengawal seluruh program Jokowi, karena programnya merupakan program partai. Dengan demikian, dia meminta para kader memenangkan Ganjar dalam Pilpres karena menjadi representasi partai.

    “Setuju?” tanya Puan dengan suara bergetar. “Setuju,” jawab para kader PDIP kompak bersamaan.

    Dengan kemenangan Ganjar, Puan menilai Indonesia akan menjadi negara maju yang mandiri dan berdaulat. Tapi, hal itu punya tantangan besar. Sebab, Pemilu 2024 telah membuat kawan menjadi lawan.

    Bahkan, ada banyak pihak yang mau membuat PDIP terpecah belah dan menjadi partai politik yang lemah. Ia pun menganggap itu seperti hantaman badai gelombang yang harus bisa dilalui.

    “Tapi, tapi, bukan Banteng namanya kalau ciut. Bukan PDI namanya kalau takut bertempur. Bertempur demi kebenaran. Kita adalah para pejuang untuk Indonesia. Siaaapppp?” kata Puan, dengan bersemangat.

    “Sekali Banteng tetap Banteng, sekali PDI Perjuangan, tetap PDI Perjuangan. Siaaappp? Siaaappp? Siaaappp?” sambung Puan, yang disambut gemuruh para kader.

    Puan lalu menyampaikan, PDIP telah banyak melewati tantangan, tapi para militannya mampu dipelihara dengan baik oleh Megawati. Dengan demikian, dia meminta para kader menyampaikan ke seluruh masyarakat bahwa partainya akan terus berjuang bersama rakyat demi tujuan dan cita-cita bersama.

    “Kita kobarkan api perjuangan untuk menang. Jaga soliditas, tingkatkan militansi, tegak lurus bergerak dibawah komando partai. Siap? Solid?” tanya Puan mengobarkan semangat kepada seluruh kader yang hadir. “Siap!!” jawab seluruh kader secara serempak.

    Melihat pidato tersebut, Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira menilai, Puan mulai memiliki semangat perjuangan Bung Karno yang telah diturunkan kepada Megawati. Hal itu dianggapnya sebagai hal positif, sebab dapat menularkan semangat perjuangan kepada para kader PDIP di seluruh Indonesia. Ia pun menilai sosok Bung Karno seperti hidup dalam diri Puan, karena orasinya bisa membakar semangat penontonnya.

    “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, begitu kata pepatah. Begitu pun dengan Mbak Puan tentu mewarisi kemampuan berorasi dari orang tua, Ibu Megawati dan dari kakeknya Bung Karno. Secara alamiah, kemampuan itu akan tumbuh dan berkembang dalam diri figur seperti Mbak Puan,” kata Andreas, kepada Rakyat Merdeka, semalam.

    Sementara itu, Pengamat politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menilai, gaya pidato Puan memang harus disampaikan dengan semangat. Dia bilang, hal itu agar bisa mencerminkan semangat juang Megawati dan Soekarno.

    Dengan hal itu, Ujang menilai, Puan bisa mendapat nilai tambah di mata para kader. Sekaligus menegaskan bahwa dirinya mampu menjadi orator yang baik. “Jadi itu adalah gaya dan strategi komunikasi Puan untuk menunjukkan bahwa dia anak biologis Megawati dan keturunan ideologi Bung Karno,” kata Ujang, semalam. (RMID)

    Berita ini telah tayang di https://rm.id/baca-berita/parpol/185825/apel-siaga-di-semarang-viral-pidato-puan-mulai-membakar

  • Relawan Buruh Sahabat Ganjar Deklarasi Di Bumi Sriwiijaya

    Relawan Buruh Sahabat Ganjar Deklarasi Di Bumi Sriwiijaya

    SUMATERA SELATAN, BANPOS – Relawan Buruh Sahabat Ganjar yang dikomandoi Andi Gani Nena Wea terus bergerilya untuk memenangkan Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

    Kali ini, Relawan Buruh Sahabat Ganjar Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) resmi dideklarasikan di Rambang Semesta Ballroom, Palembang, Minggu (27/8).

    Ribuan buruh memenuhi ruangan deklarasi dan mereka tak henti-hentinya terus meneriakkan yel yel dukungan untuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

    Deklarasi tersebut sekaligus pelantikan pengurus Relawan Buruh Sahabat Ganjar Tingkat Provinsi Sumsel.

    Sekretaris Jenderal Relawan Buruh Sahabat Ganjar, Mustopo melantik langsung Ketua DPD Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Sumsel Abdullah Anang Muhammad sebagai Ketua Relawan Buruh Sahabat Ganjar Provinsi Sumsel.

    Ketua Umum Relawan Buruh Sahabat Ganjar Andi Gani Nena Wea menegaskan, buruh akan all out dan terus berjuang mendukung Ganjar Pranowo.

    “Kami memastikan akan all out mendukung Ganjar Pranowo. Karena, Ganjar punya integritas yang luar biasa dan rekam jejak yang baik,” katanya.

    Andi Gani menilai, sosok Ganjar dekat dengan rakyat, mau mendengarkan suara dan bergerak bersama buruh. Ganjar juga mau berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak buruh.

    Menurut Andi Gani, sosok Ganjar sangat cocok untuk melanjutkan program pembangunan yang sudah dirintis Presiden Joko Widodo.

    “Kami terus bergerak di seluruh Tanah Air memenangkan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Sumsel merupakan provinsi keenam dideklarasikannya Relawan Buruh Sahabat Ganjar setelah Jawa Barat, Sumatra Utara, Banten, Jawa Timur, dan Lampung,” tegasnya.

    Andi Gani menambahkan, gerakan Relawan Buruh Sahabat Ganjar saat ini merupakan transformasi dari Relawan Buruh Sahabat Jokowi yang dibentuknya.

    Gerakan ini serupa dengan yang dilakukannya saat mendukung Jokowi di Pilgub DKI Jakarta 2012, Pilpres 2014 dan 2019.

    “Saya yakin, buruh dan pekerja mayoritas di gerbong Ganjar dalam Pilpres 2024. Dukungan ribuan buruh akan jadi jalan kemenangan Ganjar,” tegasnya.

    Presiden KSPSI ini sangat optimistis dukungan dari buruh mampu membawa Ganjar menang dalam Pilpres nanti.

    Untuk diketahui, KSPSI pimpinan Andi Gani Nena Wea merupakan konfederasi buruh terbesar di Indonesia. Ia kini juga memegang jabatan sebagai Presiden Konfederasi Buruh Asean Trade Union Council (ATUC).

    Hal ini tentu akan memudahkan Andi Gani melakukan konsolidasi sekaligus menarik suara buruh migran Indonesia yang ada di beberapa negara seperti di Singapura, Malaysia, Thailand, dan beberapa negara penempatan buruh migran lainnya.

    “Relawan Buruh Sahabat Jokowi juga akan melakukan deklarasi besar-besaran di Gedung TNG Hong Kong yang dihadiri ribuan buruh migran Hong Kong serta Macau pada 10 September mendatang,” ucapnya.

    Sementara itu, Ketua Relawan Buruh Sahabat Ganjar Provinsi Sumsel Abdullah Anang Muhammad memastikan jika Ganjar menjadi presiden, maka buruh akan semakin sejahtera.

    Menurutnya, kepemimpinan Jokowi dan Ganjar memiliki banyak kesamaan. Ia mengatakan, saat ini sudah ada ribuan buruh di Sumsel yang siap memanaskan mesin untuk pemenangan Ganjar.

    “Kami konsisten akan menyasar basis-basis pekerja di Bumi Sriwijaya Sumsel untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai presiden mendatang,” tegasnya.

    Untuk diketahui, Relawan Buruh Sahabat Ganjar merupakan organ sayap khusus pemenangan Ganjar yang dibentuk Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea.

    Gerakan relawan ini terbukti sangat gencar dengan melakukan deklarasi di seluruh Indonesia. Lampung merupakan provinsi kelima pelaksanaan deklarasi.

    Setelah Sumsel, Relawan Buruh Sahabat Ganjar akan melaksanakan deklarasi di Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Maluku, dan Papua. Tak hanya didalam negeri, Relawan Buruh Sahabat Ganjar juga menyasar suara pekerja Indonesia di luar negeri seperti Hong Kong, Taiwan dan beberapa lokasi lainnya yang merupakan basis buruh migran demi memenangkan Ganjar Pranowo. (RMID)

    Berita ini telah tayang di https://rm.id/baca-berita/nasional/185869/relawan-buruh-sahabat-ganjar-deklarasi-di-bumi-sriwiijaya

  • Ketum PKN Anas Urbaningrum Adu Gagasan

    Ketum PKN Anas Urbaningrum Adu Gagasan

    JAKARTA, BANPOS – Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum mengatakan, bahwa sejauh ini partainya belum menentukan sikapnya untuk berkoalisi.

    “Yang pasti PKN sampai sekarang belum menentukan pilihan politik untuk mendukung siapa,” kata Anas Urbaningrum usai lakukan blusukan membagikan sekira 2 ribu paket sembako kepada sejumlah warga di RT 05/RW 09, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (24/8).

    Ia menuturkan, jika koalisi untuk Pilpres 2024 yang terbentuk saat ini, masih sangat dinamis dan berubah.

    “Orang ini kan koalisinya masih belum terbentuk kan, masih ya relative late lah, relatif cair,” ujarnya.

    Lalu, Anas menjelaskan, PKN akan menentukan sikap politiknya apabila, koalisi yang terbentuk resmi terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

    “Biarkan kami partai yang paling muda itu menunggu koalisinya paten dulu, kemudian jodoh politiknya siapa ya kan,” tuturnya.

    Ia pun menjawab pertanyaan awak media, terkait apakah partainya berpeluang mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) 2024.

    Anas mengatakan, hingga saat ini yang diperlukan adalah bagaimana agar Indonesia mengalami kemajuan setiap tahapan.

    Kemudian, menurutnya kemajuan Indonesia bukan terletak pada istilah perubahan ataupun berkelanjutan.

    “Yang penting bukan adu istilah, tetapi adu jalan pikiran yang benar agar tiap tahap itu naik pangkat,” tegasnya.

    Dengan demikian, lanjutnya jika PKN akan berkoalisi dengan partai politik (parpol) manapun bukan karena soal adanya jargon-jargon tertentu.

    “Jadi PKN itu ketika nanti menentukan pilihan, tidak terfokus pada jargon-jargon,” ujarnya.

    Selain itu, Anas juga menjelaskan, bahwa PKN akan mempelajari perubahan maupun keberlanjutan yang dimaksud.

    “Jargonnya perubahan atau misalnya melanjutkan. Kami akan pelajari detailnya seperti apa. Kalau perubahan apa yang mau dirubah, kalau melanjutkan apanya yang dilanjutkan,” jelasnya.

    Sebab, Anas menganggap mengenai nama koalisi bukan sebuah hal yang substansial untuk diperdebatkan.

    “Jadi kami tidak mau emosional, tertarik untuk masuk pada perdebatan-perdebatan terminologis dan jargonistik. Itu tidak substantif menurut saya,” pungkasnya.

    Diketahui, saat ini peta koalisi Pilpres 2024 sudah terbagi pada tiga poros, yakni poros PDI Perjuangan (PDIP), bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hanura, dan Perindo.

    Keempat partai politik (parpol) ini mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres).

    Poros kedua, yaitu Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang mendukung Prabowo Subianto sebagai capres.

    KKIR diisi Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Golkar, dan Partai Bulan Bintang (PBB). Terkahir, poros ketiga adalah Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mendukung Anies Baswedan.

    KPP dibentuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS), NasDem, dan Demokrat. (RMID)

    Berita Ini Telah Terbit Di https://rm.id/baca-berita/parpol/185503/ketum-pkn-anas-urbaningrum-capres-harus-adu-gagasan-bukan-istilah

  • Mega Turun Gunung Demi Dongkrak Ganjar

    Mega Turun Gunung Demi Dongkrak Ganjar

    YOGYAKARTA, BANPOS – Megawati Soekarnoputri mulai keluar “kandang”. Ketum PDIP itu mulai rajin turun gunung menemui masyarakat dan kader banteng di berbagai daerah. Diyakini, langkah ini diambil Mega untuk mendongkrak Ganjar Pranowo, Capres yang didukung partai yang dipimpinnya.

    Dalam dua hari ini saja, Mega sudah menghabiskan waktu di Daerah Istimewa Yogyakarta. Di Kota Gudeg ini, agenda yang dijalani Mega cukup padat. Ganjar Pranowo, Capres yang diusung PDIP setia mendampingi Presiden ke-5 RI itu, dalam berbagai kegiatannya.

    Hari pertama, Selasa (22/8), Mega meresmikan kantor DPD PDIP Yogyakarta dan berdialog dengan kader-kader banteng hingga jelang sore. Selanjutnya, Mega langsung menghadiri acara relawan Ganjar yang bertemakan ‘Temu Kebangsaan’ di Royal Ambarukmo.

    Di hari kedua kemarin, Mega bergeser ke daerah Sleman. Masih ditemani Ganjar, Mega meresmikan patung Bung Karno di tempat berkumpulnya budayawan dan seniman Yogya bernama Omah Petroek yang terletak di kawasan Pakem, Sleman.

    Mega dan Ganjar tiba di lokasi pukul 12.50 WIB. Patung Bung Karno setinggi 7 meter di kaki Gunung Merapi itu, masih ditutupi tirai berwarna hitam. Jadi belum bisa terlihat ekspresi patung Proklamator RI tersebut. Di momen ini lah, pihak panitia mengistimewakan Mega.

    Sebagai anak biologis Bung Karno, Mega pun diberi kesempatan untuk meresmikan patung tersebut. Mega yang mengenakan pakaian putih berselendang biru itu, diminta menekan tombol merah, untuk membuka tirai patung ayahnya.

    Setelah ditekan, tirai yang menutupi patung Bung Karno pun perlahan-lahan terbuka. Sehingga terlihat jelas ekspresi patung Proklamator Kemerdekaan RI itu. Patung ini menggambarkan raut wajah Bung Karno yang berapi-api. Seperti sedang berorasi, dengan mengacungkan tangan kanannya ke arah Sang Saka Merah Putih. Sementara tangan kirinya memegang buku.

    Dalam setiap acara yang dihadirinya, Mega diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan. Berbagai persoalan bangsa hingga dinamika politik selalu disinggung Mega. Tak lupa, Mega juga berulang kali mengingatkan para kader untuk terus bergerak ke akar rumput untuk memenangkan partai dan Ganjar.

    Politisi senior PDIP, Hendrawan Supratikno tidak menampik, Mega sekarang mulai turun gunung. Kata dia, kedatangan Mega 2 hari di Yogyakarta bukanlah yang terakhir. Banyak daerah yang akan didatangi Mega untuk menyapa rakyat dan kader PDIP di bawah.

    “Bu Mega akan terus turun,” tegas Hendrawan, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

    Tak hanya Mega, kata Hendrawan, Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR Puan Maharani juga akan banyak turun gunung ke daerah-daerah. Besok (25/8), Puan dijadwalkan hadir di Semarang, Jawa Tengah dalam agenda internal PDIP.

    “Semua akan turun untuk menunjukkan partai solid, serempak bergerak,” tekan dia.

    Kegiatan Mega yang sudah rajin turun gunung juga diakui Plt Ketum PPP, Muhammad Mardiono. Sebagai mitra koalisi dengan PDIP, Mardiono mengaku senang melihat Mega yang aktif turun ke bawah untuk mensosialisasikan Ganjar ke masyarakat.

    Menurut Mardiono, aksi turun gunung Mega ke daerah, juga tak lepas dari ikhtiar mencari Cawapres yang akan mendampingi Gajar. Kata dia, Mega tentu akan mempertimbangkan banyak hal sebelum mengambil keputusan soal siapa Cawapres yang akan ditunjuk mendampingi Ganjar.

    “Beberapa hari kemarin Bu Megawati sudah ke Yogya. Nah, kalau Bu Megawati sudah mulai turun, ini sebuah sinyal bahwa kita pasti akan lolos begitu,” kata Mardiono.

    Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Prof Kacung Marijan menilai wajar Mega turun gunung. Menurutnya, aksi Mega yang mulai turun ke akar rumput ada kaitannya dengan elektabilitas Ganjar yang dalam beberapa bulan terakhir sempat disalip Prabowo Subianto.

    “Sebagai ketua partai yang mencalonkan Pak Ganjar, Bu Mega tentu ingin calonnya menang. Ketika elektabilitas Pak Ganjar naik turun, ya wajar kalau Bu Mega berusaha ikut memperbaikinya,” terang Prof Kacung, kemarin.

    Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Kamis (24/8), dengan judul “Mega Turun Gunung Demi Dongkrak Ganjar”. (RMID)

    Berita Ini Telah Terbit Di https://rm.id/baca-berita/pemilu/185257/mega-turun-gunung-demi-dongkrak-ganjar

  • Pengamat: Ganjar dan Anies Paslon yang Saling Melengkapi

    Pengamat: Ganjar dan Anies Paslon yang Saling Melengkapi

    JAKARTA, BANPOS – Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menanggapi wacana menduetkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024. Menurutnya, kedua tokoh ini bisa menjadi paslon yang saling melengkapi.

    “Menduetkan keduanya sebagai upaya untuk saling melengkapi, sehingga Ganjar dan Anies seperti pasangan yang ideal,” kata Bawono, Selasa (22/8).

    Bawono juga menyebut, karakteristik Ganjar dan Anies memiliki kecocokan. Sebab, keduanya sama-sama berlatar belakang kepala daerah, Ganjar memimpin Jawa Tengah dan Anies memimpin DKI Jakarta.

    “Ganjar dan Anies memiliki pengalaman dalam memimpin daerah. Apabila berduet, saling melengkapi satu sama lain,” jelas dia.

    Sebelumnya, wacana menduetkan Ganjar dan Anies berhembus dari pernyataan Ketua DPP PDIP Said Abdullah saat menanggapi hasil survei yang dirilis Litbang Kompas. Dalam survei tersebut, elektabilitas Ganjar berada di atas Anies. Namun, Said menilai Anies bukan kompetitor. Dia lantas bicara kalau keduanya dapat bergabung menjadi satu kekuatan di 2024.

    “Bagi kami, Anies Baswedan bukan kompetitor yang patut diremehkan. Beliau dengan Ganjar adalah sosok calon pemimpin yang cerdas. Keduanya sama sama dalam satu almamater, kampus terhebat di Indonesia, yakni Universitas Gajah Mada. Apalagi jika keduanya bisa bergabung menjadi satu kekuatan, tentu akan makin bagus buat masa depan kepemimpinan nasional kita ke depan, sama sama masih muda, cerdas, dan enerjik,” ujarnya, Senin (22/8).

    Kode-kode bersatunya Ganjar dan Anies pun sudah pernah dilontarkan beberapa waktu yang lalu. Kode tersebut bahkan disampaikan sendiri oleh Ganjar saat bertemu Anies saat keduanya tampil satu panggung mengisi acara di kawasan Kuningan, Jakarta, 29 Juli 2023.

    Saat bertemu, Ganjar dan Anies bersalaman. Sambil berkelakar, Ganjar melontarkan pertanyaan kepada awak media, “Kita cocok, enggak?”

    Saat menjadi pembicara, Ganjar mengungkit cerita persahabatanya dengan Anies sejak di Yogyakarta. Ia menyatakan telah bersahabat lama dengan Anies. “Mas Anies itu sahabat lama saya,” ujar Ganjar. (RMID)

  • Relawan Jokowi Se-Jatim Deklarasi Dukung Prabowo

    Relawan Jokowi Se-Jatim Deklarasi Dukung Prabowo

    PONOROGO, BANPOS – Dukungan kepada Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto terus berdatangan. Terutama dari elemen Relawan Joko Widodo (Jokowi). Terbaru, Relawan Jokowi se-Jawa Timur (Jatim) deklarasi mendukung Menteri Pertahanan (Menhan) di Ponorogo, Minggu (6/8).

    “Kami menangkap pesan restu dari Pak Jokowi atas dukungan kepada Pak Prabowo,” kata Koordinator Relawan Jokowi se-Jawa Timur, Afifuddin dalam keterangannya Senin (7/8).

    Menurutnya, masyarakat dari berbagai elemen semakin bergelombang memberikan dukungan kepada Prabowo untuk melanjutkan kepemimpinan Presiden Jokowi.

    Afifuddin menerangkan, saat deklarasi, dihadiri berbagai simpul wilayah Jawa Timur di antaranya Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Tulungagung, Blitar, Trenggalek, Kediri, dan se-Mataraman.

    “Kami sebagai pengikut setia Pak Jokowi, menyatukan tekad, meluruskan niat, dan mensolidkan suara memberikan dukungan ke Pak Prabowo Subianto untuk meneruskan estafet kepemimpinan sebagai Presiden 2024-2029,” tuturnya.

    Dukungan ini, lanjut dia, dilakukan atas inisiasi para relawan. Para relawan melihat, Prabowo dinilai membuktikan loyalitasnya terhadap Jokowi dan berkinerja apik. Alhasil, kinerja Presiden Jokowi meraih apresiasi tinggi dari masyarakat berkat kinerja Prabowo sebagai menteri.

    Dukungan relawan, katanya, juga melihat aspek tantangan Indonesia di masa mendatang. Indonesia butuh pemimpin yang mengerti persaingan global. (RMID)