Tag: PKM Universitas Terbuka

  • Kolaborasi Tim Dosen PKM UT dan Budi Luhur Sosialisasikan Digitalisasi Manajemen Bank Sampah

    Kolaborasi Tim Dosen PKM UT dan Budi Luhur Sosialisasikan Digitalisasi Manajemen Bank Sampah

    JAKARTA, BANPOS – Tim Dosen PKM Universitas Terbuka (UT) dan Universitas Budi Luhur menemukan keterbatasan pengelolaan bank sampah (BS) dengan digitalisasi manajemen Bank Sampah Dahlia RW 01 Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.

    Berdasarkan survei yang dilakukan, ditemukan bahwa seluruh pencatatan kegiatan BS Dahlia baik kegiatan bertransaksi dengan nasabah maupun transaksi dengan pengepul, masih menggunakan cara manual.

    Hal ini terungkap dalam kegiatan kunjungan ke Bank Sampah Dahlia RW 01 Petukangan Selatan, beberapa waktu lalu.

    Dalam kunjungannya, Tim Dosen PKM hadir memberikan sosialisasi dan pelatihan digital manajemen bank sampah, sebagai wujud pengembangan Bank Sampah Dahlia berbasis website dan mobile application.

    Hadir dalam kesempatan tersebut, Sri Rahayu, selaku pemateri PKM ‘Digital Manajemen BS Dahlia’.

    Dalam penyampaiannya, ia mengungkapkan bahwa beberapa waktu yang lalu, Tim Dosen PKM dari UT dan Universitas Budi Luhur telah melakukan survei dan wawancara dengan pengurus Bank Sampah Dahlia RW 01 Petukangan Selatan.

    Pihaknya kemudian menemukan seluruh pencatatan kegiatan BS Dahlia baik kegiatan bertransaksi dengan nasabah maupun transaksi dengan pengepul belum menggunakan sistem komputerisasi, namun masih menggunakan cara manual.

    “Sehingga dokumen data nasabah, tabungan nasabah, hingga pelaporan data keuangan belum dapat dikelola secara maksimal. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan pengurus terkait cara mengelola bank sampah dengan digitalisasi manajemen,” ujarnya.

    Ia menyebut sistem pencatatan secara manual itu masih kurang efektif dan tidak efisien, karena data yang dicatat masih harus digunakan sebagai bukti transaksi yang kemungkinan dapat hilang, data duplikat ataupun rusak.

    Kemudian, masalah selanjutnya yang dapat timbul dalam pengelolaan data secara manual tersebut adalah pihak manajemen Bank Sampah Dahlia atau pengurus akan mengalami kesulitan dalam melakukan penelusuran data, jika sewaktu-waktu dibutuhkan pencarian data.

    “Berdasarkan permasalahan yang ada, Tim Dosen PKM hadir untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara memberikan sosialisasi dan pelatihan digital manajemen bank Sampah sebagai wujud pengembangan Bank Sampah Dahlia berbasis website dan mobile application.

    Web service ini menggunakan metode RESTful API dengan keamanan JWT, untuk mempermudah kegiatan operasional bank sampah dari sisi pengelola maupun dari sisi nasabah Bank Sampah Dahlia,” tandasnya.

    Ketua Tim PKM ‘Digital Manajemen BS Dahlia’, Eha Saleha, mengatakan bahwa program pengabdian pada masyarakat berupa PKM digital manajemen BS Dahlia merupakan PKM hasil Kerjasama dari UT dan Universitas Budi Luhur, yang dirasa perlu melakukan hal positif untuk membantu pemerintah dan masyarakat mengatasi sampah di DKI Jakarta dan kota besar lainnya.

    Menurutnya, pengembangan BS melalui digitalisasi manajemen atau sistem informasi berupa aplikasi ini dapat membantu untuk pengelolaan data berupa data tabungan nasabah, laporan transaksi dengan nasabah ataupun laporan transaksi sampah yang dijual ke pengepul.

    “Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan sistem dapat memberikan informasi yang akurat dan memuaskan serta dapat menciptakan efisiensi di dalam pelaksanaan kegiatan bank sampah,” katanya.

    Dengan begitu, kata dia, Tim Pengurus BS Dahlia akan lebih mudah dalam menjalankan tugasnya.

    Selanjutnya, nasabah menjadi semakin percaya dan merasa aman dengan tabungannya, karena dikelola dengan baik dan nasabah bisa langsung mengakses informasi di website ataupun handphone tanpa harus datang ke Bank Sampah Dahlia.

    “Harapan kami, program pengabdian masyarakat ini dapat bermanfaat untuk kebersihan, kesejahteraan dan pembangunan masyarakat DKI Jakarta,” ucapnya.

    Sementara itu, Ketua RW 01 Petukangan Selatan, Susi, mengaku senang dan sangat berterima kasih atas bantuan berupa barang-barang kebutuhan BS Dahlia dan pembelajaran Aplikasi digital manajemen yang akan memperingan pekerjaan para pengurus BS Dahlia.

    “Dengan kehadiran Tim Dosen PKM dari Universitas Terbuka dan Universitas Budi luhur ke Bank Sampah Dahlia RW 01 Petukangan Selatan ini, kami sangat senang. Adanya aplikasi ini, kami tidak akan mengalami kesulitan dan kesalahan lagi dalam mencatat dan mendokumentasikan semua transaksi, baik dengan nasabah maupun dengan pengepul,” terangnya. (*)

  • Jejak Kolaborasi PKM Universitas Terbuka bersama YKC Ajak UKM Melek Legalitas dan Ijin Edar Usaha

    Jejak Kolaborasi PKM Universitas Terbuka bersama YKC Ajak UKM Melek Legalitas dan Ijin Edar Usaha

    SERANG, BANPOS – Berangkat dari kepedulian PKM Universitas Terbuka (UT) yang melihat akan minimnya kesadaran pelaku usaha untuk melengkapi legalitas dan ijin edar usaha, PKM UT memilih mitra yang memiliki kepedulian terhadap pembinaan dan pendampingan UMKM, salah satunya Yayasan Karisma Creativa (YKC). Kedua lembaga ini sepakat untuk mengemas kegiatan ini dalam 3 rangkaian kegiatan yaitu pendampingan pembuatan NIB, Pendampingan Sertifikasi Halal dan Pendamping Produk Industri Rumah Tangga (PIRT).

    Sekretaris YKC, Andri, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian pendamping dan relawan UKM untuk membersamai UKM maju, berwawasan dan kompetitif. Kegiatan ini melibatakan 45 UMKM penerima pendampingan NIB, 25 pendampingan Sertifikasi Halal dan 10 pendampingan PIRT yang dilaksanakan dalam 3 Kegiatan.

    “Termin pertama hari ini 30 Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Serang mengikuti sosialisasi dan pendampingan pembuatan legalitas usaha mulai dari Nomor Induk Berusaha, Sertifikasi Halal dan Produk Industri Rumah Tangga. Yang akan dilanjutkan dengn kegiatan pendampingan dan Sosialisasi tahap kedua di akhir bulan Juni 2023,” ujarnya, Jumat (26/5/2023) di Pelangi of House, Kaujon, Kota Serang.

    Menurutnya, YKC merupakan wadah bagi para relawan UMKM menggandeng salah satu komunitas yang bergerak aktif di Kota serang yaitu Komunitas Jejak baik. Dengan Jargon khasnya ‘Jejak Baik satu Langkah Seribu Kebaikan’.

    “Kegiatan ini menyasar pelaku UMKM low Risk atau resiko rendah berbasis kuliner di Kota Serang,” ucapnya.

    Kegiatan tersebut dilakukan kolaborasi dari Komunitas Jejak Baik yang merupakan mitra Yayasan Karisma Creativa, bersama dengan PKM Universitas Terbuka (UT) yang menyasar pelaku UMKM low Risk atau resiko rendah berbasis kuliner di Kota Serang pada Jumat (26/5/2023) di Pelangi of House, Kaujon, Kota Serang.

    Ketua Tim PKM Universitas Terbuka, Julia Safitri, mengungkapkan bahwa pasca pandemi Covid-19, semakin berkembang pelaku UMKM yang salah satunya dampak dari PHK. Sebagai akademisi, pihaknya berupaya untuk membantu masyarakat agar perputaran ekonominya terus berjalan, salah satunya dengan memberikan edukasi.

    “Kami melihat semakin berkembangnya pelaku UMKM pasca Covid-19, maka sebagai akademisi ingin membantu supaya masyarakat ekonominya terus berjalan. Bermula dari hal kecil, sehingga nanti menimbulkan hal yang besar,” ungkapnya.

    Ia berharap, ketika nanti produk-produk masyarakat semua sudah berizin resmi, produk tersebut bisa dipasarkan ke luar daerah. Seperti halnya produk yang berbahan kering, apabila sudah ada legalitas dan bersertifikat halal, bisa dikirim hingga ke luar negeri.

    “Bahkan masyarakat bisa mengirim produk sampai ke luar negeri, itu bisa aja asalkan sudah berizin, sudah bersertifikat halal. Kami berharap selanjutnya produk-produk yang sudah berizin ini akan mendunia, tapi sekarang kita mulai dulu dari hal kecil,” jelasnya.

    Julia berharap, dengan hadirnya PKM UT bersama Komunitas Jejak Baik, pedagang dengan kategori menengah ke bawah yang membutuhkan pertolongan ini dapat komitmen dengan apa yang sudah dimulai. Sehingga kedepan setelah memiliki perizinan resmi, maka diharapkan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti produknya dituntut atau digugat.

    “Kami dari bagian akademisi melihat potensi ekonomi masyarakat terus bergulir. Bagaimana mereka bisa melakukan keberlangsungan hidup dengan cara berjualan, seperti jual es teh manis, jualan kue, gorengan dan banyak sekali produk lainnya,” tandasnya.

    Sementara itu, Ketua Komunitas Jejak Baik, Nasrullah, mengatakan bahwa pihaknya tidak hanya melakukan pendampingan kepada para pelaku UMKM saja. Sebab, Jejak Baik merupakan komunitas yang isinya para pendamping mulai dari pendamping koperasi hingga pendamping pertanian.

    “Alhamdulillah pada tahun ini kita telah menyelenggarakannya beberapa pendampingan, khususnya di wilayah Kota Serang. Khusus untuk program pendampingan kali ini, alhamdulillah bisa bekerja sama dengan Universitas Terbuka melalui bidang pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.

    Dengan adanya kegiatan pendampingan ini, ia berharap masyarakat khususnya pelaku UMKM bisa terfasilitasi dalam melengkapi legalitasnya yaitu NIB, sertifikasi halal dan PIRT. Oleh sebab itu, pendampingan ini dilakukan secara terus-menerus sehingga pelaku UMKM ini dapat terbantu dan menjalankan usahanya tanpa ada rasa khawatir.

    “Kami dari komunitas yang bergerak di bidang sosial ingin membantu melalui pendampingan kepada masyarakat yang memang membutuhkan pendampingan. Kalau untuk usaha, mungkin yang dibutuhkan adalah pendampingan terkait legalitas usaha, mudah-mudahan kami bisa menjangkau lebih luas lagi ke wilayah kabupaten kota yang ada di Provinsi Banten,” tandasnya.

    Sarmani, Owner Susu Kedelai Murni, menjadi bagian dari peserta yang berhasil mendapatkan sertifikasi halal untuk produk usaha yang sudah dijalankannya selama 10 tahun. Ia mengaku gembira sekaligus haru, karena sejauh ini cukup kesulitan untuk mendapatkan legalitas usaha.

    “Alhamdulillah saya senang sekali, karena selama 10 tahun menjual produk susu kedelai murni, baru hari ini mendapatkan sertifikat halal,” ujarnya.

    Sarmani mengatakan dirinya sangat terbantu sekali dengan adanya sosialisasi dan pendampingan pembuatan legalitas usaha yang dilaksanakan oleh Jejak Baik. Sebab, selama dirinya berusaha, sama sekali tidak ada yang memberikan pendampingan hingga akhirnya mendapatkan legalitas atas produk yang diberi nama ‘Vitasoy’ ini.

    “Selama ini saya cukup kesulitan membuat legalitas usaha, baru kali ini setelah pendampingan, saya dapat sertifikat halal. Agak kaget tapi senang, karena ketika yang lain dipanggil dan menerima NIB, saya sendiri dapat sertifikat halal, ini akan menambah penyemangat bagi saya dalam berusaha,” tandasnya. (MUF)