CILEGON, BANPOS – Pasca musibah banjir bandang yang menerjang di sejumlah wilayah Kota Cilegon pada Senin (4/5) pagi, mengakibatkan sementara waktu penerangan aliran listrik dari PLN hingga malam hari dimatikan. Bahkan, RSUD Cilegon tampak gelap gulita karena genset yang dimiliki terendam air dan tidak bisa dinyalakan.
Manager PT PLN Cabang Cilegon Putu Kesama mengatakan, pihaknya memadamkan 76 gardu listrik di wilayah Kota Cilegon akibat banjir bandang. Pemadam listrik dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya korsleting serta demi keamanan warga.
Lebih lanjut Putu mengatakan, pemadam listrik mulai dilakukan sekitar pukul 14.00 WIB. Sejumlah wilayah di Cilegon dipadamkan satu diantaranya Perumahan Metro Cilegon.
“Ada dua lokasi yang kita padamkan listriknya. Lokasi pertama ada di Grogol sekitar 20 gardu listrik lagi yang belum padam. Sementara untuk Perumahan Metro ada sekitar 50 gardu listrik lagi yang masih kita padamkan aliran listriknya,” kata Putu saat dikonfirmasi, Senin (4/5).
Putu menjelaskan, saat ini petugas PLN sedang berusaha menyalakan kembali gardu yang padam. Ia mengaku ada yang belum dinyalakan karena lokasi terendam banjir.
“Saat ini petugas sedang melakukan pengecekan ke beberapa gardu. Karena kondisi di sana masih banjir dan susah di tembus. Untuk dapat menembus jalan itu juga, petugas kami juga harus menggunakan parahu karet untuk menembus ke lokasi,” jelasnya.
Pihaknya mengaku akan secepatnya menyalakan gardu listrik yang belum menyala. Petugas saat ini masih terus berupaya menyalakan listrik di sejumlaj lokasi.
“Secapatnya akan dinyalakan. Untuk anggota sendiri kita siapkan ada 5 unit. 3 unit di tempatkan di Perumahan Metro Cilegon dan 2 unit di Lingkungan Grogol. Untuk masing-masing unit itu ada 20 petugas PLN,” pungkasnya.
Sementara itu, Kasubag Umum dan Kepegawaian pada RSUD Cilegon Faruk Oktavian mengatakan, saat ini pihaknya sangat membutuhkan penerangan seperti genset sebagai alat penerangan dan sangat urgent.
“Gensetnya tidak bisa dinyalakan karena terendam banjir. Ini urgent banget. Kalau untuk sewa, kami tidak tahu, sementara banjir belum surut,” katanya.
Hal senada dikatakan Fariz, warga komplek Metro Cilegon. Menurut dia selain makanan, selimut serta bantuan lainnya. Yang paling urgent adalah penerangan, karena evakuasi terhadap warga korban banjir terus berlanjut.
“Air sampai dengan saat ini masih belum surut, kami membutuhkan penerangan dititik-titik tertentu untuk dilakukan pemantauan. Apalagi evakuasi masih berjalan dan masyarakat juga masih banyak dirumah masing-masing untuk berkemas-kemas dan membereskan barang-barangnya,” ujarnya.
Dia mengatakan, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan BPBD untuk mendatangkan genset. Namun sampai dengan saat ini bantuan itu belum datang. Pria yang merangkap sebagai ketua RW di komplek Metro tersebut menyatakan, selain Genset, pihaknya juga butuh ambulans keliling untuk dilakukan pengecekan kesehatan, karena banyak balita.
”Sudah komunikasi dengan BPBD, sampai dengan saat ini alat tersebut belum datang. Dan juga tim medis untuk pengecekan kesehatan terhadap balita,” tandasnya.
Sebelumnya, Akibat derasnya arus banjir, sejumlah mobil hanyut. Peristiwa mobil hanyut terjadi di Batu Lawang, Grogol, Cilegon. Dua mobil tampak hanyut diterjang banjir hingga masuk ke parit.
Selain di Batu Lawang, mobil hanyut terjadi di akses masuk jalan tol Cilegon Barat. Mobil Camry dan Jazz tampak tersungkur dihantam derasnya aliran air yang turun dari bukit.
Petugas BPBD Cilegon masih melakukan asesmen dan evakuasi di lokasi banjir. Polisi terlihat masih mengatur arus lalu lintas di jalan utama Cilegon-Merak.
Dampak banjir membuat gerbang tol Cilegon Barat ditutup. Kendaraan yang hendak ke luar Cilegon Barat dialihkan ke GT Merak. Sedangkan kendaraan yang masuk GT Cilegon Barat terpaksa bersabar menunggu air surut.
“Kita tutup dulu karena seperti dilihat ketinggian air 1,5 meter. Kalau sudah surut baru nanti dibuka,” kata Kaur Binops Satlantas Polres Cilegon, Iptu Tampubolon. (LUK/RUL)