TANGERANG, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang meminta masyarakat waspadai bahaya kebakaran seiring terjadinya kekeringan sebagai dampak fenomena El-Nino. Bencana kebakaran terutama berpotensi terjadi dipicu akibat korsleting listrik lantaran kulit kabel listrik memuai pada musim panas.
“Makanya kami mengimbau masyarakat Kota Tangerang jangan membakar lahan kering atau membuat tabunan (pembakaran sampah, red) sembarangan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang, Maryono Hasan saat ditemui di ruangan kerjanya, Kamis (3/8).
Menurut Maryono, berdasarkan perkiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada awal hingga akhir Agustus 2023 ini fenomena El Nino melanda Kota Tangerang. Untuk itu, pihaknya sudah melakukan mitigasi.
“Fenomena El Nino itu akibat penurunan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik sampai Samudra Hindia. Nah, pada saat terjadi pengurangan debit air di bawah dan menyebabkan suhu tinggi dan ini menyebabkan kekeringan,” ungkapnya.
Karena itu, BPBD telah melakukan upaya mitigasi dengan cara membentuk posko siaga berdasarkan peraturan walikota sejak Mei lalu dengan melibatkan instansi lain seperti TNI/Polri, Kejari, bahkan Pengadilan Agama maupun relawan yang dibina BPBD.
“Untuk OPD terkait juga sudah kita libatkan seperti Dinkes, PUPR, Satpol PP, DKP, Dinsos, Perkim dan lain sebagainya,” terangnya. Dikatakannya, rentang waktu El Nino biasanya terjadi setiap 5-7 tahun sekali. Terakhir terjadi pada 2015 lalu. “Jadi imbauan kita kepada masyarakat Kota Tangerang adalah jangan sampai buang sampah sembarangan, lalu jangan buat tabunan terutama di lahan kosong, dan periksa instalasi listrik terutama yang berusia di atas 20 tahun,” katanya.
Sedangkan untuk masyarakat yang hendak beraktivitas di luar disarankan agar menggunakan sunblock dan lain sebagainya. “Dan kalau tidak salah Bendung Katulampa juga mengering ya, untungnya setelah kita berkoordinasi dengan PDAM itu pasokannya masih aman,“ ungkapnya.
Terpisah, Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Banten Apolinaris Samsudin Geru mengatakan beberapa kecamatan di Provinsi Banten sudah masuk kategori waspada dan siaga kekeringan akibat El Nino. BMKG menyebut ada lima kecamatan yang sudah masuk kategori siaga, yaitu di Kota Tangerang dan Serang.
“Dalam kategori siaga, ada di Kota Tangerang, yaitu di Batuceper, Jatiuwung, Karawaci, Periuk. Di Kabupaten Serang di Kecamatan Pontang. Ini yang jadi perhatian karena daerah ini sudah ada indikasi kategori siaga karena peringatan dini kekeringan meteorologis merupakan peringatan awal dari adanya gejala kekeringan lainnya, diantaranya agrometeorology maupun kekeringan hidrologis,” kata Apolinaris di kantor BPBD Banten, Jalan Syekh Nawawi Al Bantani, Serang, Kamis (3/8).
Apolinaris mengatakan ada daerah-daerah di Banten bahkan tidak mengalami hujan dalam 31-60 hari terakhir. Kecamatan Pontang di Serang adalah salah satu yang masuk kategori siaga.
Termasuk di Kecamatan Neglasari yang mengalami hari tanpa hujan cukup lama. “Bahwa untuk saat ini musim di Provinsi Banten semua daerah zona musim, sudah mengalami musim kemarau. Walaupun ada hujan intensitas ringan di beberapa kecamatan atau lokasi, namun secara umum sudah masuk musim kemarau,” tambahnya. BMKG meminta Pemprov Banten melakukan antisipasi berupa mitigasi kekeringan saat menghadapi kemarau. Sebab, kata dia, sudah ada daerah yang masuk kategori waspada dan siaga. “Ini perlu disikapi bersama,” paparnya.
Untuk kategori waspada kekeringan, daerah yang sudah masuk dikatakan ada di Lebak. Khususnya di pesisir di Kecamatan Bayah, Curug Bitung, dan Sajira. Kemudian di Cilegon ada Kecamatan Cibeber dan Jombang. Di Kota Tangerang ada di Ciledug, Karang Tengah, dan Pinang. Sedangkan di Kabupaten Tangerang ada di Mauk, serta Tangerang Selatan ada di Kecamatan Serpong Utara. Kemudian ada di Kabupaten Serang, yaitu Kecamatan Waringinkurung. (PBN/BNN)