Tag: Prabowo Subianto

  • Menteri PDIP Tak Mungkin Mundur

    Menteri PDIP Tak Mungkin Mundur

    YOGYAKARTA, BANPOS – PDIP yang dipimpin Megawati Soekarnoputri diyakini akan terus mengawal dan mensukseskan pemerintahan Jokowi sampai tuntas. Karena itu, isu menteri-menteri dari PDIP akan mundur setelah Gibran Rakabuming Raka menjadi Cawapres Prabowo Subianto, hanyalah hoaks belaka.

    Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno memastikan, tidak ada isu “bedhol desa” menteri PDIP dari kabinet. “Ah, nggak-nggak. Ana-ana wae (ada-ada saja), aeng-aeng wae, gitu lho (ada-ada saja). Nggak ada, nggak,” kata Pratikno, saat berkunjung ke Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Rabu (25/10/2023).

    Pratikno menegaskan, hubungan semua menteri di kabinet tetap harmonis. Mereka semua juga masih fokus bekerja. “Harmonis, kerja, fokus,” ungkap Pratikno.

    Jumlah menteri dan wakil menteri PDIP di kabinet Jokowi ada delapan. Mereka adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menkumham Yasonna H Laoly, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri PAN-RB Azwar Anas, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, dan Wakil Menteri Dalam Negeri John Wempi Wetipo.

    Pernyataan Pratikno diperkuat Pramono Anung. Kata Pramono, hubungan Presiden Jokowi dengan PDIP baik-baik saja. Termasuk juga dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. “Hubungan baik-baik saja,” ucapnya.

    Mantan Sekjen PDIP ini mencontohkan dirinya yang tetap ceria. “Saya saja cerah ceria. Pokoknya hubungannya baik-baik saja, cerah ceria, dan rumor yang beredar itu, sudah nggak benar, lah,” ucapnya.

    Pramono menyatakan, yang terjadi jelang Pilpres 2024 adalah ranah partai politik. Dia pun memastikan, Pemerintah fokus bekerja. “Yang jelas kita tetap kerja seperti biasa,” tandasnya.

    Yasonna H Laoly juga meyakini, hubungan Jokowi dengan Mega tidak berubah meski berbeda jalan di Pilpres 2024. “Baik-baik saja, nggak ada masalah ya,” ucapnya.

    Mengenai nasib Gibran di PDIP, Yasonna enggan menduga-duga. Menurutnya, penentuan nasib keanggotaan Gibran di PDIP urusan DPP. “Saya belum dapat informasi dari DPP. Ya, silakan itu kan hak dia (Gibran) untuk maju dalam kontestasi ini. Saya kira DPP akan memberikan pandangannya,” tutur dia.

    Benarkah menteri-menteri PDIP tidak akan mundur dari kabinet? Pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad, menilai tidak ada urgensinya para menteri PDIP mundur dari kabinet.

    “Mereka memiliki hak untuk berada dalam kabinet. Pemerintahan ini sebenarnya adalah pemerintahan mereka,” ucap Saidiman, saat dihubungi Rakyat Merdeka, Rabu (25/10/2023).

    Dia menjelaskan, PDIP merupakan pengusung utama pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Meski saat ini Jokowi dan PDIP renggang, bukan berarti menteri-menteri banteng harus keluar.

    “Sudah sepatutnya PDI Perjuangan ada di dalam pemerintahan. Pemerintahan ini dibentuk terutama oleh PDI Perjuangan,” tegasnya.

    Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Kamis (26/10), dengan judul “Menteri PDIP Tak Mungkin Mundur”. (RMID)

    Berita Ini Telah Terbit Di https://rm.id/baca-berita/parpol/194186/menteri-pdip-tak-mungkin-mundur

  • Akhir Duel Prabowo vs Jokowi

    Akhir Duel Prabowo vs Jokowi

    SERANG, BANPOS – KONTESTASI Pilpres makin mengerucut. Tiga pasangan ganda putra sudah resmi diusung oleh tiga kelompok koalisi. Pertempuran sesungguhnya pun dimulai dari sini.

    Pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka menjadi ganda terakhir yang dideklarasikan ke publik sebagai bakal calon Presiden RI periode 2024-2029.

    Terlepas dari semua kontroversinya, duo beda generasi ini menjadi kontestasi sepertinya bakal berlangsung seru.

    Sebelum Prabowo-Gibran, pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar disusul Ganjar Pranowo – Mahfud MD sudah lebih dulu terbentuk. Bahkan, kedua ganda putra itu sudah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai Bakal calon Presiden dan Wakil Presiden.

    Terbentuknya tiga koalisi parpol di pemilihian Presiden, mengakhiri era duel yang terjadi dalam dua periode sebelumnya. Dalam pemilihan Presiden 2014 dan 2019, pertarungan head to head sealalu terjadi antara Prabowo Subianto versus Joko Widodo.

    Di Pilpres 2014, Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa dikalahkan JOkowi yang berpasangan dengan Jusuf Klla. Demikian pula di tahun 2019, Prabowo

    yang berganti pasangan dengan Sandiaga Uno dikalahkan Jokowi yang juga mengganti pasangannya dengan KH Ma’ruf Amin.

    Berkaca dari dua duel itu, polarisasi antar anak bangsa begitu terasa dan nyata. Kemunculan istilah cebong, kampret, kadal gurun, dan lain-lain, menggambarkan bagaimana perbedaan pandangan memicu perpecahan.

    Di era reformasi, terjadi duel dalam kontestasi Pilpres memang hanya terjadi di era Jokowi vs Prabowo.

    Sebelumnya, Pilpres diikuti tiga pasangan calon, bahkan pernah sampai lima pasangan calon.

    Di akhir era duel Jokowi vs Prabowo ini, Jokowi pun tak lagi berseberangan dengan Prabowo. Bahkan, Gibran Rakabuming Raka yang merupakan putra sulung Jokowi, kini berpasangan dengan mantan kompetitornya dalam pilpres.

    Politik memang tak bisa diprediksi. Tetapi itulah yang terjadi dan harus kita terima dan jalani sebagai realita.

    Namun, yang pasti, setidaknya kekhawatiran akan terjadinya polarisasi dalam ajang pilpres kali ini bisa ditekan. Karena pilihannya bukan soal kelompokku atau
    kelompokmu, karena masih ada kelompok mereka yang berkompetisi di ajang ini.

    Akhir era duel antar Jokowi vs Prabowo pun harus ditandai sebagai akhir dari polarisasi yang meresahkan. Sebagai anak bangsa yang sama-sama hidup di alam
    demokrasi, ayo kita memilih dan berkompetisi dengan fair dan asik.

    Karena pada akhirnya, sebagian besasr dari kita akan kembali ke dunia nyata setelah kontestasi ini berakhir. Kita akan kembali menjadi warga Negara Indoensia yang gemar bergotong royong dan dikenal dunia karena keramahannya.

    Tinggal mereka yang memenangi pertarungan antara ganda putra itulah yang akan menunaikan tugasnya, dan menuntaskan janji-janjinya. (*)

  • Efek Gibran Tidak Berdampak

    Efek Gibran Tidak Berdampak

    SERANG, BANPOS – PDI Perjuangan mengklaim efek dari pencalonan Putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Prabowo Subianto tidak terlalu berdampak. Menurut PDIP, semangat para kader masih menguat.

    Ketua DPC PDIP Kota Serang, Bambang Janoko mengaku tidak merasa galau terkait hengkangnya putra sulung Jokowi tersebut. Dirinya mengaku walaupun tanpa adanya Gibran maupun Jokowi, PDIP tetap Kuat.

    “Saya tidak merasa galau ya, biasa saja. Jadi kalau PDI Perjuangan, itu sudah hal biasa,” ucapnya.

    “2014 silam Jokowi jadi rebutan, tapi nyatanya kita menang. Jadi mau ada pak Jokowi mau ada Gibran di PDI perjuangan kita ga ngurus itu, fokus dari pada kader-kader partai, gimana caranya memenangkan Ganjar dan Mahfud, itu saja. Mau Gibran dengan siapa, mau pak Jokowi ada di PDI Perjuangan mau tidak, ya kita ga melihat itu. Konsen dari pada seluruh partai bagaimana pak Ganjar dengan Mahfud menang,” sambungnya.

    Dalam pemenangan Ganjar dan Mahfud dalam Pilpres 2024 mendatang, pihaknya telah membahas hal tersebut dengan para partai koalisi.

    “Kalau persiapan, kemarin kita rapat partai secara internal. Ke depan, kita bagaimana komunikasi dengan partai-partai pendukung seperti PPP, Hanura, Perindo dan seluruh relawan yang ada di Kota Serang bagaimana untuk memenangkan ganjar,” ucapnya.

    Dirinya mengaku bahwa saat ini sudah terdapat lebih dari 20 relawan yang ikut dalam pemenangan pasangan Ganjar dan Mahfud dalam Pilpres mendatang.

    “Banyak, ada lebih 20 relawan. Kita sudah sepakat, mereka-mereka orang mau berjibaku dan bekerja keras memenangkan Ganjar dan Mahfud,” ucapnya.

    Bambang menerangkan, pasangan Ganjar dan Mahfud merupakan pasangan yang sangat cocok untuk memimpin negara Indonesia untuk lima tahun ke depan.

    “Bisa dilihat dari rekam jejak mereka berdua sudah paripurna, pak ganjar pernah di DPR 2 kali, Gubernur juga pernah. Mahfud MD kurang apa, di eksekutif sudah, legislatif sudah, yudikatif juga sudah menjadi ketua MK. Rekam jejak dia (Mahfud, red), track record dia luar biasa ga ada celah untuk Ganjar dan Mahfud yang jelek-jeleknya,” terangnya.

    “Dia (Ganjar dan Mahfud, red) bersih, dia pendekar hukum. Biasa membantu wong cilik. Jadi ke depan, kalau mereka yang memimpin saya yakin seyakin-yakinnya Indonesia 2045 akan mendapatkan Indonesia emas,” imbuhnya.

    Dirinya memastikan bahwa pihaknya akan kembali meraih Hattrick dalam kontestasi politik 2024 mendatang. Selain itu dirinya mengimbau agar masyarakat bisa dengan jeli memilih pemimpin yang akan mengemban amanah memimpin negara Indonesia untuk lima tahun mendatang.

    “Ya itu tetap (target hattrick, red), itu sudah komitmen kita, menang pileg, menang partai dan menang presidennya. Masyarakat harus liat dan jeli, memilih seseorang itu bukan hanya sekedar nama, partai. Tapi lima tahun ke depan mau jadi apa Indonesia ini, masyarakat harus betul-betul memilih calon presiden yang memiliki track recordnya bagus, orang baik pilih orang baik,” tandasnya.

    Sementara, Sekretaris DPD Partai Golkar Provinsi Banten Bahrul Ulum mengatakan, keputusan pimpinan pusat mendukung sosok Gibran sebagai cawapres telah menjelma menjadi ‘sebuah titah’ yang harus dipatuhi oleh seluruh kader partai berlambang pohon beringin itu.

    “Tidak ada tawar menawar, tidak ada alasan lain sebagai kader Partai Golkar,” tegasnya saat dihubungi lewat sambungan telepon WhatsApp pada Senin (23/10).
    Atas hal itulah kemudian ia pun juga turut menegaskan, DPD Partai Golkar Provinsi Banten telah menginstruksikan seluruh kader di tingkatan daerah kabupaten/kota untuk dapat memenangkan sosok Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 nanti.

    “Kita instruksikan semua kabupaten/kota dari DPD Provinsi Banten untuk memenangkan pasangan yang sudah dimandatkan oleh DPP Partai Golkar,” ujarnya.
    Terkait target kemenangan di Provinsi Banten, Bahrul mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa menetapkan begitu saja secara sepihak terkait hal itu.

    Karena menurutnya, berbicara soal kemenangan, maka perlu ada kerjasama dengan mitra koalisi untuk dapat memenangkan calon tersebut di Banten.

    “Yang pasti harus menang. Persoalan-persoalan dasar kita bicarakan nanti dengan mitra koalisi di daerah, baik di Banten maupun di Kabupaten/Kota,” ucapnya.
    Sekretaris DPD II Partai Golkar Kota Cilegon, Isro Mi’raj menyampaikan bahwa pihaknya akan memenangkan pasangan Prabowo-Gibran sesuai amanah rapimnas dari DPP Partai Golkar.

    “Iya (siap memenangkan pasangan Prabowo-Gibran,-red) karena itu sudah menjadi keputusan partai, maka partai di daerah tegak lurus terhadap keputusan DPP,” kata Isro usai menghadiri peresmian sumur bor di Kelurahan Kepuh, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Senin (23/10).

    Dikatakan Isro, lantaran hasil rapimnas DPP Golkar menetapkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Capres dan Cawapres pada Pemilu 2024. Maka dari itu, pihaknya di daerah atau lebih tepatnya di DPD II Partai Golkar Kota Cilegon akan tegak lurus dalam menjalankan amanah rapimnas.

    “Karena itu hasil proses rapimnas, maka kami tegak lurus terkait bagaimana menjalankan amanah rapimnas,” tuturnya.

    Saat disinggung mengenai target untuk memenangkan Prabowo-Gibran di wilayah Kota Cilegon. Isro mengaku belum menerima mandat atau arahan mengenai target-target tersebut.

    “Kalau target-target belum, itu perlu dikordinasikan, intinya bagaimana nanti juklak juknis dari DPP turun ke provinsi dan itu akan ditindaklanjuti oleh kami di daerah,” tandasnya.

    Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Lebak menyambut Gibran Rakabuming Raka sebagai Bakal calon wakil presiden (Bacawapres) mendamping Bakal calon presiden (Bacapres) Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024.

    “Tentu kita sangat menyambut baik Mas Gibran sebagai Bacawapres mendampingi Bacapres Pak Prabowo,” kata Ketua DPC Gerindra Lebak, Bangbang, Senin 23 Oktober 2023.

    Menurut Bambang, sebagai sosok muda, Putra sulung Jokowi ini diyakini akan menggaet pemilih milenial di Indonesia dengan kolaborasi Prabowo dan Gibran akan dapat memenangkan kontestasi di Pilpres 2024.

    “Itu Kolaborasi pasangan yang sempurna, mewakili anak muda dan mewakili kalangan tua. Kami akan optimalkan potensi milenial di wilayah Kabupaten Lebak” ujarnya.
    Dalam hal ini, pihaknya sudah instruksikan para Bacaleg Gerindra di Lebak untuk all out memenangkan Prabowo-Gibran. Tak hanya itu saja, terang Bambang, juga harus membantu mensosialisasikan Prabowo Subianto kepada masyarakat, sehingga Gerindra menang dan Prabowo jadi Presiden. “Kami juga optimistis pada Pilpres 2024 di Kabupaten Lebak menargetkan meraih suara 65 persen untuk Prabowo-Gibran,” paparnya.

    Sementara itu, terpisah, Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Idrus Marham meminta agar penetapan sosok Gibran sebagai Cawapres tidak terlalu dipersoalkan, bahkan menimbulkan konflik di tengah masyarakat.

    “Jangan mengedepankan saling caci maki, harus kembali ke perdebatan konseptual,” katanya usai menghadiri agenda diskusi di Kampus UIN SMH Banten pada Senin (23/10).

    Politikus senior Golkar itu menilai dengan terpilihnya sosok Gibran sebagai Cawapres, justru dapat menjadi inspirasi dan juga ilustrasi kedepan bahwa pemimpin yang bakal menjabat merupakan anak muda.

    “Tapi inspirasi ini penting, bagus kan pemimpin muda sudah berproses dan kualitasnya dapat dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

    Oleh karenanya ia meminta kepada semua pihak untuk dapat memberikan penilaian yang berimbang terhadap sosok cawapres usungan partainya itu.

    “Tapi disisi lain karena ini dikaitkan, harus dinetralisir, sisi positifnya kita hilangkan, sisi negatifnya saja, ya berimbanglah,” ucapnya.

    Disinggung soal adanya isu bakal bergabungnya sosok Gibran ke dalam Partai Golkar, mantan Menteri Sosial (Mensos) itu memilih untuk tidak terlalu banyak berkomentar.

    Ia menegaskan bahwa hal itu merupakan hak politik masing-masing, partainya tidak bisa mengintervensi ranah tersebut.

    “Hak berpolitik masing-masing, mau masuk partai mana itu hak mereka,” tandasnya.(CR-01/CR-02/wdo/LUK/pbn)

  • Prabowo Minta Ketemu Bu Mega

    Prabowo Minta Ketemu Bu Mega

    JAKARTA, BANPOS – Keputusan Prabowo Subianto memilih Gibran Rakabuming Raka yang ber-KTA PDIP sebagai Cawapres dikhawatirkan akan menimbulkan perang antara Gerindra dengan PDIP, atau retaknya hubungan Prabowo dengan Megawati Soekarnoputri. Agar kekhawatiran itu tidak terjadi, Prabowo minta waktu ke Mega untuk bertemu. Namun, sampai kemarin, Mega belum kasih jawaban.

    Keinginan Prabowo itu disampaikannya langsung usai memimpin Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra, di Hotel The Dharmawangsa Jakarta, Senin (23/10/2023). Dihadapan para kadernya, Prabowo mengakui memiliki hubungan baik dengan Mega meskipun berseberangan dalam Pilpres.

    Prabowo mengaku telah meminta waktu bertemu dengan Mega terkait keputusannya menggaet Gibran menjadi Cawapres. Diketahui, hingga kini Gibran masih menjadi kader PDIP dan sempat ditugaskan sebagai Jurkam (juru kampanye) untuk pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Capres-Cawapres yang diusung PDIP.

    “Saya sudah minta waktu untuk menghadap Ibu Mega dan masih menunggu,” ungkap Prabowo.

    Namun, Menteri Pertahanan itu mengaku belum mengetahui kapan pertemuan dengan Presiden ke-5 itu akan terwujud. “Belum tahu kapan,” tambahnya.

    Sementara, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani memastikan, hubungan antara partainya dengan PDIP berjalan baik. “Hubungannya bagus, baik, akrab dalam suasana kekeluargaan yang baik dan mantap,” ucap Muzani.

    Apa tanggapan PDIP? Merespons hal tersebut, PDIP masih irit bicara. Politisi senior PDIP, Hendrawan Supratikno enggan menjawab apakah Mega sudah menerima permintaan Prabowo untuk bertemu. “No comments dulu,” tandas Hendrawan, kepada Rakyat Merdeka, Senin (23/10/2023).

    Senada, Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pereira mengaku belum tahu kabar tersebut. Andreas tidak bisa memastikan kapan Mega bakal menjamu Prabowo. “Nggak tahu saya,” jelas Andreas.

    Capres yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo ikut berkomentar soal niatan Prabowo itu. Namun, seperti kader PDIP lainnya, eks Gubernur Jawa Tengah 2 periode ini, mengaku tidak tahu.

    “Ya, saya belum tahu malah,” ujar Ganjar, di kawasan M Bloc, Jakarta Selatan, Senin (23/10/2023).

    Begitupun ketika ditanya status Gibran yang sebelumnya sempat ditunjuk sebagai juru kampanyenya, Ganjar pun mengaku belum mengetahui pasti kelanjutannya. Dia pun tak berkomentar lebih jauh. “Belum tahu saya,” tegas Ganjar.

    Terpisah, Pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad menilai, Prabowo sadar manuver politiknya meminang Gibran bikin PDIP gerah. Makanya, Prabowo berniat ketemu Mega untuk mengkomunikasikan hal tersebut.

    “Mungkin Prabowo ingin membangun rekonsiliasi pasca manuver politiknya menarik sejumlah kader populer PDIP, seperti Budiman Sudjatmiko dan Gibran,” nilai Saidiman, saat dihubungi Rakyat Merdeka.

    Selain itu, ada upaya dari Prabowo untuk memunculkan kesan bahwa dirinya mampu berkomunikasi dengan siapa pun. Termasuk dengan Ketum Banteng yang saat ini menjadi rivalnya. “Prabowo beberapa waktu terakhir ingin dikesankan sebagai tokoh yang bisa dekat dengan siapa saja,” cetus dia.

    Sekadar informasi, Gibran telah diumumkan Prabowo sebagai Cawapresnya, Minggu (22/10/2023) malam. Sehari kemudian, Gerindra menggelar Rapimnas untuk membulatkan dukungan pasangan Prabowo-Gibran menjadi peserta di Pilpres 2024 mendatang. Sedangkan untuk pendaftaran ke KPU direncanakan, Rabu (25/10/2023) atau hari terakhir pendaftaran Capres-Cawapres.

    Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan alasan pihaknya baru mendaftarkan Prabowo-Gibran di hari terakhir. Dasco bilang, masih ada beberapa persyaratan yang belum lengkap sehingga harus dilengkapkan terlebih dulu.

    “Toh baru diumumkan semalam (Minggu malam), hari ini ada beberapa persyaratan yang masih diurus,” sebut Dasco.

    Ditambah lagi, ucap Dasco, perlunya kesepakatan dari parpol koalisi untuk menguatkan dukungan kepada Prabowo-Gibran. “Kemudian juga kesepakatan dengan partai-partai koalisi dan juga tentu dengan Cawapresnya, bahwa pendaftaran akan diadakan atau dilaksanakan pada hari Rabu,” papar Wakil Ketua DPR itu.

    Menyoal teknis pendaftaran ke KPU, Dasco menyatakan masih dalam pembicaraan. Dalam waktu dekat baru diumumkan “Nanti kita akan kasih tahu awak media bagaimana prosesi, dan kalau mau meliput bagaimana caranya,” tutup dia.

    Lebih lanjut, Dasco mengungkapkan pasangan Prabowo-Gibran telah disepakati di forum rapimnas. Dia meyakini seluruh kader solid memenangkan pasangan tersebut.

    “Seluruh pengurus Gerindra baik dari tingkat provinsi sampai dengan tingkat paling bawah akan bergerak untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran,” tegas dia.

    Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka, edisi Selasa (24/10), dengan judul “Setelah Gibran Dicawapreskan, Prabowo Minta Ketemu Bu Mega”. (RMID)

    Berita Ini Telah Tayang Di https://rm.id/baca-berita/pemilu/193895/setelah-gibran-dicawapreskan-prabowo-minta-ketemu-bu-mega

  • Nama Erick Thohir Terus Menguat Jadi Cawapres Prabowo

    Nama Erick Thohir Terus Menguat Jadi Cawapres Prabowo

    JAKARTA, BANPOS – Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir hampir pasti akan mendampingi Menteri Pertahanan/Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai cawapresnya. Informasi ini diperoleh Rakyat Merdeka/RM.id, pagi hari ini dari sumber-sumber yang terpercaya.

    Lika liku politik sampai akhirnya memilih Erick tergolong sangat melelahkan. Lobi-lobinya tingkat tinggi dan menguras energi. Terutama, dalam hal meyakinkan partai besar, yang sejak awal sangat menginginkan Gibran mendampingi Prabowo.

    Proses perjodohan ini kabarnya sudah masuk tahap akhir. Dan duet ini dianggap jadi pasangan terbaik. Sekaligus menepis isu dinasti politik yang menghantam keluarga Jokowi.

    Sebelumnya, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani membocorkan clue cawapres Prabowo di Pilpres 2024, lewat pantun. Sosok itu, kata Muzani, masih muda dan berpengalaman di pemerintahan.

    “Indonesia negeri yang kaya, penduduknya berjuta-juta. Kita ingin Indonesia jaya, Prabowo dan anak muda jawabannya,” ujar Muzani di Jl. Sriwijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (18/10/2023).

    Selanjutnya, Muzani membeberkan sinyal, bahwa nantinya Prabowo akan didampingi oleh sosok yang berpengalaman dalam pemerintahan. “Beli pisang sambil sepedaan. Pulangnya mampir stasiun balapan. Cawapres Prabowo akan segera diumumkan. Dia sosok berpengalaman di pemerintahan,” papar Muzani.

    Tunggu Jokowi
    Soal cawapres Prabowo yang hingga kini belum diumumkan ke publik, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, Gerindra tentu menunggu keputusan Jokowi. Mengingat salah satu kandidat yang menguat jadi pendamping Prabowo adalah Gibran, yang notabene adalah putra sulung Jokowi.

    “Sudah jadi rahasia umum, Pak Prabowo menunggu sinyal dari Pak Jokowi. Itu nggak bisa dibantah. Publik sudah tahu, sudah menjadi pembicaraan umum, bahwa pendamping Prabowo itu apa kata Presiden,” kata Adi.

    Tentu, elite KIM dan Jokowi menghitung betul kekuatan masing-masing bakal Capres-Cawapres. Terlebih, saat Ganjar disandingkan dengan Mahfud yang memiliki nama besar, berintegritas, dan dikenal sebagai pendekar hukum. Pasangan ini dinilai mampu mengubah konstelasi dan strategi politik.

    Sebelum Mahfud diumumkan, nama Gibran ramai disebut sebagai pendamping Prabowo.

    “Tentu, dalam konteks itu sedang dihitung betul. Belakangan ini, Erick yang kuat. Kalau kemarin, masih Mas Wali. Padahal, barisan politik Prabowo itu paling banyak jumlahnya,” ulas Adi.

    Adi juga menjelaskan, dalam simulasi tiga poros, nama Erick selalu masuk ke putaran kedua, ketika disandingkan dengam Prabowo. Namun, belum ada simulasi pasangan lengkap, khususnya jika Prabowo berpasangan dengan Gibran.

    “Riskan, kalau kita lihat elektabilitas dan popularitas Gibran yang masih rendah. Popularitas Mas Wali itu masih kalah jauh dibanding lainnya,” tutur Adi.

    Dua tokoh yang masuk dalam bursa Cawapres Prabowo, Erick Thohir dan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, sudah mengurus persyaratan. Keduanya sudah rampung mengurus Surat Keterangan Tidak Pernah Dipidana di Pengadilan Negeri Jaksel dan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) di Banintelkam Polri.

    Sementara Gibran yang belakangan menguat digadang jadi Cawapres Prabowo, mengaku tidak menyiapkan apa-apa.(RMID)

    Berita Ini Telah Terbit Di https://rm.id/baca-berita/pemilu/193251/nama-erick-thohir-terus-menguat-jadi-cawapres-prabowo

  • JK Ingin di Tengah

    JK Ingin di Tengah

    JAKARTA, BANPOS – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla alias JK membuka pintu untuk semua Capres. JK menegaskan, tidak akan mendukung langsung salah satu Capres. Melihat sikapnya itu, JK ingin dinilai ada di tengah.

    “Sekali lagi saya tegaskan bahwa saya dalam posisi tidak ikut langsung. Artinya, menjaga bagaimana negeri ini utuh,” tegasnya di Markas Palang Merah Indonesia (PMI), Jakarta, Selasa (10/10).

    Sikap politik JK ini tentu membuyarkan opini publik, jika dirinya memiliki kedekatan khusus dengan salah satu Capres, Anies Baswedan. Ia memastikan, tidak terlibat dengan rencana mantan gubernur DKI Jakarta itu. “Sama sekali tidak (terlibat),” tegasnya.

    Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini bahkan mengaku menjalin komunikasi ke semua bakal Capres. Selain Anies, dirinya juga membuka pintu untuk Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

    Buktinya, Ketua Umum Gerindra itu menerima Prabowo di kediamannya pada Selasa (2/5/2023). JK Lalu menerima kunjungan Ketua DPP PDIP Puan Maharani pada Rabu (4/10/2023). Terakhir, JK menerima Anies pada Sabtu (7/10/2023).

    “Saya berbicara, baik Anies, Puan maupun Pak Prabowo. Bahkan lebih lama sama Pak Prabowo dengan timnya. Itu agar bagaimana agar posisi saya tidak dalam memecah belah bangsa,” tuturnya.

    Sebelumnya, pasca bertemu Puan, PDIP mengincar JK gabung Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar. Bukan hanya PDIP, Cawapres Anies, Muhaimin Iskandar juga telah terang-terangan mengincar JK untuk masuk dalam tim sukses pasangan Anies-Imin.

    Sikap JK yang memilih berada di tengah di puji Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno. Dia menilai, sikap politik seperti ini karena JK memilih sebagai negarawan.

    Ia menganggap pilihan politik JK luar biasa. Sebagai tokoh senior, JK justru membuka pintu kepada semua bakal Capres. “Ini sikap kenegarawanan yang cukup bagus, dan layak diapresiasi,” puji Adi.

    Hanya saja, publik terlanjur mengetahui bahwa JK memiliki kedekatan yang cukup spesial dengan Anies. Bahkan sering kali, JK dianggap sebagai mentor politiknya mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu sejak Pilgub DKI Jakarta 2017.

    “Tapi di Pilpres ini, JK memilih untuk tidak turun gunung, memilih untuk tidak terlibat. Saya kira itu layak dijempolin,” kata pria lulusan UIN Jakarta ini.

    Adi bahkan menjadikan JK sebagai contoh bagi para politisi yang notabene tidak muda lagi. “Mestinya, semua para politisi, para elite yang sudah ‘memasuki masa uzur’ dalam konteks politiknya, tidak perlu terlampau jauh ikut cawe-cawe, apalagi mengintervensi urusan politik di 2024,” pesannya.

    Senada dikatakan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah. Dia menyebut, ketokohan JK telah melampaui para elite senior di negeri ini. Tingkat kedewasaan JK melebihi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jokowi.

    “Dan keputusan JK tidak menjadi timses bisa menjadi contoh tokoh bangsa yang lain. Dengan keberadaan JK di tengah, tentu menempatkan nama JK ada di semua kelompok, dan memang demikian seharusnya tokoh bangsa,” katanya.

    Hanya saja, Dedi berpandangan, JK tidak benar-benar berada di tengah, dan melepaskan kepentingan politiknya. Sebab, gestur dan pesan dari JK menunjukkan bahwa dirinya merestui Anies.

    “Secara tersirat, tidak mungkin JK netral. Ia punya pengaruh di kalangan Golkar, HMI, hingga ikatan saudagar untuk kawasan timur Indonesia. Dengan aset pengaruh sebesar itu, jelas JK tetap akan memihak, dan itu terkesan ke Anies,” ulas Dedi.(PBN/RMID)

  • Ratusan Pemuda Banten Dukung Gibran Jadi Cawapres di Pilpres 2024

    Ratusan Pemuda Banten Dukung Gibran Jadi Cawapres di Pilpres 2024

    SERANG, BANPOS – Ratusan pemuda yang tergabung dalam Muda Banten Kreatif, mendeklarasikan diri mendukung Gibran Rakabuming Raka untuk maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 2024 mendatang.

    Dukungan tersebut disampaikan langsung oleh Muda Banten Kreatif yang terdiri dari kelompok pemuda, pelajar, mahasiswa, dan buruh di Cafe Berong, Kelurahan Dalung, Cipocok Jaya, Kota Serang pada Selasa (11/10).

    Dalam acara tersebut, para hadirin nampak kompak mengenakan kaos bergambarkan Gibran. Tidak hanya kaos, nampak pula sejumlah poster bergambarkan sosok Walikota Solo bertebaran di acara itu.

    “Kita mendukung (Gibran) seutuhnya untuk maju dalam pemilihan calon presiden (Capres) atau Calon Wakil Presiden (Cawapres) di tahun 2024 nanti,” kata Ketua Muda Banten Kreatif Hasbi Ashidiqi kepada awak media.

    Hasbi mengungkapkan alasan mengapa sosok putra sulung Presiden Jokowi itu layak untuk didukung, ia menjelaskan Gibran disebut telah berhasil membangun Kota Solo menjadi lebih baik.

    Selain karena berprestasi dan memiliki rekam jejak yang baik, alasan lain adalah karena Gibran merupakan sosok muda yang menginspirasi.

    “Jadi akhirnya saya mendukung penuh, apalagi mas Gibran masih muda, masih panjang juga perjalanannya,” terangnya.

    Melihat sejumlah capaian keberhasilan yang berhasil diraih, Hasbi merasa optimis Gibran memiliki daya tawar yang tinggi di mata sejumlah calon kandidat di pemilu nanti.

    Paling tidak, dirinya merasa yakin jika Gibran berpeluang untuk maju sebagai Cawapres di Pilpres nanti.

    “Karena melihat umur dari mas Gibran sendiri masih muda, saya lebih optimis mas Gibran menjadi Cawapres,” ujarnya.

    Untuk itu Hasbi menegaskan, bahwa pihaknya akan mendukung sosok Gibran semaksimal mungkin agar bisa maju sebagai calon Cawapres, terlepas itu nanti dirinya akan dipasangkan dengan siapa.

    “Saya akan tetap terus mendukung mas Gibran, baik dalam keadaan menang ataupun kalah, ataupun nanti dipilih atau tidak dipilih,” tegasnya.

    Namun saat disinggung soal kemungkinan Gibran akan dipasangkan dengan siapa, Hasbi mengatakan pihaknya belum bisa menentukan. Pasalnya, masalah tersebut diserahkan kembali kepada Gibran.

    “Untuk itu saya masih belum bisa kasih tahu,” ucapnya.

    Usai dilakukannya deklarasi dukungan terhadap Gibran, Hasbi menjelaskan pihaknya akan memantau keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait aturan ambang batas usia pencalonan Presiden dan Wakil Presiden.

    Karena saat ini peluang Gibran menjadi Cawapres terbentur oleh adanya aturan ambang batas tersebut.

    “Untuk ke depannya kita akan terus memantau keputusan-keputusan dari Mahkamah Konstitusi (MK) yang di mana mas Gibran masih ditahan untuk tidak dicalonkan sebagai presiden dan wakil presiden,” tuturnya.

    Di sisi lain, Hasbi menjelaskan Muda Banten Kreatif merupakan kumpulan kelompok pemuda yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan juga buruh yang anggotanya mencapai 200 orang yang tersebar di delapan kota/kabupaten di Provinsi Banten.

    “Untuk anggota sendiri bisa sampai 200 orang, tersebar di delapan kabupaten/kota,” tandasnya. (CR-02)

  • Lawan Siapa Saja, Prabowo Unggul

    Lawan Siapa Saja, Prabowo Unggul

    JAKARTA, BANPOS – Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei nasional terbarunya dan menyebut bakal calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto unggul di putaran kedua, baik jika berhadapan dengan Ganjar Pranowo ataupun Anies Baswedan.

    “Kalau di putaran kedua itu dengan simulasi seperti ini, peluangnya yang lebih besar untuk menang untuk sementara ini adalah Prabowo Subianto karena berhadapan dengan Anies, Prabowo menang, berhadapan dengan Ganjar juga menang,” papar Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan saat memaparkan hasil survei yang dipantau secara daring dari Jakarta, Rabu.

    Djayadi mengatakan apabila Prabowo berhadapan dengan Anies, maka Prabowo unggul dengan 50,2 persen, sementara Anies hanya 26 persen. Di sisi lain, sebanyak 23,8 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab atas simulasi tersebut.

    Kemudian, jika Prabowo berhadapan dengan Ganjar, Ketua Umum Partai Gerindra itu juga unggul dengan 45,7 persen suara. Sementara itu, Ganjar mendapat 34,4 persen suara dan 19,9 persen lainnya menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.

    “Kalau yang masuk ke putaran kedua adalah Anies dan Ganjar, unggulnya cukup signifikan. Ganjar 47,6 persen, Anies 33,1 persen. Berarti unggulnya sekitar 14 persen,” papar Djayadi.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Prabowo unggul head to head atas Anies dan Ganjar disebabkan adanya perpindahan dukungan.

    “Kalau yang bertarung Anies dan Ganjar, maka pemilih Prabowo lebih banyak pindah ke Ganjar. Pemilih Prabowo yang pindah ke Ganjar 46 persen (45,8 persen, red.), yang pindah ke Anies 33,1 persen,” jelas dia.

    Apabila Anies berhadapan dengan Prabowo, sebanyak 51,5 persen pemilih Ganjar pindah ke Prabowo dan 14,2 persen berpindah ke Anies. Lalu, jika Ganjar bertarung dengan Prabowo, maka 49,5 persen basis Anies pindah ke Prabowo dan 16,8 persen ke Ganjar.

    “Itulah yang menyebabkan kemudian Prabowo unggul terhadap Ganjar kalau mereka berhadapan di putaran kedua,” imbuhnya.

    Survei nasional LSI ini dilakukan pada 18–20 September 2023. Target populasi survei adalah warga negara Indonesia usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki ponsel.

    Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD), yaitu teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Sebanyak 1206 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.

    LSI menyebut wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. Sementara itu, margin of error survei diperkirakan plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.(PBN/ANT)

  • Persaingan Prabowo dan Ganjar Masih Ketat

    Persaingan Prabowo dan Ganjar Masih Ketat

    JAKARTA, BANPOS – Survei New Indonesia Research & Consulting menunjukkan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo masih bersaing ketat memperebutkan posisi sebagai bakal calon presiden (capres) terfavorit.

    Saat ini, menurut hasil survei tersebut, Prabowo masih menempati posisi teratas sebagai bakal capres favorit dengan elektabilitas mencapai 27,8 persen. Posisi kedua ditempati Ganjar dengan elektabilitas 25 persen.

    Elektabilitas Ganjar mengalami rebound setelah sempat anjlok pada survei bulan Mei 2023. Kemudian, peringkat ketiga masih diduduki Anies Baswedan dengan elektabilitas 13,7 persen. Kekuatan Anies relatif membaik dan naik tipis dari survei bulan Juli.

    “Adu kuat antara Prabowo dan Ganjar terus berlangsung, sedangkan Anies masih mengejar keduanya,” kata Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting Andreas Nuryono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

    Menurut Andreas, Ganjar memerlukan waktu hampir setengah tahun untuk memulihkan kembali elektabilitas yang jeblok pasca-heboh Piala Dunia U20. Alhasil, Ganjar pun disalip Prabowo yang tengah mengalami tren kenaikan elektabilitas.

    “Arah pergeseran dukungan Jokowi yang tampak lebih mendukung Prabowo memberi insentif elektoral dengan terus melejitnya elektabilitas Prabowo,” jelasnya.

    Meski demikian, Ganjar mulai mengembalikan kekuatan dan siap menantang kembali sosok Prabowo untuk memperebutkan tempat teratas sebagai bakal capres terfavorit.

    “Prabowo dan Ganjar berkembang sebagai figur dominan dalam kubu keberlanjutan, melawan Anies yang masih menggaungkan isu perubahan,” jelas Andreas.

    Survei New Indonesia Research & Consulting dilakukan pada 11-17 September 2023 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error 2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

    Belakangan, muncul wacana untuk menggabungkan Prabowo dan Ganjar dalam satu paket pasangan capres-cawapres. Bergabungnya dua figur yang sama-sama pro-keberlanjutan itu diprediksi bisa mendorong Pilpres 2024 berlangsung hanya satu putaran.

    “Pertanyaan selanjutnya, jika Prabowo dan Ganjar bersatu, maka siapa yang akan menempati posisi capres dan siapa yang mau mengalah hanya menjadi cawapres?” kata Andreas.

    Baik Prabowo maupun Ganjar, lanjutnya, sama-sama memiliki kekuatan yang harus diperhitungkan.(PBN/ANT)

    Hasil survei elektabilitas bakal calon presiden favorit versi lembaga survei New Indonesia Research Center and Consulting. (ANTARA/HO-New Indonesia)

  • Prabowo-Ganjar Sulit Terealisasi

    Prabowo-Ganjar Sulit Terealisasi

    SURABAYA, BANPOS – Pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Fahrul Muzaqqi menilai peluang terealisasinya duet Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sulit terjadi lantaran terkendala sejumlah faktor.

    “Pertama partai politik, kedua tingkat elektabilitas, ketiga faktor historis, dan keempat kombinasi nasionalis religius,” kata Fahrul kepada ANTARA melalui sambungan telepon di Surabaya, Senin.

    Dia menjelaskan faktor partai politik, yakni PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Dua partai itu disebutnya sama-sama memiliki basis massa yang besar dan menginginkan menjadi pemenangan pada di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

    “Tidak semata-mata ambisi dari Pak Ganjar maupun Pak Prabowo, tetapi lebih kepada kekuatan partai yang menurut saya realistis dari kedua belah pihak,” ujarnya.

    Faktor kedua, melihat dari tingkat elektabilitas Ganjar dan Pranowo, sebab dua sosok bakal calon presiden itu sama-sama memiliki persentase angka yang sama-sama kuat.

    “Artinya selisih elektabilitas dari satu bakal calon presiden dengan lainnya tidak signifikan, kalau dalam kajian survei masih dianggap setara, jadi saling berpotensi menyalip,” ucapnya.

    Sedangkan aspek historis melihat pada rekam jejak Prabowo Subianto yang sudah punya pengalaman terjun sebagai peserta di dua edisi Pilpres, yakni tahun 2014 dan 2019.

    “Tentu gengsi dan berat kalau beliau merelakan menjadi wakilnya Pak Ganjar,” kata Fahrul.

    Ganjar disebutnya juga tak rela jika dijadikan sebagai bakal calon wakil presiden Prabowo, sebab Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan seluruh kader partai sedang mengincar target hattrick atau tiga kali kemenangan di pilpres.

    “Jadi, Prabowo maupun Ganjar tidak berada di posisi kedua atau bukan sebagai bakal calon wakil presiden tetapi di posisi pertama,” tuturnya

    Fahrul menyatakan kecilnya peluang dua sosok itu disatukan sebagai pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden juga karena keduanya bukan merupakan representasi kalangan religius, namun nasionalis.

    “Biasanya dalam konteks pilpres kombinasi nasionalis dan religius dan Islam. Ideologi keduanya sama-sama nasionalis,” kata dia.

    Dia menambahkan, ketika keduanya disatukan malah berpotensi membuka peluang kemenangan bagi pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau “AMIN”.

    “Prabowo dan Ganjar disatukan justru memberikan ceruk bagi Anies-Muhaimin yang mengambil ranah keagamaan,” ucap dia.

    Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.

    Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

    Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Selain itu, pasangan calon juga dapat diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.(PBN/ANT)