CILEGON, BANPOS – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon turun tangan akibat adanya dentuman keras yang terjadi di pabrik kimia milik PT Indorama Petrochemical di Kelurahan Kepuh, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Jumat (30/6) lalu.
Kepala DLH Kota Cilegon Sabri Mahyudin mengatakan tim dari DLH Kota Cilegon sudah turun ke lokasi kejadian pada Senin (3/7) untuk memastikan kejadian yang terjadi di pabrik kimia tersebut. Kemudian tim DLH juga mempertanyakan SOP perusahaan sehingga terjadinya ledakan. Selain itu, tim DLH juga memfokuskan beberapa temuan seperti memastikan tiga komponen aman seperti air, udara dan tanah di sekitar pabrik.
“Pipa itu pecahnya di tengah. Dan yang pecah itu memang bahannya slurry cta, bahan yang keluar itu. Nah itu (slurry cta) keluarlah dari pecahan (pipa) itu sekitar 10 menit pada saat kejadian. Zat itu slurry cta itu zat cair. Jumlahnya diperkirakan 10 ton yang keluar,” kata Sabri saat ditemui di kantornya, Rabu (5/7).
Akibat ledakan tersebut, kata Sabri mengakibatkan satu rumah warga terkena dampaknya. Selain itu, PT Indorama akan melakukan shut down selama tiga minggu.
“Dampaknya di eksternal, di luar plan, satu rumah penduduk yang kena getaran itu. Sekarang sudah selesai. Nah mereka itu (Indorama) akan melakukan shut down selama tiga minggu dan mereka akan melakukan investigasi internal itu selama dua bulan. Nah ini kita berharap investigasi mereka itu jadi bahan kita juga kedepan,” tuturnya.
Dari hasil tim DLH ke lapangan, kata Sabri pihaknya akan memberikan peringatan yang ditembuskan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Jadi nanti kami berikan peringatan dengan hasil yang kemarin kepada mereka (Indorama). Nah peringatan itu kita tembuskan ke kementerian (KLHK),” ungkapnya.
Menurutnya dasar dari peringatan tersebut merupakan hasil tim DLH melakukan survei di lapangan.
“Banyak teman-teman melihat dari survei itu mungkin tingkat kontrolnya, evaluasinya kan itu harus rutin, sopnya seperti itu. Peringatan itu nanti kita tembuskan ke pusat. Tinggal pusat mau turun atau ngga,” terangnya.
Kemudian dikatakan, Sabri pipa yang pecah di bagian plant purifikasi yang menuju reaktor.
“Di plant purifikasi, yaitu stainless pipanya 304 diameter 8 inchi yang pecah itu keluarlah dari pressure menuju reaktor, dari tekanan itu ke reaktor. Posisi pipa yang pecah pada tengah pipa yang berdekatan dengan ujungnya yah,” ujarnya.
“Nah ini, mungkin yang jadi tanda tanya, logikanya kenapa kita pasang paralon kenapa pecahnya ditengah. Tapi kan logikanya kalau kita masang pipa yang dicabut itu ujung ini, kalau nggak depannya tapi yang pecah tengah. Yang disini pecahnya di tengah dari teman-teman yang investigasi di lapangan pecahnya di tengah,” tandasnya.
Diketahui sebelumnya, berdasarkan video amatir warga, dentuman itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB. Akibat dentuman tersebut, kabut putih menyelimuti seluruh kawasan pabrik.
Saat dikonfirmasi pihak manajemen PT Indorama Petrochemical membenarkan dentuman itu berasal dari pabriknya.
Kata dia kepulan putih sepertinya produk Indorama. Kemudian petugas Indorama langsung menuju lokasi kampung. Ia memastikan semua under control.
“Ada dentuman keras, dentuman itu tidak berbahaya. Lebih lanjut sedang investigasi. Kita sudah koordinasi sama informan, kita sudah koordinasi sama kepolisian juga,” kata General Manager PT Indorama Petrochemical Malim Hander Joni kepada BANPOS, melalui pesan WhatsApp, Jumat (30/6).(LUK/PBN)