JAKARTA, BANPOS – Kebutuhan hunian di kota-kota besar, termasuk Jakarta, menjadi salah satu topik utama dalam permasalahan backlog hunian nasional.
Adanya keterbatasan lahan dan kepadatan penduduk menjadi sebagian faktor dari permasalahan tersebut. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan kepadatan penduduk di Ibukota adalah yang tertinggi di Indonesia, yaitu mencapai 16.125 jiwa per kilometer2.
Melihat persoalan tersebut, Perumnas sebagai BUMN pengembang hunian masyarakat gencar melakukan berbagai inovasi, termasuk salah satunya mengembangkan hunian high rise dengan konsep transit-oriented di wilayah Jabodetabek.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama Perum Perumnas, Budi Saddewa Soediro, dalam keterangan tertulis yang diterima BANPOS pada Jumat (15/12).
“Hunian high rise dapat menjadi solusi pada kebutuhan hunian di kota yang kepadatan penduduknya sangat tinggi. Maka dari itu, hunian berkonsep TOD yang diinsiasi Perumnas sudah sepatutnya menjadi tren pembangunan hunian secara berkelanjutan di kota besar,” ujarnya.
Budi pun menambahkan, Perumnas akan terus aktif melakukan pengembangan hunian di kota besar, termasuk salah satunya menjajaki kerja sama dengan berbagai instansi & stakeholder terkait.
Adanya kolaborasi yang terjalin bertujuan untuk menciptakan solusi terhadap berbagai permasalahan yang terfokus pada kota-kota besar.
Setelah sebelumnya berkolaborasi dengan berbagai instansi BUMN dalam pembangunan hunian berkonsep TOD, kali ini Perumnas menjalin kerja sama dengan anak usaha PT MRT yaitu PT Integrasi Transit Jakarta (ITJ) dalam mengembangkan kawasan berorientasi transit dan sekitarnya.
Penandatanganan kerja sama kedua instansi dilakukan oleh Direktur Pemasaran Perum Perumnas, Imelda Alini Pohan, dan Direktur Utama ITJ, Yulham Ferdiansyah Roestam di Samesta Mahata Tanjung Barat (11/12).
“Kerja sama yang kami jalin dengan PT Integrasi Transit Jakarta nantinya akan terfokus ke beberapa hal, namun utamanya adalah dalam bentuk aktivasi ruang baik ruang terbuka hijau, area komersial berupa pop up store maupun aktivasi ruang yang kaitannya dengan optimalisasi lahan, aset idle dan inventori perumnas lainnya yang dapat dikerjasamakan melalui skema kemitraan revenue ataupun profit sharing,” ujar Imelda.
Kerja sama dengan PT ITJ merupakan bukti proaktifnya Perumnas dalam memahami tren preferensi masyarakat khususnya generasi muda dalam bepergian di Ibukota.
Lokasi hunian yang strategis dan mudah dijangkau transportasi umum, ditambah fasilitas mumpuni menjadikan hunian berkonsep TOD salah satu tren hunian yang perlu dikembangkan di kota-kota besar.
Imelda pun menambahkan sebagai pilot project pada kerja sama ini, Perumnas dan PT ITJ akan fokus dalam mengembangkan ruang terbuka hijau di Apartemen Samesta Mahata Tanjung Barat, dan tidak menutup kemungkinan dilanjutkannya kolaborasi yang sama di hunian Perumnas lainnya.
Melanjutkan tren positif hunian berorientasi transit, Perum Perumnas dan PT ITJ akan berberupaya menggabungkan berbagai macam fungsi dalam satu kawasan. Fungsi yang tidak hanya terfokus pada hunian semata, namun juga akses dan peningkatan sarana kegiatan publik yang jauh lebih aksesibel serta ramah lingkungan.
“Melalui kolaborasi ini, Perumnas akan melanjutkan perannya dalam membangun hunian pada cakupan pasar yang lebih luas. Bersama PT ITJ, kami akan mencoba merealisasikan potensi pengembangan kawasan terorientasi transit di tengah kota Jakarta dengan pembangunan hunian yang dipadupadankan dengan tata ruang dan moda transportasi perkotaan,” tandas Budi. (DZH)