Tag: PT KBK

  • PT KBK Dituding Warga Penyebab Banjir di Citangkil

    PT KBK Dituding Warga Penyebab Banjir di Citangkil

    CILEGON, BANPOS – Lantaran gorong-gorong ditutup oleh PT Krakatau Baja Konstruksi (KBK) atau dulu dikenal PT Krakatau Wajatama (KWT) yang menyebabkan banjir di lingkungan Kubang Sepat, Lingkungan Ramanuju Tegal, Kelurahan Ramanuju dan Lingkungan Kubang Sepat Inpres, Kelurahan Citangkil.

    Untuk itu, warga bersama Komisi II DPRD Kota Cilegon, Kepala BPBD Kota Cilegon Nikmatullah, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Ana Maulana, Lurah Citangkil Feberwanto, perwakilan Lurah Ramanuju serta perwakilan Camat Citangkil melakukan sidak ke titik lokasi yang dituding warga menjadi penyebab utama banjir tersebut, Rabu (16/2).

    Dimana diketahui sejauh ini warga menilai penyebab banjir disebabkan tersumbatnya aliran air di gorong-gorong, karena ditutupnya saluran air di depan Masjid At-taubah atau pemilik lahan yaitu, PT KBK yang merupakan anak perusahaan PT Krakatau Steel (KS).

    “Jadi sejak sekitar tahun 2004 aliran air yang masuk ke area lahan PT. Krakatau Wajatama ditutup. Sehingga air tersumbat dan balik lagi ke pemukiman warga dan menyebabkan banjir,” kata Ketua RT 03/07 Kubang Sepat, Firman Mudzakir saat ditemui di lokasi sidak, Rabu (16/2).

    Warga kata dia menuntut agar gorong-gorong tersebut dibuka kembali sehingga tidak mengakibatkan banjir bila hujan turun. “Jadi air dari Kubang Sepat Inpres dan Ramanuju Tegal sebagian lari ke Kubang Sepat dan mentok di gorong-gorong depan Masjid At-taubah. Sedangkan keberadaan gorong-gorong dan aliran air di lahan KWT itu sudah ada sejak zaman Belanda dulu, kenapa tiba-tiba ditutup? Maka kita menuntut agar ini bisa dibuka lagi,” tegasnya.

    Selain menuntut menyelesaikan persoalan banjir, warga Kubang Sepat juga menuntut kepada pihak manajemen PT. KWT untuk peduli kepada lingkungan sekitar dengan merekrut tenaga kerja serta memberikan peluang usaha kepada warga Kubang Sepat yang merupakan wilayah ring satu PT. KWT.

    “Kegiatan KWT itu suaranya terdengar sampai ke rumah warga, masa kita kebagian suara bisingnya saja. Dan kabarnya sedang banyak proyek, masa kita hanya disuruh jadi penonton?. Jadi sebelum sidak ini kita juga pernah demo ke KWT,” ungkapnya.

    “Terimakasih pak dewan, Pak Kabid SDA, Pak Kadis BPBD, pak lurah yang sudah ikut sidak dan membantu warga mendapat solusi banjir,” tambahnya.

    Ditempat yang sama, Anggota Komisi II DPRD Kota Cilegon, Muhammad Ibrohim Aswadi mengatakan bahwa pihaknya dalam agenda sidak bersama beberapa pejabat terkait ini, menindaklanjuti hasil Hearing yang dilakukan pada Senin (14/2) lalu.

    “Sidak ke titik lokasi yang dinilai menjadi penyebab banjir di kawasan Kubang Sepat ini kita hadirkan juga manajemen PT. KWT dan PT. KIEC untuk bisa kembali membuka terusan aliran air yang sudah ditutup ini. Sudah kita tekankan agar Pak Catur dari KWT dan teknisnya dibantu dari PU Cilegon untuk melakukan pembangunan saluran air,” katanya.

    “Ada dua opsi, pertama ke kanan membuka saluran lama menuju kawasan ADB. Kedua walau secara teknis elevasi (ketinggian) lahan lebih tinggi, kalau bisa belok ke arah kiri masuk lahan KIEC tembus ke aliran air di sana,” jelasnya.

    Selain itu, dalam mediasi yang dilakukan sebelum sidak di Masjid At-taubah, Ibrohim juga menekankan pihak manajemen PT. KWT untuk memperhatikan warga setempat bisa direkrut tenaga kerja dan diberikan peluang usaha.

    Sementara itu, salah satu manajer terkait yang mewakili PT. KWT Catur, dalam sidak tersebut enggan berkomentar saat dikonfirmasi sejumlah awa media.

    (LUK/RUL)

  • Tak Diberikan Kesempatan Kerja dan Berusaha, Warga Citangkil Adukan PT KBK ke DPRD

    Tak Diberikan Kesempatan Kerja dan Berusaha, Warga Citangkil Adukan PT KBK ke DPRD

    CILEGON, BANPOS – Lantaran tidak diberikan kesempatan bekerja dan berusaha oleh PT Krakatau Baja Konstruksi (KBK) yang dulu dikenal Krakatau Wajatama. Masyarakat Kelurahan Citangkil, Kecamatan Citangkil, mengadu ke DPRD Kota Cilegon. Selain itu, menurut warga lokasi pabrik juga menjadi salah satu penyebab banjir di lingkungan sekitar.

    “Lahan di sekitar PT KBK yang menjadikan Lingkungan Ramanuju dan Kubang sepat sering banjir, perlu ada penanganan. Lahan yang dimaksud penyebab banjir tidak adanya saluran air di sekitar Masjid At-Taubah yang berada di sekitar PT KBK. Kalau saat hujan banjir, ini belum ada solusi,” kata Perwakilan Warga Citangkil, Firman Mudzakir saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Ruang Rapat DPRD Kota Cilegon, Senin (14/2).

    Pria yang disapa Mumu Samudra mengatakan, selain masalah lingkungan, menurutnya masalah kesempatan usaha dan lapangan kerja di PT KBK sangat minim untuk warga sekitar khusunya Lingkungan Kubang Sepat dan Ramanuju, Kelurahan Citangkil, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon.

    “Kami menyampaikan surat saja ditolak sama perusahaan, artinya kesempatan berkompetisi saja tidak diberikan. Kami berharap, masyarakat lokal diberikan kesempatan usaha dan bekerja,” ungkapnya.

    Menanggapi hal itu, Staf Direksi PT KBK Sukmo mengaku tidak bisa mengambil kebijakan dalam masalah tersebut. Pihaknya akan melaporkan masalah tersebut ke pimpinannya.

    “Kami di sini mewakili direksi, kami sampaikan permohonan maaf karena Direksi berhalangan hadir. Hasil rapat ini akan kami sampaikan secara langsung ke direksi,” katanya.

    Di tempat yang sama, Anggota Komisi II DPRD Kota Cilegon Muhammad Ibrohim Aswadi mengaku kecewa lantaran perwakilan PT KBK yang hadir bukan pemutus kebijakan. Ia meminta, pada Rabu (16/2) atau besok akan mengunjungi langsung PT KBK bersama warga. “Seharusnya yang datang langsung yang punya kewenangan bisa memutuskan kebijakan,” tegasnya.

    Politisi Partai Demokrat ini meminta PT KBK mengakomodir keinginan warga. Sebab, hadirnya industri harus bermanfaat bagi warga sekitar.

    “Kita sebagai DPRD ingin sama-sama cari solusi, bukan menghakimi. Warga masyarakat kami, industri juga masyarakat kami, kami harap hadirnya industri bisa dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar,” pungkasnya.

    Dibagian lain, Lurah Citangkil Feberwanto mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi tiga titik banjir di Kelurahan Citangkil, salah satunya di sekitar Masjid At-Taubah yang menjadi lahan PT KBK.

    “Kami identifikasi ada tiga titik banjir di Citangkil, pertama belakang Supermall, kedua belakang DPRD dan dekat Masjid At-Taubah. Jalan air sudah ada, cuma muaranya belum ada yang ke KBK,” tandasnya.

    (LUK/RUL)