Tag: Qatar

  • Preview Piala Dunia 2022: Tunisia vs Prancis

    Preview Piala Dunia 2022: Tunisia vs Prancis

    JAKARTA, BANPOS – Prancis sudah tak terganggu oleh hasil apa pun pertandingan ini karena sudah memastikan diri lolos mencapai 16 besar putaran final Piala Dunia 2022 setelah memenangkan dua pertandingan pertama Grup D.

    Tetapi Prancis tidak akan menyerahkan pertandingan ini kepada bekas jajahannya itu dan sebaliknya berusaha memenangkan laga ini untuk menjadi tim pertama Piala Dunia 2022 yang lolos ke 16 besar dengan memenangkan semua dari tiga pertandingan fase grupnya.

    Selain itu Prancis terlalu tangguh untuk siapa pun, termasuk Tunisia, karena kuat di semua lini dan sangat maut di depan gawang lawan.

    Meskipun demikian pelatih Tunisia Jalel Kadri menyatakan tak ada yang mustahil di dunia ini, termasuk mengalahkan juara bertahan Prancis, apalagi kemenangan membuat mereka mencapai babak knockout setelah gagal pada lima kesempatan terdahulu.

    “Pesan saya kepada pemain-pemain kami adalah tak ada yang mustahil, kami masih bertahan, kami masih termotivasi dan kami siap menjalani pertarungan terakhir ini,” kata Kadri seperti dikutip Reuters. “Harapan kami masih sangat tinggi.”

    Prancis sendiri berusaha mencari keseimbangan dengan mengistirahatkan sejumlah pemain dan menjaga momentum dalam Piala Dunia ini.

    Juara bertahan ini sudah lolos ke 16 besar untuk menghadapi runner up Grup C setelah menang 4-1 melawan Australia dan menang 2-1 atas Denmark. Mereka cukup imbang melawan Tunisia agar finis tetap di puncak klasemen.

    Jika mereka finis pertama, mereka akan menghadapi tim yang menempati posisi kedua Grup C yang bisa saja Argentina.

    Pelatih Didier Deschamps dipastikan mengistirahatkan sejumlah pemain kuncinya dan memasukkan sejumlah pemain lapis keduanya dalam laga di Education City Stadium itu.

    Kylian Mbappe mungkin masih dimainkan dalam posisi cadangan. Namun andalan Prancis ini berharap dimainkan dalam laga yang sudah tak menentukan nasib Prancis itu agar torehan golnya bertambah.

    Steve Mandanda kemungkinan dimainkan sebagai salah satu starter mengingat Deschamps ingin mengistirahatkan Hugo Lloris.

    Jules Kounde juga dimainkan sebagai bek kanan sehingga mengganti tempat Benjamin Pavard yang tampil mengecewakan dalam laga melawan Denmark.

    Deschamps masih ragu memainkan Raphael Varane yang kembali cedera hamstring saat babak kedua pertandingan kedua Grup D.

    Gelandang Aurelien Tchouameni dan Adrien Rabiot kemungkinan diistirahatkan, sedangkan Lucas Hernandez akan permanen digantikan adiknya, Theo, dalam posisi bek kiri.

    Sedangkan di depan, Olivier Giroud tetap menjadi starter. Dia kini sudah menyamai pencapaian 51 gol Thierry Henry.

    Tapi itu semua tidak membuat Tunisia gentar. “Saya percaya kepada para pemain dan mudah-mudahan kami akan beruntung dan melangkah ke fase selanjutnya,” kata Jelil Kadri.

    Tunisia mungkin berharap Prancis yang telah mengamankan tempat mereka dalam babak 16 besar tidak bermain ngotot.

    Tunisia meraih satu poin dari pertandingan pembuka melawan Denmark yang berakhir imbang tanpa gol. Tetapi mereka kalah 0-1 dari Australia dalam laga kedua.

    Kemenangan juga bisa meyakinkan Kadri untuk tetap menjadi pelatih setelah mengisyaratkan mundur jika skuadnya terhenti pada fase grup.

    “Kita lihat saja nanti hasil pertandingannya,” kata Kadri menjawab pertanyaan kemungkinan timnya bisa menang.

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Tunisia (3-4-2-1): Aymen Dahmen; Dylan Bronn, Montassar Talbi, Yassine Meriah; Wajdi Kechrida, Ellyes Skhiri, Aissa Laidouni, Ali Abdi; Youssef Msakni, Naim Sliti; Wahdi Khazri

    Prancis (4-2-3-1): Steve Mandanda; Benjamin Pavard, Ibrahima Konate, Raphael Varane, Eduardo Camavinga; Matteo Guendouzi, Youssouf Fofana; Kingsley Coman, Antoinne Griezmann, Kylian Mbappe; Marcus Thuram

    Skenario pertandingan

    Tunisia mungkin senang menjalani laga ini karena Prancis kemungkinan menurunkan lapis keduanya. Masalahnya mereka memiliki penyakit sulit mencetak gol yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan sembuh dalam waktu dekat.

    Oleh karena itu, pertandingan ini mungkin berjalan imbang dengan hasil imbang pula. Bisa pula Prancis yang menang karena mereka berambisi melenggang ke 16 besar dengan bekal sempurna memenangkan semua dari tiga laga fase grup.

    Untuk bisa mengalahkan Prancis, Jale Kadri harus mengandalkan skuad yang sepenuhnya fit dan tampaknya semua pemain Tunisia sudah siap bertanding, termasuk kiper kedua Bechir Ben Said yang sudah pulih dari cedera.

    Kadri mungkin terpaksa tidak memasukkan Mohamed Drager dalam skuad setelah ditarik keluar saat melawan Australia. Kini tempatnya akan diisi oleh antara Wajdi Kechrida atau Ferjani Sassi.

    Pencetak gol terbanyak kedua Tunisia sepanjang masa, Wahbi Khazri, hanya satu kali tampil dalam Piala Dunia ini sejauh ini. Tetapi pemain Montpellier HSC yang mencetak 24 gol itu bisa diturunkan sebagai starter dalam formasi 3-4-2-1.

    Sedangkan pelatih Prancis Deschamps kemungkinan mengubah total susunan sebelas pemain pertamanya termasuk memainkan kiper Steve Mandanda yang dilindungi empat bek dalam formasi 4-2-3-1.

    Theo Hernandez mungkin diistirahatkan untuk digantikan Eduardo Camavinga yang bisa menempati sayap pertahanan yang berseberangan dengan Benjamin Pavard yang berada di kanan.

    Mereka berdua akan mendampingi duo bek tengah Ibrahima Konate dan Raphael Varane.

    Wajah baru lainnya dalam starting eleven Prancis mungkin adalah Matteo Guendouzi, Youssouf Fofana, Kingsley Coman, dan Marcus Thuram. Sedangkan Kylian Mbappe dan Antoinne Griezmann masih menjadi pilihan utama di depan.

    Statistik penting kedua tim

    Ini adalah pertandingan kompetitif pertama antara kedua negara setelah Prancis memenangkan dua kali memenangkan laga persahabatan dan dua kali imbang 1-1 yang terakhir terjadi pada 2010.

    Prancis adalah tim pertama yang lolos ke 16 besar setelah menaklukkan Denmark dalam pertandingan kedua Grup D dan membantai Australia 4-1 dalam laga pertama.

    Setelah imbang melawan Denmark pada pertandingan pembuka, Tunisia menyerah kepada Australia pada pertandingan kedua sehingga harus mengalahkan juara dunia agar bisa ke 16 besar.

    Ini adalah putaran kedua Piala Dunia yang ke-16 bagi Prancis. Mereka sekarang sembilan pertandingan tak terkalahkan dalam Piala Dunia sejak kalah dalam perempat final Piala Dunia 2014 dari Jerman di Rio de Janeiro.

    Tunisia adalah negara Afrika pertama yang memenangkan sebuah laga putaran final Piala Dunia ketika mengalahkan Meksiko 3-1 di Argentina pada 1978.

    Sepuluh dari 26 pemain Tunisia lahir di Prancis dan mereka memiliki tiga pemain berbasis di klub Prancis. (ANT)

  • Preview Piala Dunia 2022: Arab Saudi vs Meksiko

    Preview Piala Dunia 2022: Arab Saudi vs Meksiko

    JAKARTA, BANPOS – Arab Saudi untuk keenam kalinya tampil dalam putaran final Piala Dunia dan pernah mencapai 16 besar dalam debutnya pada 1994.

    Jika mereka bisa mengalahkan Meksiko seperti saat menumbangkan Argentina 2-1 pekan lalu, maka The Green Falcons mengulangi pencapaian terbaiknya 18 tahun silam itu.

    Tetapi seperti halnya Saudi, semua penghuni Grup C termasuk Meksiko yang berada di urutan terbawah, sama-sama berpeluang maju ke babak itu.

    Jika Arab Saudi ingin mengulangi pencapaian 1994, maka mereka harus mengalahkan Meksiko, apa pun hasil pertandingan Grup C lainnya antara Polandia dan Argentina.

    Hasil imbang masih bisa mengangkat Saudi ke 16 besar tetapi syaratnya Polandia harus mengalahkan Argentina. Bahkan kalah pun masih berpeluang, hanya jika kalah satu gol sambil berharap Polandia menghujani gawang Argentina dengan banyak gol.

    Arab Saudi mengejutkan dunia sepak bola ketika menumbangkan Argentina 2-1 dalam pertandingan pertama fase grup sebelum takluk 0-2 kepada Polandia dalam pertandingan kedua.

    “Tidak seorang pun di dunia ini yang mengira kami bisa bermain dalam level ini. Ya, di Arab Saudi kami mengenal semua pemain dengan baik, tetapi mereka tidak dikenal oleh penggemar bola di seluruh dunia,” kata pelatih Saudi Herve Renard dalam jumpa pers menjelang laga melawan Polandia.

    Seperti dalam dua pertandingan pertama, Saudi akan didukung ribuan suporter karena dengan berkendara saja warga Arab Saudi sudah sampai di Qatar.

    “Qatar adalah Arab Saudi dan Arab Saudi adalah Qatar. Ini tanah kami, tribun penonton akan penuh,” kata penggemar Ismail Hobeish kepada Reuters.

    Apalagi Renard menjanjikan bahwa pada pertandingan di Lusail melawan Meksiko nanti itu skuadnya akan tampil penuh energi dan hasrat menang yang sama.

    “Kami butuh suporter untuk membuat sejarah. Saya ingin stadion hijau lagi, mungkin kami akan bermain dengan kostum putih, tapi itu tidak penting, kami ingin dukungan dari suporter,” sambung Renard seperti dikutip Reuters.

    Namun ada sejumlah faktor yang membuat perjuangan Arab Saudi itu tidak akan dilalui dengan mudah mengingat Meksiko lebih berpengalaman keluar dari lubang jarum. Mereka sudah delapan kali berturut-turut mencapai 16 besar.

    Meksiko harus mengalahkan Arab Saudi setidaknya dengan selisih tiga gol, sambil berharap Polandia tidak dikalahkan oleh Argentina. Jika juara Copa America 2021 itu mengalahkan Polandia, maka akan berat bagi Meksiko.

    Meksiko juga akan memasuki arena pertandingan dengan bekal catatan bagus tidak pernah kalah dari Arab Saudi dalam lima pertandingan sebelumnya, termasuk menang dua kali dengan masing-masing menyarangkan lima gol pada Piala Konfederasi FIFA.

    Masalahnya Meksiko dihadapkan kepada penyakit tumpulnya barisan depan sampai tidak mampu menciptakan satu pun gol saat menghadapi Polandia dan Argentina. Mereka bisa mengalami pengalaman buruk tak bisa mencetak gol dalam sebuah turnamen Piala Dunia.

    “Selama ada peluang, kami harus selalu berusaha,” kata pelatih Meksiko Tata Martino. “Arab Saudi harus memenangkan pertandingan ini dan mencetak gol, begitu pula kami.”

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Arab Saudi (4-1-3-2): Mohammed Alowais; Saud Abdulhamid, Abdulelah Al-Amri, Hassan Al-Tambakti, Sultan Al-Ghannam; Mohamed Kanno; Feras Al-Buraikan, Ali Al-Hassan, Sami Al-Najei, Salem Al-Dawsari; Saleh Al-Shehri

    Meksiko: Guillermo Ochoa; Jorge Sanchez, Hector Moreno, Cesar Montes, Jesus Gallardo; Hector Herrera, Andres Guardado, Luis Chavez; Hirving Lozano, Raul Jimenez, Alexis Vega

    Skenario pertandingan

    Pesta gol belum menjadi tema umum Piala Dunia 2022 ini, tetapi pertemuan hidup mati ini bisa menjadi drama adu mencetak gol mengingat kedua tim berusaha keras menang agar lolos ke 16 besar.

    Pesta gol juga mungkin terjadi di sini karena kedua tim sama-sama mengekspos kelemahan lini tengahnya.

    Dipimpin Salem Al-Dawsari, Arab Saudi selalu membawa ancaman di sepertiga akhir lapangan. Tetapi mungkin juga dalam laga ini Meksiko menemukan kembali sentuhannya di depan gawang lawan sehingga memenangkan laga ini walau mungkin tak cukup mengantarkan mereka ke 16 besar.

    Meksiko harus mewaspadai secara khusus Al-Dawsari karena sang kapten tengah bernafsu mencetak gol lagi untuk menyamai pencapaian Sami Al Jaber sebagai pencetak gol Piala Dunia terbanyak untuk Arab Saudi dengan tiga gol.

    Pelatih Herve Renard sendiri sudah menegaskan bahwa Al-Dawsari bersemangat tampil. Dia akan berlaku sebagai sayap untuk striker tunggal Saleh Al-Shehri di ujung serangan.

    Sedangkan di lini tengah, Arab Saudi terpaksa mengganti Abdulelah Al-Malki karena sudah mendapatkan dua kartu kuning dan membuat kesalahan yang berujung gol Robert Lewandowski saat kalah dari Polandia.

    Posisinya bisa diisi oleh Ali Al-Hassan atau Nawaf Al-Abed. Riyad Sharahili juga bisa dimainkan sejak awal untuk lebih menguatkan lagi pertahanan setelah pulih dari masalah cedera.

    Namun Renard kemungkinan memasang Saud Abdulhamid, Abdulelah Al-Amri, Hassan Al-Tambakti, dan Sultan Al-Ghannam sebagai kuartet pertahanan yang melindungi penjaga gawang Mohammed Alowais dalam formasi 4-1-3-2.

    Meksiko juga memiliki perhatian lebih kepada lini tengah setelah pemain veteran Andres Guardado dipaksa keluar karena masalah otot sewaktu menghadapi Argentina. Tapi Guardado sepertinya baik-baik saja.

    Dia akan dimainkan bersama Hector Herrera dan Luis Chavez sebagai trio gelandang yang dibebani misi mengusai sektor ini dan memasok bola untuk trisula lini depan yang kembali diisi Hirving Lozano, Raul Jimenez, dan Alexis Vega.

    Sementara kiper Guillermo Ochoa akan mendapatkan perlindungan duo bek Hector Moreno dan Cesar Montes yang akan diapit Jorge Sanchez dan Jesus Gallardo dari kedua sayap pertahanan.

    Statistik penting kedua tim

    Arab Saudi dan Meksiko sudah lima kali saling berhadapan sejak pertemuan pertama mereka pada Januari 1995. Meksiko memenangkan empat pertandingan tersebut, termasuk yang terakhir pada 1999.

    Meksiko tak bisa mencetak gol dalam empat pertandingan Piala Dunia terakhirnya.

    Arab Saudi ingin menyamai atau melampaui pencapaian 16 besar Piala Dunia 1994 yang juga merupakan debut mereka.

    Terakhir kali Meksiko terhenti pada fase grup adalah pada Piala Dunia 1982.

    Meksiko harus menang untuk bertahan dalam turnamen ini. Mereka pasti lolos jika Polandia mengalahkan Argentina dalam pertandingan Grup C lainnya.

    Arab Saudi mencapai babak 16 besar jika menang.

    Hasil imbang akan membawa Saudi ke babak knockout jika Polandia mengalahkan Argentina, tetapi jika kedua pertandingan seri, Saudi tersingkir karena juara Copa America hanya berselisih jumlah gol. (ANT)

  • Preview Piala Dunia 2022: Wales vs Inggris

    Preview Piala Dunia 2022: Wales vs Inggris

    JAKARTA, BANPOS – Wales kemungkinan besar gagal mencapai 16 besar Piala Dunia 2022 karena lawan terakhirnya dalam Grup B adalah Inggris yang hanya membutuhkan hasil seri dalam laga yang disebut sebagai Battle of Britain, Selasa dini hari esok.

    Wales menduduki urutan buncit dalam Grup B dengan satu poin atau tiga poin di bawah Inggris, dan masing-masing berselisih satu serta dua poin di bawah Iran dan Amerika Serikat.

    Jika Inggris mendapatkan satu poin saja dari laga melawan Wales, dan saat bersamaan salah satu dari Iran atau Amerika Serikat memenangkan pertandingan mereka, maka Wales otomatis pulang lebih awal dari Qatar.

    64 tahun lamanya Wales menunggu masuk kembali putaran final Piala Dunia, tetapi setelah gawang mereka dua kali dibobol oleh Iran pekan silam, sepertinya tim ini hanya tinggal sebentar lagi berada di Qatar.

    Kekalahan terakhir itu membuat Wales tersungkur di dasar Grup B dan wajib mengalahkan mengalahkan Inggris yang hanya pernah 14 kali mereka kalahkan dari total 104 pertemuan di antara keduanya sejak 1879.

    Bahkan kemenangan mungkin tak cukup menyelamatkan Wales karena masih membutuhkan akhir seri dalam pertandingan Iran melawan Amerika Serikat.

    Wales tak perlu semua skenario itu agar bisa masuk 16 besar jika menang dengan selisih empat gol, yang mana nyaris mustahil didapatkan dari lawan setangguh Inggris.

    Mengingat semua skenario yang dirasa terlalu berat itu maka Wales pun menjadi hanya ingin fokus kepada bagaimana memenangkan laga terakhirnya, lebih karena lawan yang dihadapinya, bukan kepada lolos tidaknya mereka. Masalahnya sejak 1984 mereka tak pernah bisa mengalahkan Inggris.

    Jika itu yang menjadi tujuan mereka, maka Wales bakal mengharapkan Gareth Bale mengeluarkan segala kemampuan terbaiknya seperti saat membuat gol penyama kedudukan ketika melawan Amerika Serikat namun tak bisa berbuat apa-apa saat menghadapi Iran.

    Mantan pemain Real Madrid dan Tottenham Hotspur berusia 33 tahun itu kemungkinan besar akan memainkan pertandingan Piala Dunia terakhir dalam karirnya.

    Sementara Inggris berada dalam posisi yang jauh lebih nyaman sehingga memimpin grup ini. Mereka menang besar 6-2 atas Iran tapi kemudian diimbangi 0-0 oleh tim muda Amerika Serikat.

    Manajer Gareth Southgate mungkin menurunkan kembali susunan sebelas pemain pertama yang sama seperti dengan dua pertandingan sebelumnya.

    Tetapi ada baiknya dia mencoba komposisi baru, apalagi setelah ditahan seri 0-0 oleh Amerika itu. Jika langkah ini yang diambil Southgate, maka Jack Grealish dan striker Callum Wilson sebagai pemain-pemain yang pantas dimainkan sejak menit pertama.

    Inggris hanya bisa tersingkir dari turnamen ini jika kalah empat gol, dan ini berat sekali bagi Wales. Oleh karena itu, tidak ada salahnya Southgate membuat formula baru mengingat risikonya juga sangat kecil.

    Menyimpan tenaga striker Harry Kane untuk laga babak 16 besar juga menjadi pertimbangan di balik rekomposisi skuad itu.

    Peraih Sepatu Emas Piala Dunia 2018 yang belum mencetak gol dalam Piala Dunia 2022 ini perlu waktu lagi untuk memulihkan diri setelah mengalami cedera pergelangan kaki saat melawan Iran.

    “Mungkin sudah waktunya mengistirahatkan dia (Kane) demi fase gugur nanti, dan firasat saya merasa Callum Wilson mungkin akan masuk menghadapi Wales,” kata mantan bintang timnas Inggris Alan Shearer seperti dikutip Reuters.

    “Lagipula Inggris perlu menyegarkan diri agar mendapatkan kembali faktor perasaan baik setelah hasil seri yang mengecewakan melawan AS, dan guna memulihkan sedikit kepercayaan diri,” sambung Shearer.

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Wales (3-4-3): Danny Ward; Chris Mepham, Joe Rodon, Ben Davies; Connor Roberts, Aaron Ramsey, Ethan Ampadu, Neco Williams; Daniel James, Kieffer Moore, Gareth Bale

    Inggris (4-2-3-1): Jordan Pickford; Kyle Walker, John Stones, Harry Maguire, Luke Shaw; Declan Rice, Jude Bellingham; Raheem Sterling, Masount Mount, Phil Foden; Harry Kane

    Skenario pertandingan

    Wales dipastikan mengganti penjaga gawangnya dengan Danny Ward karena Wayne Hennessey terkena skorsing akibat kartu merah saat melawan Iran.

    Di luar itu, Wales tak lagi menghadapi masalah yang membuatnya bebas menurunkan siapa pun dalam starting eleven skuad mereka. Bahkan Joe Allen sudah selesai mengatasi cedera hamstringnya.

    Tapi pelatih Wales Rob Page kemungkinan tetap menurunkan starter-starter yang sebelumnya dia pasang dalam dua pertandingan terdahulu, termasuk mempertahankan Gareth Bale dan Aaron Ramsey walau tidak begitu bagus saat pertandingan kedua Wales.

    Demikian pula dengan Daniel James dan Kieffer Moore yang sama-sama menghidupkan permain Wales di sepertiga akhir lapangan.

    Page masih akan memasang tiga bek dalam formasi 3-4-3 yang membuat Danny Ward nyaman dalam perlindungan trio Chris Mepham, Joe Rodon, dan Ben Davies di lini pertahanan.

    Connoer Roberts dan Neco Williams akan bergerak lebih leluasa di kedua sayap baik dalam menopang pertahanan maupun memasok bola untuk para winger yang beroperasi bersama trisula serang Daniel James, Kieffer Moore, dan Gareth Bale.

    Sedangkan Aaron Ramsey dan Ethan Ampadu menjadi jangkar di lapangan tengah yang menyeimbangkan tim dan pihak pertama yang mengendalikan serangan Inggris dari tengah.

    Mereka akan bertarung dengan duet Inggris Declan Rice dan Jude Bellingham untuk menunjukkan siapa penguasa lapangan tengah dalam laga ini.

    Sementara itu dari kubu Inggris, pelatih Garett Southgate juga mendapatkan skuad yang seluruhnya fit dan siap diturunkan melawan Wales, termasuk James Maddison yang sudah pulih dari cedera lutut.

    Southgate juga mendapati bek kanan Manchester City Kyle Walker sudah siap dimainkan. Demikian juga dengan Trent Alexander-Arnold.

    Untuk barisan depan Southgate yang enggan memasukkan Phil Foden sebagai pengisi tempat Mason Mount kemungkinan bisa memainkan Foden sejak awal akibat permainan Bukayo Saka yang tidak begitu bagus saat melawan Amerika Serikat.

    Sedangkan kapten Harry Kane yang diminta sejumlah kalangan untuk diistirahatkan demi menyegarkan tim tetap diturunkan sebagai starter di ujung depan lini depan di belakang trio Raheem Sterling, Masount Mount, dan Phil Foden.

    Dengan formasi seperti ini Inggris tak mau puas dengan hasil seri, apalagi sampai kalah. Mereka ingin menang karena bisa mendapatkan lawan yang tak terlalu sulit pada babak 16, antara Ekuador dan Senegal karena Belanda kemungkinan besar menjuarai Grup A.

    Dalam drawing 16 besar, juara Grup B bakal menghadapi runner up Grup A.

    Statistik penting kedua tim

    Inggris dan Wales sudah berhadapan 103 kali sejak 1879. Inggris menang 68 kali, sedangkan Wales menang 14 kali.

    Terakhir mereka bertemu pada Oktober 2020 dalam laga persahabatan yang dimenangkan Inggris 3-0.

    Inggris juga mengalahkan Wales dalam enam pertemuan terakhir di antara mereka. Inggris juga clean sheet dalam lima pertandingan terakhir.

    Gareth Bale adalah satu-satunya pemain Wales yang mencetak gol ke gawang Inggris dalam abad ke-21 ketika Wales kalah 1-2 dalam 2016.

    Inggris cukup seri untuk mencapai babak knockout, sebaliknya Wales wajib mengalahkan Inggris sambil berharap pertandingan Amerika Serikat melawan Iran berakhir imbang. Jika salah satu dari AS atau Iran menang, maka Wales harus mengalahkan Inggris dengan paling sedikit empat gol. (ANT)

  • Preview Piala Dunia 2022: Iran vs Amerika Serikat

    Preview Piala Dunia 2022: Iran vs Amerika Serikat

    JAKARTA, BANPOS – Tak ada pertemuan yang panasnya luber ke luar lapangan sepak bola selain pertandingan Amerika Serikat dan Iran.

    Ini adalah satu-satunya pertandingan Piala Dunia 2022 yang paling bermuatan politik sekalipun dalam arena olahraga mereka mungkin tidak berseteru.

    Apalagi jika dikaitkan dengan gelombang protes yang saat ini terjadi di Iran berkaitan dengan tewasnya seorang gadis oleh aparat keamanan yang terlalu eksesif.

    Tentu saja kedua pelatih dari kedua tim ini mengesampingkan hubungan bilateral di antara kedua negara itu.

    Mereka menegaskan hanya fokus kepada sepak bola, Piala Dunia 2022 dan kemampuan olahraga dalam menyatukan orang, termasuk orang Iran dengan orang Amerika.

    Menyusul revolusi Islam Iran, Washington dan Teheran saling memutuskan hubungan diplomatik yang terus tegang sampai kini.

    “Saya membayangkan pertandingan ini diperebutkan dengan sengit karena fakta bahwa kedua tim ingin melaju ke babak berikutnya, bukan karena politik atau karena hubungan antar negara kami” kata pelatih AS Gregg Berhalter seperti dikutip Reuters.

    Berhalter justru menyatakan sepak bola malah menyatukan umat manusia. “Anda dipersatukan oleh kecintaan yang sama kepada olahraga ini,” sambung dia.

    Kemenangan dramatis Iran atas Wales dalam skor 2-0 dan seri tanpa gol AS melawan Inggris pada hari Jumat membuat salah satu pertandingan terakhir Grup B ini akan sangat mendebarkan.

    Inggris yang memuncaki klasemen dengan empat poin akan menghadapi tim terbawah Wales dalam laga terakhirnya di grup ini. Inggris cukup seri, dan jika ini yang terjadi, apalagi andai AS yang menang, maka kontes Iran melawan Amerika Serikat akan menentukan tim mana yang lolos ke babak 16 besar.

    Pertemuan ini sendiri merupakan ulangan penyisihan grup Piala Dunia 1998 yang dimenangkan Iran 2-1.

    Seperti yang mungkin akan terjadi dalam laga Senin malam nanti itu, kontes 1998 tersebut ditandai dengan momen simbolis sebelum pertandingan di Stade Gerland di Lyon ketika pemain-pemain Iran memberikan mawar putih yang menjadi simbol perdamaian di Iran, kepada pemain-pemain Amerika.

    Mungkin momen 24 tahun lalu itu bisa terjadi lagi malam nanti, dan menjadi semakin menarik karena pemain-pemain Iran juga sepertinya memprotes perlakuan pemerintahnya terhadap para demonstran yang sudah menewaskan banyak orang termasuk gadis berusia 22 tahun, Mahsa Amini, yang meninggal dunia dalam tahanan dan memicu protes nasional berkaitan berpakaian menurut syariat di negara itu.

    Tim Melli menolak menyanyikan lagu kebangsaan Iran dalam pertandingan pertamanya melawan Inggris untuk menunjukkan solidaritas kepada pengunjuk rasa, sampai mengundang ejekan dari pendukungnya sendiri.

    Di tengah meningkatnya tekanan agar para pemain netral dalam gerakan unjuk rasa nasional itu, Iran bangkit mengalahkan Wales setelah tiga hari sebelumnya mereka diluluh-lantakkan Inggris 2-6.

    Berhalter mencermati betul kebangkitan Iran itu dengan mewaspadai ancaman Iran yang bisa menghempaskan Wales dengan begitu meyakinkan.

    “Sekarang kami harus yakin bahwa kami cukup bagus untuk melaju ke putaran kedua,” kata pelatih Iran Carlos Queiroz.

    Namun demikian Queiroz menaruh respek kepada Amerika Serikat yang disebutnya sebagai tim yang brilian.

    Queiroz tak ingin fokus teralihkan kepada hal-hal dil luar sepak bola, “karena yang ingin kami lalukan adalah mempersembahkan hadiah kepada pendukung Iran.”

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Iran (3-5-2): Hossein Hosseini; Ramin Rezaeian, Majid Hosseini, Morteza Pouraliganji, Milad Mohammadi; Ali Gholizadeh, Ahmad Nourollahi, Saeid Ezatolahi, Ehsan Hajsafi; Mehdi Taremi, Sardar Azmoun

    Amerika Serikat (4-3-3): Matt Turner; Sergino Dest, Walker Zimmerman, Tim Ream, Antonee Robinson; Tyler Adams, Yunus Musah, Weston McKennie; Christian Pulisic, Timothy Weah, Haji Wright

    Skenario pertandingan

    Iran tidak akan diperkuat Alireza Jahanbakhsh dalam pertandingan terakhirnya di Grup B karena mantan pemain Brighton & Hove Albion itu sudah mendapatkan dua kartu kuning setelah melakukan pelanggaran keras terhadap pemain Wales Chris Mepham.

    Iran juga berpotensi tak bisa diperkuat Sardar Azmoun yang jelas berjuang mengatasi sisa cedera selama melawan Wales.

    Pelatih Iran Carlos Queiroz sebenarnya tahu pemain bintang ini tak sepenuhnya bugar, namun dia memaksa memasukkannya dalam starting eleven karena Queiroz tahu pasti skuadnya membutuhkan seorang pemain dengan level kualitas seperti Azmoun.

    Sama dengan sebelum menghadapi Wales, Queiroz akan cenderung tetap memasang Azmoun dalam formasi 3-5-2 guna bermitra di depan bersama Mehdi Taremi.

    Kiper utama Alireza Beiranvand sudah bisa diturunkan kembali setelah cedera kepala parah dalam pertandingan pertama melawan Inggris. Namun Queiroz dihadapkan kepada pililhan sulit karena Hossein Hosseini tampil bagus sewaktu melawan Wales dengan mencatat clean sheet.

    Alhasil tidak akan ada perubahan yang terlalu mencolok dalam skuad Iran sehingga Hossein Hosseini tetap bertugas di bawah gawang dengan mendapatkan proteksi dari dua bek tengah Majid Hosseini dan Morteza Pouraliganji.

    Ali Gholizadeh, Ahmad Nourollahi, Saeid Ezatolahi, dan Ehsan Hajsafi menjadi kuartet lapangan tengah yang siap memasok bola dan membuatkan ruang bermanuver kepada duo lini depan, Taremi dan Azmoun.

    AS sendiri tidak sedang disergap masalah cedera pemain. Tapi sejumlah pemain penggantinya seperti pemain Borussia Dortmund Giovanni Reyna bisa menggoda pelatih AS Gregg Berhalter untuk memainkannya sejak menit pertama.

    Namun kecenderungannya Berhalter tetap menurunkan pemain-pemain dalam dua pertandingan sebelumnya, sekalipun total hanya bisa mempersembahkan dua poin.

    Dua poin ini jelas sangat mengganggu Amerika Serikat karena membuat mereka tak memiliki pilihan selain memenangkan pertandingan ketiga agar lolos ke 16 besar.

    Untuk mendapatkan poin sempurna, Berhalter memasang formasi menyerang dalam formasi 4-3-3 yang akan bertemu kepada trio serang yang terdiri dari Christian Pulisic, Timothy Weah dan Haji Wright.

    Guna memastikan para pengisi mendapatkan pasokan bola yang cukup dan sekaligus mematahkan prakarsa Iran dalam melancarkan serangan, Berhalter memasang empat gelandang dipimpin kapten Tyler Adams.

    Sedangkan Sergino Dest dan Antonee Robinson menjaga kedua sayap pertahanan Amerika steril dari invasi Iran. Sementara Walker Zimmerman dan Tim Ream menjadi dua orang yang paling bertanggung jawab dalam melindungi kiper Matt Turner.

    Boleh dibilang pertandingan ini merupakan pertarungan antar para pengisi lapangan tengah. Siapa berhasil memenangkan pertarungan di sini, akan memenangkan laga ini.

    Statistik penting kedua tim

    Sebelum ini kedua negara sudah dua kali bertemu. Iran menang 2-1 dalam Piala Dunia 1998, sedangkan satunya lagi yang merupakan laga persahabatan pada 2000 berakhir imbang 1-1.

    Kemenangan 2-1 Iran atas AS hari itu adalah juga kemenangan pertama Iran dalam Piala Dunia.

    Iran ditelan Inggris 2-6 dalam pertandingan pertama tetapi bangkit pada pertandingan kedua dengan mengalahkan Wales 2-0.

    Sebaliknya kedua pertandingan pertama AS berakhir imbang, masing-masing 0-0 kala menghadapi Inggris dan 1-1 saat melawan Wales.

    Sekalipun sudah sering masuk putaran final Piala Dunia Iran tidak pernah melewati fase grup.

    AS bertarung lagi dalam Piala Dunia setelah gagal memasuki putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia.

    Bek DeAndre Yedlin adalah satu-satunya pemain AS yang berpengalaman tampil dalam Piala Dunia. (ANT)

  • Preview Piala Dunia 2022: Portugal vs Uruguay

    Preview Piala Dunia 2022: Portugal vs Uruguay

    JAKARTA, BANPOS – Portugal bisa menjadi tim kedua setelah Prancis yang memastikan lolos dari fase grup Piala Dunia 2022 dengan menyisakan satu pertandingan, jika mengalahkan Uruguay pada pertandingan keduanya Selasa dini hari esok.

    Tetapi, sekalipun kesulitan mengembangkan permainannya kala seri melawan Korea Selatan, Uruguay bukan lawan yang mudah ditundukkan oleh Portugal sekalipun.

    Uruguay yang sudah dua kali menjuarai Piala Dunia, bahkan pernah menyingkirkan Portugal dengan 2-1 dalam 16 besar Piala Dunia 2018. Kedua gol Uruguay itu dicetak oleh Edinson Cavani yang masih dilibatkan Uruguay dalam Piala Dunia 2022 ini.

    Meskipun Cristiano Ronaldo membuat rekor dengan mencetak gol dalam Piala Dunia kelimanya saat menang 3-2 atas Ghana, Portugal kekurangan inspirasi dan harus melakukan banyak hal untuk menghilangkan performa buruk Piala Dunia sejak semifinal Piala Dunia 2006.

    Uruguay sendiri, meskipun gagal mencetak gol atau bahkan gagal membuat peluang tepat sasaran saat menghadapi Korea Selatan tiga hari lalu, bermain tenang dan terorganisir.

    Dipenuhi gabungan pemain muda dan senior, Uruguay tampil percaya diri di mana setiap tekanan lawan tak pernah membuat mereka gugup.

    Meskipun demikian pelatih Portugal Fernando Santos mengaku tidak kesulitan menghadapi pertandingan Uruguay karena dia tahu apa yang harus diperbaiki dari timnya.

    “Tidak ada yang saya khawatirkan karena saya tahu pemain-pemain saya bisa melakukan lebih baik dari itu,” kata Santos seperti dikutip Reuters. “Saya yakin sekali mereka bisa tampil jauh lebih baik dari ini.”

    Portugal yang biasa tampil di bawah standard selama babak grup Piala Dunia, kali ini tak boleh melakukan hal seperti itu, karena Uruguay bisa mengeksploitasi celah itu.

    Siklus itu harus berhenti saat pertandingan melawan Uruguay karena jika terus berlanjut akan membahayakan Portugal sendiri mengingat lawan terakhirnya dalam fase grup, Korea Selatan, cenderung tampil semakin agresif ketika lawan terlihat rentan dan inilah yang membuat mereka pernah menumbangkan Jerman pada Piala Dunia 2018.

    Uruguay sendiri ingin menghindari kekalahan melawan Portugal agar nasibnya tetap ditentukan mereka sendiri sebelum menjalani pertandingan terakhir melawan Ghana.

    Uruguay terlihat bagus sejak Diego Alonso melatih tim ini akhir tahun lalu dan membalikkan keadaan pada babak kualifikasi. Semua pemainnya sudah siap diturunkan, kecuali Ronald Araujo ​​​​yang tengah dalam pemulihan dari operasi paha.

    Lini pertahanan Alonso tampak kokoh melawan Korea Selatan, tetapi dia juga diberkati dengan opsi serang yang bervariasi, yang meliputi Luis Suarez, Edinson Cavani, Darwin Nunez dan Facundo Pellistri. Mereka semua tampil berbahaya saat menghadapi Korea Selatan.

    Alonso tahu pertandingan melawan Portugal itu akan berjalan sengit dan bisa ditentukan pada menit-menit terakhir pertandingan. Laga ini juga sangat menentukan untuk nasib Uruguay.

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Portugal (4-3-3): Diogo Costa; Joao Cancelo, Ruben Dias, Danilo Pereira, Raphael Guerreiro; Bernardo Silva, Ruben Neves, William Carvalho; Bruno Fernandes, Cristiano Ronaldo, Joao Felix

    Uruguay (4-3-3): Sergio Rochet; Martin Caceres, Diego Godin, Jose Maria Gimenez, Mathias Olivera; Federico Valverde, Rodrigo Bentancur, Matias Vecino; Facundo Pellistri, Luis Suarez, Darwin Nunez

    Skenario pertandingan

    Sejauh ini tidak ada pemain Portugal yang cedera. Saat bersamaan skuad terdahulu sukses membungkam Ghana. Dua alasan ini membuat pelatih Fernando Santos kemungkinan besar tetap menurunkan starting eleven seperti saat menghadapi Ghana, dalam formasi 4-3-3.

    Tetapi beberapa pemain yang masuk sebagai pemain pengganti tetapi tampil lebih baik dari yang digantinya kemungkinan dimainkan sebagai starter, termasuk William Carvalho yang mungkin dimasukkan sejak awal karena tampil lebih baik dari pada Otavio yang digantinya.

    Tidak demikian halnya dengan Rafael Leao. Sekalipun mencetak salah satu gol ke gawang Ghana setelah masuk sebagai pemain pengganti, dia akan sulit menggantikan tempat Bruno Fernandes dan Joao Felix yang kembali dipasang untuk menyokong Ronaldo di sepertiga akhir lapangan.

    Santos juga memiliki opsi memainkan Diogo Dalot dan memindahkan Joao Cancelo ke posisi bek kiri, tetapi Raphael Guerreiro sepertinya bakal terus dia pertahankan.

    Sedangkan duo bek tengah Ruben Dias dan Danilo Pereira mempertahankan posisinya bersama bek sayap Joao Cancelo yang masih akan menjadi para deputi pertahanan terbaik untuk penjaga gawang Diogo Costa.

    Uruguay sendiri masih terus menantikan kabar baik dari bek tengah Ronald Araujo yang meskipun dalam proses pemulihan setelah menjalani operasi paha tetap dimasukkan ke dalam skuad.

    Status terkini Araujo, ditambah clean sheet saat melawan Korea Selatan, membuat formasi empat bek yang diisi Martin Caceres, Diego Godin, Jose Gimenez dan Mathias Olivera tetap dipertahankan oleh pelatih Diego Alonso.

    Diperkirakan memasang formasi 4-3-3 seperti Portugal, Uruguay juga menempatkan Matias Vecino, Federico Valverde dan Rodrigo Bentancur di lini tengah.

    Masalah terpenting Uruguay mungkin adalah ketajaman dan kreativitas lini depan yang terekspos saat melawan Korea Selatan.

    Edinson Cavani bisa saja menjadi pilihan lain untuk masuk sebelas pemain pertama apalagi dia adalah pemain yang memasukkan dua gol ke gawang Portugal empat tahun silam. Namun sepertinya Luis Suarez masih akan menjadi pilihan utama yang kembali didampingi Darwin Nunez dan Facundo Pellistri di area sayap.

    Statistik penting kedua tim

    Portugal dan Uruguay sudah tiga kali bertemu sebelum ini. Keduanya memenangkan satu laga, termasuk Piala Dunia 2018 yang dimenangkan Uruguay.

    Portugal melakukan debut dalam Piala Dunia 1966 di Inggris dengan mengalahkan juara bertahan Brazil, mencapai semifinal dan finis tempat ketiga yang sejauh ini merupakan pencapaian terbaiknya.

    Cristiano Ronaldo adalah pencetak gol terbanyak dalam sejarah sepak bola putra dengan 118 gol untuk timnasnya.

    Portugal mengawali kampanye Grup H dengan kemenangan mendebarkan 3-2 atas Ghana di mana Ronaldo menjadi pemain pertama yang mencetak gol dalam lima Piala Dunia.

    Uruguay dua kali menjuarai Piala Dunia, masing-masing di Montevideo pada 1930 dan di Brazil pada 1950.

    Uruguay finis ketiga di belakang Brasil dan Argentina dalam kualifikasi zona Amerika Selatan. Luis Suarez mencetak gol terbanyak dengan delapan gol.

    Uruguay imbang 0-0 melawan Korea Selatan pada pertandingan pembuka mereka di Grup H. (ANT)

  • Preview Piala Dunia 2022: Brazil vs Swiss

    Preview Piala Dunia 2022: Brazil vs Swiss

    JAKARTA, BANPOS –  Brazil ditantang Swiss tanpa jimat mereka, Neymar, yang absen karena cedera pergelangan kaki saat menang 2-0 atas Serbia pada laga pembuka.

    Juara dunia lima kali itu juga tidak akan diperkuat bek sayap Danilo yang juga cedera pergelangan kaki saat melawan Serbia.

    Itu jelas menjadi pukulan untuk misi juara Piala Dunia keenam. Tetapi Brazil masih akan mengandalkan talenta-talenta barunya.

    Neymar sangat penting bagi Brazil dalam dua putaran final Piala Dunia sampai membuat pemain-pemain lainnya kehilangan sorotan.

    Namun baru-baru ini bakat-bakat muda Brazil menyeruak di mana-mana, termasuk Vinicius Jr dan Richarlison yang boleh dibilang menjadi dua pemain terbaik saat menang meyakinkan atas Serbia.

    Pelatih Tite memiliki banyak opsi untuk pengganti Neymar setelah sang pemain berjuang agar fit untuk babak gugur setelah rusak ligamen pergelangan kaki kanan yang mengganggunya selama bertahun-tahun.

    Rodrygo akan menjadi opsi pertama jika Tite memutuskan menggunakan sistem yang sama dengan empat pemain depan bersama Vinicius, Richarlison dan Raphinha.

    Penyerang serba bisa berusia 21 tahun itu bermain dalam posisi Neymar dalam tiga pertandingan latihan Brasil di Turin sebelum Piala Dunia ini digelar.

    Pilihan lainnya adalah memasangkan Fred dengan Casemiro untuk memperkuat lini tengah yang saat bersamaan memajukan posisi Lucas Paqueta sebagai playmaker.

    Namun, tanda tanya terbesar adalah mengenai pengganti Danilo karena bek veteran berusia 39 tahun Dani Alves menjadi satu-satunya bek kanan yang tersedia.

    Tite mungkin memasang bek tengah Real Madrid Eder Militao sebagai pengganti Danilo.

    Sementara itu pelatih Swiss Murat Yakin telah mengubah orientasi skuadnya yang sebelum ini bertumpu kepada lima bek menjadi empat bek.

    Yakin senang kemenangan 1-0 atas Kamerun membuat timnya mencatat clean sheet kedua dalam 10 pertandingan terakhirnya.

    Mereka hanya sekali kebobolan dalam enam kualifikasi terakhir setelah Euro 2020, Jadi tidak ada keraguan mereka bakal menyulitkan Brazil seperti mereka lakukan pada Piala Dunia 2018 ketika mereka mengimbangi Brazil 1-1.

    Kemenangan 1-0 atas Kamerun juga membuat Swiss mencatat kemenangan keempat berturut-turut yang bisa membuat Brazil khawatir.

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Brazil (4-3-3): Alisson Becker; Eder Militao, Thiago Silva, Marquinhos, Alex Sandro; Casemiro, Fred, Lucas Paqueta; Raphinha, Richarlison, Vinicius Junior

    Swiss (4-3-3): Yann Sommer; Silvan Widmer, Manuel Akanji, Nico Elvedi, Ricardo Rodriguez; Remo Freuler, Granit Xhaka, Djibril Sow; Xherdan Shaqiri, Breel Embolo, Ruben Vargas

    Skenario pertandingan

    Salah satu kekuatan Swiss adalah permainan mereka yang solid di lini pertahanan dan kuat di lapangan tengah yang akan menjadi tugas tersulit bagi penyerang-penyerang Brazil.

    Sebaliknya pada tim Brazil kali ini sulit menemukan titik lemahnya. Pertahanan mereka juga kuat, tetapi dua lini permainannya juga kuat dan tajam. Ini terlihat saat mereka 2-0 atas Serbia.

    Namun Brazil saat ini tidak akan diperkuat Neymar setelah mengalami cedera pergelangan kami saat melawan Serbia, padahal striker Paris Saint Germain ini adalah unsur teror paling besar yang dihindarkan lawan-lawan Brazil.

    Ketidakhadiran Neymar akan memaksa Tite membuat penyesuaian-penyesuaian taktis yang memberikan sejumlah gelandang tertentu seperti Fred dimainkan sejak awal.

    Fred akan mendampingi Casemiro dan Lucas Paqueta di lini tengah dalam formasi yang tidak terlalu ofensif seperti saat melawan Serbia dengan pola 4-3-3.

    Trio gelandang dengan tengah itu ditugaskan mendominasi poros lapangan dari agresi Swiss yang juga pandai menguasai tengah lapangan di bawah kepemimpinan jenderal lapangan tengah berpengalaman, Granit Xhaka.

    Trio tengah Brazil juga akan memastikan terjaganya pasokan bola untuk trisula Raphinha, Richarlison, dan Vinicius Junior, selain menjadi penopang lini pertahanan yang sudah pasti kehilangan Danilo karena cedera yang serupa seperti dialami Neymar.

    Posisi Danilo di pilar pertahanan bisa saja diisi oleh Dani Alves yang berpotensi tampil dalam pertandingan Piala Dunia pertamanya sejak 2014. Tetapi Tete sepertinya memilih Eder Militao.

    Militao akan berada di sayap yang berseberangan dengan Alex Sandro yang keduanya mengapit dua bek tengah Thiago Silva dan Marquinhos.

    Perubahan juga terjadi pada skuad Swiss yang kemungkinan besar tidak akan lagi memasang formasi lima bek, apalagi Neymar tak akan memperkuat Brazil.

    Perubahan ini membuat Fabian Schar untuk sementara menepi karena Swiss tidak membutuhkan lagi bek tengah ketiga. Pelatih Murat Yakin akan lebih mempercayakan duo Nico Elvedi dan Manuel Akanji untuk menjaga jantung pertahanan Swiss.

    Kedua bek tengah itu kemungkinan menjadi dua pemain Swiss yang paling sibuk, selain penjaga gawang Yann Sommer karena bakal menjadi sasaran gelombang serangan Brazil. Sedangkan Silvan Widmer dan Ricardo Rodriguez menempati kedua sayap pertahanan.

    Granit Xhaka menjadi poros penting dalam permainan Swiss bersama dua gelandang tengah lainnya yakni Remo Freuler dan Djibril Sow dalam formasi menyerang 4-3-3.

    Di sini, Xherdan Shaqiri, Breel Embolo, dan Ruben Vargas akan bermain sejajar di sepertiga terakhir lapangan untuk mendahului meneror Brazil sebelum terlalu jauh menginvasi daerah pertahanan Swiss.

    Statistik penting kedua tim

    Ini pertemuan ketiga Braziol dan Swiss dalam pertandingan putaran final Piala Dunia.

    Kedua tim terakhir kali bertemu pada fase grup Piala Dunia 2018 di Rusia di mana mereka imbang 1-1. Mereka juga imbang 2-2 dalam Piala Dunia 1950.

    Dalam sembilan pertandingan melawan Swiss, Brazil mencatatkan tiga kemenangan, empat seri, dan dua kekalahan.

    Brazil tak terkalahkan selama kualifikasi Piala Dunia Qatar, sudah lima kali menjuarai Piala Dunia dan favorit menjuarai Piala Dunia yang keenamnya.

    Swiss lolos ke babak knockout dalam tiga dari empat Piala Dunia terakhirnya pada 2006, 2014 dan 2018, tetapi tersingkir pada fase grup pada 2010.

    Brazil selalu tampil dalam putaran final Piala Dunia sejak 1930 tetapi belum pernah mencapai final sejak menjuarai Piala Dunia 2002.

    Swiss tidak terkalahkan selama babak kualifikasi dengan memuncaki grup yang di dalamnya terdapat juara Eropa, Italia. (ANT)