Tag: Rangkasbitung

  • Panwascam Rangkasbitung Ajak Warga Berpartisipasi Dalam Pengawasan Pilkada

    Panwascam Rangkasbitung Ajak Warga Berpartisipasi Dalam Pengawasan Pilkada

    LEBAK, BANPOS – Panitia Pengawasan Kecamatan (Panwascam) Kecamatan Rangkasbitung menggelar kegiatan sosialisasi untuk masyarakat terkait partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pilkada di Kabupaten Lebak pada Rabu (2/10) di Kantor Desa Kolelet Wetan, Kecamatan Rangkasbitung.

    Anggota Panwascam Rangkasbitung, Beni Jaya Permana, mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan arahan langsung dari Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia. Hal ini dilakukan karena tingkat kerawanan dan kecurangan dalam Pemilu lebih tinggi dibandingkan dengan Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif kemarin.

    “Ini arahan dari Bawaslu RI karena dorongan dalam Pilkada ini jauh lebih kuat dibanding Pemilu serentak kemarin,” kata Beni kepada BANPOS.

    Beni menjelaskan, digencarkannya sosialisasi ini karena saat ini masyarakat dinilai masih belum memahami betul terhadap pelanggaran-pelanggaran dalam pilkada.

    “Sebenarnya ditahapan kampanye ini, banyak sekali calon-calon atau tim pemenangan yang mengahalalkan segala cara untuk menarik simpati agar menang dalam pilkada. Berbagai pelanggaran itu yang bisa dilaporkan ke Bawaslu dan Adhocnya,” jelas Beni.

    Ia menegaskan, terdapat berbagai posko pengaduan untuk pelanggaran pemilu mulai dari Desa, Kecamatan hingga tingkat Kabupaten.

    “Silahkan masyarakat adukan kepada Pengawas Desa atau kami di Kecamatan. Atau kalau mau langsung ke Bawaslu Lebak juga monggo,” tandasnya.

    Sementara itu, Kepala Desa Kolelet Wetan, Agus Ruhyat, mengapresiasi kegiatan tersebut digelar di kantor desanya. Menurutnya, kegiatan ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa dalam menjaga pesta demokrasi yang baik, masyarakat memiliki peran penting salah satunya ikut serta dalam pengawasan.

    “Saya rasa ini sebagai motivasi saya tentunya untuk menjaga netralitas kepala desa. Dan juga masyarakat jadi tau hal-hal apa saja yang bisa menjadi pelanggaran dan dilaporkan ke Bawaslu Lebak,” tandasnya. (MYU)

  • Gegara Plastik, Mobil Pick Up Terbakar di Tol Rangkasbitung

    Gegara Plastik, Mobil Pick Up Terbakar di Tol Rangkasbitung

    LEBAK, BANPOS – Sebuah mobil Pick Up bermuatan ban mobil, terbakar di ruas jalan area pintu keluar Tol Rangkasbitung pada Sabtu (20/7) sekira pukul 12.05 waktu setempat.

    Kasi Penanggulangan dan Penyelamatan pada Pemadam Kebakaran Kabupaten Lebak, Doni Syam Firdaus membenarkan hal tersebut.

    “Iya kami menerima laporan dari saudara Rio pada pukul 12.05, pukul 12.20 petugas damkar tiba dan berhasil dipadamkan total pada 13.15 waktu setempat,” kata Doni.

    Ia menjelaskan, dugaan sementara mobil tersebut terbakar dikarenakan adanya plastik bening yang terus terkena sinar matahari langsung dari Kota Cilegon hingga menuju pintu keluar Tol Rangkasbitung.

    “Pelastik bening itu tersorot matahari, seperti kaca pembesar, kemudian banyak barang yang mudah terbakar disekitarnya,” jelasnya.

    Ia menerangkan, total kerugian diperkirakan mencapai Rp200 juta.

    “Tidak ada korban jiwa, alhamdulillah berjalan lancar,” tandasnya.

    Sementara itu, Manajer Bidang Pengembangan Sistem PT Wika Serang-Panimbang, Muhammad Albagir mengatakan, sempat terjadi kemacetan akibat peristiwa tersebut.

    “Iya sempat macet sekitar 20 menit, alhamdulillah sudah diamankan dan dipadamkan oleh petugas damkar,” singkatnya. (MYU)

  • Kerbau ‘Ngamuk’ Menyerang Panitia Kurban di Rangkasbitung

    Kerbau ‘Ngamuk’ Menyerang Panitia Kurban di Rangkasbitung

    LEBAK, BANPOS – Kejadian menegangkan terjadi pagi ini di Kampung Pasir Sukarayat, Kelurahan Cijoro Pasir, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.

    Seekor kerbau yang akan dijadikan hewan kurban tiba-tiba mengamuk, menyerang beberapa panitia kurban yang sedang bersiap untuk prosesi penyembelihan.

    Berdasarkan saksi mata, kerbau tersebut mengamuk dan menyerang beberapa panitia hingga membuat warga ketakutan.

    Warga Setempat, Deddy Sofyan, mengatakan bahwa kerbau tersebut mengamuk sesaat sebelum hendak disembelih.

    “Iya dia gatau kenapa pas mau disembelih malah ngamuk,” kata Deddy kepada wartawan, Senin (17/6).

    Ia menerangkan, pada saat mengamuk, kerbau tersebut sempat kabur ke daerah Ciawi, Rangkasbitung, hingga membuat panitia yang mengejar menjadi kewalahan.

    “Iya sempat kabur setelah mengamuk, tapi alhamdulillah bisa kekejar dan dibawa kembali,” terangnya.

    Ia menjelaskan, kerbau tersebut menyerang salah satu panitia kurban sehingga mengakibatkan luka ringan ditubuhnya.

    “Iya lecet dan pegal-pegal aja, cuma kaget. Alhamdulillah sudah pulih lagi,” jelasnya. (MYU)

  • Napi Lapas Rangkasbitung Dilatih Jadi Tukang Kayu dan Penjahit

    Napi Lapas Rangkasbitung Dilatih Jadi Tukang Kayu dan Penjahit

    LEBAK, BANPOS – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Rangkasbitung terus berupaya untuk meningkatkan keterampilan warga binaannya dengan menggelar berbagai pelatihan.

    Pada Selasa (21/5), Lapas ini mengadakan dua pelatihan sekaligus yakni pelatihan perkayuan dan pelatihan menjahit angkatan kedua.

    Pelatihan perkayuan merupakan program unggulan yang telah menghasilkan berbagai produk berkualitas tinggi.

    Kepala Lapas Kelas III Rangkasbitung, Suriyanta Leonardo Situmorang, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk membekali narapidana dengan keterampilan praktis yang dapat digunakan setelah mereka bebas.

    “Narapidana harus mencapai kompetensi pelatihan. Mereka yang lulus akan mendapatkan sertifikat pelatihan, yang bisa digunakan untuk menciptakan usaha mandiri atau mencari pekerjaan,” ujar Suriyanta.

    Kasubsi Pembinaan, Eka Yogaswara, menambahkan bahwa pelatihan ini diikuti oleh 20 orang dan telah menghasilkan produk-produk yang dipasarkan dengan merk resmi Pasthika. “Produk best seller kami adalah gitar, yang sudah memiliki kualitas sangat baik. Pelatihan ini memberikan potensi bagi warga binaan untuk masa depan mereka,” kata Eka.

    Selain gitar, pelatihan perkayuan juga menghasilkan produk seperti meja, kursi, asbak, lumpang, dan cobek.
    Sementara itu, pelatihan menjahit angkatan kedua juga dimulai pada hari yang sama, diikuti oleh 20 narapidana setelah angkatan pertama sukses meluluskan peserta pada Maret lalu. Suriyanta menjelaskan bahwa pelatihan menjahit ini penting untuk memberikan bekal keterampilan yang bermanfaat bagi warga binaan.

    “Keahlian menjahit akan sangat bermanfaat sebagai sumber pencaharian atau untuk dimanfaatkan setelah mereka bebas,” jelasnya.

    Eka menegaskan bahwa pelatihan menjahit ini mengikuti kurikulum Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) pada Kementerian Ketenagakerjaan, memastikan peserta dilatih dari dasar hingga mahir.

    “Pelatihan ini memungkinkan warga binaan untuk terus berkarya dan berkontribusi nyata bagi negara dan diri mereka sendiri,” kata Eka.
    Semua warga binaan yang mengikuti pelatihan dan dinyatakan lulus akan mendapatkan sertifikat resmi dari LPK, yang dapat menjadi bukti keterampilan yang bermanfaat setelah mereka bebas. (MYU/DZH)

  • Niat Bersih-bersih, Dua Siswa SMK Rangkasbitung Tenggelam di Bekas Galian Pasir

    Niat Bersih-bersih, Dua Siswa SMK Rangkasbitung Tenggelam di Bekas Galian Pasir

    LEBAK, BANPOS – Dua orang siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Rangkasbitung H (16) dan Y (16) tenggelam di sebuah kolam yang diketahui merupakan bekas galian pasir di Kampung Ciseke, Desa Jatimulya, Kecamatan Rangkasbitung pada Sabtu (11/5).

    Berdasarkan informasi yang dihimpun BANPOS, kedua siswa tersebut berada di lokasi kejadian setelah melakukan aktivitas organisasi Paskibra yang terletak tak jauh dari tempat kejadian.

    Babinsa Desa Jatimulya, Serka Ujang Haris, mengatakan bahwa kedua korban diketahui sedang melakukan kegiatan orientasi Paskibra dari SMK di Rangkasbitung. Namun, mereka tenggelam bukan dikarenakan berenang, melainkan sedang melakukan bersih-bersih.

    “Iya bukan berenang, mereka melakukan bersih-bersih cuci baju dan tangan setelah kegiatan, ternyata mereka terpeleset ke bekas galian pasir sedalam 2,5 meter,” kata Ujang kepada wartawan.

    Ia menjelaskan, pencarian dilakukan oleh tim selama dua jam. Kedua korban akhirnya ditemukan dengan kondisi meninggal dunia.

    “Alhamdulillah sudah ketemu, sekarang (korban) dibawa ke rumah sakit,” tandasnya. (MYU)

  • Dua Remaja Diamankan Usai Duel Sajam di Rangkasbitung

    Dua Remaja Diamankan Usai Duel Sajam di Rangkasbitung

    LEBAK, BANPOS – Peristiwa duel menggunakan senjata tajam (sajam) antara dua remaja yang viral di media sosial pada Jumat (19/4) lalu di Jalan Sunan Kalijaga, Desa Muara Ciujung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, berujung pada penangkapan keduanya oleh Satreskrim Polres Lebak pada Sabtu (20/4) di kediaman masing-masing.

    Pelaku yang diamankan adalah MY (15) dan SH (14), keduanya merupakan pelajar dari Kecamatan Cibadak dan Kecamatan Citeras.

    Kanit PPA Satreskrim Polres Lebak, IPDA Trisno Alzhafar, mengonfirmasi bahwa kedua pelaku sudah ditahan dan sedang menjalani proses pemeriksaan.

    “Dua pelaku sudah kami tangkap dan tengah dalam proses pemeriksaan,” ujar Trisno kepada BANPOS, Senin (22/4).

    Trisno menjelaskan bahwa dari enam orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut, empat orang masih berstatus saksi karena proses penyelidikan masih berlangsung.

    “Ada enam orang yang terlibat, namun empat di antaranya masih kami dalami sebagai saksi karena kami masih mencari pasal yang tepat untuk mereka,” jelasnya.

    Ditegaskan Trisno, kedua pelaku dijerat dengan pasal 2 UU Darurat RI tahun 1951, dengan ancaman hukuman penjara hingga 10 tahun karena perbuatan tersebut dianggap sebagai kejahatan.

    Peristiwa tersebut bermula dari adanya video viral yang memperlihatkan kedua pelaku terlibat dalam aksi saling hantam menggunakan senjata tajam jenis cerulit.

    “Tim kami langsung melakukan penyelidikan setelah video tersebut viral, dan kami berhasil mengidentifikasi kedua pelaku berasal dari Kecamatan Cibadak dan Citeras,” tambahnya.

    Trisno juga menekankan pentingnya pengawasan dan pendidikan yang baik dari orang tua dan guru untuk mencegah terjadinya tawuran di kalangan pelajar.

    “Pengawasan yang ketat dari orang tua dan guru sangat penting. Kehadiran orang tua dan pendidikan yang baik dapat mencegah peristiwa serupa yang dapat mengancam keselamatan anak-anak kita,” tandasnya. (MYU/DZH)

  • Pria Tak Dikenal Pamer ‘Rudal’ Teror Masyarakat Lebak

    Pria Tak Dikenal Pamer ‘Rudal’ Teror Masyarakat Lebak

    LEBAK, BANPOS – Seorang pria tak dikenal menimbulkan ketidakamanan di Rangkasbitung dan sekitarnya setelah terbukti melakukan tindakan tidak senonoh dengan memamerkan alat kelaminnya kepada perempuan di tempat umum.

    Peristiwa ini menyasar banyak perempuan dengan ciri-ciri pelaku yang konsisten, yaitu pria berpostur tubuh agak gemuk, mengendarai motor merek scoopy berwarna merah-hitam, dan selalu mengenakan masker dan helm.

    Bunga, seorang warga Kecamatan Cibadak, memberikan kesaksian tentang pengalaman yang dialaminya. Ia menjelaskan bahwa pelaku menggunakan modus bertanya alamat, yang kemudian membuat korban merasa bingung. Saat korban lengah, pelaku tanpa sebab membuka celananya. Kejadian ini membuat korban berteriak histeris dan pelaku segera melarikan diri.

    Bunga mengungkapkan bahwa ini bukanlah kejadian pertama kalinya, dan pengalaman tersebut meninggalkan trauma yang mendalam.

    Kisah serupa terjadi di Kecamatan Warunggunung, di mana seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengalami peristiwa serupa bersama teman-temannya. Pelaku kembali menggunakan modus bertanya alamat sebelum melakukan tindakan cabul. Beruntung, kehadiran warga lain membuat pelaku segera melarikan diri.

    “Iya sama, tadi sore juga ngelakuin hal begitu. Pura-puranya nanya alamat. Aku sama temen teriak, untung ada bapak-bapak, langsung kabur pelakunya,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (28/1).

    Kecamatan Rangkasbitung juga menjadi saksi beberapa kejadian serupa, termasuk salah satu ibu rumah tangga di Lebak Picung. Ia mengungkapkan bahwa pelaku selalu memantau sekitar sebelum melancarkan aksinya.

    Hingga berita ini ditulis, identitas pelaku belum diketahui. Kejadian ini menimbulkan keprihatinan dan kekhawatiran di kalangan warga setempat. (MYU/DZH)

     

     

  • Demi Kemandirian Ekonomi, KPJ Rangkasbitung Lebarkan Usaha

    Demi Kemandirian Ekonomi, KPJ Rangkasbitung Lebarkan Usaha

    LEBAK, BANPOS – Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) Rangkasbitung melebarkan sayap kegiatan mereka demi kemandirian ekonomi, dengan cara membangun ekonomi kreatif melalui sejumlah usaha.

    Hal itu disampaikan oleh salah satu anggota KPJ Rangkasbitung, Franky. Ia mengatakan bahwa dalam tiga tahun terakhir, KPJ Rangkasbitung terjun ke berbagai usaha kreatif, sebagai bentuk upaya kemandirian ekonomi anggotanya.

    “Kita tiga tahun terakhir ini menggeluti berbagai bidang usaha dengan memproduksi aneka makanan camilan, lukisan, kerajinan souvenir dan sablon,” kata Franky, Selasa (14/11).

    Menurut dia, apa yang dilakukan oleh pihaknya merupakan bentuk upaya untuk meninggalkan jalanan, tempat mereka menggeluti profesi sebelumnya.

    Hasil produksi anggota KPJ, kata dia, tidak hanya dipasarkan di Rangkasbitung saja, namun juga sudah dipasok ke sejumlah daerah seperti Serang, Cilegon, Merak, Tangerang dan Jakarta.

    “Kami mendorong para anggota KPJ Rangkasbitung agar hidup mandiri menggeluti bidang usaha, dan tidak lagi hidup di jalanan dengan mengamen,” kata Franky.

    Hasil usaha yang digeluti anggota KPJ Rangkasbitung itu menurutnya, bisa menggulirkan perputaran uang hingga jutaan rupiah per hari. Bahkan, sebagian hasil rejeki usaha yang digelutinya disisihkan untuk kegiatan sosial termasuk sunat massal.

    “Kami berharap para anggota KPJ Rangkasbitung tetap kreatif dan inovatif untuk kemandirian, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bersama keluarga,” ungkapnya.

    Anggota KPJ Rangkasbitung lainnya, Samsudin (45), mengaku dirinya kini memasarkan produk makanan camilan keripik pisang dan rampeyek ke kantor-kantor pemerintah, juga keluar masuk kampung dengan mengendarai kendaraan roda dua.

    “Kami bisa menghasilkan pendapatan rata-rata Rp300 ribu per hari,” tuturnya.

    Sementara itu, Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Imam Suangsa, mengatakan bahwa pemerintah daerah mengapresiasi kegiatan KPJ Rangkasbitung menggeluti bidang ekonomi kreatif, dengan memproduksi aneka makanan camilan dan kerajinan.

    Pemerintah daerah menurutnya, bekerja keras agar pelaku ekonomi kreatif di masyarakat tumbuh dan berkembang, sehingga bisa menghapus kemiskinan ekstrem pada 2024.

    “Kami mendorong anggota KPJ Rangkasbitung dapat berkiprah dengan aneka usaha untuk membangun ekonomi keluarga yang sejahtera,” tandasnya. (DZH/ANT)

  • Serangan Israel Sasar Awak Media, Jurnalis Rangkasbitung Kecam Lewat Aksi Solidaritas

    Serangan Israel Sasar Awak Media, Jurnalis Rangkasbitung Kecam Lewat Aksi Solidaritas

    LEBAK, BANPOS – Serangan Israel terhadap Palestina mengakibatkan ribuan korban jiwa berjatuhan, mulai dari anak-anak, orang dewasa, lansia, hingga jurnalis.

    Menanggapi hal tersebut, sejumlah jurnalis di Kabupaten Lebak menggelar aksi Solidaritas Jurnalis Rangkasbitung Untuk Palestina.

    Aksi yang diikuti oleh sejumlah wartawan dari media cetak, online dan Pers Mahasiswa tersebut digelar di halaman Pendopo Bupati Lebak, Jumat (10/11).

    “Berdasarkan data, 30 lebih jurnalis tewas saat meliput konflik Israel-Palestina. Mayoritas tewas terkena serangan langsung,” kata koordinator aksi, Fathul Rizkoh.

    Rizkoh menjelaskan, aksi ini sebagai wujud berdukacita serta menegaskan bahwa jurnalis merupakan profesi yang mulia dan harus dilindungi, karena seluruh akses informasi didapatkan dari hasil kerja keras seorang jurnalis.

    “Kita dapat mengetahui berita dan informasi dari ribuan kilometer melalui kawan-kawan jurnalis,” jelasnya.

    Terlepas dari itu, lanjutnya, kasus kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia juga cukup tinggi.

    Berdasarkan data Komite Keselamatan Jurnalis yang dikeluarkan AJI Indonesia, ada 58 kasus serangan terhadap jurnalis selama periode Januari hingga Juli 2023.

    “Kasus tersebut seperti kekerasan fisik, ancaman, serangan digital, teror intimidasi, dan kasus lainnya,” terangnya.

    Di Banten sendiri, penghalangan meliput masih kerap terjadi. Pada September lalu, ada dua jurnalis dihalangi saat meliput peristiwa ledakan di rumah sakit di Serpong.

    “Kasus-kasus tersebut menjadi bukti bahwa hingga saat ini kerja-kerja jurnalis belum sepenuhnya aman dari tindakan intimidasi, penghalangan, hingga kekerasan,” tandas Rizkoh. (MYU/DZH)

  • Pembongkaran JPL 183 Rangkasbitung Bawa Berkah

    Pembongkaran JPL 183 Rangkasbitung Bawa Berkah

    LEBAK, BANPOS – Pembongkaran penutup JPL 183 yang dilakukan oleh para pedagang dan massa aksi pada Kamis (10/8) lalu, diklaim langsung membawa berkah bagi para pedagang dan masyarakat di sekitarnya. Sebab, penghasilan mereka langsung meningkat drastis dibandingkan pada saat penutupan.

    Seperti yang diakui oleh pedagang sayur, Asih. Menurutnya, pendapatannya kembali stabil setelah sebelumnya merosot secara signifikan karena akses jalan yang ditutup tersebut.

    “Alhamdulillah, sekarang stabil seperti dulu atau malah dapet lebih. Sebelumnya saya atau bahkan kami mengalami penurunan omzet hampir 80 persen,” kata Asih saat ditanya BANPOS, Minggu (13/8).

    Ia berharap, akses jalan tersebut tetap dibuka oleh Pemerintah setempat demi menjaga kestabilan ekonomi para pedagang.

    “Semoga jangan ditutup lagi, atau paling tidak kasih jalan deh buat orang-orang, diportal lagi juga boleh asal bisa masuk lewat sana (Jalan Rt Hardiwinangun),” tandasnya.

    Terpisah, salah satu pedagang yang memiliki lapak di Rangkasbitung Indah Plaza (Rabinza), Roni, mengaku bahwa dirinya juga mengalami kenaikan omzet sehari pasca dibongkarnya JPL 183 oleh massa aksi.

    Ia mengatakan, dampak yang terjadi ketika jalur tersebut ditutup dan dibuka sangat terasa bagi seluruh masyarakat.

    “Kami disini (Rabinza) juga terkena dampak, bukan tentang jauh dari penutupan JPL, tapi karena akses jalan ditutup jadi sepi yang kesini karena males muter mungkin,” ungkapnya.

    Tak hanya pedagang, salah satu masyarakat, Ayu, yang juga merupakan pengguna moda transportasi umum yakni kereta di Stasiun Rangkasbitung pun ikut bersyukur lantaran dibukanya akses jalan tersebut. Menurutnya, pemerintah harus kembali mempertimbangkan kebijakan bagi para pedagang dan masyarakat.

    “Saya pikir tadinya ini oleh pemerintah dibuka, kalau ini dibuka oleh pedagang berarti ada yang kurang tepat dari kebijakan pemerintah. Bagi saya juga penutupan permanen dan full tersebut kurang efektif karena membuat kami harus berputar jauh untuk menuju stasiun,” tandas Ayu.

    Sebelumnya diberitakan, ratusan pedagang dan masyarakat sekitar Pasar Rangkasbitung menggelar aksi demonstrasi pada Kamis (10/8), setelah menerima laporan penolakan tuntutan untuk membuka penutupan JPL 183 secara permanen.

    Namun hasil dari aksi tersebut, didapati keputusan bahwa JPL 183 tidak dapat dibuka. Salah satu alasannya adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lebak yang meningkat dari sektor retribusi parkir.

    Massa aksi yang tak terima keputusan dan jawaban tersebut berinisiatif untuk membongkar paksa penutupan jalur tersebut. Massa kemudian berbondong-bondong beralih melakukan longmarch menuju JPL 183. Setibanya di lokasi, massa yang sudah tersulut emosi langsung membombardir material penutup JPL 183. (MYU/DZH)