BAKSEL, BANPOS – Peredaran rokok Ilegal alias yang dijual tanpa bea cukai di Lebak selatan (Baksel) semakin hari semakin marak. Hal tersebut seiring bertambah banyaknya penyuka rokok tersebut. Kamis (4/8).
Diketahui, ada belasan merek rokok Ilegal yang marak beredar di Baksel dengan harga yang terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah.
Seperti dikemukakan salah seorang pemilik warung di salah satu sudut kawasan Malingping kepada BANPOS mengaku banyak sekali merek rokok Ilegal itu. Menurutnya Ia mendapatkan rokok tersebut karena biasa ada yang ngirim.
“Kalau merek rokoknya sih bermacam-macam pak. Dan yang lalu sih ada merek Boshe, Konco, 41 dan Platinum Gold. Kami mendapat barang itu biasanya ada yang ngirim khusus,” ungkap salah seorang pedagang yang sengaja dirahasiakan namanya.
Menurutnya, ia biasa dikirim secara bal yang berisi 10 faks, dan rokok itu lakunya juga cepat.
“Iya untuk rokok ini menjualnya juga mudah. Di sini juga satu bal itu paling tiga hari sudah habis. Karena sekarang penggemarnya juga banyak. Mungkin kalau beli rokok biasa kemahalan, jadi banyak yang pindah ke rokok ini,” jelasnya.
Pantauan BANPOS penjualan rokok tanpa identitas bea cukai tersebut sudah merambah dan banyak di jual di hampir semua titik di Baksel, hanya saja kadang dijualnya tidak terlalu vulgar.
Begitu pula penikmatnya, semakin hari semakin bertambah. Kebanyakan mereka dari warga kalangan menengah ke bawah dan juga para pemuda yang belum punya pekerjaan tetap
Sementara salah seorang penikmat rokok ilegal mengaku pindah hobi ke rokok Ilegal karena harganya murah terjangkau.
“Persoalannya ya karena rokok jenis itu mah murah, cuma 10 ribu per bungkus. Kalau rokok yang biasa mah harganya mahal di atas 20 ribuan, jadi mending ganti aja ke rokok ini. Yah orang seperti saya mah hanya mampu beli rokok itu pa, murah terjangkau,” ungkap Rapiudin salah seorang buruh tani di Malingping.
Senada, Hendra, warga Baksel lainnya menyebut selain murah, rokok ilegal itu mudah didapat di warung-warung.
“Saya sekarang sudah tiga bulan langganan rokok itu, harganya cuma Rp10 ribu per bungkus, belinya juga mudah. Biasanya di jual di warung-warung pendatang itu. Bahkan sekarang mah orang seperti saya hampir semua pada pindah ke rokok ini,” ungkap warga yang berprofesi ojek ini kepada BANPOS. (WDO/PBN)