Tag: rsud cilegon

  • Walikota Helldy Jalani Operasi Ringan di RSUD Cilegon

    Walikota Helldy Jalani Operasi Ringan di RSUD Cilegon

    CILEGON, BANPOS – Walikota Cilegon, Helldy Agutian, sempat menjalani operasi ringan di RSUD Cilegon, Kamis (18/). Orang nomor satu di kota baja ini mengaku puas atas pelayanan yang dilakukan pihak rumah sakit.

    Helldy kepada sejumlah media mengaku tidak canggung untuk berobat ke RSUD Cilegon yang saat ini sudah semakin lengkap pelayanan dan fasilitasnya.

    “Benar, kemarin malam saya sempat berobat di RSUD Cilegon. Penanganan operasi ringan saja. Saya tidak sungkan untuk berobat di RSUD karena sudah semakin bagus pelayanan dan fasilitasnya,” ujar Helldy yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Kota Cilegon di sela kunjunganya ke Bappeda Litbang, Jumat (18/1).

    Sementara Direktur RSUD Cilegon Lendi Delyanto mengungkapkan bahwa Walikota Helldy mendapat penanganan operasi ringan di bagian perut dengan ditangani sejumlah dokter spesialis dan dengan peralatan terbaru yang dimiliki rumah sakit milik daerah.

    “Alhamdulillah operasi terhadap Pak Walikota Helldy berjalan lancar dengan ditangani dokter spesialit penyakit dalam dan anastesi,” ungkap Lendi.

    Lendi menjelaskan Helldy masuk RSUD sekira jam tiga sore dan langsung dilakukan penanganan medis.

    “Operasi berlangsung sekitar satu jam. Sementara untuk pemulihan sekitar tiga jam. Usai istirahat di ruang rawat inap beliau (Helldy, red) langsung pulang,” terang Lendi.

    Ia menambahkan, saat ini RSUD Cilegon terus melakukan pelayanan secara maksimal dalam melayani seluruh pasien warga Cilegon yang berobat di rumah sakit milik daerah.

    Ia mengaku bangga atas kepercayaan Walikota Helldy dan sejumlah pejabat Cilegon yang selalu mempercayakan pengobatan ke RSUD Cilegon.

    Untuk diketahui, saat ini pihak RSUD Cilegon tercatat memiliki ratusan dokter spesualis yang siap membantu warga Cilegon dalam penanganan pelayanan kesehatan. (BAR)

  • RSUD Cilegon Stagnan

    RSUD Cilegon Stagnan

    CILEGON, BANPOS – Anggota DPRD Kota Cilegon Rahmatullah menyoroti minimnya alat kesehatan (Alkes) di RSUD Kota Cilegon untuk dokter spesialis. Selain itu, ia juga menyoroti pendapatan RSUD yang stagnan dan tidak meningkat.

    “Kondisi RSUD saat ini sudah bisa kita banggakan karena sudah ada dokter spesialis bedah syaraf, dan menjadi pusat rujukan di Banten, namun kondisi pendapatan rsud masih stagnan, tidak berkembang,” kata Rahmatullah kepada BANPOS, Kamis (28/9).

    “Kondisi alkes untuk dokter spesialis sangat minim, jauh dari standar yang seharusnya, artinya tidak mumpuni. Untuk menunjang para medis dan paramedis yang ada disana,” sambungnya.

    Lebih lanjut, Rahmatullah mengungkapkan kondisi ini menjadi dilema, satu sisi harus berdaya saing, mandiri dan optimal dalam mendapatkan pendapatannya, namun dukungan alat para medisnya terbatas.

    “Artinya Pemda (Pemkot Cilegon) harus hadir, dan wajib memberikan bantuan anggaran untuk mengisi alkes tersebut, karena hal ini berkaitan dengan masalah kemanusiaan, jangan sampai dokter yang ada kabur dari Cilegon karena fasilitas kerjanya tidak didukung,” terangnya.

    Menurutnya anggaran BLUD RSUD yang ada saat ini tidak cukup mengakomodir kebutuhan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

    “Yang harus dipahami, RSUD tidak serta merta harus full profit oriented, kita punya kewajiban memberikan pelayanan dasar, dalam membangun SDM. Biar masyarakat Cilegon tidak ada lagi yang tertolak dan dilayani dengan maksimal,” ujarnya.

    “Penuhi dengan optimal alat kerjanya biar masyarakat Cilegon terlayani dengan optimal juga. Kalau perlu anggaran OPD yang tidak optimal di geser aja ke RSUD demi urusan kemaslahatan kemanusiaan,” tandasnya.

    Sementara, menanggapi hal itu, Plt Direktur RSUD Cilegon Lendy Delyanto saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp belum merespon. (LUK/PBN)

  • Pejabat Diharap Komitmen dan Profesional

    Pejabat Diharap Komitmen dan Profesional

    CILEGON, BANPOS – Menanggapi mundurnya Kepala Bagian Umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilegon Juhdi Sayyidi sejak bulan Mei lalu, DPRD Cilegon meminta agar kedepannya penempatan jabatan harus orang yang komitmen dan profesional. Alasan pengunduran diri yaitu faktor keluarga dan seringkali menurunnya kesehatan selama menjalankan tugas di Manajemen RSUD Cilegon.

    Juhdi sendiri seharusnya menjadi Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) di RSUD Cilegon untuk proyek prioritas pembangunan gedung 5 lantai RSUD Cilegon, yang hingga bulan Agustus ini belum berjalan pelaksanaannya.

    Informasi yang beredar, akibat mundurnya Kepala Bagian Umum RSUD Cilegon itu, membuat proyek tersebut juga sempat tersendat beberapa saat.

    Saat dikonfirmasi, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Cilegon Joko Purwanto membenarkan jika Juhdi Sayyidi mengundurkan diri.

    “Sudah lama mengundurkan dirinya, ada surat pengunduran dirinya,” kata, Senin (13/8).

    Dikatakan Joko, surat pengunduran diri dari jabatan tersebut, sudah disetujui oleh pihaknya dan Walikota Cilegon Helldy Agustian selaku Pejabat Pembina Kepegawaian. Saat ini, Juhdi ditempatkan sebagai pegawai di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan.

    “Pada dasarnya kita setujui (Pengunduran Diri). Ditempatkan di Damkar (Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan) sebagai Perencana dan Evaluasi Kelas Jabatan 7,” tuturnya.

    Kemudian, Joko menyebut jika sebelumnya juga ada pejabat yang mundur dari jabatannya dan bahkan mundur dari Pegawai Negeri Sipil yakni Mantan Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Achmad Mugni.

    Sementara, sebagai pengganti posisi Juhdi ditunjuk Pelaksana Tugas (Plt) dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Cilegon yakni Imanudin.

    Disinggung terkait pengunduran diri Juhdi berkaitan dengan adanya proyek pembangunan Gedung RSUD Cilegon 5 lantai, Joko enggan menanggapinya. Sementara itu, saat dihubungi melalui sambungan telepon belum ada tanggapan dari Juhdi.

    Menyikapi hal itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Cilegon Hasbudin meminta Walikota Cilegon Helldy Agustian agar menempatkan pejabat yang mempunyai profesionalisme dan komitmen tinggi.

    “Kalau orang profesional tidak punya komitmen tidak ada artinya. Tapi kalau orang punya komitmen, tapi tidak profesional itu bisa belajar, bisa bertanya. Lebih bagus orang yang profesional di bidangnya ditambah punya komitmen, jangan sampai mengundurkan diri itu tadi,” tegasnya.

    Lebih lanjut, Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Cilegon ini menyoroti agar penempatan pegawai harus benar-benar selektif, apalagi di RSUD Cilegon menyangkut pelayanan dasar.

    “Adanya gagal lelang proyek RSUD, laksanakan sesuai aturan. Sampai mau ketemu APBD Perubahan, reguler belum dilaksanakan. Ujung-ujungnya di akhir tahun lagi dikebut,” ujarnya.

    Kemudian Hasbudin juga menyoroti, pelaksanaan APBD agar di awal tahun. Paling tidak, April juga berjalan program prioritas bisa berjalan. “Saya nggak pernah urusan proyeknya siapa saja, tapi saya sebagai anggota dewan prihatin,” paparnya.

    Terpisah, Anggota DPRD Cilegon Baihaki Sulaiman juga menyoroti terkait pengunduran diri pejabat di RSUD Cilegon.

    “ASN (Aparatur Sipil Negara) kan profesional, hadir di situ sebagai sumpah, kenapa tidak mundur sekalian dari ASN-nya. Ini Gedung RSUD Cilegon 5 lantai masuk RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), saya kira harus tuntas di tahun 2023 ini,” tegasnya.

    Dikatakan Baihaki, adanya kasus gagal lelang dalam proyek RSUD Cilegon dinilai hal yang biasa dan sudah terjadi di beberapa proyek. “Kalau gagal lelang hal biasa, kalau ASN mundur dari jabatannya ini fenomena baru,” tandasnya.(LUK/PBN)

  • Karyawan Anak Perusahaan Krakatau Steel Tewas, Keluarga Nilai Ada Kejanggalan

    Karyawan Anak Perusahaan Krakatau Steel Tewas, Keluarga Nilai Ada Kejanggalan

    CILEGON, BANPOS – Seorang karyawan anak perusahaan Krakatau Steel yakni PT Krakatau Jasa Logistik (KJL), Eranto, tewas pada Jumat (4/8). Eranto diklaim tewas karena kecelakaan kerja, namun pihak keluarga menilai terdapat kejanggalan atas tewasnya Eranto.

    Kejanggalan yang dimaksud yakni diduga terdapat sejumlah luka lebam dan luka lainnya pada tubuh Eranto. Selain itu, Eranto pun diketahui sempat mengalami pertengkaran dengan rekan kerjanya beberapa waktu yang lalu.

    Atas dugaan tersebut, pihak keluarga telah melakukan otopsi atas jenazah Eranto, di RSUD Cilegon. Sementara itu, pihak keluarga pun melaporkan dugaan kekerasan itu ke pihak Kepolisian.

    Perwakilan keluarga korban, Oji, mengaku sudah menyerahkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) ke Polres Cilegon, pasca insiden kecelakaan kerja yang menewaskan keponakannya tersebut.

    “Keluarga sudah melapor ke kepolisian,” ujarnya saat dikonfirmasi awak media melalui pesan whatshapp, Sabtu (5/8).

    Ia menuturkan bahwa hingga saat ini, jenazah Eranto masih dilakukan autopsi. Menurut Oji, pihaknya berharap pihak Kepolisian dapat mengungkap tabir di balik tewasnya Eranto.

    “Semoga pihak kepolisian bisa usut ini sampai selesai,” jelasnya.

    Berdasarkan informasi dari teman dekat Eranto, sebelum insiden dugaan kecelakaan kerja terjadi, pada Senin (31/7), korban mengaku gelisah karena sedang ada masalah di tempat kerjanya.

    “Dia bilang pas Senin 31 Juli kalo lagi ruwet dan ada masalah di tempat kerjanya,” ungkap teman dekat korban yang enggan disebutkan namanya.

    Menurut teman dekatnya, korban bercerita jika masalah yang terjadi di tempat kerjanya lantaran kesalahpahaman urusan pekerjaan.

    “Dia cerita kalau abis gulat (berantem fisik) sama teman kerjanya, katanya temen kerjanya mau nonjok dia terus ketangkis dan disitu cekcok,” ujar teman dekatnya itu.

    Bahkan dia, juga sempat bercerita jika dirinya kemungkinan terancam dipindah divisi akibat insiden tersebut. “Dia bilang kayanya bakal dipindah divisi karna insiden itu,” jelasnya.

    Masih dari keterangan teman dekatnya, korban juga sempat bercerita insiden yang dialaminya pada dua teman yang lainnya yaitu pada malm Selasa dan malam Rabu.

    Diketahui, Eranto merupakan pria kelahiran Cirebon. Eranto yang juga merupakan kelahiran 4 Agustus 1995, tewas tepat pada ulang tahun usia ke-28.

    Korban juga dikenal sebagai atlet bulu tangkis berpretasi semasa kuliah di salah satu perguruan tinggi Islam di Banten. (DZH)

  • Sempat Gagal, Proyek RSUD Cilegon Digarap Agustus

    Sempat Gagal, Proyek RSUD Cilegon Digarap Agustus

    CILEGON, BANPOS – Proyek pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilegon lima lantai segera dibangun bulan Agustus dan dalam waktu dekat akan segera dilelang.

    Saat ditemui usai Rapat Paripurna di DPRD Kota Cilegon, Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Kota Cilegon Lendy Delyanto menjelaskan, untuk Detail Engineering Design (DED) rumah sakit sudah selesai dan Agustus akan dibangun konstruksinya.

    “(Sekarang) Lagi proses finalisasi Amdal (analisis dampak lingkungan) sama persiapan lelang konstruksi,” kata Lendy kepada awak media, Senin (24/7).

    Lendy mengungkapkan, selain persiapan lelang konstruksi, saat ini pihaknya tengah menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK). “Semoga bisa di tahun ini dimulai. Perkiraan Insyaallah mudah-mudahan Agustus,” tuturnya.

    Dikatakan Lendy anggaran yang disiapkan untuk membangun kerangka konstruksi bangunan rumah sakit sekitar Rp69 miliar.

    “Anggaran semula Rp69 miliar, tapi sepertinya ini mundur dari rencana semula karena kemarin proses AMDAL sempat gagal lelangnya karena belum ada yang mendaftar. Jadinya seperti tidak bisa semua terserap, tapi tergantung nanti ada rekomendasi dari PU dan lain-lain. Angkanya belum tahu,” tuturnya.

    Lendy mengatakan, tahun ini ditargetkan selesai pembangunan struktur bangunan, tahun 2024 penyelesaian tahap akhir atau finishing.

    Diketahui dalam perencanaannya, gedung medical center RSUD Kota Cilegon akan dilengkapi fasilitas Instalasi Gawat Darurat (IGD), instalasi bedah sentral yang sesuai dengan standar, ICU + HCU, ICCU + Cath lab, dan Depo IBS.

    Kemudian, fasilitas untuk maternal perinatal, CK Kebidanan, PICU, dan NICU. Kemudian, akan terdapat ruang rawat inap non-vip, VIP/VVIP. Selain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, pembangunan Gedung Medical Center RSUD Cilegon ini juga merupakan bagian dari upaya agar tipe rumah sakit RSUD Cilegon meningkat dari saat ini tipe B menjadi tipe A.

    “Gedung baru, diharapkan ada peningkatan kunjungan. Fasilitas pelayanan dilengkapi, tempat tidur IGD, ICCU, dan yang lain. Saat ini kalau jumlah kunjungan rawat jalan per hari sekitar 200 pasien,” tandasnya.

    Sementara itu, Sekretaris Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Kota Cilegon Qoidatul Sitta mendorong agar pembangunan RSUD Cilegon 5 lantai bisa menunjang pelayanan kesehatan di Cilegon. Disisi lain, Sumber Daya Manusia atau SDM RSUD Cilegon juga bisa ditingkatkan kapasitasnya. “Kami berharap dengan gedung rumah sakit yang baru juga pelayanan semakin modern dan tidak ada lagi diskriminatif terhadap pasien BPJS, karena selama ini saya masih mendengar adanya perbedaan pelayanan baik yang BPJS dengan non BPJS,” tuturnya.

    Dalam pembangunannya nanti, Sitta menyarankan agar pembangunan RSUD Cilegon 5 lantai ini menggandeng Kejaksaan Negeri (Kejari) Cilegon agar tidak ada permasalahan hukum di kemudian hari. Selain itu pihaknya juga akan melakukan pengawasan ketat dalam pelaksanaan pembangunannya. (LUK/PBN)

  • Terlalu Lama Kosong, Jabatan Direktur RSUD Cilegon Disorot

    Terlalu Lama Kosong, Jabatan Direktur RSUD Cilegon Disorot

    CILEGON, BANPOS – Jabatan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Cilegon sampai saat ini belum diisi pejabat definitif. Jabatan yang tergolong cukup lama kosong itu saat ini diisi oleh pelaksana tugas (plt).

    Saat ini pula, Pemerintah Kota Cilegon sedang mempersiapkan tahapan untuk melakukan seleksi terbuka atau open bidding untuk 9 jabatan pimpinan tinggi (JPT) pratama. Salah satu diantaranya open bidding jabatan direktur RSUD.
    Mengenai open bidding direktur RSUD, Ketua Komisi I DPRD Kota Cilegon, Masduki buka suara.

    Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, meminta terutama dalam seleksi pengisian direktur RSUD ini, Panitia Seleksi (Pansel) yang ditunjuk Pemkot Cilegon dapat konsen dan serius. Karena RSUD sangat berkaitan dengan pelayanan dasar ke masyarakat.

    “Menurut saya itu sangat (perlu konsentrasi) karena itu menyangkut dengan pelayanan dasar. Jadi perlu serius untuk mengisi itu,” ujar Masduki, Minggu (25/6).

    Masduki menegaskan, pengisian jabatan direktur RSUD diseriusi Pansel karena turut berkaitan dengan rencana pemerintah membangun RSUD lima lantai yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cilegon 2021-2026.

    Ia khawatir, jika pengisian direktur RSUD tidak benar-benar diseriusi dan menetapkan cepat pejabat definitif, pembangunan lima lantai terancam terealisasi. Padahal pembangunan RSUD lima lantai telah dianggarkan.

    “Bicara Pembangunan 5 lantai itu masuk di RPJMD. Dan itu (di awal penyusunan RPJMD) didebatkan di rapat gabungan,” ujarnya.

    “Sekarang di DPRD sudah oke, Badan Anggaran sudah oke, sekarang tinggal diterjemahkan dengan SDM yang mumpuni. Otomatis segera ditetapkan, jangan di-Plt-kan. Karena nilai-(anggaran)-nya bukan kecil, nilainya besar dan ini berhubungan dengan pelayanan dasar,” tambahnya.

    Masduki menyatakan, memang pengisian direktur RSUD terbilang berbeda dengan jabatan yang lain karena terdapat kriteria-kriteria khusus. Kemudian diketahui juga setiap open bidding jabatan dirut RSUD yang lalu minim peminat. Karena minim dan syarat minimal pendaftar tidak terpenuhi, proses seleksi tidak dilanjutkan.

    Maka dari itu, pihaknya sebagai mitra eksekutif meminta agar Pansel benar-benar konsen.

    Sekretaris DPD PAN Cilegon ini berharap, jika nanti ada yang menduduki direktur RSUD bisa datang dari pejabat di internal Pemkot Cilegon karena dinilai telah mengetahui kultur masyarakat Cilegon. Meski memang lelang jabatan diterapkan terbuka.

    “Syukur-syukur didapatkan dari internal, karena secara kultur budayanya, dia tidak adaptasi panjang lagi. Karena kalau ada orang yang baru, mereka mempelajari lagi, akan lama lagi. Kalau ada internal, secara kriteria masuk, segera saja itu. Yang penting prosedurnya ditempuh,” terangnya.

    Hal yang sama juga disampaikan Masduki terkait pengisian 8 jabatan Kepala OPD yang lain. Harapannya, Pansel dapat melakukan seleksi secara profesional dan transparan.

    Karena, sebentar lagi masa kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota Cilegon, Helldy Agustian-Sanuji Pentamarta akan berakhir. Seiring itu juga target RPJMD harus selesai. Maka dari itu diperlukan kepala OPD yang berkualitas. Pejabat yang nanti mengisi posisi jabatan kepala OPD haruslah profesional dan mumpuni.

    “Target RPJMD yang kita buat, itu kan butuh perangkat yang berkualitas. (Kepala OPD yang ikut seleksi) bukan asal comot atau dasar suka atau tidak suka,” tandasnya.(LUK/PBN)

  • RSUD Cilegon Bertekad Junjung Tinggi Pelayanan

    RSUD Cilegon Bertekad Junjung Tinggi Pelayanan

    JOMBANG, BANPOS – Menjabat sebagai Plt Direktur RSUD Cilegon menggantikan Plt sebelumnya yaitu Ujang Iing, sosok Dokter spesialis telinga, hidung, tenggorokan (THT), dr Puji Sulastri bertekad akan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Cilegon.

    “Saya sangat menjunjung tinggi pelayanan dengan berbasis profesionalitas dan kompetensi itu yang saya tekankan, baik itu di pelayanan dokter spesialis, dokter umum, tenaga kesehatan kita, manajemennya, semua juga harus profesional dan kompetensi yang dipunyai maksimal untuk mewujudkan rumah sakit unggulan yang sesuai diharapkan masyarakat Cilegon,” katanya kepada BANPOS saat ditemui di RSUD Cilegon, Kamis (10/3).

    “Karena saya basically nya orang pelayanan, yang saya junjung tinggi pelayanan. Saya pengen rumah sakit ini cantik, saya pengen rumah sakit ini bersih, saya pengen penghuni di rumah sakit ini seperti pasien, pengunjung, keluarga pasien, kami tenaga kesehatan, bagian umum manajemen, saya pengen penghuninya itu nyaman. Kalau nyaman kita melayani masyarakat juga akan dengan senyum. Kalau melayani dengan senyum pasien puas, kepuasan pasien itu keunggulan kami. Kepuasan pasien itu yang ingin kami capai,” tambahnya.

    Dikatakan dia saat ini RSUD Cilegon mempunyai 40 dokter spesialis yang siap melayani masyarakat Cilegon. Ia juga meminta dukungan kepada Pemkot Cilegon terkait pemenuhan sarana prasarana yang ada di RSUD Cilegon.

    “Untuk SDM saya pikir kami sudah punya tenaga yang bagus, SDM keperawatan kita bagus tinggal kami mohon untuk pemda support supaya sarana dan prasarana disini itu menjadi baik. Jadi dengan saya disini berharap pemda support maksimal supaya rumah sakit ini menjadi lebih baik,” ungkapnya.

    Kedepan kata dia dengan akan dibangunnya gedung lima lantai di RSUD Cilegon yang di rencanakan Walikota Cilegon Helldy Agustian, ia berharap bisa lebih baik lagi untuk melayani masyarakat Cilegon.

    (LUK/RUL)

  • Sejumlah Obat Kosong, Dewan Minta Direktur RSUD Cilegon Cari Solusi

    Sejumlah Obat Kosong, Dewan Minta Direktur RSUD Cilegon Cari Solusi

    CILEGON, BANPOS – Kosongnya sejumlah obat di RSUD Cilegon mendapat sorotan dari parlemen khusus dari mitra kerjanya yaitu Komisi II DPRD Kota Cilegon. Wakil rakyat meminta pihak rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon ini harus segera mencari solusi dan menjelaskan kepada masyarakat Cilegon perihal kekosongan sejumlah obat yang dikeluhkan.

    “Menurut saya, pihak rumah sakit harus menjelaskan penyebab stok obat kosong yang selama ini terjadi. Apalagi selama ini bidang kesehatan selalu menjadi prioritas anggaran daerah, karena bersentuhan langsung dengan hajat hidup masyarakat banyak,” kata anggota Komisi II DPRD Kota Cilegon Muhammad Ibrohim Aswadi kepada BANPOS melalui pesan WhatsApp, Rabu (2/2).

    Menurut Politisi Partai Demokrat ini, obat-obatan itu sifatnya urgent (penting) dan jika kosong layanan jadi tidak maksimal. “Kasian masyarakat. Insya Allah jangka dekat ini kita akan sidak rsud agar kita mendapat informasi yang utuh apa penyebab kekosongan obat yang terjadi,” ujarnya.

    Anggota dewan dari Dapil Citangkil – Ciwandan ini meminta kepada pihak rsud agar segera mencarikan solusi dalam waktu dekat. “Minimal, direktur rsud harus segera mencarikan solusi cepat jangka pendek ini, untuk bagaimana obat – obatan tersedia dengan baik, kasian masyarakat,” tuturnya.

    Kemudian jangka panjangnya, kata dia, pihaknya akan mengevaluasi manajemen rsud dan mempertanyakan penggunaan anggarannya. “Jangka panjang kita akan melakukan evaluasi menyeluruh anggaran rsud, apakah ada masalah anggaran yang masih kurang atau bagaimana, dan itu harus dijelaskan secara rinci oleh dirut rsud. Karena kita tahu rsud itu kan kaitan dengan pelayanan langsung masyarakat yang sangat penting. Dan kedepan kita tidak ingin mendengar lagi masalah – masalah yang sering terjadi di RSUD ini,” tegasnya.

    Diberitakan sebelumnya, sejumlah persediaan obat di RSUD Kota Cilegon dikabarkan kosong. Menurut sumber BANPOS, sejumlah obat di RSUD Cilegon mengalami kekosongan sudah sekitar dua Minggu, bahkan saking kesalnya ada salah satu dokter spesialis marah – marah lantaran stok obat tak kunjung ada.

    Menanggapi hal itu, Plt Direktur RSUD Cilegon Ujang Iing mengakui adanya kekosongan sejumlah obat di RSUD Cilegon. “Kemarin memang ada yang kurang obatnya. Kita kan belinya E – Katalog ada yang turun tayang (tidak muncul di online) gitu kita belinya kan E – Katalog,” kata Ujang Iing kepada BANPOS saat dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa (1/2).

    Ujang Iing mengatakan beberapa obat yang kosong di RSUD Cilegon lantaran di sistem online tidak muncul. Bahkan kata dia, pihaknya sampai pinjam obat ke rumah sakit lain. “Memang ada beberapa obat yang turun tayang. Kalau turun tayang aga sulit makanya kita pinjam – pinjam kadang ke Dradjat (RSUD Dradjat Prawiranegara Serang) kadang pinjem kemana gitu kan, kalau ngga ada juga terpaksa belinya ke keluar. Yang tahu teknisnya kan orang farmasi, bukan saya, cuman ngga terlalu parah sih memang namanya awal tahun kan, pas pasiennya lagi banyak, ada ajalah namanya juga rumah sakit,” terangnya.

    Mantan Kepal Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon ini mengaku tidak mengetahui jenis obat apa saja yang kosong di rumah sakit milik Pemkot Cilegon ini. “Saya ngga hafal nama obatnya, yang pasti obat itu bukan obat yang biasa dipakai di umum lah di rumah sakit, obat tertentu,” terangnya.

    Saat disinggung soal anggaran pembelian obat di RSUD Kota Cilegon, Ujang Iing mengaku untuk satu tahun anggarannya miliar. Namun dia tidak mengatakan secara rinci. “Pertahun miliaran, ada obat ada BHP (Barang Habis Pakai) kaya suntikan, infus, ada reagen, untuk laboratorium satu rekening,” tandasnya. (LUK)

  • Pasien Heran dan Kesal,  Sejumlah Obat di RSUD Cilegon Kosong

    Pasien Heran dan Kesal, Sejumlah Obat di RSUD Cilegon Kosong

    CILEGON, BANPOS – Sejumlah persediaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Cilegon dikabarkan kosong. Menurut sumber BANPOS, kekosongan obat tersebut sudah terjadi sekitar dua Minggu ini. Bahkan, saking kesalnya ada salah satu dokter spesialis marah – marah lantaran stok obat tak kunjung ada.

    Salah satu kerabat pasien, Idha Rossa mengaku heran dan kesal lantaran obat di RSUD Cilegon selalu kosong. “Kenapa ya di RSUD Cilegon obat – obatannya selalu kosong dan obat mahal suruh beli sendiri di apotik luar,” katanya.

    Dikatakan Idha, menurut pengakuan pihak RSUD sudah tidak menyediakan obat untuk pasien BPJS. “Dikarenakan RSUD katanya sudah tidak stok obat, namun yang saya butuh kan itu,” ujarnya.

    Hal senada juga disampaikan pasien lainnya, Sumarni. Ia sering mengantar suaminya berobat namun obatnya selalu disuruh beli di luar rumah sakit. “Iya betul suamiku juga rutin obatnya suruh nebus di apotek, padahal BPJS angsuran nya tiap bulan,” katanya.

    Menanggapi hal itu, Plt Direktur RSUD Cilegon Ujang Iing mengakui adanya kekosongan sejumlah obat di RSUD Cilegon. “Kemarin memang ada yang kurang obatnya. Kita kan belinya E – Katalog ada yang turun tayang (tidak muncul di online) gitu kita belinya kan E – Katalog,” kata Ujang Iing kepada BANPOS saat dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa (1/2).

    Ujang Iing mengatakan beberapa obat yang kosong di RSUD Cilegon lantaran di sistem online tidak muncul. Bahkan kata dia, pihaknya sampai pinjam obat ke rumah sakit lain.

    “Memang ada beberapa obat yang turun tayang. Kalau turun tayang aga sulit makanya kita pinjam – pinjam kadang ke Dradjat (RSUD Dradjat Prawiranegara Serang) kadang pinjem kemana gitu kan, kalau ngga ada juga terpaksa belinya ke keluar. Yang tahu teknisnya kan orang farmasi, bukan saya, cuman ngga terlalu parah sih memang namanya awal tahun kan, pas pasiennya lagi banyak, ada ajalah namanya juga rumah sakit,” terangnya.

    Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon ini mengaku, tidak mengetahui jenis obat apa saja yang kosong di rumah sakit milik Pemkot Cilegon ini. “Saya nggak hafal nama obatnya, yang pasti obat itu bukan obat yang biasa dipakai umum di rumah sakit, obat tertentu,” terangnya.

    Saat disinggung soal anggaran pembelian obat di RSUD Kota Cilegon, Ujang Iing mengaku untuk satu tahun anggarannya miliar. Namun dia tidak mengatakan secara rinci.
    “Pertahun miliaran. Ada obat ada BHP (Barang Habis Pakai) seperti suntikan, infus, ada regen, untuk laboratorium satu rekening,” tandasnya.

    (LUK/RUL)

  • RSUD Cilegon Klaim Persediaan Oksigen Aman Untuk pasien positif Covid-19 dan IGD

    RSUD Cilegon Klaim Persediaan Oksigen Aman Untuk pasien positif Covid-19 dan IGD

    CILEGON, BANPOS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilegon mengklaim persediaan oksigen aman, akan tetapi lonjakan pasien harian konfirmasi Covid-19 menyebabkan ruang Alamanda, tempat pasien positif Covid-19 dan IGD di rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon itu penuh sehingga tidak mampu menampung pasien baru yang datang.

    “Untuk cadangan tabung oksigen di RSUD Panggungrawi aman untuk tiga hari ke depan, namun untuk ruang perawatan pasien Covid-19 masih kekurangan tempat tidur. Ruang Alamanda dan IGD penuh,” kata Pelaksana tugas (Plt) RSUD Cilegon, Ujang Iing saat dikonfirmasi, Senin (5/7).

    Lebih lanjut menurut Ujang Iing, saat ini di rumah sakit tersedia cadangan sebanyak 40 tabung oksigen ukuran 6 m3. Kata dia, pihaknya per tiga hari mengisi tabung oksigen ke PT Krakatau Steel (KS).

    Kata dia, saat ini pasien positif Covid-19 yang dirawat di ruang Alamanda sebanyak 13 orang dan yang di IGD 13 orang.

    Sementara itu, dikutip dari akun Instagram (IG) resmi PT Krakatau steel ikut berpartisipasi dalam penyediaan pasokan oksigen untuk kebutuhan penanganan Covid-19. Pada tahap awal oksigen yang dihasilkan akan dialokasikan untuk kebutuhan Provinsi Banten dan Jakarta dalam penanganan pasien Covid-19.

    Tidak menutup kemungkinan dalam bentuk lain seperti dikirim menggunakan tangki khusus ke daerah yang membutuhkan.
    Krakatau Steel memproduksi oksigen dalam memenuhi kebutuhan pabrik baja pada proses pembuatan baja di semua lini produksi baik dari iron making, steel making, maupun rolling mill.

    Oksigen terutama digunakan pada proses steel making dalam proses peleburan dan post production untuk membantu proses pemotongan produk. Kebutuhan oksigen Krakatau Steel didistribusikan dari Pabrik Gas Industri (PGI) milik Krakatau Steel sendiri dengan kapasitas 5.000 NM3/jam.

    Pabrik oksigen Krakatau Steel dapat mengisi 19 botol tabung oksigen secara bersamaan selama 30 menit, sehingga dalam waktu setengah hari kami dapat menghasilkan total 300 botol tabung oksigen.

    Kapasitas tangki penampungan oksigen cair sebesar 100.000 liter atau setara 237.131 NM3 dapat menghasilkan sekitar 39.521 botol oksigen siap pakai. Saat ini Krakatau Steel memiliki 300 tabung gas oksigen masing-masing berkapasitas 6 NM3.

    Krakatau Steel siap mendukung kebutuhan oksigen untuk medis tentunya dengan tetap mempertahankan keberlangsungan dukungan untuk proses produksi produk Krakatau Steel dan sesuai dengan kapasitas yang kami miliki. Dukungan ini sifatnya kemanusiaan dan tidak untuk kepentingan komersial. (LUK/RUL)