CILEGON, BANPOS – Delegasi Institut for Global Environmental Strategis (IGES) of Japan berminat membangun kerjasama pengelolaan sampah dengan Pemerintah Kota Cilegon.
Kedatangan para delegasi menilai bahwa Pemkot Cilegon dinilai kota paling maju dalam pengelolaan sampah menjadi menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP).
Sampah menjadi BBJP ini memiliki nilai manfaat ekonomi sangat besar dimana saat ini hasil olahan sampah bisa digunakan sebagai bahan baku pendamping batu bara.
Guna mewujudkan Kerjasama tersebut, para delegasi berkunjung langsung ke plant atau pabrik pengelolaan sampah di area Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung, Kota Cilegon, pada Sabtu (9 September 2023).
Untuk diketahui, Pemkot Cilegon dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN secara resmi membangun Kerjasama pembangunan pabrik pengelolaan sampah BBJP pada Selasa (29 November 2022).
Kota Cilegon merupakan wilayah pertama dan satu-satunya di Indonesia yang memiliki pabrik pengelolaan sampah BBJP.
Pendirian pabrik bertujuan untuk mendaur ulang sampah kota menjadi hal yang lebih produktif. Pabrik BBJP TPSA Bagendung akan menyerap sekitar 30 ton sampah per hari.
Sampah ini adiolah menjadi bahan bakar pendamping batu bara atau co-firing untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya. Wali Kota Cilegon Helldy Agustian dalam sebuah kesempatan mengatakan, dengan dibangunnya pabrik pengolah sampah BBJP memiliki nilai manfaat banyak di antaranya menghasilkan sampah menjadi bahan bermanfaat dan keberadaan pabrik bisa menyerap tenaga kerja, khususnya bagi masyarakat sekitar.
Sementara Salah seorang Perwakilan akademisi Negara Jepang tersebut melirik kerjasama pengelolaan sampah antara Pemerintahan Jepang dengan Kota Cilegon. Hal itu dilakukan, karena Kota Cilegon dianggap paling maju dalam mengelola sampah di Indonesia, sehingga dapat dimanfaatkan menjadi BBJP.
“Kami datang ke Kota Cilegon untuk melihat pengelolaan sampah yang diolah dan dijadikan nilai manfaat dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Kami melihat, Cilegon ini adalah kota yang paling maju untuk urusan BBJP di Indonesia,” ujar Programme Manager/Deputy Director for KUC Kitakyushu Urban Centre IGES Japan, mr Kohei Hibino disela kunjungannya.
Menurut mr Kohei Hibino, langkah penelitian itu dilakukan sebagai upaya untuk melihat dan mengkaji pemanfaatan sampah di Kota Cilegon. “Tujuan jangka pendeknya, kami melihat kemungkinan adanya peluang kerjasama pengelolaan sampah dari industri di Jepang dan industry Kota Cilegon atau pengelolaan sampah di Indonesia,” terang mr Kohei.
Untuk tujuan jangka panjang, kata mr Kohei, penelitian ini dilakukan dalam rangka memperbaiki sistem pengelolaan sampah yang ada di Indonesia dan untuk meningkatkan circularity atau ekonomi berdaur ulang.
Hal senada dikatakan, Principal Policy Researcher/Research Manager City Taskforce IGES Sudarmanto Budi Nugroho.
Menurutnya, saat ini Kota Cilegon merupakan kota yang memiliki konsep pengelolaan sampah menjadi BBJP paling maju di Indonesia.
“Kota Cilegon ini salah satu yang paling maju untuk urusan BBJP di Indonesia. Makanya kami perlu berkunjung dan melihat secara langsung pengelolaan sampah di Cilegon,” terangnya. (adv)