Tag: Sampah

  • TPS Liar di Ciputat Ditertibkan

    TPS Liar di Ciputat Ditertibkan

    CIPUTAT, BANPOS – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan menertibkan lokasi yang dijadikan orang tak bertanggungjawab sebagai tempat pembuangan sampah liar yang terletak di Jalan Cendrawasih Raya, Sawah Baru, Ciputat, Tangerang Selatan.

    Penertiban dilakukan lantaran sampah sudah menumpuk di lokasi tersebut. Keberadaannya, telah merusak keasrian lingkungan Kota Tangerang Selatan.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel Wahyunoto Lukman menuturkan bahwa sampah kini masih menjadi problematika utama di wilayahnya.

    “Urusan di bidang lingkungan hidup memang salah satunya adalah sampah ya. Ada dimana-mana dan penanganannya masih belum secara lintas sektor. Kita enggak bisa langsung menyalahkan masyarakat, kita tetap berupaya semaksimal mungkin,” ujar Wahyu di kantornya, Kamis (27/1).

    Wahyu menuturkan, penertiban kali ini dilakukan dengan cara menutup lokasi pembuangan. Namun untuk mencegah hal serupa terulang kembali, Dinas Lingkungan Hidup juga menyediakan sarana pembuangan sampah di lokasi.

    “Kita siapkan sarana-sarana untuk tempat pembuangan sampah, seperti gerobak sampah, sampai dengan pengolahannya di TPS 3R, ataupun di TPA. Agar sampah liar tak muncul lagi,” terang Wahyu.

    Selain menutup dan memberikan sarana pembuangan sampah, di lokasi yang sama juga dipasangkan spanduk berisi imbauan.

    “Imbauan untuk tidak mengulangi membuang sampah sembarang, dan ada sanksi jika mengulanginya lagi,” tandasnya.

    (IRM/BNN)

  • Warga Dukung Syafrudin Copot Lurah yang Tak Peduli Lingkungan

    Warga Dukung Syafrudin Copot Lurah yang Tak Peduli Lingkungan

    SERANG, BANPOS – Warga Kelurahan Sepang, Kecamatan Taktakan, mendukung Walikota Serang untuk memberikan sanksi pencopotan bagi lurah dan camat yang tidak peduli terhadap isu lingkungan, khususnya sampah. Sebab, sudah berkali-kali warga Sepang mengeluh terkait dengan sampah liar, namun tidak mendapat respon.

    Warga Karodangan Kelurahan Sepang, Mukri, mengaku sudah berkali-kali datang ke Kelurahan untuk mengadukan permasalahan sampah liar di lingkungan mereka. Sayangnya, lurah setempat sama sekali tidak merespon keluhan mereka.

    “Masyarakat sudah berapa kali datang ke kelurahan, untuk mengatasi permasalahan ini. Bahkan sampai kami lakukan berbagai cara, namun ternyata tidak ada respon yang baik dari lurah dan camat,” ujarnya, Rabu (26/1).

    Menurutnya, warga dari 6 RT yang ada di Kelurahan Sepang, telah meminta dilakukan pertemuan warga bersama dengan pihak Kelurahan, untuk mendiskusikan mengenai permasalahan sampah liar.

    “Namun ternyata dari pihak kelurahan sama sekali tidak menjalankan aspirasi warga mengenai pertemuan itu. Itu ada 6 RT yang meminta dilakukan pertemuan, karena masalah sampah ini sangat mengganggu sekali,” katanya.

    Bahkan beberapa hari yang lalu, pihaknya menangkap tiga orang yang hendak membuang sampah di lingkungan mereka. “Makanya, kami mendesak agar kelurahan segera menyelesaikan permasalahan ini, sebelum kami seluruh RT datang ramai-ramai ke kelurahan,” ungkapnya.

    Ia pun mengaku jika lurah dan camat tidak kunjung merespon keluhan masyarakat terkait dengan permasalahan sampah liar itu, maka pihaknya akan mendatangi Walikota Serang, agar mencopot Lurah Sepang.

    “Kalau emang lurah ini tidak peduli terhadap permasalahan sampah liar ini, mendingan sudah berhenti saja. Kalau emang tidak direspon dalam waktu dekat, saya akan datangi Walikota Serang untuk melaporkan permasalahan ini,” tegasnya.

    Sebelumnya, Walikota Serang, Syafrudin, menegaskan kepada para lurah dan camat agar tidak cuek dengan permasalahan lingkungan, terutama sampah, yang ada di wilayah administratif masing-masing. Jika tidak, maka Syafrudin mengancam akan mengganti lurah dan camat tersebut.

    Menurutnya, apabila para lurah dan camat tetap ingin menjabat sebagai pejabat administrasi kewilayahan itu, maka harus peduli terhadap lingkungan.

    “Kalau masih mau jadi lurah, harus peduli lingkungan. Jangan diam saja, padahal sering dilewati oleh pak lurah. Kalau masih mau jadi camat, juga harus peduli lingkungan,” ungkapnya.

    “Karena kan masalah sampah ini berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Makanya permasalahan sampah ini merupakan tanggungjawab bersama, khususnya untuk para lurah dan camat di wilayah mereka,” terangnya.

    Apalagi menurutnya, kewenangan dari kelurahan dan kecamatan untuk mengatur wilayahnya pun cukup banyak. Sehingga jika tidak dilaksanakan, lebih baik diganti. “Kalau sudah bosen jadi lurah, jadi camat, ya jangan pedulikan lingkungan,” tandasnya.

    (DZH/AZM)

  • Pemkot Borong Cator untuk Atasi Masalah Sampah

    Pemkot Borong Cator untuk Atasi Masalah Sampah

    CILEGON, BANPOS – Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon menambah puluhan armada kendaraan pengangkut sampah. Armada kebersihan ditambah lantaran volume sampah di Kota Cilegon setiap tahunnya meningkat.

    Diketahui, armada kebersihan yang ditambah yakni 40 unit cator, 4 unit truk arm roll, 5 unit dump truk dan 48 unit container sampah. Pengadaan kendaraan bersumber dari Bantuan Keuangan (Bankue) Provinsi 2022 dengan alokasi anggaran Rp5,8 miliar.

    Walikota Cilegon, Helldy Agustian mengklaim, adanya penambahan armada kebersihan dapat mengatasi masalah sampah di Cilegon. Terkhusus di wilayah-wilayah yang tidak terjangkau kendaraan besar kebersihan.

    “Selama ini masih banyak titik-titik di Kota Cilegon sampah menumpuk. Dan kami berkeinginan dengan bertambahnya armada kebersihan ini semua sampah bisa terakomodir dan Cilegon bebas dari sampah,” kata Helldy kepada awak media usai prosesi penyerahan armada di DLH Kota Cilegon, Rabu (26/1).

    Lebih lanjut, Helldy meminta agar armada kebersihan yang dibeli dengan anggaran miliaran rupiah ini dapat dimaksimalkan dengan baik sehingga tidak ada aset yang terbengkalai. Ia meminta Kepala DLH Cilegon, Rasmi Widyani bisa mengatur armada kendaraan di jajarannya.

    “Tolong bu Rasmi, semua aset ini diberikan nomor pada body unitnya. Biar jelas siapa yang mengendarai kendaraan sampah ini. Mereka harus tanggung jawab dengan aset-aset tersebut. Bila perlu ada surat pernyataan perihal kesiapan mereka menjaga aset,” lanjutnya.

    Kemudian, Helldy juga meminta agar petugas pengangkut sampah diberlakukan sistem kerja shift. Masing-masing shift terdiri dari 2 hingga 3 orang.

    Sementara, Kepala DLH Kota Cilegon Rasmi Widyani mengatakan, DLH setiap harinya mengangkut sampah 200 ton sampah. Setidaknya dengan penambahan armada kebersihan dapat meningkatkan pelayanan persampahan di Cilegon.

    “Memang kesadaran warga Cilegon terhadap lingkungan masih rendah. Ini dibuktikan dengan masih ditemukan sampah-sampah liar yang dibuang seenaknya oleh warga. Dengan adanya penambahan ini, cator-cator bisa masuk sampai gang-gang kecil, harapannya begitu,” tandas Rasmi.

    (LUK/RUL)

  • Syafrudin Ancam Copot Lurah dan Camat yang Cuekin Sampah

    Syafrudin Ancam Copot Lurah dan Camat yang Cuekin Sampah

    SERANG, BANPOS – Walikota Serang, Syafrudin, menyindir para lurah yang tidak peka terhadap kondisi lingkungan di wilayah administrasi masing-masing.

    Syafrudin menyindir masih banyaknya lingkungan yang terjadi penumpukan sampah liar. Padahal lokasi sampah liar itu sering dilewati oleh para lurah.

    “Ini masih banyak lingkungan yang tidak diperhatikan. Masih banyak penumpukkan sampah di beberapa kelurahan. Di Taktakan, di Kasemen,” ujarnya pada saat sambutan agenda Kota Layak Anak di salah satu hotel di Kota Serang, Selasa (25/1).

    Menurutnya, apabila para lurah dan camat tetap ingin menjabat sebagai pejabat administrasi kewilayahan itu, maka harus peduli terhadap lingkungan.

    “Kalau masih mau jadi lurah, harus peduli lingkungan. Jangan diam saja, padahal sering dilewati oleh pak lurah. Kalau masih mau jadi camat, juga harus peduli lingkungan,” tandasnya.

    (DZH)

  • Dapat Teguran Bupati, TPS Singamerta Dibongkar

    Dapat Teguran Bupati, TPS Singamerta Dibongkar

    SERANG, BANPOS – Salah satu aset milik desa Singamerta, Kabupaten Serang, yaitu tempat penampungan Sampah (TPS) sementara di kampung Wakaf, dibongar. Pembongkaran tersebut dilakukan pada hari Sabtu, 4 Desember 2021, setelah ditegur oleh Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, lantaran sampah yang berserakan.

    Kepala Desa (Kades) Singamerta, Mujahid, membenarkan adanya pembongkaran tersebut. Bahkan, pihaknya menurunkan alat berat berupa mini beko, untuk mengangkut sampah yang menutup akses gapura tempat pemakaman umum (TPU) tepat di dekat TPS sementara.

    “Awalnya ada teguran dari Bupati, jadi waktu mau kunjungan ke Lebakwangi, ketika melewati kampung Wakaf kebetulan sampah itu berserakan,” ujarnya, Jumat (10/12).

    Dalam berita acara pembongkaran yang ditandatangani oleh Kades, Sekretaris Desa dan sejumlah saksi, diantaranya Camat Ciruas dan Tokoh Masyarakat, menyebutkan bahwa TPS sementara di kampung Wakaf itu
    Usut punya usut, sampah tersebut dinilai kurang layak. Pertama, posisi TPS berada di pintu masuk TPU, kemudian yang menggunakan fasilitas TPS bukan dari warga Singamerta.

    “Memang betul, kenapa sampah itu berserakan, karena pagi-pagi sekali waga di luar Singamerta sengaja buang sampah di sana (TPS). Sehingga ketika ada warga kami mau buang sampah, posisi TPS sudah penuh,” tuturnya.

    Selanjutnya, alasan TPS dibongkar dikarenakan mengganggu jalan poros desa serta rawan menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, berdasarkan hasil musyawarah, disetujui bahwa akan dilakukan pengangkutan dan pembongkaran TPS.

    “Minggu kemarin pembongkaran tempat sampah, prosesnya sehari sampai jam 10 malam. Pakai alat berat, alatnya juga masih ada di depan kantor desa,” terangnya.

    Mujahid mengungkapkan, untuk saat ini, masyarakat Kampung Wakaf membuang sampah menginduk ke kampung-kampung lain. Seperti di Kampung Singamerta, Periuk dan Kalanganyar.

    “Rencana memang kita mau bikin jemput bola. Dari dulu sebelum jd kades, saat road show memang ada permintaan untuk dibongar. Karena secara estetika tidak bagus, kedua yang buang sampah bukan dari warga kita,” ucapnya.

    Sebelumnya, tersiar kabar bahwa pembongkaran TPS tidak dilakukan rapat dan persetujuan BPD mau pun masyarakat, yang dituangkan dalam Berita Acara. Sedangkan, TPS itu merupakan aset Desa yang dibangun dengan dana Desa.

    “Jadi memang sudah lama warga ingin TPS itu dibongkar, setelah mendapat kesepakatan dari warga dan melakukan konsultasi dengan pihak BPD dan kecamatan, barulah TPS dibongar,” katanya.

    Diakhir ia mengatakan, armada pengangkut sampah milik Kecamatan Ciruas hanya ada 4. Dengan keterbatasan armada tersebut, menyebabkan sampah di 14 desa se-Kecamatan Ciruas tidak seluruhnya terangkut.

    “Armada milik kecamatan hanya ada 4, jadi ngangkutnya juga setengah-setengah saja. Nggak full diangkat, padahal kami bayar retribusi 36rb per kubik dari dana desa,” tandasnya. (MUF)

  • Irna Akan Keluarkan Larangan Penggunaan Plastik

    Irna Akan Keluarkan Larangan Penggunaan Plastik

    Bupati Pandeglang, Irna Narulita saat memimpin rakor, Senin (11/11).

    PANDEGLANG,BANPOS-Sampah plastik merupakan masalah yang harus disikapi serius. Sebab sampah plastik sulit untuk terurai bahkan dalam jangka waktu ratusan tahun. Oleh karena itu, untuk mengurangi penggunaan plastik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang mengeluarkan Surat Edaran (SE) Bupati Nomor 660/3420/DLH/2019.

    “Saya harap para ASN harus menggunakan thumler sehingga dapat menguragi penggunaan plastik,” kata Bupati Pandeglang, Irna Narulita saat Rapat Koordinasi (Rakor) OPD di Oproom Setda, Senin (11/11).

    Menurut Irna, selain harus menggunakan thumler, masyarakat juga dihimbau dapat memilah sampah sisa rumah tangga, mengingat saat ini hampir setiap bentuk produk dikemas menggunakan plastik.

    “Saya yakin penggunanan plastik tidak dapat dihentikan, karena saat ini segala bentuk produk dikemas menggunakan plastik. Minimal kita bisa mengurangi, sehingga penggunaan plastik di Pandeglang bisa berkurang,” terangnya.

    Irna menambahkan, untuk mengaktualisasikan prinsip Reuse, Reduce dan Recycler (3R) atau Kurangi, Guna Ulang dan Daur Ulang, perlu didukung dengan membangun sebuah gerakan yang masif, sistematis dan konsisten yang dilakukan oleh semua element.

    “Saya himbau para kepala OPD, Camat, BUMD, Swasta, Lurah, Kepala Desa, lingkungan sekolah, pondok pesantren, perhotelan, Pokdarwis, karang taruna, komunitas perduli lingkungan untuk mengurangi penggunaan plastik,” ungkapnya.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pandeglang, Tati Swagiharti mengatakan, jika sampah yang dihasilkan setiap hari per orang kurang lebih 0,4 kilogram. Jika dikalikan dengan jumlah penduduk Pandeglang, maka akan mencapai sekitar 480 ton sampah setiap harinya.

    “Sedangkan daya angkut armada kami untuk mengangkut sampah ke dua TPA masih terbatas, kurang lebih baru terakomodir 50 persen untuk wilayah kota, jika diukur satu Kabupaten baru mencakup 18 persen,” katanya.

    Untuk itu, lanjut Tati, jika Bupati Pandeglang mengajak semua masyarakat untuk memilah sanpah organik dan an-organik, maka bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) menggunakan thumler.

    “Jadi sampah tidak semuanya masuk ke TPA, yang organik bisa dijadikan pupuk. Dan untuk an-organik seperti plastik, Ibu Bupati mengajak semua lapisan diantaranya ASN untuk menggunakan thumler yang bisa dipakai dalam kurun waktu yang lama,” ujarnya.

    Menurutnya, saat ini Kabupaten Pandeglang baru memiliki dua Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yaitu TPA Bangkonol dan TPA Bojong Canar di Kecamatan Cikeudal.

    “Tidak menutup kemungkinan jika volume sampah setiap harinya bertambah, kapasitas daya tampung di TPA akan berkurang. Yuk kita pilah sampah dan kurangi penggunaan plastik,” ujarnya. (dhe/IMI)

  • Pemuda Tangerang Ubah Sampah Anorganik Jadi Robot

    Pemuda Tangerang Ubah Sampah Anorganik Jadi Robot

    Hasil karya robot kreatifitas dua pemuda di Kecamatan Karawaci yang terbuat dari sampah anorganik. Foto: Rakyat Merdeka Grup

    TANGERANG, BANPOS – Tidak ada barang sia-sia di tangan orang kreatif. Termasuk soal sampah anorganik yang tidak terpakai. Hendi Efendi (24) dan Nata Nagara (20) misalnya. Dua pemuda warga Lingkungan Pondok Arum, Kelurahan Nambo Jaya, Kecamatan Karawaci mengubah sampah anorganik menjadi kerajinan yang menghasilkan.

    Sudah setahun terakhir kedua pemuda ini ‘menyulap’ sampah-sampah anorganik dan barang-barang tidak terpakai menjadi robot yang mempunyai nilai ekonomis. Mulai dari botol plastik, tutup botol, tutup pulpen, dan berbagai barang elektronik yang sudah rusak dan tidak terpakai.

    “Waktu pembuatan satu robot biasanya satu hari, biasanya kalau ada yang pesan kami jual Rp20 ribu hingga Rp100 ribu tergantung ukuran dan tingkat kesulitan,” kata Hendi Efendi, kemarin. Untuk bahan pembuatan robot, Hendi melakukan Gerakan Pungut Sampah setiap malam setelah salat isya di sekitar tempat tinggalnya yakni di Lingkungan Pondok Arum, Kelurahan Nambo Jaya, Kecamatan Karawaci.

    “Kami bersama anggota komunitas lainnya sekitar 15 sampai 20 orang berkeliling melakukan pemungutan sampah,” ungkapnya.

    Sementara, Nata Nagara mengaku sejauh ini ia dan rekannya lebih mengedepankan edukasi untuk memilah dan memanfaatkan sampah. Kata dia, jika ada sampah plastik jangan langsung dibuang, barangkali bisa dimanfaatkan menjadi barang yang bernilai.

    “Kami ajarkan itu ke anak-anak usia dini, makanya untuk pesanan kami baru dapat dari lurah, kecamatan, dan dari sekolah-sekolah,” tandasnya. (bnn/pbn)