Tag: Seniman Nasional

  • Perjalanan Panjang Karya Maestro Lukis Gebar Sasmita Dipamerkan

    Perjalanan Panjang Karya Maestro Lukis Gebar Sasmita Dipamerkan

    PANDEGLANG, BANPOS – Seorang seniman asal Pandeglang, Gebar Sasmita memamerkan karya rupa melalui Pameran Tunggal ‘Perjalanan Panjang’ yang dibuka sejak tanggal 24 Juni 2023 di Bale Budaya Kabupaten Pandeglang.

    Berakhir pada tanggal 1 Juli 2023, pameran ini menampilkan lebih dari 50 karya rupa, termasuk lukisan dan patung.

    Gebar Sasmita merupakan seorang seniman yang menjadi tahanan politik Orde Baru yang dipenjara sejak usia 14 tahun. Sejak tahun 1965 sampai 1979, Gebar menjalani hidup dari penjara ke penjara, tanpa proses pengadilan.

    Perjalanan yang ditempuhnya hingga di usianya yang kini menginjak 72 tahun banyak menginspirasi karya-karyanya, termasuk, pertemuannya dengan Hendra Gunawan, pelukis yang dikenal dengan aliran ekspresionisnya.

    Aliran ekspresionisme yang cenderung menggunakan warna-warna cerah dan ekspresif, menjadi salah satu mekanisme Gebar Sasmita untuk meluapkan kegetiran rasa dan emosi, setiap kali mengingat kejahatan kemanusiaan maupun ketidakadilan yang acap kali ia saksikan semasa hidupnya.

    Bagi Gebar, seni adalah perjalanan spiritual, salah satu cara yang bisa menjaga sisi kemanusiaannya.

    “Seni adalah perjalanan spiritual. Sebuah perjalanan rasa. Seni menjadi mekanisme diri ketika saya menghadapi situasi yang sulit. Lewat seni saya bisa mengekspresikan rasa dan emosi saya. Tiap kali ada yang menggetarkan jiwa, karena saya adalah pelukis, maka saya melukis,” ungkapnya.

    Menurut Gebar, dalam situasi yang penuh tekanan dan ketidakpastian, seni dapat memberikan tempat untuk merenung dan mencari ketenangan dalam diri.

    Ia pun mengenang salah satu karya pertamanya, sebuah pahatan batu yang dibuatnya di mulut gua di Nusa Kambangan.

    “Saat di Nusa Kambangan, ada kalanya selama dua tahun kami para tahanan tidak diberi makan oleh pemerintah. Kami mencoba berbagai macam cara untuk tetap hidup. Mulai dari makan cicak hingga bubur tanah. Pengalaman itu, yang membuat saya sangat ingin pulang, ingin sekali merasakan makan bersama orang tua saya,” kenangnya.

    Penjara Nusa Kambangan menjadi tempat penahanan terakhir sebelum akhirnya Gebar dibebaskan pada tahun 1979. Harapan untuk bisa kembali makan bersama sang ibu tidak dapat terwujud karena pada saat Gebar dibebaskan, orang tuanya telah meninggal.

    Harapan itulah akhirnya ia goresan dalam lukisannya yang berjudul ‘Potret’ (1984) dan ‘Perjalanan Panjang’ (1984) Karya-karya Gebar tidak hanya mengulas sisi kemanusiaan berikut tragedinya.

    Bagi Gebar, kebudayaan juga menjadi salah satu daya tarik yang menginspirasinya. Beberapa karyanya banyak mendokumentasikan kebudayaan masyarakat Banten yang kini mulai terkikis, seperti pertunjukan teater rakyat ubrug hingga ritual nukuh.

    Pameran tersebut merupakan bagian dari program Ruang Publik Berkreasi x Telusur Kultur yang digagas oleh Pandeglang Creative Hub bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang.

    Melalui program tersebut, Pandeglang Creative Hub yang digagas oleh seniman dan budayawan muda di Pandeglang berharap bisa kembali menghidupkan Bale Budaya Pandeglang sebagai ruang publik.

    “Ada rasa haru ketika anak-anak muda ini bisa menyediakan wahana pameran tunggal untuk saya. Karena sebagai seniman, saya tidak akan mungkin bisa menyelenggarakan pameran tunggal ini sendirian. Perlu ada generasi muda seperti kawan-kawan di Pandeglang Creative Hub yang meneruskan perjalanan panjang berkesenian,” jelasnya.

    Diketahui, pada pembukaan pameran tunggal Gebar Sasmita ‘Perjalanan Panjang’ juga dihadiri Firman Lie, staf pengajar Seni Murni di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

    Firman Lie banyak belajar soal kehidupan dari karya-karya Gebar Sasmita. Sosok Gebar Sasmita menurut Firman Lie adalah seniman yang sampai saat ini masih sangat energik.

    “Saya belajar banyak tentang kehidupan dari karya-karya Gebar Sasmita. Hadir di pameran ini membuat saya takjub karena ada banyak karya Kang Gebar yang baru saya lihat di sini,” ungkapnya.

    Firman Lie juga berharap, karya-karya dan pemikiran Gebar Sasmita dapat dituliskan dan dinarasikan agar publik bisa belajar tentang pikiran Gebar Sasmita, bukan hanya dapat melihat karyanya saja, tapi mengerti tentang pikiran dan juga rasa kemanusiaan dari Gebar Sasmita. (MUF)

  • Kunjungi Rumah Abah Qomar, Rano Karno Diberi Hadiah Kiswah Ka’bah

    Kunjungi Rumah Abah Qomar, Rano Karno Diberi Hadiah Kiswah Ka’bah

    TANGERANG, BANPOS – Anggota DPR-RI Komisi X Fraksi Partai PDIP, Rano Karno melakukan kunjungan dapil dan serap aspirasi di rumah tinggal Artis dan Budayawan senior, Raden Nurul Qomar Gunadiningrat atau akrab disapa Abah Qomar, Senin (17/1) di Desa Ranca Kalapa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

    Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa dengan panggilan Si Doel ini menyampaikan bahwa kunjungannya spesial untuk menjenguk Abah Qomar pasca kabar sakitnya beberapa bulan lalu. Ia mengaku sangat terpukul saat mendengar kabar Abah Qomar sakit, dan langsung meminta tolong kakaknya untuk membantu Abah Qomar.

    “Saat kemarin saya dengar kabar (Abah Qomar Sakit), saya langsung sampaikan ke Kakak saya ‘Tolong cari ini orang dimana!’. Eh ternyata di Tangerang, yasudah karena dekat, saya langsung samper saja,” ujarnya saat memberikan sambutannya.

    Didampingi Abah Qomar, ia mendengarkan aspirasi dari rakyat Desa Ranca Kalapa, didampingi oleh Kepala Desa Ranca Kalapa, Linda Gunawan. Ia juga memanfaatkan waktu yang ada, dengan memaparkan tugas dan fungsi dirinya sebagai legislator.

    Ditengah-tengah acara, Abah Qomar memberikan hadiah berupa Kiswah Ka’bah kepada Rano Karno. Menurutnya, Kiswah Ka’bah itu diberikan oleh Syeikh yang bertugas mengganti Kiswah Ka’bah saat dirinya menjadi pemandu umroh tahun 90.

    “Saya diberikan Kiswah ini oleh Syeikh yang bertugas mengganti Kiswah Ka’bah. Ini asli bang! Sebagai bentuk syukur dan hormat saya, mohon terima Kiswah ini,” ungkapnya.

    Abah Qomar mengaku sangat terharu dan bahagia, mendapatkan kunjungan yang ia nilai spesial ini.

    “Saat awal dengar kabar, saya syok sekali. Barakallah, bisa menerima tamu kehormatan, Haji Rano Karno, Seniman Nasional, Anggota DPR-RI pula, Gubernur Banten juga ini!,” tandasnya. (MUF)