JAWA TIMUR, BANPOS – Duet Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Anis-Imin) masih belum memperlihatkan tajinya di Jawa Timur, sekalipun pasangan ini sudah dideklarasikan sejak 2 September 2023.
Terbukti, dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis pada hari ini, Kamis (28/9), elektabilitas Anies-Imin Cuma 12 persen. Paling buncit di antara tiga pasangan capres-cawapres yang diteliti. Suara terbanyak, justru diraup Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang juga tokoh kondang Madura, Jatim dengan angka 45 persen. Sementara Prabowo-Erick 28 persen.
Kondisi yang tak jauh beda, juga terjadi dalam format pasangan Anies-Imin Vs Ganjar-Mahfud Vs Prabowo-Erick. Anies-Imin tetap paling buncit, dengan angka 12 persen. Tertinggal dari Ganjar-Ridwan Kamil 47 persen dan Prabowo-Erick 24 persen.
Atas hasil ini, Direktur Eksekutif SMRC Saiful Mujani menyimpulkan, dua atau tiga minggu setelah Anies-Imin
dideklarasikan, elektabilitas pasangan tersebut belum mengalami perkembangan di Jatim. Padahal, suara Anies-Imin di Jatim sangat menentukan elektabilitas pasangan tersebut secara nasional.
“Kalau di Jawa Timur terjadi perubahan karena efek deklarasi Anies-Muhaimin, kemungkinan juga akan terjadi pergeseran di wilayah lain. Sebaliknya, kalau di Jawa Timur yang merupakan basis PKB dan Muhaimin, tidak mengalami kemajuan, sulit bagi kita untuk membayangkan adanya perubahan yang signifikan di tempat lain,” jelas Saiful dalam program “Bedah Politik bersama Saiful Mujani” episode “Kekuatan Anies-Muhaimin di Jawa Timur” yang disiarkan melalui kanal YouTube SMRC TV, Kamis (28/9).
Saiful memahami, Anies-Imin mungkin butuh waktu kampanye lebih lama, untuk mengatrol elektabilitas. “ Tapi setidaknya, dalam periode survei ini (20-22 September), kita belum melihat adanya perkembangan positif terhadap pasangan ini,” cetusnya.
Sebagai perbandingan, SMRC juga melakukan survei nasional secara tatap muka, persis setelah deklarasi Anies-Imin tanggal 2 September 2023.
Dalam survei yang dijalankan pada 2-11 September 2023 dan khusus menganalisis Jatim, dengan format tanpa pasangan, elektabilitas Anies tercatat paling seret. Hanya 14,2 persen. Keok dari Ganjar yang mengantongi angka 44 persen dan Prabowo 23 persen.
Saiful menjelaskan, suara Anies di Jatim tidak banyak berbeda dibanding di tingkat nasional. Bahkan, cenderung lebih rendah.
Pada survei sebelumnya (31 Juli – 11 Agustus 2023), elektabilitas nasional Anies mencapai 20,4 persen. Ini artinya, deklarasi Anies-Imin di Surabaya tak otomatis membuat Anies menguat di Jatim. Ganjar masih lebih unggul, terutama dengan Anies, dengan selisih dukungan sekitar 30 persen.
Intinya, hingga saat ini, Jatim yang merupakan basis PKB, NU, dan Imin belum memberikan berkah elektabilitas untuk Anies-Imin.
Secara teoritis, kata Saiful, jika ada pasangan dari wilayah tertentu, dukungan dari wilayah asal pasangan tersebut juga akan menguat. “Namun, dalam simulasi Ganjar berpasangan dengan RK yang bukan berasal dari Jatim, Ganjar tetap kompetitif dibanding Anies. Bahkan, ketika Anies sudah berpasangan dengan Muhaimin yang merupakan kader NU dan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), organisasi mahasiswa tingkat nasional yang berafiliasi dengan NU,” beber Saiful.
Survei SMRC ini dijalankan dengan metode tatap muka di Jatim, dalam periode 2-11 September 2023, dengan melibatkan 180 responden yang dipilih secara acak (multistage random sampling). Dari jumlah itu, diperoleh 150 responden yang dapat diwawancarai secara valid.
Margin of error survei berada di angka kurang lebih 8,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi random sampling).(PBN/RMID)