Tag: STID dan Simon TKBM

  • Transformasi Pelayanan, Pelindo Banten Terapkan STID dan Simon TKBM

    Transformasi Pelayanan, Pelindo Banten Terapkan STID dan Simon TKBM

    CILEGON, BANPOS – Keputusan pemerintah melalui Menteri BUMN Erick Thohir yang melakukan merger BUMN PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo pada 1 Oktober 2021 lalu mulai membuahkan hasil. Salah satunya dalam hal peningkatan kinerja operasional di sejumlah terminal peti kemas terutama di Pelindo Regional 2 Banten.

    Untuk itu, PT Pelindo Regional 2 Banten, resmi meluncurkan Implementasi sistem layanan single truck identification data (STID) dan sistem monitoring tenaga kerja bongkar muat (SIMON TKBM) guna meningkatkan mutu pelayanan.

    Pemberlakuan sistem STID dan Simon TKBM bertujuan mendorong peningkatan kinerja layanan pelabuhan, peningkatan keselamatan dan keamanan khususnya pengoperasian truk, memantau efektivitas arus truk, serta memperlancar kegiatan transportasi di Terminal Pelabuhan, sehingga bisa mengurangi biaya logistik angkutan.

    Capaian tersebut tak lepas dari upaya pembenahan yang dilakukan PT Pelindo Regional 2 Banten. Pembenahan dimaksud meliputi standardisasi dan digitalisasi bisnis proses, pengaturan jam kerja bagi tenaga kerja bongkar muat (TKBM), serta peningkatan kehandalan peralatan penunjang kegiatan terminal.

    Administrasi Humas & Pelayanan Pelanggan PT Pelindo Regional 2 Banten, Nanang Prihandoko mengatakan, program ini merupakan efisiensi efektivitas kegiatan yang dilakukan perusahaan

    “Jadi kita tahu bahwa Pelabuhan di Pelindo Banten ini kita terus melakukan improvement dalam rangka efisiensi efektivitas kegiatan,” kata Nanang kepada BANPOS, Selasa (20/9/2022).

    Dikatakan Nanang, program ini merupakan satu kebutuhan bagi stakeholder pelabuhan dengan tujuan untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan transportasi di pelabuhan. Sehingga bisa mengurangi biaya logistik dari angkutan, melalui aplikasi sistem yang telah diluncurkan oleh Pelindo.

    “Jadi dengan diterapkannya program ini semua truk yang masuk sudah jelas terdata, sehingga kaitannya dengan kegiatan bongkar muat ini terditek dan terlacak,” ujarnya.

    Menurutnya program SIMOM TKBM sangat baik bisa mengatur alokasi yang sebenarnya dari pada jumlah Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM).

    “Jadi kita bisa tau seperti apa kualifikasi tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan kemudian juga umurnya dan kelayakannya,” jelasnya.

    “Dengan kegiatan yang lancar tentunya waktu bongkar muat makin cepat maka juga biaya logistik bisa ditekan,” tambahnya.

    Selain itu, dirinya mengaku dengan adanya program tersebut kargo yang diangkut bisa diketahui dengan pasti jumlahnya. “Kargo yang diangkut juga bisa diketahui dengan pasti jumlahnya,” ucapnya.

    Dirinya berharap supaya ini bisa dirasakan manfaatnya seluruh stakeholder dan ke depannya akan diterapkan di lingkungan Pelindo lainnya.

    Sementara itu, Kepala KSOP Kelas I Banten Brigjen Pol Hermanta meminta semua pihak untuk saling berkoordinasi dan menguatkan komunikasi satu sama lain. Ia menyebut, tujuan sistem ini tidak akan tercapai jika tidak ada dukungan dari BUP Pelindo selaku operator pelabuhan, para pengerah dan penyedia jasa tenaga kerja bongkar muat serta asosiasi-asosiasi jasa kepelabuhanan di lingkungan Pelabuhan Pelindo Regional 2.

    “Saya selaku Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Banten mengapresiasi setinggi-tingginya dan berterima kasih atas kontribusi, kinerja dan dukungan hingga terlaksananya penerapan sistem layanan STID dan Simon TKBM ini di Pelabuhan Banten,” ujarnya.

    “Harapannya seluruh wilayah Pelindo dapat menerapkan sistem STID dan Simon TKBM ini, sebagai salah satu langkah pembenahan terhadap tata kelola kepelabuhanan yang memberikan dampak terhadap efektifitas dan efisiensi pelayanan di kawasan pelabuhan,” tambah Hermanta.

    Ketua DPD Aptrindo Banten, Syaiful Bahri mengatakan siap mengikuti peraturan yang diterapkan pemerintah dan siap berkoordinasi dengan semua pihak khususnya KSOP Kelas I Banten dan Pelindo Banten. Ia menegaskan asosianya mendukung penuh implementasi Single Truck Indentification Data (STID) di Pelabuhan Pelindo Regional 2 Banten.

    Selain untuk menertibkan operator truk agar lebih profesional dalam manajemen pengelolaanya, dengan STID diharapkan identitas trucking lebih dapat dipertanggung jawabkan.

    “Jadi kedepan tidak ada lagi istilah trucking yang pengelolaanya masih pakai gaya lama yakni kaki lima (K5), asongan atau dibawah pohon rindang bahkan di awang-awang, bisa beroperasi di Pelindo. Silahkan yang seperti itu jika ingin beraktivitas di Pelabuhan Pelindo Banten agar taat aturan dengan melengkapi STID,” ujarnya.

    Dia mengatakan, untuk mempercepat proses STID saat ini Aptrindo mengusulkan supaya diberikan relaksasi bahwa pemegang TID lama di Pelabuhan Pelindo Banten bisa langsung di upgrade untuk mendapatkan STID setelah melalui verifikasi aktual dari Aptrindo.

    Diketahui sebelumnya, Staff Ahli Kemenko Maritim dan Investasi, Sahat Pangabean, berharap dengan adanya sistem tersebut, transparansi dan efisiensi semua layanan di Pelindo.

    “Kita akan duplikasikan dipelabuhan-pelabuhan lainnya, secara global dalam hal ini akan ada penurunan biaya logistik,” kata Sahat saat peluncuran Implementasi sistem layanan single truck identification data (STID) dan sistem monitoring tenaga kerja bongkar muat (SIMON TKBM) di Gedung Banten Center, Pelabuhan Indonesia Regional 2 Banten, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Kamis (14/7/2022) silam.

    Selain itu, dirinya mengatakan peluncuran sistem layanan STID dan SIMOM TKBM ini merupakan yang kedua di indonesia.

    “Pelindo Regional 2 Banten ini merupakan salah satu pilot project dari penerapan sistem layanan tersebut,” tandasnya.

    Seperti diketahui, area kerja Pelindo Regional 2 Banten mencakup dari Anyer Kabupaten Serang sampai dengan Bojonegara, Kabupaten Serang. Ada 8 TUKS (Terminal Untuk Kepentingan Sendiri) yang bekerjasama dengan Pelindo Banten.

    Kemudian hingga Agustus 2022 kunjungan kapal yang telah dilayani oleh Pelindo Group Wilayah Banten sebanyak kurang lebih 4.000 unit kapal baik itu kapal luar negeri dan kapal dalam negeri dari target 5.000 unit kapal.

    Untuk pencapaian pendapatan yang paling menonjol adalah dari jasa kapal baik jasa tambat dan jasa dermaga serta jasa bongkar muat. Untuk jasa kapal (penundaan) dilayani oleh Anak Perusahaan Pelindo yaitu PT. Jasa Armada Indonesia dan untuk jasa bongkar muat dilayani oleh anak perusahaan Pelindo lainnya yaitu PT Multipurpose Terminal.

    Kemudian mayoritas kapal yang memasuki area Dermaga Ciwandan khususnya membawa muatan cargo curah baik curah kering pangan (soy beam meal/kedelai, raw sugar, bungkil, dll) dan non pangan (batubara, nickel ore, dll) serta curah cair (paraxylene, HSD, dll) umumnya berasal dari Eropa seperti Ukraina, Australia, Hongkong serta dari dalam negeri. (LUK)