Tag: stunting

  • Intan Fokus Entaskan Stunting dan Gizi Buruk

    Intan Fokus Entaskan Stunting dan Gizi Buruk

    KABUPATEN TANGERANG, BANPOS – Calon Wakil Bupati Tangerang nomor urut 2, Intan Nurul Hikmah bersama Ketua Umum Partai Perindo, Angela Tanoesoedibjo, menggelar bakti sosial berupa pengobatan gratis kepada warga Desa Kali Asin, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang, Sabtu (2/11/2024).

    Dalam kegiatan yang dihadiri ratusan warga tersebut, Intan Nurul Hikmah dan Angela Tanoesoedibjo berkomitmen meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, terutama dalam menurunkan angka stunting dan gizi buruk di Kabupaten Tangerang.

    “Saya dan Pak Maesyal Rasyid (Calon Bupati Tangerang) akan berusaha menurunkan angka stunting dan gizi buruk jika mendapat amanat untuk memimpin Kabupaten Tangerang,” katanya.

    Intan juga mengakui Partai Perindo peka terhadap isu kesehatan, serta memberikan solusi dan arahan mengenai hidup sehat dan asupan gizi seimbang bagi masyarakat.

    Dalam kegiatan itu dilakukan pemeriksaan kesehatan gratis bagi 100 warga serta pasar murah minyak goreng sebanyak 500 liter, yang langsung dimanfaatkan warga.

    “Mudah-mudahan semua warga Kali Asin sehat,” imbuh Intan.

    Sementara Angela Tanoesoedibjo menyampaikan, Partai Perindo mendukung tokoh-tokoh daerah yang memahami kebutuhan rakyat dan mampu menjadi solusi, termasuk pasangan Maesyal Rasyid dan Intan Nurul Hikmah.

    “Kami mendukung pemimpin yang mengerti, punya hati, dan menjadi solusi bagi masyarakat. Partai Perindo akan terus mendukung kepala daerah yang memahami keberagaman dan mewakili semua kelompok, termasuk perempuan yang memahami persoalan ibu-ibu dan anak,” kata Angela.

    Angela juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan aspirasi masyarakat dan memajukan Indonesia. Partai Perindo, kata dia, mendukung pemimpin-pemimpin perempuan yang bisa mewakili kebutuhan masyarakat.

    “Terutama perhatian terhadap persoalan kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan kaum perempuan,” tambahnya.

    Melalui dukungan Partai Perindo dan kepemimpinan yang memiliki hati, Intan Nurul Hikmah diharapkan dapat mengangkat aspirasi rakyat Kabupaten Tangerang, khususnya dalam mengatasi masalah stunting dan memperbaiki kualitas hidup warga.(Odi)

  • PATTIRO Banten dan DP3AKKB Banten Beri Penghargaan Inovator Program Penurunan Stunting

    PATTIRO Banten dan DP3AKKB Banten Beri Penghargaan Inovator Program Penurunan Stunting

    SERANG, BANPOS – Pusat Studi dan Informasi Regional (PATTIRO) Banten bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten dan Merck Family Foundation melakukan kolaborasi lokakarya dan penghargaan inovasi stunting 2024.

    Deputi Direktur PATTIRO Banten, Amin Rohani mengatakan, kegiatan kolaborasi lokakarya dan penghargaan inovasi stunting 2024 mengusung tema ‘Bangun Kolaborasi untuk Banten Bebas Stunting’.

    “Salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan desiminasi praktek baik yang dilakukan oleh para PKM yang sudah membuat inovasi-inovasi tentang pencegahan penting di daerahnya,” katanya kepada awak media, Kamis (25/7).

    Amin menerangkan, bahwa berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), pada tahun 2021 prevalensi stunting di Provinsi Banten sebesar 24,5 persen dan pada tahun 2022 prevalensi stunting turun menjadi 20 persen. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa prevelensi stunting turun sebesar 4,5 persen dibandingkan tahun 2021.

    “Data di 2021 itu 24 persen, kemudian turun di 2022 di 20 persen. Cuma memang ada konfirmasi bahwa ada pengukuran serentak, kami belum menerima data hasil pengukuran serentak oleh pemerintah pusat,” tambahnya.

    Dalam sambutannya, Direktur Eksekutif PATTIRO Banten, Panji Bahari Noor Romadhon, menyampaikan bahwa pada akhir tahun 2023 dan tahun 2024 ini, pihaknya telah ikut turut serta berusaha menurunkan angka stunting di Provinsi Banten.

    “Kami melakukan berbagai strategi. Dalam perjalanannya, kami menemukan pencegahan stunting membutuhkan kolaborasi lebih tinggi dan inovasi ini ada di maayarakat. Maka kita memberikan penghargaan atas inovasi-inovasi yang dilakukan dalam penurunan stunting,” ujarnya.

    “Kedepannya, upaya ini bisa lebih berkolaborasi lagi, kita berharap akan muncul inovasi yang lebih keren efektif dan efesien. Sehingga angka stunting di Provinsi Banten bisa turun dengan cepat,” sambungnya.

    Panji menuturkan, dalam menyambut bonus demografi, sumber daya manusia (SDM) permasalahan stunting menjadi salah satu permasalah yang membutuhkan penanganan yang serius.

    “SDM kita dihadapkan dengan permasalahan yang membutuhkan penangan yang serius. Salah satunya adalah stunting. Kami menemukan adanya permasalahan terkait ketersedian air bersih. Masalah air bersih ini menjadi hal yang penting dalam penangan stunting,” tuturnya.

    Pada kesempatan itu, Plh Sekda Banten, Virgojanti mengatakan, lokakarya dan penyerahan penghargaan inovasi merupakan salah satu bentuk apresiasi kepada para inovator yang bekerja keras dalam rangka mengakselerasi penurunan stunting di Provinsi Banten.

    “Tentunya hal ini saya mengapresiasi karena tidak menutup kemungkinan upaya-upaya yang kita lakukan dalam rangka menurunkan juga bagian atau kontribusi dari para inovator-inovator tersebut,” katanya.

    Menurutnya, tujuan dari inovasi-inovasi ini dalam rangka mendekatkan dan memudahkan pelayanan. Dengan adanya apresiasi ini semoga bisa menjadi motivasi hingga praktek bagi wilayah-wilayah lain.

    “Saya lihat dengan ada enam finalis, mudah-mudahan ini bisa dikembangkan baik itu di daerahnya maupun juga di daerah lain di Provinsi Banten,” ucapnya.

    Ia berharap inovasi-inovasi ini mampu berkontribusi dalam menurunkan angka stunting di Provinsi Banten. Tentunya melalui upaya kolaborasi dengan berbagai elemen dan juga pemerhati di bidang kesehatan.

    Saat ditanya terkait data angka penurunan stunting di Banten yang dijadikan acuan PATTIRO Banten dari data SSGI. Virgojanti mengatakan, bahwa data yang pemerintah miliki saat ini bukan berdasarkan survei namun berdasarkan hasil penimbangan serentak.

    “Angka stunting Banten 4,7 persen itu hasil dari penimbangan serentak dan Provinsi Banten memasuki 100 persen bersama 8 Provinsi lainnya,” ujarnya.

    Sementara itu, Anggota DPRD Banten, Fitron Nur Ikhsan mengatakan kolaborasi inovasi stunting itu berjalan baik karena semua faktor dan OPD ikut berperan.

    “Karena ini bukan hanya persoalan infrastruktur kesehatan untuk eliminasi kawasan kumuh. Walaupun belum tuntas, tapi upaya itu adalah upaya kolaborasi lalu untuk penguatan di Dinas Kesehatan,” tandasnya. (MPD)

  • Budayakan Hidup Sehat, Achmad Herwandi Gelar Lomba Senam Massal ASIK Bersama Emak-emak

    Budayakan Hidup Sehat, Achmad Herwandi Gelar Lomba Senam Massal ASIK Bersama Emak-emak

    SERANG, BANPOS — Achmad Herwandi bersama dengan ribuan emak-emak nampak memadati kawasan Stadion Maulana Yusuf, Ciceri, Kota Serang dalam rangka mengikuti lomba senam massal ASIK.

    Meski sempat diguyur hujan, namun antusias emak-emak untuk mengikuti kegiatan yang diinisiasi oleh bakal calon Walikota Serang, Achmad Herwandi, tidak surut. Hal itu terlihat saat mereka mulai berkumpul di kawasan tersebut sejak pagi hari.

    Achmad Herwandi menjelaskan, alasan digelarnya lomba senam massal itu untuk membudayakan pola hidup sehat di Kota Serang. Menurutnya, sehatnya emak-emak menjadi kunci membangun generasi yang sehat.

    “Hidup sehat harus jadi budaya, kalau emak-emaknya sehat, secara tidak langsung kita juga akan baik bagi keberlanjutan generasi anak-anak kita,” katanya saat ditemui di lokasi kegiatan pada Minggu (7/7/2024).

    Dia pun mengatakan, masalah kesehatan akan menjadi prioritasnya apabila dirinya diamanahi sebagai Walikota Serang 2024. Terlebih lagi sebagai ibu kota provinsi, Kota Serang masih banyak ditemui kasus gizi buruk dan stunting.

    “Ini yang jadi perhatian kita kedepan. Baik itu masalah stunting, gizi buruk dan soal sanitasi lingkungan,” ucapnya.

    Herwandi juga menyiapkan program puskesmas keliling. Hal ini untuk menyosialisasikan pola hidup sehat dan bersih sekaligus preventif terjadinya penyakit menular.

    Tidak hanya kesehatan, masalah pendidikan, lapangan kerja juga menjadi prioritas Achmad Herwandi. Termasuk penuntasan sampah yang masih jadi masalah di Kota Serang.

    Karena itu, lanjut Herwandi, dirinya mengusung pembangunan kolaborasi dan partisipatif dengan menawarkan konsep community center.

    “Wadahnya melalui community center ini, jadi semacam forum bagi warga untuk menyampaikan aspirasi sekaligus terlihat secara aktif dalam perencanaan pembangunan,” kata Herwandi.

    Sementara itu, Warga Banten Indah Permai (BIP) Kota Serang Siti Nuraeni mengaku senang bisa mengikuti acara tersebut. “Bagus, seru dan kita kan jadi semangat buat olahraga,” kata penerima door prize treadmill ini.

    Siti juga menyampaikan aspirasinya. Menurutnya, sampah masih menjadi masalah yang harus menjadi perhatian Pemerintah Kota Serang.

    “Kalau Pak Herwandi nanti dapat amanah jadi Pak Wali, semoga masalah bisa beresin masalah sampah. Soalnya ini kan yang masih sering kita lihat dimana-mana,” ucapnya.

    Dia mengatakan, Kota Serang butuh pemimpin yang punya terobosan baru untuk menuntaskan masalah yang ada. Baik itu soal kesehatan, pendidikan hingga lapangan kerja.

    “Harapannya ya soal kesehatan, pendidikan, sama lapangan kerja bisa lebih muda didapatkan. Kayaknya Pak Herwandi yang masih muda dan energik bisa jadi solusinya,” kata Siti. (TQS)

  • Persit KCK Cabang II Grup 1 PCBS Kopassus Selenggarakan Edukasi Prakonsepsi untuk Cegah Stunting

    Persit KCK Cabang II Grup 1 PCBS Kopassus Selenggarakan Edukasi Prakonsepsi untuk Cegah Stunting

    SERANG, BANPOS – Persatuan istri tentara Kartika Chandra Kirana (Persit KCK) Cabang II Grup 1 PCBS Kopassus sukses menggelar pelatihan edukasi yang diikuti oleh sebanyak 43 kader dan tenaga kesehatan Persit. Kegiatan ini berlangsung di Aula Persit KCK Cabang II Grup 1 PCBS Kopassus.

    Acara ini menjadi bagian dari program kerja Seksi Sosial Persit KCK Pengurus Pusat tahun 2024, yang berfokus pada konseling bagi pasangan yang mengajukan menikah untuk mencegah stunting.

    Dalam kegiatan itu hadir dr.Dian Rosyainingsih dan Yenie Wulandari, dari BKKBN serta dr.Hena Arlini dari DP3AKB sebagai pengisi materi membawakan berbagai informasi penting terkait kesehatan keluarga.

    Ketua Persit KCK Cabang II Grup 1 PCBS Kopassus, Ayu Irfan dalam sambutannya menyampaikan harapannya, bahwa pelatihan edukasi ini dapat memutus mata rantai terjadinya stunting di kalangan masyarakat.

    “Sebab, stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak akibat kekurangan gizi kronis, menjadi masalah serius yang perlu mendapat perhatian lebih,” ujarnya, Kamis (25/1).

    Dirinya juga mengungkapkan bahwa dalam pelatihan ini menggarisbawahi peran strategis Persit KCK dalam mendukung upaya pencegahan stunting dengan melibatkan kader dan tenaga kesehatan Persit.

    “Diharapkan pengetahuan terkait kesehatan sejak awal kehamilan hingga masa perkembangan anak dapat lebih diperluas,” ungkapnya.

    Diketahui, dr.Dian Rosyainingsih, Yenie Wulandari dan dr.Hena Arlini memberikan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak serta cara-cara mencegah stunting.

    Materi disampaikan secara interaktif, melibatkan peserta untuk bertanya dan berdiskusi, menciptakan lingkungan belajar yang efektif.

    Peserta pelatihan pun sangat antusias, mengakui pentingnya peran mereka dalam menyebarkan informasi ini kepada masyarakat. Keberhasilan pelatihan ini menjadi langkah awal Persit KCK Cabang II Grup 1 PCBS Kopassus dalam mendukung program pencegahan stunting.

    Diakhir sambutannya, Ayu mengatakan, dengan semangat yang tinggi, Persit KCK Cabang II Grup 1 PCBS Kopassus berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam mendukung program-program kesehatan masyarakat.

    “Semoga pelatihan edukasi ini memberikan dampak positif dan membantu mengurangi angka stunting,” tandasnya. (MPD)

  • Penanganan Stunting di Kota Tangerang Perlu Upaya Kolaboratif Seluruh Pihak

    Penanganan Stunting di Kota Tangerang Perlu Upaya Kolaboratif Seluruh Pihak

    TANGERANG, BANPOS – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan, penurunan stunting di Kota Tangerang dari 15,3 persen tahun 2021 menjadi 11,8 persen pada tahun 2022, karena adanya peran kolaboratif berbagai pihak.

    “Urusan stunting bukan perkara satu pihak. Jadi saya menilai kolaboratif banyak pihak di Kota Tangerang adalah kunci utama penurunan stunting yang signifikan ini,” kata Ketua IDI Kota Tangerang, Mohamad Rifki, Rabu (13/12).

    Perlu diketahui target nasional untuk stunting sebesar 14 persen pada 2024. Sementara untuk di Provinsi Banten, angka stunting tahun 2022 di angka 20 persen dari tahun sebelumnya yakni 24,5 persen.

    IDI juga mengapresiasi pemberian piagam penghargaan bapak asuh anak stunting kepada 14 pegawai yang terdiri dari TNI, Polri, tenaga medis, pegawai swasta, dan lainnya

    “Itu adalah penghargaan yang tepat diberikan untuk menjadi semangat baru semua sektor terus berkolaborasi untuk menangani dan mencegah kasus stunting di Kota Tangerang,” katanya.

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Dini Anggraeni, mengatakan penanganan stunting dilakukan melalui beberapa program, seperti pendampingan ibu hamil dan bayi melalui Program Kader Srikandi hingga program Tatalaksana Gizi Buruk Segera Pulih (Laksa Gurih).

    “Termasuk program pendampingan bagi calon pengantin untuk memberikan edukasi dan pemahaman. Program peningkatan kesehatan masyarakat, Pemkot Tangerang juga memiliki Kader Srikandi yaitu Kader Sedari Dini Kawal Ibu Hamil dan Bayi,” ujar Dini.

    Kini dengan kasus stunting di angka 11,8 persen, kata dia, 13 kecamatan terus berupaya berinovasi untuk memaksimalkan penurunan dan pencegahan.

    “Seperti Kecamatan Cibodas dengan Program Gerakan Sedekah Stunting Cibodas, Kecamatan Periuk dengan Maklor atau Gemar Masakan Daun Kelor, dan program-program lainnya di wilayah lainnya,” kata Dini (ANT)

  • Tingkatkan Kapasitas, TPK Malingping Dimonitor

    Tingkatkan Kapasitas, TPK Malingping Dimonitor

    LEBAK, BANPOS – Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DaldukKB) DP3AP2KB Lebak menggelar Monitoring dan Evaluasi (Monev) bagi Tim Pendamping Keluarga (TPK) se-Kecamatan Malingping.

    Kabid Dalduk-KB DP3AP2KB Kabupaten Lebak, Tuti Nurasiah, mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan pengawasan yang rutin pihaknya lakukan untuk meningkatkan kapasitas TPK disetiap wilayah khususnya Kabupaten Lebak.

    “Jadi nanti bisa kita lihat, apakah mereka sudah paham cara seleksi keluarga yang harus diprioritaskan untuk segera didampingi, terus cara pendampingannya benar sesuai standar atau tidak. Cerita mereka dan jawaban atas pertanyaan bisa menggambarkan tingkat pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap tupoksi TPK,” kata Tuti kepada BANPOS, Selasa (28/11).

    Tuti menjelaskan, dalam kegiatan tersebut juga ada mekanisme transfer ilmu, seperti tatacara pendampingan agar TPK selalu dapat meningkatkan kinerjanya dalam mendampingi keluarga yang outputnya adalah bahwa setiap keluarga tidak menghasilkan anak stunting baru, dan setiap keluarga mendapat edukasi yang kuat untuk dapat melakukan langkah-langkah pencegahan stunting secara mandiri.

    “Kita sudah buat toolsnya, biar siapapun yang monev, pertanyaan atau data yang didapatkan harus lengkap, mulai dari legalitas TPK, Komposisi, Cakupan, Prosedur/tatacara pendampingan, temuan masalah/kendala, tempat mengadu, cara penyelesaian masalah, dan lainnya,” jelasnya.

    Ia menerangkan, selama tahun ini pihaknya telah melakukan monev ke 12 kecamatan. Dikarenakan keterbatasan biaya dan tenaga di OPD, Kecamatan yang belum didatangi akan menjadi lokus berikutnya di tahun depan.

    “Mudah-mudahan tetap dapat mewakili kondisi dan tingkat kinerja TPK, sehingga kita dapat menyusun perencanaan peningkatan kinerja TPK sesuai kebutuhan para TPK dari kondisi yang ditemukan,” terangnya.

    Tuti memaparkan, bila kedapatan adanya TPK yang masih belum memenuhi standar kinerja maka akan ditindaklanjuti secara berjenjang, mulai dari Koordinator TPK Desa yang mengingatkan untuk mempelajari kembali materi pendampingan dan prosedur pendampingan sebagaimana yang diajarkan dalam orientasi. Jika di desa tidak teratasi, bisa melakukan dan mengajarkan kembali tata caranya bersama Fasilitator TPK tingkat Kecamatan yang ada di setiap kecamatan.

    Ia menegaskan, setiap komponen TPK punya Institusi Pengampu seperti Bidan Desa bagian dari Puskesmas, Kader KB bagian dari Balai Penyuluh dan PKK bagian dari Desa.

    Ia berharap, ada peningkatan Kinerja TPK dalam mendampingi setiap keluarga dan memberi intervensi sesuai kebutuhan keluarga.

    “Intinya makin banyak masyarakat yang didampingi dan diedukasi untuk mampu melakukan langkah-langkah pencegahan stunting secara mandiri di tingkat keluarga,” tandasnya. (MYU)

  • Entaskan Stunting, Pemkot Serang Gelar Gemarikan

    Entaskan Stunting, Pemkot Serang Gelar Gemarikan

    SERANG, BANPOS – Pemerintah Kota Serang mengkampanyekan gerakan memasyarakatkan makan ikan atau Gemarikan di Kota Serang. Kampanye Gemarikan ini dalam rangka menuntas resiko stunting yang ada di Kota Serang.

    Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan bahwa mengkonsumsi ikan sangat baik bagi pertumbuhan anak. Upaya ini pihaknya gencarkan agar Kota Serang tidak lagi terdapat kasus stunting.

    “Mengkonsumsi ikan menjadikan generasi menjadi sehat, kuat, cerdas, dan terhindar dari stunting,” ujarnya, Kamis (16/11).

    Syafrudin menuturkan bahwa dipilihnya ikan karena ikan mengandung banyak kandungan yang baik untuk pencegahan stunting.

    “Makan ikan banyak kandungan protein omega tiganya. Oleh karena itu makan ikan bisa mencegah sekaligus mengobati anak stunting,” tuturnya.

    Syafrudin menjelaskan, kasus stunting harus tuntas pada tahun depan. Warga juga diimbau serta diajak untuk gemar memakan ikan, agar kasus stunting di Kota Serang bisa tuntas.

    “Ini merupakan program pemerintah pusat yang harus diselesaikan. Stunting ini harus tuntas di tahun 2024,” jelasnya.

    Menurutnya, KUA juga punya peran penting dalam pencegahan kasus stunting. Hal itu bisa dilakukan dengan cara menikahkan anak di usia dewasa.

    Selain itu, ia juga mengimbau agar para remaja jangan terburu-buru menikah dan bisa menunggu hingga usia matang yakni diatas 18 tahun.

    “Untuk pencegahan stunting pertama adalah KUA harus cerdas menikahkan masyarakat, karena pernikahan anak di bawah umur itu berpotensi meningkatkan stunting. Jadi harus mengikuti pemerintah, menikahlah di atas 18 tahun, supaya nanti saat mengandung rahim sudah kuat dan melahirkan dengan normal,” terangnya.

    Selain itu, Syafrudin juga mengimbau kepada para ibu hamil agar bisa rutin melakukan pemeriksaan kandungannya.

    “Pemeriksaan ini akan mengetahui kondisi kesehatan anak dan ibu, sehingga bayinya normal,” ungkapnya.

    Syafrudin menuturkan, kasus stunting penyembuhannya cukup lama. Oleh karenanya dari pada mengobati menurutnya lebih baik mencegah terlebih dahulu.

    “Kalau sudah stunting agak susah mengobatinya bukan setahun dua tahun tapi bertahun-tahun. Oleh karena itu melalui program ini diharapkan bisa mengentaskan stunting,” tuturnya.

    “Ikan ini lebih baik dari pada makan daging. Ditambah harganya lebih murah dari pada daging,” tandasnya.

    Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Serang, Sony August, mengatakan bahwa Gemarikan merupakan program nasional yang perlu untuk ditindaklanjuti agar bisa mengentaskan stunting di Kota Serang.

    “Gemarikan ini merupakan program pemerintah pusat dan ini juga merupakan program yang digencarkan oleh Walikota Serang. Dengan program ini mudah-mudahan masyarakat bisa terhindar dari stunting. Dan diharapkan masyarakat bisa teredukasi dengan kegiatan ini,” tandasnya.

    Diketahui, dalam kegiatan Gemarikan tersebut juga dibagikan ratusan kilo ikan kepada masyarakat sebagai bentuk dukungan Pemkot Serang dalam upaya pencegahan stunting di Kota Serang. Selain itu juga masyarakat diajak bersama-sama makan masakan olahan ikan. (CR-01)

  • Program TNI AD Manunggal Air Juga Selesaikan Masalah Kemiskinan Dan Stunting

    Program TNI AD Manunggal Air Juga Selesaikan Masalah Kemiskinan Dan Stunting

    JAKARTA, BANPOS – Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan, saat ini sudah banyak masyarakat yang terbantu dengan program TNI AD Manunggal Air.

    Sebab, program yang dicetuskannya iyu tak hanya mampu mengatasi masalah kekeringan, tapi juga kemiskinan dan stunting.

    “Saya berharap masyarakat yang menerima program ini dapat memanfaatkan air dengan sebaik-baiknya agar bisa sejahtera. Karena secara naluriah, yang dapat air pasti akan menanam sayur atau apa yang penting. Kalau kering kerontang kan sama sekali nggak ada apa-apa,” kata Letjen Maruli, di Jakarta, Kamis (2/11/2023).

    Pria yang digadang-gadang sebagai calon Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini menyampaikan kepada masyarakat penerima program TNI AD Manunggal Air ini agar memanfaatkan bantuan untuk menanam sayur, atau apapun yang berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari.

    “Saya sampaikan itu agar masyarakat tidak lagi membeli dari luar. Jangan kayak daerah-daerah di pinggiran itu, sudah bisa menanam tapi sayur pun masih beli dari luar,” ungkapnya.

    “Saya bersyukur sekian persen tempat-tempat yang kita buat kemungkinan besar sekarang sudah banyak yang menanam sayur-sayuran,” lanjut Letjen Maruli.

    Dia juga mengungkapkan, Program TNI AD Manunggal Air tak hanya mampu mengatasi masalah kekurangan air bersih, tapi juga mengatasi masalah stunting dan kemiskinan.

    “Memang efeknya begitu. Kita tidak sadar kalau dilihat-lihat efeknya ternyata ke sanitasi dan kemiskinan. Kemiskinan kalau sudah ada air lingkungan bisa tumbuh-tumbuhan bisa hidup, binatang juga bisa hidup. Jadi efek dari air ini sangat banyak sekali,” pungkasnya.(RMID).

    Berita Ini Telah Tayang Di RMID https://rm.id/baca-berita/government-action/195219/program-tni-ad-manunggal-air-juga-selesaikan-masalah-kemiskinan-dan-stunting.

  • Kemenkes Beri Bantuan Alat Untuk Kasus Stunting Cilegon

    Kemenkes Beri Bantuan Alat Untuk Kasus Stunting Cilegon

    CILEGON, BANPOS – Pemkot Cilegon mendapat bantuan 289 Antropometri Kit dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Ini adalah alat untuk pertumbuhan tubuh bayi atau balita sebagai indikasi mengetahui asupan gizi pada anak untuk mengurangi stunting.

    Kepala Dinkes Kota Cilegon drg. Ratih Purnamasari mengatakan, setelah diterima oleh tim Dinkes Kota Cilegon, bantuan tersebut langsung didistribusikan ke masing-masing Puskesmas se-Kota Cilegon untuk selanjutnya diserahkan ke Posyandu.

    “Kami punya 389 Posyandu. Selama ini Antropometri yang kita miliki masih sangat sedikit, pada 2022 kita punya 71 unit. Kemudian pada 2023 ini kita beli dari dana APBN sebanyak 13 unit dan dari APBD 35 unit,” jelas Ratih, Kamis (5/10).

    Selama ini, kader-kader Posyandu masih banyak yang menggunakan timbangan beras untuk menimbang bayi. Padahal sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak, setiap Posyandu harus memiliki alat yang terstandar.

    “Alhamdulillah setelah kita berjuang sampai pusat, akhirnya kita dapat alokasi bantuan Antropometri Kit ini. Otomatis nanti timbangan dacin (biasa digunakan untuk beras) sudah tidak akan kita gunakan lagi,” kata Ratih.

    Ratih berharap dengan menggunakan Antropometri Kit, kasus stunting di Kota Cilegon bisa lebih tertangani dengan baik. Alat ini tidak hanya bisa mengukur berat badan bayi, tapi juga lingkar kepala bayi, tinggi badan, serta lingkar lengan ibu hamil.

    “Dari sisi SDM kita sudah latih kader-kader Posyandu untuk bisa menggunakan alat ini. Jadi ini sudah sesuai dengan salah satu janji kampanye Pak Wali Kota, yakni meningkatkan sarana prasarana kesehatan, termasuk SDM dan juga utilitas,” jelasnya

    Sementara itu, Sekretaris Dinkes Kota Cilegon Evelyn Yolanda Panggabean juga mengaku senang dengan adanya bantuan Antropometri Kit ini. Terlebih selama ini banyak kader Posyandu di Kota Cilegon yang masih menggunakan timbangan jaman dulu alias jadul.

    “Timbangan beras itu kan kalau tidak dikalibrasi, tidak akurat. Misal yang gizi kurang dibilang baik, sebaliknya gizi baik dibilang kurang. Nah dengan Antropometri Kit ini kan kita bersyukur. Apalagi ini cukup mahal. Katanya sih satu unitnya sampai Rp10 juta. Kalau sebanyak 289 unit kan bisa lebih dari Rp2 miliar nilai bantuannya,” tandas Yolanda.(LUK/PBN)

  • Lebak Patungan Seribu Buat Lawan Stunting

    Lebak Patungan Seribu Buat Lawan Stunting

    LEBAK, BANPOS – Berbagai upaya terus dilakukan untuk melaksanakan percepatan penurunan stunting
    di Kabupaten Lebak. Salah satunya dengan program patungan yang diberi nama Jumat Seribu Untuk
    Stunting (Serius).

    Jumat Serius sendiri merupakan suatu program terobosan, untuk mengoptimalkan pada gerakan
    Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) di Kabupaten Lebak.

    Kabid Dalduk-KB DP3AP2KB Kabupaten Lebak, Tuti Nurasiah, mengatakan bahwa dalam praktiknya,
    Jumat Serius ini melakukan penggalangan dana dengan minimal seribu rupiah oleh relawan kolektor
    institusi, untuk dikelola sebagaimana pengelolaan dana gerakan BAAS sesuai dengan pedoman.

    "Penanganan stunting harus dilakukan oleh semua sektor masyarakat atau gotong royong. Maka dari
    itu, program Jumat Serius ini diharapkan bisa membuka jalan bagi seluruh masyarakat, agar dapat
    berperan dalam pengentasan stunting di Lebak," kata Tuti kepada BANPOS, Minggu (1/10).

    Tuti menjelaskan, tujuan dari program tersebut ialah selain untuk membantu terselenggaranya gerakan
    BAAS di Lebak, tentu juga untuk keseimbangan pemenuhan gizi bagi sasaran penerima. Adapun sasaran
    penerima secara umumnya yakni Calon Pengantin (Catin), Ibu Hamil (Bumil), anak bawah dua tahun
    (Baduta) dan anak bawah lima tahun (Balita).

    "Jadi setiap dana yang terkumpul pada Jumat serius, ketika sudah mencukupi untuk satu anak yakni
    sebesar Rp2,7 juta, akan langsung disalurkan," jelasnya.

    Ia menerangkan, program tersebut bekerjasama dengan lintas OPD dan mitra pengentasan stunting lain
    seperti DP3AP2KB, Dinas Kesehatan, DPMD, Baznas Lebak, Kampung KB, tim Dahsat dan Relawan
    Kolektor Jumaat.

    "Kami harap banyak pihak bisa bersinergi dan berkolaborasi untuk melakukan pengentasan stunting
    bersama menuju Indonesia emas mendatang, khususnya untuk generasi penerus Kabupaten Lebak,"
    tandasnya. (MYU/DZH)

    Foto : Kabid Dalduk-KB DP3AP2KB Kabupaten Lebak, Tuti Nurasiah