CILEGON, BANPOS – Lurah Lebakgede, Kecamatan Pulomerak menyebut telah berhasil menurunkan jumlah anak stunting melalui program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). BAAS sendiri sudah berjalan 4 bulan, dimana setiap bulannya Kelurahan Lebakgede memberikan makanan tambahan berprotein tinggi bagi anak-anak stunting di wilayahnya.
Lurah Lebakgede, Fatoni menjelaskan bahwa anggaran dari program BAAS itu merupakan anggaran di luar APBD Kota Cilegon yaitu melalui kerja sama antara CSR atau Corporate Social Responsibility di industri sekitar Kelurahan Lebakgede. “Sejak Pak Walikota menyerukan untuk menurunkan stunting, saat itu kami langsung berkomunikasi dengan 14 industri yang ada di wilayah Kelurahan Lebakgede namun hanya beberapa industri saja yang membantu program kami,” ujar Fatoni saat penyaluran bantuan makanan berprotein tinggi, Jumat (26/5).
Kelurahan Lebakgede diketahui terdapat 38 anak mengalami stunting, namun seiring berjalannya program BAAS yang berjalan selama 4 bulan itu mampu menekan atau menurunkan anak stunting sebanyak 27 anak. Artinya, kini Kelurahan Lebakgede masih memiliki anak mengalami stunting sebanyak 11 anak.
Fatoni menyebutkan makanan tambahan berprotein tinggi yang diberikan berupa susu prosure, biskuit milna, telur, kacang hijau dan lainnya.
“Kita memberikan makanan ini juga tidak sembarangan, harus konsultasi dulu dengan dokter gizi, protein dan kebutuhan gizi seperti apa yang dibutuhkan bagi anak anak stunting ini akhirnya yaa kita memberikan makanan sesuai arahan dokter gizi,” ungkapnya.
Dikatakan Fatoni, pihaknya akan terus menggalakkan pemberian makanan tambahan bagi anak stunting tersebut. Supaya anak stunting di wilayahnya turun secara maksimal.
“Tentu ini akan terus kita lakukan sampai 6 bulan lamanya, semoga dari 11 anak ini dapat terbantu dan tidak stunting lagi,” tutup Fatoni.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Dalduk KB pada DP3AP2KB Kota Cilegon, Wawan Ihwani mengapresiasi capaian Kelurahan Lebakgede dalam menurunkan jumlah anak stunting.
“Kelurahan Lebakgede dengan menggandeng perusahaan melakukan pemberian bantuan ini sejak bulan Januari lalu ini terus berlangsung dan ini kegiatan yang keempat kali. Cukup efektif karena memang bantuan yang diberikan kepada anak stunting melalui ibu-ibunya itu makanan yang diberikan betul-betul berkualitas sehingga mampu mendongkrak pertumbuhan dan berat badan anak,” ujarnya.
Wawan mengungkapkan, kolaborasi dan inisiatif seperti inilah yang akan mempercepat penurunan stunting di Kota Cilegon.
“Target sebenarnya di angka 14 persen secara nasional tapi Cilegon melalui instruksi Pak Walikota menyampaikan bahwa target Kota Cilegon Ingin turun sampai 9 persen. Tentu ini bukan angka yang ringan tapi walaupun berat kalau kita lakukan dengan komitmen bersama dengan kerja bersama, kerja bareng, kerja keras kita Insyaallah angka penurunan 9 persen itu terwujud,” tandasnya.(LUK/PBN)
Tag: stunting
-
Bapak Asuh Diklaim Turunkan Angka Stunting
-
Melonjaknya Harga Telur Berkontribusi pada Kenaikan Angka Stunting
SERANG, BANPOS – Kenaikan harga telur bisa menjadi salah satu dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi ketersediaan makanan yang memadai, bagi keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi.
Tak hanya itu, kenaikan telur juga berkontribusi pada kenaikan angka stunting, meskipun banyak faktor yang mempengaruhi anak mengalami kondisi stunting, termasuk kurangnya asupan nutrisi, infeksi, sanitasi yang buruk, dan praktik makan yang buruk.
Demikian disampaikan Ketua Badan Pengurus Wilayah (BPW) Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) Banten, Asep Mulya Hidayat. Ia menyebut bahwa stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan anak terhambat dan terlambat karena kurangnya gizi yang cukup
Menurutnya, kenaikan harga telur ini memang tidak berdampak langsung pada stunting, namun kenaikan harga telur bisa berdampak pada ketersediaan makanan yang memadai bagi keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi.
“Ketika harga telur naik, keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi mungkin akan kesulitan untuk membeli makanan yang bergizi, termasuk telur, karena harga yang lebih mahal,” ungkapnya.
Akibat naiknya harga telur, kata dia, keluarga dengan kondisi keterbatasan ekonomi mungkin akan mencari alternatif makanan yang lebih murah dan kurang bergizi, seperti makanan cepat saji atau makanan yang tinggi gula dan lemak.
“Hal ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi dan berkontribusi pada stunting pada anak-anak,” ucapnya.
Pria yang akrab disapa Haji Rocker ini mengatakan bahwa telur mengandung banyak nutrisi penting seperti protein, vitamin D, vitamin B12, dan selenium yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
Apabila keluarga tidak dapat membeli telur karena harganya yang lebih mahal, anak-anak mereka mungkin kekurangan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan yang sehat dan terhambat dalam pertumbuhannya, yang dapat menyebabkan stunting.
“Penyebab harga telur naik adalah Produksi nya memang sedang turun, populasi betina produktif nya sedang turun,” terangnya.
Ia menyampaikan bahwa saat ini pakan ayam mengalami kenaikan, sehingga biaya produksi naik, di mana kondisinya kini volume produksi turun namun biaya produksi naik.
“Kalau meningkatkan jumlah produksi ya nunggu umur yang di bawah 25 minggu bertelur,” katanya.
Haji Rocker juga memberikan masukan sejumlah langkah yang bisa diambil dengan kondisi saat ini, di mana harga telur naik salah satunya karena harga pakan ayam naik.
“Langkah yang bisa diambil bisa mengurangi harga pakan, subsidi pakan mungkin bisa diambil, daripada buat subsidi mobil listrik yang menikmati sedikit. Kalau subsisdi pakan ayam, konsumen produk ayam baik daging maupun telur, semua menikmati,” tegasnya.
Mengenai Substitusi
Secara umum, Haji Rocker menyebut bahwa tempe lebih murah daripada telur, terutama jika dibandingkan dengan telur yang berasal dari sumber yang berkualitas tinggi.
“Harga telur dapat bervariasi tergantung pada banyak faktor, seperti musim, lokasi geografis, dan ketersediaan. Namun, dalam banyak kasus, telur biasanya lebih mahal daripada tempe,” ungkapnya,
Namun, ketika membicarakan tentang kandungan protein, ia mengatakan bahwa telur mengandung lebih banyak protein daripada tempe.
Sebuah telur memiliki kira-kira 6 gram protein, sedangkan 100 gram tempe hanya mengandung sekitar 18 gram protein.
“Oleh karena itu, jika mempertimbangkan protein, telur lebih baik sebagai sumber protein dari pada tempe,” katanya.
Di sisi lain, penting untuk diingat bahwa tempe memiliki keunggulan dalam hal nutrisi lainnya.
Menurutnya, tempe adalah sumber protein nabati yang baik, serta mengandung serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang penting untuk kesehatan tubuh.
“Selain itu, tempe juga mengandung lebih sedikit lemak dan kolesterol daripada telur, sehingga dapat menjadi pilihan yang lebih sehat,” ujarnya.
Dalam memilih sumber protein, kata dia, penting untuk mempertimbangkan seluruh gambaran nutrisi dan harga.
Jika mempertimbangkan protein saja, telur lebih banyak mengandung protein daripada tempe.
“Namun, jika mempertimbangkan nutrisi lainnya dan harga, tempe dapat menjadi pilihan yang lebih baik,” tandasnya. (MUF)
-
Perdana Usai Pandemi, Safari Ramadan Kembali Dibuka
SERPONG UTARA, BANPOS – Safari Ramadan 1444 H pertama kali setelah tiga tahun akibat Covid berlangsung di tiga Masjid di wilayah Serpong Utara, Masjid Al Muhajirin Pondok Jagung, Masjid Nurul Islam dan Masjid AT-Taqwa. Kamis (30/03) malam.
Masjid Al Muhajirin Wali Kota Benyamin Davnie bersama rombongan, Masjid Nurul Islam Wakil Wali Kota Pilar Saga Ichsan bersama rombongan dan Masjid AT-Taqwa Sekda Bambang Noertjahjo bersama rombongan.
Dalam kunjungannya, Benyamin menyampaikan safari Ramadan ini digelar untuk memperkuat kembali komunikasi dan silaturahmi. Terutama apresiasi yang diberikan Wali Kota atas kebersamaan dalam mengatasi pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah berkat kerja sama kita tadi saat ini sudah bisa dikatakan pandemi Covid hampir-hampir tidak ada lagi, sekalipun ada angkanya sudah tidak seperti dulu lagi. Dan semuanya isolasi mandiri,” ucap Benyamin.
Tak hanya itu, kerja sama dan kolaborasi bersama masyarakat telah mensukseskan keberhasilan penurunan angka stunting.
“Bapak ibu, angka stunting berhasil turun sangat besar sekali dari 19,9 persen 2021 jadi 9 persen di 2022, dan target di tahun 2024 bisa turun menjadi 7 persen saja,” ujarnya.
Selain itu, angka demam berdarah juga berhasil dikendalikan dengan baik dan ini juga berkat peran aktif masyarakat.
“Alhamdulillah itu juga telah kita tekan, sehingga kondisi kesehatan di Tangsel terus berangsur membaik,” ucapnya.
Keberhasilan ini kata Benyamin juga harus terus dibersamai dalam memulihkan sektor perdagangan, dan ekonomi kreatif.
“Menjaga kestabilan harga di bulan Ramadan hingga Idul Fitri, buktinya inflasi kita bisa dikendalikan dengan baik dan Alhamdulillah bahan-bahan pokok di pasar tradisional dapat terjaga dengan baik. Ini juga berkat ibu-ibu semua yang tidak belanja berlebih di awal Ramadan, sehingga belanja sesuai kebutuhan,” tutupnya. (DIN/BNN)
-
Duta GenRe Disebut sebagai Teladan Remaja Hidup Lebih Berencana
JAKARTA, BANPOS – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), Hasto Wardoyo, menyatakan bahwa sosok Duta Generasi Berencana (GenRe) merupakan teladan bagi remaja sebayanya di Indonesia untuk hidup lebih berencana. Menurutnya, perencanaan dalam membangun keluarga itu penting.
“Jangan terlalu muda untuk menikah, tapi jangan terlalu tua juga untuk menikah dan melahirkan. Tetap ingat cegah 4Terlalu, jadi tetap rencanakan jarak melahirkan jangan terlalu dekat, dan jangan terlalu sering melahirkan,” ujar Hasto dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (12/3).
Ketika menghadiri Grand Final Duta GenRe Jawa Tengah 2023 di Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (11/3) malam, Hasto menyampaikan bahwa para duta yang terpilih merupakan role model atau sosok teladan sekaligus juru bicara dalam meningkatkan pemahaman terkait hidup berencana di daerahnya masing-masing. Menurutnya, Duta GenRe juga berperan dalam menyampaikan program pemerintah dengan cara yang lebih mudah diterima sebayanya.
Dengan begitu, diharapkan bisa mengubah pola pikir remaja untuk mulai membangun keluarga yang berkualitas, sehat, bebas stunting dan menekan angka kematian ibu. Misalnya, dengan tidak hamil terlalu banyak supaya baik kesehatan ibu dan bayi bisa lebih terjaga.
“Hal itu bisa terwujud jika keluarga baru yang berasal dari anak-anak muda bagus dan berkualitas. Setahun ada 2 juta anak-anak yang menikah. Dari satu tahun itu lahir 1,6 juta bayi, dan yang stunting itu ada 300 ribu. Jadi kalau GenRe ini bisa bergerak dengan baik, temannya yang mau nikah dikasih tahu jangan pre-wedding saja terus, pre-konsepsi juga harus dipikirkan,” jelasnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Widwiono, mengatakan bahwa Duta GenRe harus berkampanye mengenai pencegahan pernikahan anak, tidak narkoba dan seks bebas, mengisi waktu dengan kegiatan positif, dan pencegahan stunting melalui perencanaan berkeluarga. Adapun Duta GenRe Provinsi Jawa Tengah 2023 yang terpilih pada malam Grand Final tersebut adalah Iqbal Febrian dari Kota Surakarta dan Vionita Happy Cahyadi dari Kabupaten Temanggung.
Sebagai informasi, Apresiasi Duta GenRe merupakan acara tahunan yang rutin untuk saling mempertemukan remaja yang tergabung dalam PIK Remaja dan memilih figur remaja. Kegiatan ini telah berlangsung selama tiga hari terhitung tanggal 7-9 Maret 2023.
Para peserta diminta untuk menunjukkan kemampuan dan minat bakat, serta program unggulan daerahnya masing-masing kepada para juri. Hasilnya, dari 34 pasang peserta kabupaten dan kota di Jawa Tengah terpilih 10 besar, yang kemudian diseleksi kembali melalui serangkaian tes dan pertanyaan dari juri hingga didapat tiga besar calon Duta GenRe Provinsi Jawa Tengah tahun 2023. (ANT/MUF)
-
Turunkan Stunting, Pemkab Serang Libatkan TP PKK
SERANG, BANPPOS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang terus melibatkan berbagai potensi untuk menurunkan angka stunting, salah satunya Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK). Selain itu, keberadaan PKK dianggap bisa terus menguatkan perekonomian masyarakat dan ketahanan pangan.
“Kegiatan-kegiatan PKK selama ini sangat membantu Pemerintah Kabupaten Serang, dan terus ditingkatkan sinergi dengan organisasi perangkat daerah,” ujar Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, di sela-sela senam bersama dalam rangka hari ulang tahun PKK yang ke-51 di halaman Pendopo Bupati Serang, Jumat (10/3).
Tatu menyampaikan, banyak persoalan di masyarakat yang menjadi prioritas program Pemkab Serang, salah satunya penurunan angka stunting. Program strategis nasional ini bergandengan dengan TP PKK hingga ke tingkat desa.
“Kegiatan lain yang berkaitan dengan penguatan ekonomi juga PKK dilibatkan. Sebab ibu-ibu PKK ini ada dari tingkat kabupaten sampai tingkat desa,” katanya.
Diketahui, penurunan kasus stunting di Kabupaten Serang sejak tahun 2019 hingga Tahun 2021 mencapai 12,23 persen. Pada tahun 2024, ditargetkan angka stunting turun sebanyak 14 persen.
Pada kesempatan tersebut, Tatu mengatakan bahwa jumlah TP PKK ini cukup besar. Oleh sebab itu, harus dilibatkan dalam program strategis pemerintah.
“Kemudian perlu evaluasi mana yang kegiatan yang harus ditingkatkan, dan yang sudah baik terus dilakkan setiap tahunnya. Sukses dan selalu penuh kebersamaan untuk TP PKK Kabupaten Serang,” tandasnya.
Ketua TP PKK Kabupaten Serang, Habibah Supriatna mengatakan bahwa penanggulangan stunting menjadi program skala prioritas TP PKK Kabupaten Serang untuk membantu Pemerintah Daerah.
“Dalam penanganan stunting, kita mengarah pada ketahanan pangan. Menyeluruh, dari PKK kecamatan hingga desa,” ujarnya.
Salah satu program yang dijalankan saat ini adalah bagaimana mendorong setiap keluarga memiliki ketahanan pangan mandiri. Antara lain budidaya lele dalam ember, menanam sayuran, hingga memanfaatkan pekarangan rumah untuk menghasilkan pangan.
“Setidaknya, setiap keluarga punya asupan gizi yang baik,” tandasnya. (MUF)
-
Kurangi Angka Stunting, Kelurahan Unyur Fokus Bangun Sarana Prasarana
WILAYAH Unyur mendukung program penurunan angka stunting di Kota Serang, salah satunya dengan memfasilitasi puluhan posko pelayanan terpadu (Posyandu) yang ada di wilayah tersebut. Ada 26 Posyandu di kelurahan tersebut, dua diantaranya sudah memiliki gedung tetap yang seatap dengan sekretariat RW, dengan berbagai fasilitasnya.
“Alhamdulillah di kelurahan kami Posyandu nya aktif, dan lebih dari 200 kader semuanya semangat dalam memberikan pelayanan terhadap warga di Unyur,” ujar Lurah Unyur, Kecamatan Serang, Agus Sulaeman.
Menurutnya, pihak Kelurahan berupaya untuk memenuhi sarana dan prasarana Posyandu dengan mendirikan dua Pos pelayanan di dua RW, yaitu di RW 16 dan 26 Taman Banten Lestari (TBL). Agus mengatakan, pelayanan Posyandu dilakukan di ruangan yang sudah disediakan, dan tidak lagi menempati rumah kader sebagai lokasi pelayanan Posyandu setiap bulannya.
“Kita meminimalisir pelayanan di rumah kader, khawatir merepotkan. Jadi semampu kami membangun pos RW sebagai gedung pelayanan Posyandu juga,” katanya.
Meski tidak sepenuhnya pembangunan itu menggunakan anggaran daerah, masyarakat antusias bergotong royong dan swadaya dalam pengerjaannya. Kini bisa dilihat bangunan bercat hijau di dua RW tersebut, yang sudah bisa digunakan untuk pelayanan.
“Walaupun belum ada seremonial peresmian, tapi dua pos tersebut sudah bisa dipakai untuk pelayanan. Jadi kalau memang ada kekurangan fasilitas, kami berusaha untuk memfasilitasi apa yang dibutuhkan melalui pengajuan ke dinas terkait atau langsung ke pimpinan,” jelasnya.
Agus mengaku bahwa dirinya merasakan betul hadirnya para kader Posyandu yang semangat menjalankan tugasnya. Meskipun tidak besar honor dari Kelurahan, namun mereka antusias memberikan woro-woro kepada warga setempat.
“Kepala RW dan RT nya pun aktif dalam memberikan informasi kalau ada Posyandu. Bidan nya kan dari Puskesmas, jadi kader koordinasi langsung, semoga semangatnya tidak menurun karena wilayah Unyur ini termasuk angka stunting lumayan tinggi,” katanya.
Ia menjelaskan, Kelurahan Unyur mendukung setiap program pemerintah khususnya dinas kesehatan (Dinkes). Tidak hanya itu, program pemerintah kota (Pemkot) lainnya pun ia mengaku akan selalu mendukung dan menyampaikan apa yang perlu diteruskan kepada masyarakat melalui RT dan RW.
“Warganya yang mudah dikomunikasikan juga menjadi nilai plus di sini, karena alhamdulillah nya setiap program yang melibatkan masyarakat ini selalu tersampaikan,” tuturnya.
Untuk sarana dan prasarana Posyandu, ia meminta kepada ketua kader di 26 Posyandu bisa memberikan keterangan atau mengajukan apa saja yang dibutuhkan oleh mereka. Mengingat, tidak sedikit Posyandu yang belum memiliki fasilitas lengkap, misalnya tidak memiliki meja yang cukup, bantal pasien dan lain-lain.
“Bagi kader di seluruh Posyandu, bisa langsung mengajukan ke kami (Kelurahan) untuk apa saja yang dibutuhkan. Karena kenyamanan dalam pelayanan ini penting, sehingga kami mengupayakan agar semuanya tersedia, sedikit demi sedikit,” tuturnya.
Bersebelahan dengan Sekretariat RW, ia meminta agar ruangan tersebut digunakan sebaik-baiknya. Ternyata, setelah didatangi ke lokasi, di RW 16 menyediakan wifi gratis bagi warga yang memiliki anak usia sekolah dan tidak memiliki kuota untuk melakukan pembelajaran dalam jaringan (daring).
“Alhamdulillah di RW 16 ini, ada fasilitas WiFi gratis yang bisa digunakan oleh anak-anak sekolah daring, yang memang tidak memiliki kuota,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Pos RW ini dibangun di tanah milik Pemerintah Kota Serang. Sehingga bisa dikatakan Sekretariat permanen dan tidak akan terkena gusuran dengan alasan apapun.
“Kita dapat hibah, alhamdulillah bisa terbangun sekretariat RW dan ruangan pelayanan Posyandu. Agar warga semakin nyaman dalam menjalankan amanahnya,” terangnya.
Selain Pos RW dan ruangan pelayanan Posyandu, sarana dan prasarana lainnya yang telah dilakukan pembangunan oleh Kelurahan Unyur yaitu pembangunan jalan lingkungan. Beberapa wilayah yang sudah tersentuh pembangunan yaitu di TBL, jalan lingkungan di Cilampang, Sapta Marga dan Lingkungan Unyur.
“Kita dapat dana alokasi umum tambahan (DAUT) kelurahan pada tahun kemarin, dan sudah dibangunkan jalan paving blok di beberapa lingkungan di Unyur, agar warga juga bisa beraktivitas dengan nyaman,” tandasnya. (*)
-
Soal 10 Program Pokok PKK, Ade Jumaiyah : Kader Jadi Garda Terdepan
SERANG, BANPOS – Ketua PKK Kota Serang Apresiasi Kelurahan Gelam Zero Stunting dan Gizi Buruk.
Serang – Dalam rangka memperingati Hari Kesatuan Gerak (HKG) ke-50, TP PKK Kota Serang mengadakan lomba 10 Program PKK, tingkat Kota Serang.
Pada hari ke 2 pelaksanaan kegiatan, diadakan di TBM Mawar, Lingkungan Jagar Ayu tepatnya di Kampung KB 2019, Kelurahan Gelam, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Senin (2/8/20220).
Ketua TP PKK Kota Serang, Ade Jumaiyah Syafrudin menuturkan, pada perlombaan kali ini dirinya mengintruksikan agar para kader mempersiapkan dengan matang.
“Pembinaan ditingkat kecamatan, terhadap para kader juga harus dilakukan secara intensif,” katanya.
Ade Jumaiah berharap kegiatan pembinaan dan pembenahan administrasi TP PKK di tingkat kecamatan terus berlanjut.
Lebih lanjut, isteri Walikota Serang Syafrudin ini menekankan, masalah stunting dan gizi buruh harus menjadi perhatian khusus di Kota Serang.
Untuk itu, dirinya berharap agar para kader TP PKK Kota Serang mampu berada di garda terdepan, khususnya dalam implementasi 10 program pokok.
“Stunting harus di perhatikan yah. Alhamdulillah di Kelurahan Gelam masalah stunting sudah 0%, dan gizi buruk tidak ada,” katanya.
“Namun demikian, capaian yang baik ini jangan sampai membuat kita terlena. Justru harus lebih giat dalam memperhatikan masyarakat. Para kader harus mampu menjadi wonder women yang luar biasa,” imbuhnya.
Kata Ade, setidaknya ada 5 kategori yang akan dinilai oleh TP PKK Kota Serang dalam perlombaan HKG ini.
Pertama kesekretariatan meliputi lomba tertib administrasi dan dasawisma, kedua Pokja 1 terkait lomba simulasi pola asih anak dan remaja.
Ketiga pokja 2 lomba UP2K – PKK, keempat lomba pokja 3 yakni terkait lomba aku hatinya anak, dan terakhir pokja 5 yakni terkait lomba perilaku hidup bersih,dan sehat atau PHBS. (red)
-
Bupati Klaim Kasus Stunting di Kabupaten Serang Menurun
WARINGINKURUNG, BANPOS- Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah menyatakan kasus stunting di Kabupaten Serang terus mengalami tren penurunan, capaian tersebut merupakan hasil kerja keras banyak pihak.
Hal itu diungkapkan Bupati Ratu Tatu Chasanah saat membuka rembuk Stunting tingkat Kabupaten Serang di Horison Forbis Hotel, Kecamatan Waringinkurung, Senin (13/6/2022).
Tatu mengatakan, kasus stunting di Banten berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2019 masih 24,11 persen, sedangkan di Kabupaten Serang 39,43 persen.
“Kami termasuk wilayah yang menjadi prioritas program dari pusat dalam penurunan stunting, karena 2019 kasusnya diatas provinsi,” katanya seperti yang dilansir dari banten.antaranews.com.
Menurutnya, penurunan kasus stunting di Kabupaten Serang pada 2021 turun sebanyak 12,23 persen dan tahun 2024 ditargetkan turun sebanyak 14 persen.
“Ini bukan pekerjaan mudah dan menjadi tugas bersama karena persoalan kesehatan berkaitan dengan pola hidup sehat masyarakat,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, Pemkab Serang terus melakukan upaya untuk menurunkan angka stunting dengan melibatkan antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Kita bagi tugas seperti persoalan air bersih ke Perkim, soal pangan melalui Pertanian dan ketahanan pangan, sedangkan untuk peningkatan perekonomian PU dengan pembangunan jalannya, dan tugas ini harus dibagi ke masing-masing OPD,” ucapnya.
Tatu juga menegaskan, kasus stunting bukan penyakit yang harus diobati namun dicegah. Pasalnya, jika anak sudah terkena maka tidak bisa disembuhkan.
“Stunting bukan hanya pada fisik, tapi yang sangat bahaya adalah juga pada kecerdasan anak, jadi harus dijaga demi masa depan,” ucapnya.
Diketahui, berdasarkan data SSGI pada tahun 2019 kasus stunting di Kabupaten Serang sebanyak 39,43 persen dan tahun 2021 menurun menjadi 27,3 persen.
“Jika 2021 bisa turun 12 persen, kita optimis 2024 turun sebanyak 14 persen,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Agus sukmayadi mengatakan, salah satu upayanya yang dilakukan adalah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang akan fokus di sepuluh desa.
“Tim ini dibentuk untuk melakukan pendampingan pada ibu hamil dan jika ada anak yang terkena stunting maka akan dibantu penambahan gizinya,” kata Agus.
TPPS juga bertugas memberikan informasi kepada remaja agar menjaga kebersihan tentang reproduksi dan kepada pasangan calon pengantin diberikan pemahaman agar menjaga kesehatan saat hamil.
“Kemudian kami berikan Imunisasi secara lengkap kepada balita,” ujarnya. (LUK/ANT/AZM/NET)
-
Cegah Stunting, Semua Sektor di Cilegon Harus Berperan Aktif
CILEGON, BANPOS – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cilegon, Maman Mauludin meminta semua sektor memberikan perhatian yang serius terhadap stunting di Kota Cilegon. Hal itu dikatakan Maman saat menghadiri pertemuan konvergensi rencana aksi cegah stunting yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon, di salah satu hotel di Kota Cilegon, Senin (21/3).
Diketahui, stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak. Kondisi ini berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cilegon, Maman Mauludin menyampaikan bahwa perhatian yang sungguh-sungguh harus diberikan dalam periode kehamilan 1000 hari pertama. “Perhatian sungguh sungguh yang diberikan dalam periode kehamilan, hal ini harus dilakukan karena kurang gizi pada 1000 hari pertama, tidak dapat diperbaiki di masa kehidupan selanjutnya,” tutur Maman.
“Selain itu, pertumbuhan otak akan terhambat perkembangan rohani dan sulit mengikuti pelajaran dan selanjutnya setelah dewasa akan sulit mendapatkan pekerjaan yang layak,” sambung Maman.
Lebih lanjut, Maman mengatakan penurunan stunting diperlukan pendekatan multisektor. “Penurunan stunting penting dilakukan dengan pendekatan multisektor melalui sinkronisasi program-program nasional maupun lokal dari pemerintahan pusat dan daerah,” katanya.
Pada kesempatan itu, Maman menghimbau agar pemerintah pusat dan daerah ikut serta dalam mendukung dan berperan aktif dalam aksi cegah stunting.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Cilegon Ratih Purnamasari menyampaikan bahwa pentingnya memberikan perhatian pada periode kehamilan 1000 hari pertama untuk meminimalisir resiko kekurangan gizi.
“Dalam hal ini, pentingnya perhatian diberikan pada periode kehamilan 1000 hari pertama kehidupan untuk meminimalisir resiko kekurangan gizi,” tuturnya.“Kekurangan gizi disini dihitung dari 1000 hari pertama kehidupan yaitu masa anak dalam kandungan sampai seorang anak berusia 2 tahun,” sambungnya.
Ratih juga menyampaikan bahwa kekurangan gizi sangat mempengaruhi beberapa hambatan perkembangan, pertumbuhan dan metabolisme hingga anak tumbuh dewasa.
“Selain itu, kekurangan gizi dapat mempengaruhi hambatan perkembangan kognitif, pertumbuhan dan hambatan metabolisme yang rentan hingga anak tumbuh dewasa, selain itu dampak negatifnya adalah kecerdasan produktivitas yang menjadi rendah, tubuh pendek, dan risiko terserang penyakit kronis,” ungkapnya. (LUK/RUL)
-
Pernikahan Dini Dianggap Penyebab Masalah Rendahnya Kualitas Keluarga
TANGSEL, BANPOS — Anggota Komisi IX DPR RI, Anas Thahir, menyebut bahwa kasus perceraian dan pernikahan usia dini juga masih berada diangka yang memprihatinkan. Oleh karena itu, ia mendesak Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) lebih fokus menangani kasus perceraian dan pernikahan usia dini untuk membangun keluarga berkualitas.
“Kondisi ini harus bisa diturunkan secara bertahap dan berkepastian. Pengendalian kasus pernikahan usia dini juga berpengaruh terhadap penyelesaian kasus angka stunting di Indonesia,” ujar Anas, usai melakukan sosialisasi pencegahan stunting di Tangerang Selatan, beberapa waktu yang lalu.
Ia mengatakan, jangan harap Indonesia sanggup menyelesaikan masalah keluarga berkualitas, apabila kemampuan mengendalikan tingginya jumlah perceraian dan pernikahan usia dini belum bisa dilakukan. Termasuk juga penyelesaian masalah stunting.
Sehingga ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian serius BKKN. Pertama soal stunting, kedua soal pernikahan usia dini, dan ketiga angka perceraian.
“Dalam tiga urusan ini kita masih menghadapi masalah serius karena jumlah kasusnya cukup tinggi dibandingkan beberapa negara lain,” ucapnya.
Hadir dalam sosialisasi pencegahan stunting di Tangerang Selatan, Kasubdit Monitoring dan Evaluasi Bina Ketahanan Remaja BKKBN Pusat, Cikik Sikmiyati, Korbid KBKR Provinsi Banten, dr Dian Rosyainingsih dan Kepala Bidang Pengendalian Penduduk DPM3AKB Kota Tangsel, Siti Jumroh, serta Karang Taruna dan tokoh masyarakat sekitar Permata Pamulang. (MUF)