Tag: Tegalsari Eratkan Gotong Royong Warga

  • Hadirkan Parmasi Jaga, Tegalsari Eratkan Gotong Royong Warga

    Hadirkan Parmasi Jaga, Tegalsari Eratkan Gotong Royong Warga

    WALANTAKA, BANPOS- Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Walantaka, Kota Serang berupaya untuk mempertahankan gotong royong di masyarakat dengan menjalankan program basmi buang air besar sembarangan (BABS) melalui Parmasi jaga yaitu partisipasi masyarakat Tegalsari sosialisasi jamban keluarga. Program yang pertama kali diluncurkan di kecamatan Walantaka itu, secara otomatis membuat warga Tegalsari membantu bersama-sama membangun jamban dari rumah ke rumah.

    Lurah Tegalsari, Saidah, mengungkapkan bahwa warganya masih mempertahankan sifat gotong royong bukan hanya dalam kebersihan saja. Tetapi dengan program yang dicanangkan oleh Kelurahan tersebut membuat warga semakin meningkatkan partisipasi baik sumbangsih tenaga maupun materi.

    “Karena dalam membangun jamban keluarga ini tidak sedikit anggaran yang dibutuhkan. Sehingga, kami dari kelurahan berinisiatif untuk bersama-sama warga yang dalam hal ini dikatakan mampu, untuk bergotong-royong memberikan apa yang bisa dibantu, bisa dalam bentuk uang maupun bentuk bahan bangunan,” jelasnya.

    Selain menarik dana dari warga untuk menyukseskan program Parmasi Jaga, Kelurahan juga melibatkan perusahaan yang berdiri di wilayah Tegalsari untuk bersama-sama membangun Tegalsari yang sehat dan bersih. Salah satu komponen perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu setiap rumah warga memiliki satu jamban.

    “Jika saat ini dilihat memang masih sedikit lagi rumah warga yang belum memiliki jamban. Sehingga mereka masih melakukan BABS entah itu di lahan perkebunan dan lainnya,” kata Saidah.

    Ia juga menjelaskan bahwa setiap minggunya warga selalu melaksanakan bersih-bersih lingkungan. Jika Pemkot Serang melakukan program Jumat Bersih, maka di Tegalsari warganya melakukan gotong royong Minggu bersih.

    “Setiap minggunya warga selalu menginformasikan bahwa ada gotong royong di lingkungan RT masing-masing,” tuturnya.

    Dengan begitu, lingkungan Tegalsari yang notabenenya masih terbiasa dengan budaya desa atau kampung, jadi walaupun berada di tengah Kota Serang tetapi warga Tegalsari masih mempertahankan keasrian lingkungannya. Bisa dilihat dengan masih banyaknya tumbuhan-tumbuhan atau lahan luas yang masih hijau.

    “Alhamdulillah untuk masyarakat masih bersama-sama belajar menerapkan PHBS. Dengan adanya sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan maka masyarakat juga sedikit demi sedikit memahami bagaimana menerapkan PHBS,” terangnya.

    Disamping itu, Tegal Sari yang masih banyak lahan pesawahan dan perkebunan ini memiliki hasil tanam ubi yang berlimpah. Terlebih saat musim penghujan, dimana tanaman ubi tumbuh subur bila dibandingkan pada musim kemarau.

    “Karena di sawah yang ada di Tegalsari ini merupakan sawah tadah hujan, warga mengandalkan air hujan untuk mengairi sawahnya. Dalam waktu dekat ini pun banyak sekali hasil ubi yang sampai ke kantor kelurahan,” ungkapnya.

    Dengan banyaknya hasil tanam ubi tersebut, warga mengkreasikan dengan membuat makanan yang yang bisa dijual dan dititipkan melalui warung-warung. Kedepan, pihak kelurahan akan mengajukan kerjasama dengan dinas terkait untuk memberikan pelatihan-pelatihan baik UMKM maupun pertanian.

    “Peminatnya banyak, tetapi karena terkendala dengan anggaran yang saat ini lebih banyak refocusing sehingga kegiatan-kegiatan tidak berjalan dengan lancar. Namun kami tetap mengkomunikasikan bahwa warga menginginkan adanya pelatihan seperti budidaya ikan UMKM dan pertanian,” ucapnya.

    Meski berbagai kegiatan harus ditunda karena adanya pandemi Covid-19, tetapi hal itu tidak menurunkan semangat warga baik dalam gotong royong maupun meningkatkan ekonomi.

    “Seperti halnya adanya kerjasama dengan pihak pemerintah walau tidak melalui kelurahan, dengan menanam berbagai jenis tanaman yang mungkin akan dibagi hasil nantinya,” tandas Saidah. (MG-02)

  • Miliki Sawah Tadah Hujan

    Miliki Sawah Tadah Hujan

    Lurah Tegalsari, Saidah mengungkapkan, di wilayahnya masih banyak lahan pesawahan dan perkebunan yang memiliki hasil tanam ubi yang berlimpah. Terlebih saat musim penghujan, dimana tanaman ubi tumbuh subur bila dibandingkan pada musim kemarau.

    “Karena di sawah yang ada di Tegalsari ini merupakan sawah tadah hujan, warga mengandalkan air hujan untuk mengairi sawahnya. Dalam waktu dekat ini pun banyak sekali hasil ubi yang sampai ke kantor kelurahan,” ungkapnya.

    Dengan banyaknya hasil tanam ubi tersebut, warga mengkreasikan dengan membuat makanan yang yang bisa dijual dan dititipkan melalui warung-warung. Kedepan, pihak kelurahan akan mengajukan kerjasama dengan dinas terkait untuk memberikan pelatihan-pelatihan baik UMKM maupun pertanian.

    “Peminatnya banyak, tetapi karena terkendala dengan anggaran yang saat ini lebih banyak refocusing sehingga kegiatan-kegiatan tidak berjalan dengan lancar. Namun kami tetap mengkomunikasikan bahwa warga menginginkan adanya pelatihan seperti budidaya ikan UMKM dan pertanian,” ucapnya.

    Meski berbagai kegiatan harus ditunda karena adanya pandemi Covid-19, tetapi hal itu tidak menurunkan semangat warga baik dalam gotong royong maupun meningkatkan ekonomi.

    “Seperti halnya adanya kerjasama dengan pihak pemerintah walau tidak melalui kelurahan, dengan menanam berbagai jenis tanaman yang mungkin akan dibagi hasil nantinya,” tandas Saidah. (bagian akhir) (ADV)