JAKARTA, BANPOS – Selain olahraga dan menerapkan pola makan sehat, tidur cukup dan berkualitas memberi dampak yang signifikan terhadap kesehatan.
Tidak hanya menciptakan perasaan yang lebih baik, tidur cukup membantu menjaga kondisi jantung yang lebih sehat, meningkatkan efektivitas sistem kekebalan tubuh, serta membantu reparasi dan regenerasi sel.
Sayangnya, hal ini justru bertolak belakang dari data yang diperoleh Mashable terkait kualitas tidur masyarakat di Asia Tenggara.
Menurut hasil studi tersebut, tiga dari empat orang di Asia Tenggara mengaku sulit tidur di malam hari. Sebanyak 27 persen responden dari Indonesia menyatakan susah tidur setidaknya beberapa kali dalam seminggu.
Menyadari betapa pentingnya kualitas tidur terhadap kesehatan, Samsung membekali Galaxy Watch6 dan Galaxy Watch6 Classic dengan fitur-fitur untuk meningkatkan kualitas tidur penggunanya.
“Sleep Monitoring yang memungkinkan pengguna melacak pola tidur dan mempelajari hasil Sleep Insights yang detail dan akurat langsung dari perangkat watch,” ungkap MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia Annisa Nurul Maulina dalam keterangan yang diterima, Kamis (10/8).
Annisa menambahkan, bahkan pengguna seolah memiliki sleep coach pribadi dengan memanfaatkan fitur Sleep Coaching yang dipersonalisasi.
“Ini bisa jadi langkah awal untuk meningkatkan kualitas tidur dengan efektif, dan membangun wellness yang lebih baik dalam keseharian,” ujar Annisa.
Bukan sekadar istirahat, Sleep Educator Vishal Dasani memaparkan, tidur yang baik juga harus berkualitas.
Menurut Vishal, manusia perlu konsisten melakukan tidur yang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kondisi tubuh dan pola hidup.
Vishal menambahkan, memahami pola tidur merupakan langkah pertama yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur.
“Karena dengan paham pola tidur, kamu bisa mengidentifikasi area mana yang harus dibenahi dan mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada,” jelas Vishal.
Terdapat tiga fase yang dialami manusia ketika sudah tertidur. Dimulai dengan fase Light Sleep, aktivitas otak mulai melambat, ritme jantung dan pernafasan lebih stabil, otot mulai rileks, dan terjadi proses konsolidasi memori.
Kemudian dilanjutkan fase tidur yang lebih dalam yaitu Deep Sleep, di mana fungsi restorasi fisik terjadi. Lalu fase di mana mimpi dirasakan dan fungsi reparasi kognitif terjadi.
Vishal menjelaskan, memahami fase tidur akan lebih memudahkan masyarakat mengetahui untuk pola tidur yang baik dan menyadari bahwa ketiga fase tidur memiliki peran masing-masing.
“Momen Deep Sleep saat kita tidur biasanya tidak terlalu lama dan merupakan hal normal. Jadi, jangan panik kalau melihat porsi Deep Sleep pada sleep stage hanya 1-2 jam. Karena kualitas tidur bukan dilihat dari banyaknya Deep Sleep,” tambah Vishal.
Seperti dijelaskan oleh Vishal sebelumnya, kualitas tidur yang baik dilihat berdasarkan konsistensi dan kebutuhan tubuh.
Dengan menggunakan Galaxy Watch6 Series, pengguna bisa tracking konsistensi tidur setelah rutin melacak pola tidur selama beberapa hari.
Ini sangat membantu untuk mendorong agar lebih konsisten tidur di jam-jam yang optimal.
“Kamu bisa memperoleh konsistensi tidur dengan mengatur jadwal tidur pada jam dan durasi yang sama setiap harinya. Misalnya, mulai tidur pada pukul 10 malam dan bangun pada pukul 6 pagi. Lakukan secara berulang setiap hari,” ujar Vishal.
Setelah konsisten melacak pola tidur dan menciptakan lingkungan yang mendukung, langkah selanjutnya adalah memperbaiki kualitas tidur dengan membentuk rutinitas yang lebih baik. (RMID)