Tag: Tigaraksa

  • Disperindag Genjot Penggunaan Produk Lokal Lewat Business Matching

    Disperindag Genjot Penggunaan Produk Lokal Lewat Business Matching

    TIGARAKSA, BANPOS – Provinsi Banten melalui Kabupaten Tangerang masuk 10 besar nasional penggunaan produk lokal dalam negeri lebih dari 40 persen pada tahun 2022 lalu.

    Untuk itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tangerang menggelar ngobrol cerdas (Ngobras) tentang Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri.

    Ngobras dengan tema ‘Optimalisasi Penggunaan Produk Dalam Negeri Kabupaten Tangerang’ itu, diikuti instansi pemerintah, pengusaha lokal hingga pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) se- Kabupaten Tangerang.

    Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang, Moch Maesyal Rasyid, menyampaikan bahwa pasca pandemi Covid-19, Indonesia mencanangkan penggunaan produk dalam negeri sebesar 40 persen.

    “Kabupaten Tangerang masuk 10 besar nasional penggunaan produk lokal dalam negeri. Bahkan angkanya mencapai 45 persen,” katanya.

    Pejabat yang akrab disapa Rudi Maesyal itu menyebut, perlunya dilakukan sosialiasi kepada warga untuk mengunakan produk lokal dalam negeri, termasuk di Kabupaten Tangerang.

    Menurut dia, saat ini hanya alat kesehatan yang belum bisa menggunakan produk lokal dalam negeri.

    Sementara untuk barang-barang lainnya sudah menggunakan produk lokal dalam negeri.

    “Ini harus lebih ditingkatkan lagi,” imbuh Rudi Maesyal saat membuka Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri Tahun 2023 di Gedung Serba Guna (GSG), Puspemkab Tangerang, Tigaraksa, Selasa (10/10).

    Sekda berharap, sosialisasi bisa meningkatkan kapasitas produk para pelaku usaha dalam negeri, khususnya di Kabupaten Tangerang. Sehingga produk lokal dapat diakses pemerintah melalui e-katalog.

    Karena melalui e-katalog, kata dia, dapat dipastikan jelas barangnya, jelas pabriknya, jelas juga kualitasnya.

    “Saat ini produk lokal Kabupaten Tangerang sudah masuk e-katalog, kami juga akan memenuhi kebutuhan dengan mengoptimalkan prdouk dalam negeri. Selain dapat menekan inflasi, juga dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat Kabupaten Tangerang,” jelas Maesyal.

    Rudi menambahkan, Pemkab Tangerang juga akan menjalankan fungsi pengawasan produk-produk unggulan lokal Kabupaten Tangerang. Sehingga produk tersebut dapat dioptimalkan rekanan melalui e- katalog.

    “Kami mengajak seluruh komponen masyarakat terus menggunakan produk dalam negeri. Supaya kita mencintai produk lokal sendiri. Tentu ini akan meningkatkan lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran dan kemiskinan di Kabupaten Tangerang,” tandasnya.

    Sementara Kepala Disperindag Kabupaten Tangerang, Resmiyati Marningsih, mengungkapkan bahwa Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri Tahun 2023 bertujuan untuk mendorong implementasi penyerapan produk dalam negeri.

    Resmiyati menambahkan, Kabupaten Tangerang terkenal sebagai kota seribu industri. Ada beberapa kawasan industri di Kabupaten Tangerang seperti Kawasan Millenium, Cikupa Mas, Kosambi, dan lainnya.

    Pelaku usaha industri kecil dan menengah di Kabupaten Tangerang, berdasarkan data Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) jumlahnya sebanyak 629 industri. Yang sudah memiliki Sertifikat TKDN 355 industri, dengan tingkat presentase 52 persen.

    “Masih banyak pelaku industri yang belum terdata di SIINas. Untuk itu kami mendorong pelaku industri registrasi akun SIINas,” ajaknya.

    Business Matching merupakan kegiatan mempertemukan antara instansi pengguna Produk Dalam Negeri (PDN) dengan pelaku usaha industri dalam negeri, memberdayakan industri dalam negeri dan memperkuat struktur industri nasional dalam mengurangi ketergantungan terhadap produk impor. (ODI/DZH)

  • ‘Numpang’ ke Bogor, 2.000 Rumah Warga Bantar Panjang Rutin Padam Listrik

    ‘Numpang’ ke Bogor, 2.000 Rumah Warga Bantar Panjang Rutin Padam Listrik

    Suasana di Kampung Cileles RT 02/ RW 05, Desa Bantar Panjang, Kecamatan Tigaraksa, Senin (11/11) sore.

    TIGARAKSA, BANPOS – Warga Kampung Cileles RT 02/ RW 05, Desa Bantar Panjang, Kecamatan Tigaraksa, mengeluhkan kondisi sambungan listrik dari wilayah Bogor yang seringkali padam setiap pekan. Hal itu dianggap mengganggu aktivitas warga sehari-hari.

    Salah satu warga Kampung Cileles RT 02/ RW 05, Desa Bantar Panjang, Hendrik mengatakan, kurang lebih ada 2.000 rumah warga di Kampung Cileles, Namprak, Muncung, Sukaraja, Cilimus, Kadeper, dan Cibaregbeg.

    Menurutnya, awal mulanya ke 7 kampung tersebut sambungan listriknya terhubung ke Kabupaten Tangerang. Namun ketika tahun 2012/2013, tiba-tiba saja masuk ke Kabupaten Bogor.

    “Saya juga tidak tahu kenapa bisa seperti itu. Kurang lebih ada 2.000 rumah di Desa Bantar Panjang, Kecamatan Tigaraksa,” kata Hendrik, Senin (11/11).

    Hendrik mengatakan, semua warga yang listriknya tersambung ke Kabupaten Bogor mengeluh dan menginginkan agar listriknya disalurkan ke Kabupaten Tangerang. Pasalnya, listrik yang disuplai dari Kabupaten Bogor sering padam, walaupun tidak ada hujan ataupun petir.

    Dia juga berharap listrik di kampungnya bisa disalurkan ke Kabupaten Tangerang, karena kampungnya tidak jauh dari Pusat Pemerintahan Kabupaten (Puspemkab) Tangerang.

    “Dalam waktu satu minggu bisa dua kali mati listrik. Padahal tidak ada hujan atau badai. Sementara tetangga kampung yang listriknya tersalurkan ke Kabupaten Tangerang, rumahnya selalu terang jarang mati listrik. Padahal kampung kami sangat dekat dengan Puspem, tetapi sangat disayangkan listriknya nyambung ke Bogor,” katanya.

    Sementara itu, saat dimintai tanggapan terkait banyaknya rumah warga yang listriknya disuplai dari Kabupaten Bogor, Rahyuni Camat Tigaraksa mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Dia juga mengimbau agar masyarakat menanyakan langsung kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN).

    “Sebaiknya dikoordinasikan kepada pihak Perusahaan Listrik Negara secara langsung,” kilahnya. (bnn/pbn)