Tag: Timnas Argentina

  • Hujan Deras Sambut Messi Di Inter Miami

    Hujan Deras Sambut Messi Di Inter Miami

    AMERIKA SERIKAT, BANPOS – Mega bintang Lionel Messi secara resmi bergabung dengan klub MLS, Inter Miami, Amerika Serikat. Upacara perkenalan Messi digelar di Stadion Inter Miami yang berkapasitas 20 ribu orang.

    Meski hujan deras, kapten Timnas Argentina itu mendapatkan sambutan meriah dari para pendukung Inter Miami.

    Hujan tersebut menyebabkan acara perkenalan Messi ditunda selama sekitar dua jam, namun para pendukung Inter Miami tetap memberikan sambutan meriah bagi mantan pemain Paris Saint-Germain itu.

    Salah satu pemilik Inter Miami, David Beckham, membuka acara perkenalan itu dengan menyebut kedatangan Messi ke klub MLS itu sebagai mimpi yang menjadi kenyataan.

    “Leo, kami sangat bangga karena Anda memilih kami sebagai tahap berikutnya dalam karier Anda,” ujar mantan pemain Manchester United yang kedatangannya ke Los Angeles Galaxy pada 2007 merupakan kedatangan terbesar ke MLS pada saat itu.

    “Selamat datang di keluarga kami, Leo,” lanjut Beckham dalam bahasa Spanyol yang disambut meriah para pendukung.

    Pemilik mayoritas Inter Miami, Jorge Mas, kemudian memberikan sambutan dalam dua bahasa. “Malam ini adalah anugerah dan perayaan di kota yang telah menerima saya sebagai bagian dari mereka. Malam ini kita berpesta di tengah air hujan, air yang suci,” tegas Mas.

    “Ini adalah momen kita. Momen kita untuk mengubah peta sepak bola di negeri ini,” lanjut pria Kuba-Amerika itu. Messi pun kemudian mengucapkan terima kasih kepada para pendukung Inter Miami.

    Sementara itu, Messi dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang mendukungnya. Ia mengaku sudah tidak sabar ingin segera berlatih dan bertanding bersama Inter Miami. (RMID)

  • Pasar Taruhan Harapkan Kylian Mbappe Sisihkan Lionel Messi

    Pasar Taruhan Harapkan Kylian Mbappe Sisihkan Lionel Messi

    JAKARTA, BANPOS – Pasar taruhan terkemuka mengatakan kepada AFP bahwa mereka mendoakan Kylian Mbappe dan Prancis menang atas Lionel Messi dan Argentina dalam final Piala Dunia 2022 esok.

    Piala Dunia sudah menjadi tambang emas untuk para bandar taruhan, namun penampilan mengesankan Messi dalam memimpin timnya telah membuat sejumlah bandar judi ketakutan.

    William Woodhams, CEO bandar taruhan tertua di dunia Fitzdares, mengaku menjagokan Prancis.

    “Kami takut kepada gol Messi dan kemenangan Argentina,” kata dia seperti dikutip AFP. “Kami membutuhkan Mbappe untuk mencetak gol yang lebih banyak ketimbang Messi dan agar Prancis menang.”

    Woodhams mengatakan Messi sudah menjadi favorit semua orang sehingga menyisihkan Mbappe sekalipun kedua pemain masuk final sebagai pencetak gol terbanyak dengan masing-masing lima gol.

    Mbappe gagal mencetak gol sejak menyarangkan dua gol ke gawang Polandia dalam pertandingan 16 Besar.

    “Semua taruhan menempatkan Messi menjadi pemenang Sepatu Emas,” kata Woodhams. “Sebelum turnamen, taruhan lebih dipasang di Mbappe tetapi orang-orang melihat peluang itu kini ada di Messi.”

    “Jika dia memenangkan Sepatu Emas, bisa memaksa kami mengeluarkan 500 ribu pound (Rp9,49 miliar).

    David Stevens, kepala hubungan masyarakat bandar taruhan Coral, mengatakan kedua belah pihak imbang

    “Mengingat begitu tipisnya pertaruhan yang dipasang kepada kedua tim ini, maka tidak mengherankan jika final ini berlanjut kepada adu penalti,” kata Stevens. (ANT)

  • Membayangkan Pertarungan Messi melawan Mbappe

    Membayangkan Pertarungan Messi melawan Mbappe

    JAKARTA, BANPOS- Lionel Messi dan Kylian Mbappe sama-sama bermain untuk Paris Saint Germain. Keduanya mitra sekaligus bersaing dalam klub raksasa Liga Prancis itu.

    Keduanya tampil menawan dan inspiratif selama Piala Dunia 2022 di Qatar yang memiliki klub mereka yang royal mengeluarkan dana besar untuk membeli pemain-pemain terhebat di dunia, termasuk mereka dan Neymar.

    Kini kedua pemain berbeda usia itu bertarung dalam partai puncak turnamen sepak bola terbesar sejagat yang awalnya dipenuhi kontroversi namun kemudian pupus begitu turnamen ini mulai.

    Pertarungan Prancis dengan Argentina bukan saja laga klasik antara dua kutub sepak bola yang sama-sama sudah dua kali menggenggam trofi lambang supremasi sepak bola global itu. Laga ini juga pembuktian siapa di antara Lionel Messi dan Kylian Mbappe yang terbesar.

    Sudah empat Messi mengikuti Piala Dunia dan selalu saja trofi ini lepas dari jangkauan sang superstar.

    Kini pada edisi yang kelimanya dan setahun setelah dia akhirnya memasukkan trofi turnamen besar bersama timnasnya, Copa America, dalam almari pialanya, Messi berpeluang mewujudkan mimpi seumur hidupnya bersama skuad Tim Tango edisi 2022 yang disebutnya memiliki visi dan pandai membaca arah permainan.

    Sedangkan bagi Mbappe, ini adalah Piala Dunia keduanya. Dia bersiap menjadi salah satu dari segelintir orang yang berusaha menyamai generasi Pele menjadi juara dunia dua kali berturut-turut.

    Kedua superstar ini berbeda jauh usianya. Messi 35 tahun, Mbappe 23 tahun. Namun di lapangan hijau, perbedaan usia itu tak terlihat.

    Ini karena mereka sama-sama tampil menawan. Mereka membuat orang-orang berdecak kagum oleh caranya mencari ruang, oleh bagaimana mengolah bola, oleh betapa piawainya mereka memperdaya lawan, dan oleh visinya dalam memetakan arah permainan.

    Mereka berdua juga sama kreatifnya. Hanya sedikit perbedaan di antara keduanya, termasuk soal kecepatan berlari.

    Messi yang sudah dimakan usia tentu tidak secepat dulu. Sebaliknya, dengan kecepatan berlari 35,3 km per jam kala melawan Polandia, Mbappe bersama Kamaldeen Sulemana, Nico Williams, David Raum, Antonee Robinson, Daniel James, Achraf Hakimi dan Ismaila Sarr adalah sprinter-sprinter fantastis.

    Tetapi dalam soal kreativitas, Messi tak kalah dari Mbappe. Bahkan mungkin di atasnya.

    Dua pertandingan terakhir Piala Dunia 2022 membuktikan keluhuran kreativitas mereka itu kala Messi melakukannya saat menghadapi Kroasia, sedangkan Mbappe saat melawan Maroko.

    Messi merancang gol ketiga Argentina dalam pertandingan semifinal melawan Kroasia dengan cara yang sensasional. Tetapi kemaestroannya segera disamai Mbappe yang juga meliuk-meliuk mengelabui lima pemain lawan sebelum merancang gol kedua Prancis kala melawan Maroko.

     

    Atraksi paling ditunggu

    Aksi mereka menjadi atraksi yang sangat ditunggu suporter bola, apalagi berbeda dari sebelum ini ketika mereka sering tampil bareng untuk saling mendukung menciptakan gol untuk PSG, mereka kini masuk lapangan berbarengan dalam kondisi saling berhadapan untuk saling memangsa.

    Keduanya memiliki para deputi yang tahu apa mau mereka. Mereka memiliki asisten-asisten haus gol yang sama pintarnya dalam membaca permainan, dan tahu bagaimana membebaskan dua superstar dari kawalan lawan.

    Tapi sering pula kedua pemain ini sendiri yang kreatif menciptakan ruang bagi dirinya sendiri. Mereka juga tahu pasti kapan harus menggiring bola sendirian dan kapan harus mengirimkan bola kepada rekan-rekannya.

    Jika Mbappe sering ditaruh dalam posisi sayap yang mengapit Olivier Giroud bersama Ousmane Dembele di kanan, dan Antoine Griezmann sebagai false nine, maka Messi ditempatkan sebagai ujung tombak kembar yang belakangan disandingkan dengan Julian Alvarez.

    Keduanya berusaha disembunyikan dalam posisi yang membuat lawan ragu mengawalnya. Mbappe membuat lawan ragu apakah harus mengawal Giroud, Dembele atau dia. Messi membuat lawan terpecah antara harus mengawal Alvares dan lainnya, atau dia.

    Tetapi tetap saja, mereka berdua yang akhirnya menjadi sasaran utama bek-bek lawan.

    Mbappe dikuntit Kyle Walker kala melawan Inggris dan kemudian Achraf Hakimi saat melawan Maroko, sementara Borna Sosa menjadi salah satu yang setia membuntuti gerakan Messi.

    Semuanya tak begitu berhasil, karena andai pun pengawalan berhasil membuat kedua megabintang tak mencetak gol, umpan-umpan kedua superstar lapangan hijau ini sungguh tak bisa dikendalikan.

    Itulah yang terjadi ketika Prancis menutup kisah dongeng Maroko dalam semifinal lalu, dan Argentina dalam membuyarkan impian Kroasia masuk final Piala Dunia untuk kedua kali berturut-turut dalam semifinal lainnya.

    Kini, apakah Nahuel Molina akan pula ditugaskan meredam Mbappe, dan apakah Theo Hernandez yang cukup berhasil meredam Hakim Ziyech bisa melumpuhkan Messi nanti.

    Butuh lebih dari sekadar kekuatan fisik dan energi untuk menjinakkan mereka karena semua pemain yang ditugaskan membuntuti kedua superstar membutuhkan pula kecerdasan dalam membaca gerakan mereka.

    Tanyakan ini kepada Josko Gvardiol yang dengan tubuh besarnya dan mungkin menyangka Messi sudah lamban, tak bisa mengatasi gerakannya yang meliuk-liuk di tepi kotak penalti Kroasia sebelum mengirimkan umpan dari sudut sempit di dalam kotak penalti kepada Julian Alvarez.

    Tanyakan itu kepada Sofyan Amrabat dan Achraf Dari, serta tiga pemain Maroko lainnya yang gagal menghentikan Mbappe walaupun umpan terusan Mbappe kepada Randal Kolo Muani berbau keberuntungan mengingat sempat terbelokkan kaki pemain Maroko.

    Mungkin saja pelatih Argentina Lionel Scaloni akan langsung menurunkan Lisandro Martinez untuk membentuk formasi tiga bek bersama Cristian Romero dan Nicolas Otamendi, guna menangkal agresi Mbappe. Tetapi tubuh besar Ibrahima Konate atau jam terbang tinggi yang dimiliki Raphael Varanejuga bukan jaminan bisa menjinakkan Messi. Josko Gvardiol, Borna Sosa, Nathan Ake, Daley Blind, dan lainnya dibuat keteteran oleh Messi.

     

    Paling menonjol dalam timnya

    Mengawal kedua pemain ini tak saja dibutuhkan fokus kepada bola dan kaki kedua pemain, karena bek-bek lawan membutuhkan aspek yang mustahil mereka miliki, yakni mengontrol jalan pikiran kedua megabintang, tentang ke mana mereka akan mengarahkan bola, apakah akan menembakkannya sendiri atau meneruskannya kepada rekan-rekan satu timnya.

    Tetapi dua bintang klub Prancis yang dimiliki penguasa Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani ini memang mutlak dikawal karena membiarkan mereka bebas berkeliaran sama artinya melepas macan di kebun binatang.

    Mereka sama-sama sudah mencetak lima gol dan paling banyak menciptakan peluang gol untuk timnya masing-masing. Mbappe menciptakan 25 peluang, Messi membuat 27 peluang.

    Tak hanya itu, mereka juga pemain yang paling sering menjadi sasaran umpan rekan-rekannya, termasuk kala menerima bola di antara lapangan tengah dan lini pertahanan lawan. Di sektor ini, Mbappe sudah 147 kali menerima bola, sedangkan Messi 123 kali.

    Mereka bisa begitu karena mempunyai mitra-mitra yang membuat mereka bisa mencapai statistik-statistik itu.

    Oleh karena itu, kalaupun Messi versus Mbappe adalah episode paling menarik dalam laga final Piala Dunia 2022 nanti itu, sebenarnya ini juga pertarungan antara Rodrigo de Paul dengan Aurelien Tchouameni.

    Dua gelandang pekerja keras ini adalah pembuka gerbang pertahanan lawan dan sekaligus jangkar yang menangkal lawan sebelum merangsek teritori pertahanan.

    De Paul malah lebih istimewa lagi. Ini adalah pemain Argentina yang paling tinggi jelajah berlarinya, paling sering menusuk dan memotong serangan lawan, serta paling sering menerima dan mengirimkan bola.

    Dia adalah satu dari tiga pemain Argentina berstatistik tinggi selain Messi dan Angel de Maria. Sedangkan dari Prancis, ada empat pemain paling menonjol termasuk Mbappe. Tiga lainnya adalah Tchouameni, Antoine Griezmann dan Ousmane Dembele.

    Laga ini juga kontes untuk dua kiper hebat yang masih tersisa dalam Piala Dunia 2022, antara Emiliano Martinez dengan Hugo Lloris. Martinez sudah 34 kali menyelamatkan gawang Argentina, sedangkan Lloris sudah 53 kali menghindarkan gawang Prancis dari kebobolan.

    Tetapi cara semua pemain kedua, termasuk bek-bek mereka, akan paralel dengan bagaimana Messi dan Mbappe memainkan bola.

    Mereka juga dua calon pasti peraih Sepatu Emas, namun siapa di antara mereka yang meraih trofi, lebih sulit diprediksi.

    Messi mungkin lebih bernafsu ketimbang Mbappe yang sudah mendapatkan trofi itu pada 2018 dalam usia hanya satu tahun lebih tua dibandingkan ketika Messi melakukan debut Piala Dunia pada 2006.

    Namun Messi mungkin tak peduli dengan rivalitas diam-diamnya dengan Mbappe. Sebaliknya Mbappe mungkin menganggap sekuen ini salah satu bagian paling menarik dalam balik sekuel akhir Piala Dunia 2022 ini.

    Apakah ini puncak dari segala puncak karier Messi atau justru pengukuhan untuk era cemerlang Mbappe? Dua hari lagi jawabannya. (ANT)

  • Argentina Melaju ke Final Piala Dunia Seusai Kalahkan Kroasia 3-0

    Argentina Melaju ke Final Piala Dunia Seusai Kalahkan Kroasia 3-0

    JAKARTA, BANPOS – Argentina memastikan diri sebagai finalis Piala Dunia 2022 setelah menang meyakinkan 3-0 atas Kroasia dalam pertandingan semifinal di Stadion Lusail pada Rabu dini hari WIB.

    Julian Alvarez membungkus dua gol dalam pertandingan tersebut ditambah satu gol oleh Lionel Messi melalui tendangan penalti. Sementara itu Kroasia kesulitan untuk menciptakan peluang berbahaya ke gawang Argentina di sepanjang pertandingan.

    Kemenangan itu membuat Argentina melaju ke partai final di mana mereka akan menghadapi pemenang dari laga semifinal lainnya antara Prancis vs Maroko yang akan berlangsung besok.

    Peluang pertama dalam pertandingan itu diciptakan oleh Kroasia pada menit ke-16. Dejan Lovren berhasil memenangi duel udara dan berhasil menyundul bola hasil sepak pojok, yang masih melenceng dari gawang Emiliano Martinez.

    Sementara itu, Argentina baru bisa mendapatkan peluang pada menit ke-25 lewat tendangan luar kotak penalti Enzo Fernandez. Namun, percobaan itu masih terlalu mudah untuk diamankan kiper Kroasia Dominik Livakovic.

    Kroasia kembali mengancam pada menit ke-31. Ivan Perisic yang menerima bola di sisi kiri bergerak masuk ke kotak penalti sebelum melakukan lob ke arah gawang Argentina, tetapi usahanya masih melambung terlalu tinggi.

    Argentina memiliki kans besar untuk membuka keunggulan setelah mendapatkan penalti semenit kemudian. Julian Alvarez yang menerima umpan terobosan oleh Rodrigo de Paul dari tengah lapangan, dia kemudian berhasil menyontek bola melewati Livakovic.

    Namun, Alvarez sempat bertabrakan dengan Livakovic sebelum bola dibuang oleh bek Kroasia. Wasit Daniel Orsato menilai tabrakan itu sebuah pelanggaran dan tidak ragu menunjuk titik putih.

    Lionel Messi maju sebagai eksekutor. Tembakannya ke sudut kanan atas gawang tidak bisa dihentikan Livakovic, meski kiper itu melompat ke arah yang sama. Argentina memimpin 1-0.

    Gol itu juga membuat Messi menjadi pencetak gol terbanyak timnas Argentina di Piala Dunia dengan total 11 gol. Sementara itu, Messi sudah mencetak 5 gol di Piala Dunia 2022.

    Argentina menambah keunggulan menjadi 2-0 pada menit ke-39. Lewat serangan balik, Julian Alvarez menggiring bola dari tengah lapangan menuju kotak penalti Kroasia.

    Josip Juranovic dan Borna Sosa mencoba untuk menghentikan Alvarez, tetapi penyerang Argentina itu tetap berhasil menyarangkan bola ke gawang Livakovic.

    Argentina nyaris mencetak gol ketiga pada menit ke-42 saat Alexis MacAllister berhasil menyundul bola umpan sepak pojok dari Messi, tetapi Livakovic berhasil menepisnya. Skor 2-0 bertahan hingga jeda.

    Kroasia berusaha keras mencari gol di babak kedua untuk memperkecil ketertinggalan. Beberapa umpan-umpan silang dilakukan, tetapi masih bisa dibuang pemain Argentina.

    Pada menit ke-58, Lionel Messi memberi ancaman setelah memainkan operan satu-dua di kotak penalti. Namun, tembakannya masih bisa ditepis Dominik Livakovic.

    Lionel Scaloni membuat perubahan pada menit ke-62. Dia mencoba untuk mempertahankan keunggulan dengan memasukkan seorang bek Lisandro Martinez untuk mengganti gelandang bertahan Leandro Paredez.

    Perubahan itu cukup efektif dan membuat Kroasia semakin sulit untuk membongkar pertahanan Argentina.

    Argentina justru menambah gol lagi pada menit ke-69. Aksi Individu Messi menusuk ke kotak penalti dari sisi kanan dan melewati Gvardiol sebelum memberikan umpan tarik ke Julian Alvarez di depan gawang.

    Penyerang Manchester City itu dengan tenang memasukkan bola ke gawang Livakovic dan membawa Argentina unggul 3-0.

    Kroasia mendapatkan peluang lewat tendangan bebas pada menit ke-73. Sepakan datar Ivan Perisic melewati pagar pemain Argentina, tetapi bola masih bisa ditangkap dengan sempurna oleh Martinez.

    Pada menit ke-81, Kroasia menarik Luka Modric dan memasukkan Lovro Majer. Kemungkinan besar ini menjadi penampilan terakhir gelandang berusia 37 tahun itu di Piala Dunia bersama Kroasia.

    Kroasia gagal mencetak satu gol pun di sisa pertandingan dan Argentina berhasil menang dengan skor meyakinkan 3-0.

     

    Susunan Pemain:

    Argentina (4-4-2): Emiliano Martinez; Nahuel Molina (Juan Foyth 86′), Cristian Romero, Nicolas Otamendi, Nicolas Tagliafico; Rodrigo De Paul (Palacios 74′), Leandro Paredes (Lisandro Martinez 62′), Enzo Fernandez, Alexis Mac Allister (Angel Correa 86′); Lionel Messi, Julian Alvarez (Paulo Dybala 75′)

    Kroasia (4-3-3):Dominik Livakovic; Josip Juranovic, Dejan Lovren, Josko Gvardiol, Borna Sosa (Mislav Orsic 46′); Luka Modric (Lovro Majer 81), Marcelo Brozovic (Bruno Petkovic 50′), Mateo Kovacic; Mario Pasalic (Nikola Vlasic 46′), Andrej Kramaric (Marko Livaja 72′), Ivan Perisic. (ANT)

  • Preview perempat final Piala Dunia 2022: Belanda vs Argentina

    Preview perempat final Piala Dunia 2022: Belanda vs Argentina

    JAKARTA, BANPOS – Virgil van Dijk menyatakan Belanda akan tampil hati-hati kala melawan Argentina dalam perempat final Piala Dunia 2022 dini hari esok di Stadion Lusail, Qatar.

    “Merekah tim yang fantastis dengan pemain-pemain yang fantastis, dan kami harus menghadapinya dengan baik dalam semua bagian pertandingan ini,” kata van Dijk seperti dikutip Reuters.

    Setelah tiga kali gagal dalam tiga final Piala Dunia sebelumnya, Belanda sangat ingin membuat terobosan dengan menjadi negara kesepuluh yang menjuarai Piala Dunia.

    “Ada rasa lapar, mimpi, dan hasrat bahwa kami sangat ingin merengkuh Piala Dunia,” kata van Dijk.

    Pelatih Louis van Gaal yang ahli merancang taktik efektif dalam sepak bola, sudah menyiapkan strategi menghentikan Argentina yang hanya menang dua kali dalam sembilan pertemuan terdahulu antara kedua tim.

    Strategi ini juga meliputi langkah bagaimana melumpuhkan Lionel Messi yang menjadi kunci permainan Argentina yang tengah memburu trofi Piala Dunia pertamanya kala karir sudah di ujung senja.

    Di samping memikul harapan bangsanya, Messi juga memikul bebannya sendiri untuk menyamai pencapaian Diego Maradona yang memenangkan semua hal termasuk Piala Dunia yang sampai detik ini tak bisa direngkuh Messi.

    Kini dia kembali menghadapi van Gaal yang berusaha menuntut balas atas Argentina yang mengalahkan mereka dalam final Piala Dunia 1978 dan semifinal Piala Dunia 2014.

    Namun van Gaal tetap memasang strategi lebih defensif dibandingkan dengan kultur sepak bola menyerang Belanda. Meskipun demikian, dengan memasang tiga bek tengah, van Gaal membuat gawang Belanda lebih aman ketimbang gawang Argentina. Selama Piala Dunia 2022 ini, Belanda baru kebobolan dua kali, sedangkan Argentina sudah tiga kali.

    “Kami bisa menumbangkan mereka dengan memakai rencana kami. Kami juga tim yang lebih baik (saat semifinal Piala Dunia 2014) dan (kala itu) Messi tidak banyak menguasai bola,” kata van Gaal seperti dikutip Reuters.

    Ironisnya pendekatan lebih defensif ini membuat Belanda melewati 19 pertandingan tanpa kalah.

    Menanggapi romantisme Piala Dunia 2014 ketika dia dijinakkan Belanda, Messi berkata, “Satu lagi tim sulit harus dihadapi.”

    Tetapi, dari Timur Tengah termasuk Qatar, Messi bakal mendapatkan dukungan yang luar biasa mengingat kawasan ini rata-rata memuja Messi dan Argentina sampai rela berpakaian oranye demi mendukung Belanda dari tribun penonton.

    “Kami berterima kasih kepada semua orang yang ada di sini. Seluruh Argentina akan senang berada di sini,” kata Messi seperti dikutip Reuters.

    Tak ada yang terlalu optimistis dalam menanggapi pertandingan ini, namun jika melihat statistik kedua tim selama Piala Dunia 2022, Argentina seharusnya menjadi tim yang lebih optimistis.

    Ini karena kalau Belanda menuntaskan 1.885 umpan dari total 2.153 umpan dalam empat pertandingan terdahulu, maka Argentia bisa menuntaskan 2.442 umpan dari total 2.716 umpan.

    Dalam urusan menciptakan peluang gol pun Argentina lebih baik. Belanda hanya membuat 35 upaya gol yang 14 di antaranya tepat sasaran, sebaliknya Argentina membuat 58 upaya gol yang 26 di antaranya tetap sasaran.

     

    Prediksi sebelas pemain pertama

    Belanda (3-4-1-2):Andries Noppert; Jurrien Timber, Virgil van Dijk, Nathan Ake; Denzel Dumfries, Frenkie de Jong, Marten de Roon, Daley Blind; Davy Klaassen; Cody Gakpo, Memphis Depay

    Argentina (4-3-3): Emiliano Martinez; Nahuel Molina, Cristian Romero, Nicolas Otamendi, Marcos Acuna; Enzo Fernandez, Rodrigo de Paul, Alexis Mac Allister; Angel di Maria, Lionel Messi, Julian Alvarez

     

    Skenario pertandingan

    Laga ini akan berjalan sengit sekalipun Belanda memasang strategi serangan balik yang cepat. Namun pertandingan Sabtu dini hari itu mungkin tidak akan berakhir sampai lebih dari 120 menit.

    Yang pasti, dengan kemungkinan laga ini menjadi pertarungan antara dua skema berbeda yakni 3-4-1-2 melawan 4-3-3, Argentina akan menjadi tim yang lebih agresif.

    Namun memasang tiga bek tengah selama ajang ini yang membuat benteng pertahanan mereka sulit ditembus lawan, bukan berarti Belanda menerapkan strategi bertahan, apalagi semua pemain Belanda memiliki kemampuan mengancam gawang lawan, termasuk para bek yang acap menjadi predator dalam situasi-situasi bola mati seperti sepak pojok.

    Memang terlihat defensif di sepertiga pertama lapangan, Belanda sebenarnya agresif di dua per tiga terakhir lapangan. Bahkan kedua bek sayapnya sangat aktif membantu serangan.

    Cody Gakpo dan Memphis Depay yang menjadi ujung tombak kembar dalam serangan Belanda,bakal menjadi momok bagi pertahanan Argentina.

    Jika keduanya tak cukup berhasil menerobos area pertahanan Argentina, Belanda memiliki duet bek sayap Denzel Dumfries dan Daley Blind yang memiliki kualitas bagus baik saat bertahan maupun ketika membantu pertahanan.

    Masih ada Davy Klaassen yang bisa memaksimalkan ruang kosong manakala perhatian lawan terlalu fokus kepada fokus kepada Gakpo dan Depay.

    Dalam formasi 3-4-1-2, trio bek tengah Jurrien Timber, Virgil van Dijk, dan Nathan Ake menjadi fondasi tim.

    Sebaliknya, Argentina kembali memasang tiga pemain depan yang berdiri sejajar dalam formasi 4-3-3. Trio lini depan ini sama mautnya dengan trio lini tengahnya.

    Rodrigo de Paul yang merupakan pemain paling aktif dan berdaya jelajah paling tinggi di Argentina, menjadi poros permainan Argentina.

    Dia akan bertarung dengan gelandang Belanda Frenkie de Jong untuk mengukuhkan siapa yang menjadi gelandang tengah terbaik.

    Selama ini kemitraan de Paul dengan Enzo Fernandes dan Alexis Mac Allister tidak saja membuat Angel di Maria, Lionel Messi, dan Julian Alvarez mendapatkan pasokan bola yang cukup, tetapi juga membuat mereka memperoleh posisi terbaik di depan gawang lawan.

    Ini seharusnya menjadi salah satu pertandingan paling menarik dalam Piala Dunia 2022. Ada unsur klasik dalam pertemuan mereka.

    Selain itu ini menjadi pertarungan dua ambisi, antara tim yang berusaha keras juara setelah gagal dalam tiga final melawan tim yang berusaha mempersembahkan gelar juara Piala Dunia kepada pemain terbesarnya yang sangat mereka hormati, Lionel Messi.

     

    Statistik dan head to head

    Belanda hanya kalah satu kali dalam sembilan pertemuannya dengan Argentina, yakni dalam final Piala Dunia 1978 di Buenos Aires.

    Kedua tim bermain imbang tanpa gol dalam dua pertemuan terakhir di Sao Paulo dalam semifinal Piala Dunia 2014 yang dimenangkan Argentina dengan adu penalti.

    Ini pertemuan kedua tim yang keenam dalam ajang Piala Dunia. Dalam pertemuan pertama pada 1974, Belanda menang 4-0, sedangkan dalam dua laga terakhir pada Piala Dunia 2006 dan 2014 berakhir seri.

    Belanda sudah 19 pertandingan tak terkalahkan sejak tersisih dari Euro 2020 tahun lalu, sementara Argentina telah bangkit setelah catatan 36 laga tanpa kalah mereka dihentikan oleh Arab Saudi dalam pertandingan pertama fase grup Piala Dunia 2022.

    Sukses besar pertama Argentina kala menjuarai Piala Dunia 1978 telah membawa korban untuk Belanda. Kala itu dalam partai final, Mario Kempes mencetak dua gol yang membuat Argentina menang 3-1 setelah perpanjangan waktu. Argentina juga menjuarai Piala Dunia 1986, sedangkan Belanda tiga kali menjadi runner-up pada 1974, 1978, dan 2010.

    Lionel Messi sudah mencetak sembilan gol dalam 23 pertandingan Piala Dunia yang terjadi dalam lima edisi yang diikutinya, yakni 2006, 2010, 2014, 2018 dan 2022. Dia kini berselisih satu gol dari rekor gol Gabriel Batistuta yang menjadi pencetak gol Piala Dunia terbanyak sepanjang masa untuk timnas Argentina.

    Belanda kalah dalam dua dari tiga adu penalti Piala Dunia sebelumnya, masing-masing dari Brazil pada 1998 dan dari Argentina pada 2014. Mereka hanya sekali menang adu penalti kala melawan Kosta Rika pada 2014. (ANT)