Tag: UEFA

  • Makin Pede

    Makin Pede

    SERANG, BANPOS – VINICIUS Junior terpilih sebagai pemain terbaik pada laga Real Madrid lawan SC Braga dalam matchday 3 Grup C pada Fase Grup Liga Champions 2023/2024, Rabu (25/10) dini hari tadi. Meski tak ikut mencetak gol, Vini dianggap punya andil menyumbang assist sehingga dua gol tercetak.

    “Dia memberi assist pada kedua gol mereka dan selalu menjadi ancaman di sepertiga akhir lapangan ketika Madrid menguasai bola,” demikian penilaian panelis teknik UEFA terhadap performa Vinicius.

    Vinicius memberi dua assist yang diteruskan Bellingham dan Rodrygo menjadi gol. Braga hanya mampu membalaskan satu gol lewat Alvaro Djalo.

    Vinicius Jr senang dengan kemenangan timnya. “Kami harus lebih keras dari yang diperkirakan pada akhirnya, namun wajar jika berusaha saat tandang, terutama di Liga Champions,” tuturnya kepada Movistar Plus.

    “Yang penting kami menang. Kami bermain bagus, meski benar kami bisa mencetak lebih banyak gol,” lanjutnya.

    Berkat hasil ini, Real Madrid kini bertengger kokoh di puncak klasemen Grup C dengan poin 9. Sementara itu, Braga menduduki posisi ketiga dengan perolehan poin 3.

    El Real adalah pemilik 14 juara Liga Champions. Hasil ini sekaligus memperkokoh Los Blancos di puncak klasemen Grup C Liga Champions. Kini, Real Madrid mengoleksi 9 poin berkat tiga kemenangan dari tiga laga pertama grup.(ENK/RMID)

  • Hajar Belanda, Kroasia Ke Puncak UEFA Nations League

    Hajar Belanda, Kroasia Ke Puncak UEFA Nations League

    Timnas Kroasia melaju ke final UEFA Nations League seusai menumbangkan Belanda dengan skor 4-2 pada partai semifinal.

    Timnas Kroasia memastikan ke babak final UEFA Nations League seusai memenangi laga semifinal kontra Belanda di Stadion De Kuip, Rotterdam, Belanda, pada Kamis (15/6/2023) dini hari WIB.

    Drama enam gol tercipta lewat Andrej Kramaric, Mario Pasalic, Bruno Petkovic dan Luka Modric, sedangkan Belanda mencetak gol melalui Donyell Malen serta Noah Lang.
    Belanda unggul dalam serangan menciptakan banyak peluang dengan mencatatkan 11 tendangan yang lima di antaranya tepat sasaran. Tapi, Kroasia lebih efektif memaksimalkan peluang yang mereka dapatkan.

    Bahkan Belanda unggul lebih dulu pada menit ke-35 melalui gol yang dicetak oleh Donyell Malen yang memanfaatkan umpan dari Mats Wieffer.
    Pada babak kedua Kroasia mendapat hadiah penalti. Cody Gakpo melakukan pelanggaran di kotak terlarang dengan menarik baju Luka Modric.

    Andrej Kramaric yang maju sebagai algojo sukses melaksanakan tugasnya usai sepakan penaltinya tidak dapat dibaca oleh kiper Belanda Justin Bijlow sehingga skor berubah menjadi 1-1 pada menit ke-55.

    Berhasil menyamakan kedudukan, skuad asuhan Zlatko Dalic mampu berbalik unggul pada menit ke-73 seusai Mario Pasalic membobol gawang Belanda dengan memanfaatkan umpan dari Luka Ivanusec.

    Berbalik tertinggal, Belanda terus menekan lini pertahanan Kroasia dan baru membuahkan hasil pada waktu tambahan babak kedua melalui gol yang dicetak oleh Noah Lang sehingga skor berubah menjadi 2-2 pada menit 90+6.

    Skor imbang 2-2 bertahan hingga babak kedua usai dan membuat pertandingan dilanjutkan ke perpanjangan waktu 2 x 15 menit.
    Selanjutnya Kroasia berhasil kembali unggul pada menit ke-98 ketika tendangan jarak jauh Bruno Petkovic tak dapat dibendung oleh Bijlow.

    Kroasia memiliki peluang emas untuk menambah keunggulan setelah mendapatkan hadiah tendangan penalti selepas Petkovic dijegal Tyrell Malacia di kotak terlarang.
    Modric sukses melaksanakan tugasnya setelah tendangan dari gelandang Real Madrid tersebut mampu membobol gawang dari Belanda dan memantapkan langkah Kroasia ke final.

    Selanjutnya, Kroasia akan tampil pada partai final UEFA Nations League, Minggu (18/6) menghadapi pemenang laga semifinal lainnya yang mempertemukan Spanyol dan Italia.
    Sedangkan Belanda akan berlaga pada partai perebutan tempat ketiga yang akan digelar, Sabtu (17/6) di Stadion De Grolsch Veste, Enschede, Belanda.

  • ‘Si Palu’ Cetak Sejarah Baru

    ‘Si Palu’ Cetak Sejarah Baru

    Klub Liga Primer Inggris, West Ham United, berhasil mencetak sejarah baru. Untuk pertama kalinya sejak 1965, The Hammers – julukan West Ham, meraih gelar juara Liga Konferensi UEFA, setelah mengalahkan wakil Italia, Fiorentina 2-1, dini hari kemarin.

    Bagi West Ham, gelar Liga Konferensi UEFA ini merupakan gelar kompetisi kedua setelah gelar Piala Winners, 58 tahun lalu. West Ham menjadi tim kedua yang menjuarai Liga Konferensi UEFA, usai AS Roma menjuarai perhelatan perdana kompetisi Eropa kasta ketiga itu.

    Atas keberhasilan tersebut, West Ham mendapatkan jatah tampil di Liga Europa musim depan. Adapun Fiorentina dipastikan absen di kompetisi Eropa musim depan setelah hanya finish kedelapan di klasemen akhir Serie A. West Ham tera¬khir kali menjadi juara pada 1980 kala meraih gelar Piala FA. The Hammers, musim ini lebih banyak berjuang untuk lolos dari ancaman dergadasi sebelum mengakhiri musim di peringkat 14 klasemen Liga Primer Inggris.

    Kemenangan West Ham, berkat aksi ciamik Jarrod Bowen yang mencetak gol di menit 90 sekaligus memastikan kemenangan. Bowen menerima umpan terobosan apik dari Lucas Paqueta sebelum melepaskan tendangan mendatar yang tidak bisa ditahan penjaga gawang Fiorentina Pietro Terracciano.

    “Saya memang memimpikan mencetak gol. Namun, mencetak gol penentu di menit terakhir adalah hal yang diinginkan ban¬yak pemain,” ujar Bowen.
    Said Benrahma membawa West Ham unggul lebih du¬lu pada menit ke-62 setelah VAR memutuskan Cristiano Biraghi melakukan handball kala menghentikan Bowen di kotak terlarang.

    Giacomo Bonaventura ke¬mudian menyamakan kedudu¬kan untuk Fiorentina ketika menaklukkan kiper West Ham Alphonse Areola dengan ten¬dangan kaki kanan. Bonaventura memanfaatkan bola sundulan Nicolas Gonzalez yang melom¬pat lebih tinggi dari bek West Ham Emerson.
    Kapten West Ham, Declan Rice, kaget bahwa timnya bisa mengakhiri puasa gelar.

    “Saya masih terkejut. Rasanya luar biasa. Saya cinta klub ini karena mereka menjadikan saya bagian dari mereka,” ungkap Rice.
    Didepak Chelsea saat remaja dan bahkan sempat tidak di¬anggap oleh West Ham, Rice sukses mencatatkan diri dalam sejarah sebagai orang ketiga di West Ham yang mengangkat trofi juara.

    Sebelumnya, Bobby Moore mengangkat trofi Piala FA 1964 dan Piala Winners 1965. Sementara, Billy Bonds merupa¬kan Kapten The Hammers, kalah menjadi juara Piala FA 1975 dan 1980. Baik Moore maupun Bonds kini adalah legenda West Ham.

    Rice mengawali karier sepak bola dengan menyedihkan setelah dia di depak Chelsea di usia 14 tahun karena dianggap tidak bisa bersaing dengan rekan-rekannya pada 2014 setelah de¬lapan tahun bermain di akademi The Blues.

    Pelatih West Ham David Moyes bangga bahwa anak asuhnya bisa tampil perkasa.
    “Mereka tampil percaya diri. Itu bukti, mereka bisa memberikan yang terbaik. Ini gelar bersejarah,” katanya. (RMID)