Tag: Universitas Pamulang

  • Implementasi Audit Persediaan, Mahasiswa Akuntansi Unpam Gelar Pengabdian di Kasemen

    Implementasi Audit Persediaan, Mahasiswa Akuntansi Unpam Gelar Pengabdian di Kasemen

    SERANG, BANPOS – Mahasiswa progam studi Akuntansi UNPAM Serang menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tema ‘Implementasi Audit Persediaan pada UMKM Cireng Bontot Ibu Salminah’ yang berlokasi di Kp. Kubang Mas, Kel. Warung Jaud, Kec. Kesemen, Kota Serang.

    PKM ini berlangsung pada hari kamis (24/10) di kediaman pemilik UMKM Cireng Bontot Ibu Salminah dan dilakukan oleh 7 Mahasiswa Akuntansi UNPAM Serang yang beranggotakan Opa Musaropah, Silvi Rahmawati, Siti Riayatullah, Nabilah, Oktavia Rahmadhayanti, Helma Dian Putri, Herayani Susanti serta dibimbing oleh Dosen Irna Maya Sari dan Shally Khomilah.

    Ketua pelaksana PKM, Opa Musaropah, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata peran mahasiswa untuk terus membantu masyarakat dan menjadi pelopor yang baik di lingkungan setempat.

    “Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak UKM yang sudah bersedia untuk membantu dalam kegiatan pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini,” ujarnya.

    Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan sumber daya, PKM ini berfokus pada implementasi audit persediaan di UMKM Cireng Bontot Ibu Salminah. Di mana, PKM ini juga bertujuan untuk membantu mitra dalam mengelola persediaan secara lebih efektif, sehingga dapat mendukung keberlanjutan usaha dan meningkatkan kualitas pelayanan.

    “Rangkaian program PKM ini meliputi pelatihan dan pendampingan dalam proses audit persediaan. Dengan pendekatan yang sistematis, kami berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada mitra mengenai pentingnya pengelolaan persediaan yang baik,” tandasnya.

    Dalam kegiatan ini, ada pula penyampaian materi yang disampaikan oleh Silvi, Nabila, dan Helma. Ketiganya memberi penjelasan mengenai Audit Persedian, baik dari definisi, tujuan, manfaat, dan cara penerapannya. Besar harapan, kegiatan PKM ini dapat bermanfaat bagi UMKM agar dapat lebih baik lagi kedepannya. (MUF)

  • Mahasiswa Unpam Kampus Serang Kunjungi Ombudsman RI dan Museum BI

    Mahasiswa Unpam Kampus Serang Kunjungi Ombudsman RI dan Museum BI

    SERANG, BANPOS – Mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) Kampus Serang Program Studi Administrasi Negara menggelar kunjungan ke Kantor Ombudsman Republik Indonesia (RI) dan Museum Bank Indonesia (BI) di kawasan Kota Tua, Jakarta. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran Ombudsman dalam pengawasan pelayanan publik dan memperkaya pengetahuan sejarah perbankan di Indonesia.

    Ketua Pelaksana kegiatan, Jaka Maulana, menjelaskan kunjungan pertama dilakukan ke Ombudsman RI yang berlokasi di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Di sana, para mahasiswa mendapatkan penjelasan mengenai tugas dan fungsi Ombudsman dalam mengawasi dan memastikan pelayanan publik yang baik dan transparan.

    “Kunjungan ke Ombudsman RI sangat penting bagi mahasiswa untuk memahami bagaimana sistem pengawasan pelayanan publik bekerja di Indonesia,” ujarnya, Kamis (4/7).

    Jaka menyampaikan, mahasiswa Program Studi Administrasi Negara Unpam Kampus Serang ini juga belajar tentang proses penanganan pengaduan masyarakat dan hak-hak yang dimiliki oleh warga negara dalam mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas. Ia berharap, melalui kunjungan ini, para mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dari kedua instansi yang dikunjungi.

    “Kami berharap para mahasiswa Program Studi Administrasi Negara Universitas Pamulang Kampus Serang dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di sini dalam kehidupan sehari-hari dan karir mereka di masa depan,” tandasnya.

    Zakaria Habib Al-Razi’e, Ketua Program Studi Administrasi Negara Universitas Pamulang, menyatakan dukungannya berkaitan dengan praktik nyata di lapangan yang dilaksanakan oleh para mahasiswanya. Pihaknya berkomitmen untuk terus memberikan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan zaman.

    “Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini karena dapat menghubungkan teori yang dipelajari di kelas dengan praktik nyata di lapangan. Mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung yang tidak dapat diperoleh hanya dari buku teks. Kami berkomitmen untuk terus memberikan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan zaman. Kegiatan ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan dan lembaga publik,” ujarnya.

    Dosen pengampu mata kuliah Teori Administrasi Negara, Prodi Administrasi Negara, Heru Wahyudi, mengungkapkan bahwa dengan memahami peran Ombudsman, mahasiswa dapat melihat bagaimana prinsip-prinsip administrasi negara yang telah mereka pelajari dan diterapkan dalam praktik nyata. Menurutnya, ini adalah pengalaman belajar yang sangat berharga yang menghubungkan teori dengan praktik.

    Setelah mengunjungi Ombudsman RI, rombongan mahasiswa melanjutkan perjalanan ke Museum Bank Indonesia di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Museum ini menyimpan banyak sejarah dan informasi penting mengenai perkembangan perbankan di Indonesia dari masa kolonial hingga era modern dan para mahasiswa diajak untuk memahami bagaimana kebijakan perbankan dan ekonomi telah mempengaruhi perkembangan ekonomi Indonesia.

    Dosen pendamping Prodi Administrasi Negara, Ulvia Fadilah, mengungkapkan melalui kunjungan ini mahasiswa diajak tidak hanya mengetahui sejarah perbankan, tetapi juga menghargai bagaimana sektor ini telah berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional. Ia menyebut pemahaman ini sangat penting untuk menghargai upaya-upaya yang telah dilakukan dalam sektor perbankan dan ekonomi.

    “Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pelayanan publik. Dengan memahami peran dan fungsi Ombudsman, mahasiswa diharapkan dapat berperan aktif dalam pengawasan pelayanan publik di lingkungannya masing-masing,” ungkapnya.

    Dosen pendamping Prodi Administrasi Negara, Febryan Ajeng Ramdani, menjelaskan kesadaran akan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pelayanan publik adalah fondasi yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa Administrasi Negara. Ia menyampaikan kunjungan ini memberikan wawasan praktis yang akan sangat bermanfaat dalam membentuk sikap dan tindakan para mahasiswa di masa depan.

    “Selain itu, kunjungan ke Museum Bank Indonesia diharapkan dapat meningkatkan apresiasi mahasiswa terhadap sejarah ekonomi dan perbankan Indonesia, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan warisan sejarah tersebut,” katanya.

    Di sisi lain, para mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini mengaku mendapatkan banyak manfaat dan pengalaman berharga, seperti yang disampaikan oleh Veni. Ia mengungkapkan kunjungan ini sangat membuka wawasan secara luas tentang peran Ombudsman RI yang berkaitan langsung dengan pelayanan publik.

    “Kunjungan ini membuka wawasan saya tentang bagaimana pentingnya peran Ombudsman dalam pelayanan publik dan memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai sejarah perbankan di Indonesia. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya,” katanya.

    Mahasiswa lainnya, Rizki Dwi Kurniawan, turut berbagi pengalaman yang didapat. Ia mengakui pentingnya mengetahui peran lembaga Ombudsman dalam menjaga kualitas pelayanan publik. Tak hanya itu, ia pun menyampaikan pentingnya memahami sejarah perekonomian melalui kunjungannya ke Museum BI.

    “Melalui kunjungan ini, saya mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang peran penting lembaga-lembaga ini dalam menjaga kualitas pelayanan publik dan sejarah ekonomi kita. Hal ini sangat membantu saya dalam melihat bagaimana teori yang kami pelajari di kelas diterapkan dalam dunia nyata,” ucapnya.

    Kepala Kerjasama Ombudsman RI, Gunawan Irwin Siallagan, menyambut positif atas kehadiran para mahasiswa Unpam Kampus Serang. Ia mengatakan, hal ini adalah kesempatan yang baik untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik.

    “Kami sangat senang dapat menerima kunjungan dari mahasiswa Program Studi Administrasi Negara Universitas Pamulang Kampus Serang. Tentunya ini kesempatan baik untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kami dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik di Indonesia, kami berharap kunjungan ini dapat menginspirasi para mahasiswa untuk berperan aktif dalam pengawasan pelayanan publik di lingkungan mereka masing-masing,” jelasnya. (MUF)

  • APTISI Provinsi Banten Minta Maaf Soal Unpam

    APTISI Provinsi Banten Minta Maaf Soal Unpam

    SERANG, BANPOS – Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Provinsi Banten, Abbas Sunarya, membantah bahwa dirinya menolak kehadiran Universitas Pamulang (Unpam) di Kota Serang. Ia juga membantah pernah mempertanyakan kualitas Unpam karena mematok biaya pendidikan murah.

    Hal tersebut disampaikan oleh Abbas Sunarya melalui video klarifikasi yang diterima BANPOS. Pada awal video, Abbas menyampaikan permohonan maaf kepada para alumni Unpam atas pemberitaan yang beredar.

    Permohonan maaf disampaikan Abbas karena alumni Fakultas Hukum Unpam berencana melaporkan Rektor Universitas Raharja tersebut ke Kepolisian, dengan tudingan merendahkan martabat Unpam.

    “Namun perlu saya jelaskan di sini, saya demi Allah tidak pernah mengatakan apa yang memang sekarang sedang berkembang dan didengar dan juga menjadi masalah di alumni,” ujarnya dalam video yang BANPOS terima pada Selasa (23/3).

    Abbas mengklaim bahwa apa yang dilakukan oleh dirinya merupakan salah satu upaya untuk membantu Unpam mendirikan kampus di Kota Serang. Dengan dihantamnya ia oleh berbagai isu yang berkembang, Abbas mengaku saat ini mulai kendor untuk memperjuangkan Unpam.

    Menurutnya, antara dirinya dengan Unpam memiliki satu ikatan emosional yang telah lama terjalin, baik dengan Ketua Yayasan, maupun dengan rektor Unpam terdahulu dan rektor Unpam yang baru. Saat ini, pihaknya sedang merajut kerja sama untuk kegiatan yang positif di Provinsi Banten.

    “Saya sangat mendukung seluruh juga yang saya dengar pada saat pertemuan dengan Walikota Serang, mendukung kehadiran Unpam juga institusi lainnya yang ingin membangun Banten, ingin berkontribusi pada dunia pendidikan. Tidak ada yang menolak,” tuturnya.

    Bahkan menurutnya, penggunaan nama Universitas Sutomo untuk kampus Unpam yang ada di Kota Serang, merupakan salah satu usulan dirinya agar dalam pendirian Unpam di Kota Serang tidak terganjal oleh masalah.

    “Karena sesuai dengan aturan, melewati provinsi nanti akan mengalami kesulitan dalam legalitas. Akhirnya dorongan untuk menjadi nama Sutomo pun sebagian besar dari saya. Mungkin kalau almarhum (rektor terdahulu) masih hidup, beliau yang akan membeberkan masalah ini. Tidak berkepanjangan seperti ini, bagaimana kontribusi saya terhadap Unpam,” terangnya.

    Abbas menegaskan bahwa dirinya sangat mendukung siapa pun yang ingin berkontribusi untuk Provinsi Banten, khususnya di bidang pendidikan. Bahkan, ia mengatakan bahwa jangankan Rp150 ribu, jika ada yang bisa memberikan pendidikan tinggi gratis pun akan ia dukung. “Gratis pun saya senang sekali, bersyukur ada orang yang mau berbagi seperti pak Darsono,” ucapnya.

    Terkait dengan audiensi antara pihak APTISI dengan Walikota Serang, Abbas menuturkan bahwa bukan pihaknya yang mengajukan. Namun dirinya hanya diundang untuk melakukan audiensi dengan Walikota Serang melalui sambungan telepon.

    “Saat mendapatkan undangan hearing dengan Walikota, ingat loh ya, yang dijadwalkan oleh Walikota. Surat undangan pun saya tidak pernah menetapkan. Saya langsung di-Calling (telepon) untuk datang ke sana. Nah yang diundang itu ternyata bukan hanya pengurus APTISI saja, namun seluruh rektor dan pimpinan sekolah tinggi yang ada di Kota Serang,” katanya.

    Dalam audiensi tersebut, banyak dari rektor dan pimpinan yang menyampaikan keluhan dan rasa takut pada 5 tahun ke depan, jika Unpam hadir di Kota Serang dan menetapkan biaya yang cukup murah dibandingkan yang perguruan tinggi swasta (PTS) lainnya.

    “Ini justru saya sangat bertolak belakang yah. Saya juga minta izin ke pak Darsono, pak saya ini ikut gak? Kalau saya ikut, pasti saya ada resiko nih. Ramai seperti sekarang. Kalau saya tidak ikut, saya tidak dapat informasi apa yang menjadi keluhan mereka,” ungkapnya.

    Dari berbagai keluhan yang disampaikan oleh PTS yang hadir dalam audiensi, Abbas menuturkan bahwa Walikota Serang, Syafrudin, menjadwalkan agar dilakukan pertemuan antara Unpam dengan PTS yang hadir. Ia pun mengaku telah membocorkan informasi tersebut kepada Unpam, agar dapat bersiap menghadapi berbagai hal yang akan dilontarkan pada pertemuan itu.

    “Ini sudah saya bocorkan oleh saya, agar nanti kalau ada pertanyaan-pertanyaan serupa, pihak Unpam tidak kaget. Maka hari Sabtu tepatnya tanggal 20, kita mengadakan pertemuan terbatas. Saya, kepala lembaga LLDIKTI yaitu Profesor Umam, dan ketua APTISI pusat yaitu bapak Doktor Budi Jatmiko. Kami sudah klir tidak ada masalah, bahkan saya diminta mengawal,” jelasnya.

    Namun ia mengaku aneh, mengapa dirinya malah menjadi korban atas isu yang beredar di masyarakat. Seharusnya menurut Abbas, baik alumni maupun lainnya tetap mendukung apa yang dirinya lakukan demi membentengi pendirian Unpam di Kota Serang.

    Untuk diketahui, audiensi yang dilakukan oleh APTISI Provinsi Banten dinilai oleh banyak pihak sebagai manuver untuk menjegal kehadiran Unpam di Kota Serang. Banyak pihak yang mengecam audiensi yang dilakukan oleh APTISI tersebut.

    Sekretaris Umum HMI MPO Cabang Serang, Muhammad Izqi Kahfi, mengatakan bahwa berdasarkan hasil olah data yang dilakukan oleh pihaknya, diketahui bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT) Provinsi Banten mengalami penurunan dalam 3 tahun ke belakang.

    Kahfi menuturkan, pihaknya memaklumi ketakutan dari para pemilik PTS di Provinsi Banten dengan kehadiran Unpam yang menawarkan biaya pendidikan murah. Namun ia menegaskan, jangan sampai hal tersebut malah membuat masyarakat kehilangan kesempatan mengakses pendidikan tinggi.(DZH/PBN)

  • Ini Kata Unpam Soal Biaya Kuliah Murah

    Ini Kata Unpam Soal Biaya Kuliah Murah

    SERANG, BANPOS – Pihak Universitas Pamulang (Unpam) menegaskan bahwa pembangunan kampus jauh di Kota Serang benar-benar hanya untuk membantu masyarakat ekonomi lemah, untuk mengakses pendidikan tinggi. Bahkan jika perlu, Unpam tidak akan menerima calon mahasiswa dari masyarakat ekonomi kuat.

    Rektor Unpam, Nurzaman, mengatakan bahwa kehadiran Unpam sejak awal mula didirikan memang bertujuan untuk membantu masyarakat dengan ekonomi rendah, untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi. Sebab, banyak dari pelajar yang tidak melanjutkan pendidikan, lantaran faktor ekonomi.

    “Sasaran kami adalah, orang-orang yang kurang mampu secara ekonomi dan akademik. Karena berdasarkan hasil observasi kami, ternyata banyak lulusan SMA yang tidak melanjutkan kuliah. Karena faktor tidak cukup uang untuk kuliah,” ujarnya saat diwawancara usai menggelar sosialisasi pembukaan Unpam Serang dengan nama Universitas Sutomo, Rabu (17/3).

    Terkait dengan adanya keberatan yang disampaikan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Provinsi Banten mengenai biaya dan meminta Unpam untuk menyesuaikan besarannya, ditolak oleh pihak Unpam. Sebab, jika besaran biaya dinaikkan, maka tujuan awal pendirian Unpam tidak dapat terealisasi.

    “Saya paham pihak APTISI tidak setuju kalau terlalu murah. Tapi gini, apabila SPP dinaikkan, maka masyarakat marjinal tidak dapat kuliah lagi. Kan sama saja niat kami tidak kesampaian,” tuturnya.

    Ia mengatakan, dengan lanjutnya pendidikan masyarakat ekonomi lemah hingga ke jenjang pendidikan tinggi, maka diharapkan mampu membangkitkan kondisi ekonomi. Sebab menurutnya, dengan gelar sarjana yang dimiliki, minimal masyarakat dapat lebih mandiri ke depannya.

    “Kalau dinaikkan, yang miskin akan terus mewariskan kemiskinan. Dengan pendidikan, keterampilan, dengan ilmu pengetahuan, masyarakat dapat bangkit ekonominya. Kalau sudah lulus sarjana, sejelek-jeleknya itu mereka tetap bisa mandiri dan berguna bagi masyarakat,” terangnya.

    Ketua Yayasan Sasmita Jaya, Darsono, mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah mengharapkan keuntungan dari penyelenggaraan pendidikan tinggi. Sebab, niat awal dari pihaknya hanya ingin membuka akses bagi masyarakat ekonomi lemah untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi.

    “Jadi semuanya ada akses pendidikan. Semua bisa berkuliah. Kalau kami buat biayanya mahal, yang bisa berkuliah hanya orang kaya. Orang kaya itu tidak perlu dibantu. Mereka bisa mencari sendiri. Tapi kalau yang lemah ini tidak dibantu, maka selamanya akan lemah,” ujarnya.

    Bahkan ia menegaskan, jika memang APTISI keberatan dengan biaya Unpam yang murah, maka pihaknya tidak akan segan untuk membuat pengumuman bahwa orang berekonomi kuat dilarang berkuliah di Unpam.

    “Nah nanti kami buat spanduk saja, orang kaya dilarang masuk ke Universitas Sutomo (Unpam). Universitas Sutomo hanya untuk orang-orang yang memiliki keterbatasan,” tandasnya sembari tertawa. (DZH)

  • Ditolak APTISI, Unpam Serang Tetap Buka Penerimaan Mahasiswa

    Ditolak APTISI, Unpam Serang Tetap Buka Penerimaan Mahasiswa

    SERANG, BANPOS – Meskipun mendapatkan penolakan dari Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Banten, pihak Unpam terlihat tak bergeming. Sebab, Unpam tetap menggelar pembukaan penerimaan mahasiswa baru (PMB), dengan mengundang 40 pesantren yang ada di Kota Serang dan sekitarnya.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, Unpam Serang tidak menggunakan nama kampus induknya yakni Unpam. Namun, mereka menggunakan nama Universitas Sutomo.

    Sayangnya, pelaksanaan pembukaan PMB itu berlangsung tertutup dengan alasan protokol kesehatan. Saat ini, undangan dari pesantren-pesantren sedang menjalani rapid test antigen.

    Salah satu penjaga gerbang mengatakan, pelaksanaan pembukaan mahasiswa baru tersebut mengundang sebanyak 40 pesantren. Untuk saat ini, hanya pengasuh pesantrennya saja yang diundang.

    “Iyah ada 40 pesantren yang saat ini diundang untuk sosialisasi pembukaan PMB. Yang hadir hanya kepala pesantrennya saja,” ujarnya kepada BANPOS, Rabu (17/3).

    Ia menuturkan, informasi mengenai penolakan atas kehadiran Unpam di Kota Serang memang telah santer terdengar. Namun menurutnya, Unpam tidak bergeming lantaran kehadiran Unpam untuk membantu masyarakat yang ingin mengecap pendidikan tinggi.

    “Iyah kapan lagi ada kampus yang biayanya terjangkau kan. Ini juga untuk membantu masyarakat yang ingin berkuliah,” katanya.

    Dalam banner yang tertera, diketahui bahwa biaya kuliah di Universitas Sutomo per bulannya sebesar Rp150 ribu atau per semesternya sebesar Rp900 ribu.

    Untuk diketahui, rencana pembangunan kampus jauh Unpam di Kota Serang kembali mendapat rintangan. Setelah sebelumnya dirintangi oleh isu penabrakan atas aturan bangunan gedung, kali ini Unpam dirintangi oleh penolakan APTISI Provinsi Banten.

    Perwakilan dari APTISI melakukan audiensi dengan Walikota Serang, Syafrudin, untuk meminta orang nomor satu di Kota Serang itu menjadi mediator antara APTISI dengan pihak Unpam. Mediasi dilakukan agar tidak ada ketimpangan biaya kuliah antara Unpam dengan perguruan tinggi swasta (PTS) lainnya yang ada di Kota Serang.

    Ketua APTISI Provinsi Banten, Abbas Sunarya, mengatakan bahwa audiensi yang pihaknya lakukan untuk menyampaikan aspirasi PTS yang ada di Provinsi Banten, mengenai rencana pembangunan kampus Unpam di Kota Serang.

    Namun ia membantah bahwa kehadiran pihaknya untuk ‘menjegal’ Unpam agar tidak bisa beroperasi di Kota Serang. Sebab, saat ini tidak ada aturan yang membatasi dan melarang pendirian PTS di Indonesia.

    Ia juga membantah bahwa upaya yang dilakukan oleh pihaknya berkaitan dengan persaingan bisnis. Menurutnya, hal itu murni merupakan upaya menjaga kualitas pendidikan.

    “Saya kira tidak ada yah. Kita bebas yah, kita mendukung siapa pun dapat berinvestasi di Kota Serang atau daerah lain. Namun jangan sampai ketika sudah ada perguruan tinggi lain, dengan kehadiran yang baru yang lain jadi hancur,” tandasnya. (DZH)

  • Unpam Hadir di Kota Serang

    Unpam Hadir di Kota Serang

     

    WALANTAKA,BANPOS- Walikota Serang, Syafrudin, ikut serta dalam peletakan batu pertama pembangunan gedung kampus 3 Universitas Pamulang, di kelurahan Kalodran, Kecamatan Walantaka, Senin (20/1/2020).

    Peletakan batu pertama ini turut disaksikan oleh Rektor Universitas Pamulang, Dayat Hidayat, Wakil Ketua Komisi 1 DPRD Kota Serang Khaeroni dan Ketua Yayasan Sasmita Jaya, Darsono.

    “Saya ucapkan selamat atas pembangunan gedung kampus 3 Universitas Pamulang. Ini menunjukan komitmen yang begitu besar dari Pamulang dalam konstribusi baik itu pendidikan maupun juga yang lainnya, termasuk pemutaran ekonomi di Kota Serang,” ujar Syafrudin.

    Menurutnya, pembangunan kampus 3 Universitas Pamulang dapat menjadi pijakan untuk membangun sumber daya manusia yang mumpuni demi majunya bangsa dan negara.

    “Pembangunan gedung kampus ini patut kita apresiasi, karena memang di pundak kitalah tersandang harapan untuk memajukan pendidikan untuk generasi masa mendatang,” kata Walikota Serang.

    Syafrudin pun berharap, Universitas Pamulang dapat semakin memajukan pendidikan di Kota Serang dengan tetap menerapkan tri dharma perguruan tinggi yang tediri dari pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat.

    “Tri dharma ini merupakan tiga pola dasar dalam berfikir dan bertanggung jawab yang harus dikembangkan secara simultan dan bersama-sama dengan penuh kesadaran oleh setiap perguruan tinggi di Indonesia,” tuturnya.

    Di temlat yang sama, Ketua Yayasan Sasmita Jaya, Darsono, dalam laporanya mengatakan gedung kampus Universitas Pamulang ini akan menjadi kampus ke 3 Universitas Pamulang.

    “Gedung kampus ini terdiri dari 10 lantai, yang dilengkapi dengan fasilitas seperti musholah, parkir, kantin, ruang kantor, ruang perkuliahan, aula dan gedung serba guna,” katanya.

    Ia pun berharap keberadaan Universitas Pamulang di Kota Serang dapat menjadi salah satu unsur yang dapat memajukan Indonesia, khususnya di Kota Serang.

    “Karena itu kami mohon doa restu untuk pembangunan gedung ini, semoga ini dapat dimanfaatkan oleh anak cucu kita kelak,” tandasnya. (MG-01/DZH)