Tag: universitas terbuka

  • Universitas Terbuka dan YKC Beri Pelatihan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna dalam Kegiatan Usaha

    Universitas Terbuka dan YKC Beri Pelatihan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna dalam Kegiatan Usaha

    SERANG, BANPOS – Universitas Terbuka bekerjasama dengan Yayasan Karisma Creativa (YKC) menggelar kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Kadubeureum, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang pada Rabu (1/5).

    Dalam kegiatan tersebut masyarakat banyak diberikan materi pelatihan seputar pengembangan usaha. Di antaranya seperti pelatihan pembuatan kemasan produk dan labeling serta pemasaran secara digital.

    Dengan mengusung tema ‘Revitalisasi Industri Keripik dengan Penggunaan Teknologi Tepat Guna dan Pemasaran Berbasis Digital untuk Mengoptimalkan Perekonomian Masyarakat,’ diharapkan pemasaran hasil produk kreasi rumahan masyarakat bisa lebih optimal.

    Perwakilan Universitas Terbuka, Julia Safitri menjelaskan dalam kegiatan pelatihan kali ini, masyarakat diberikan materi seputar pengemasan dan pemasaran produk olahan rumahan.

    Terkait dengan pemasaran, Julia menuturkan, masyarakat diberikan pemahaman mengenai bagaimana caranya memasarkan produk yang mereka buat dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, khususnya media sosial.

    Harapannya ketika masyarakat mampu memahami cara pemasaran secara digital, produk mereka mampu menjangkau target pasar yang jauh lebih luas.

    “Memasarkan produknya secara digital itu membuat produksi mereka meningkat. Sehingga berdampak kepada ekonominya naik dan produk-produk mereka kita harapkan terkenal lah, setidaknya sampai ke ibu kota Jakarta bila perlu sampai ke IKN,” katanya.

    Kemudian, selain diajarkan mengenai pemasaran secara digital, masyarakat juga diberikan pelatihan mengenai pemanfaatan teknologi tepat guna dalam kegiatan produksinya.

    Dengan memanfaatkan teknologi tepat guna, diharapkan kegiatan produksi masyarakat bisa memiliki nilai tambah secara ekonomi.

    Salah satu pendamping YKC, Fitri juga menambahkan, kebutuhan teknologi dan alat produksi ini merupakan bentuk dari aspirasi dari ukm yang dibina YKC sejak sebelum pandemi. Keterbatasan peralatan ini membuat kualitas produk kurang bersaing.

    Pengemasan yg masih menggunakan alat tapi penggunaan tidak sesuai manual membuat alat mudah rusak. Sehingga pengrajin kembali ke peralatan tradisional yang membuat penampilan produk kurang menarik.

    Pada pelatihan kali diajarkan bagaimana cara penggunaan alat pengemas dengan benar dan cara untuk merawatnya.

    “Kami harapkan dengan pelatihan yang kami lakukan hari ini, menggunakan alat-alat yang menurut kita sudah tepat guna teknologinya, ibu-ibu ini bisa lebih bersaing produknya ,” terangnya.

    Di samping itu Julia juga menyampaikan setiap tahunnya Universitas Terbuka rutin menyalurkan dana hibah melalui program pengabdian kepada masyarakat.

    Melalui program tersebut, Julia berharap, potensi yang ada di desa bisa lebih dikembangkan sehingga mampu memberikan manfaat bagi perekonomian serta tingkat kesejahteraan masyarakat.

    “UT berharap dengan bantuan peralatan yang diberikan ini masyarakat lebih produktif, masyarakat lebih sejahtera yang berdampak pada ekonomi, yang paling terdekat adalah ekonomi keluarga,” ujarnya.

    Selain memberikan pelatihan, dalam kegiatan itu juga Universitas Terbuka bersama dengan YKC menyalurkan bantuan peralatan produksi kepada masyarakat berupa kompor semawar, selang regulator, tungku TTG, alat pengemas, timbangan digital, serta hand sealer.

    Kegiatan ini merupakan bentuk tindak lanjut dari kegiatan pendampingan UMKM yang dilakukan oleh Yayasan Karisma Creativa, dimana masyarakat merasa membutuhkan peralatan yang memadai agar kualitas produk mereka meningkat.

    Seorang warga penerima manfaat, Dila mengaku dirinya merasa terbantu dengan adanya bantuan tersebut. Usai mendapatkan pelatihan dan menerima bantuan, Dila kini merasa kegiatan produknya jauh lebih mudah.

    “Manfaatnya banyak ya. pemanasan yang baik membuat produk lebih tahan lama, lebih renyah dan produksi bisa dilakukan dengan efisien ,” ungkapnya. (TQS)

  • Bamsoet Ajak Manfaatkan Kemajuan Teknologi

    Bamsoet Ajak Manfaatkan Kemajuan Teknologi

    JAKARTA,BANPOS – Ketua MPR sekaligus dosen tetap pascasarjana Universitas Borobudur dan Universitas Terbuka Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengingatkan, dunia sudah semakin bergerak ke arah digitalisasi. Interaksi manusia, perputaran ekonomi, hingga dunia pendidikan akan lebih banyak berada di ruang digital, seperti media sosial hingga metaverse. Sebagai gambaran, lembaga akuntan publik dan lembaga riset bisnis Price Waterhouse Cooper (PwC) melaporkan, potensi ekonomi dari dunia metaverse pada 2019 mencapai 46,4 miliar dolar AS. Angka ini bahkan berpotensi meningkat menjadi 476,4 miliar dolar AS pada 2025 dan meningkat lagi menjadi 1,5 triliun dolar AS pada 2030.

    “Di Indonesia, tahun lalu, Google Temasek, Bain and Company mencatat pertumbuhan ekonomi digital kita mencapai 22 persen dengan nilai ekonomi sebesar 77 miliar dolar AS. Angka ini menyumbang 40 persen dari total transaksi digital ASEAN. Proyeksi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dinilai sangat menjanjikan. Pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai 130 miliar dolar AS,” ujar Bamsoet, dalam Orasi Ilmiah Seminar Akademik Universitas Terbuka Jambi, secara virtual, dari Jakarta, Jumat (14/7).

    Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, potensi digitalisasi Indonesia juga bisa mendorong sektor pariwisata. Terlebih dengan adanya program pemerintah melalui desa wisata agro (DEWA), desa wisata industri (DEWI), dan desa digital (DEDI). Sawah, gunung, laut, dan bentangan keindahan alam lainnya, bisa dimanfaatkan setiap desa untuk mengembangkan DEWA, DEWI, dan DEDI yang kemudian dipromosikan melalui berbagai saluran digital. Sehingga bisa memberikan efek luar biasa dalam menyerap tenaga kerja dan mendatangkan pemasukan bagi masyarakat sekitar pedesaan.

    Bamsoet melanjutkan, bangsa Indonesia juga patut bersyukur bahwa pertumbuhan UMKM yang sudah go digital jumlahnya semakin meningkat. Hingga Maret 2023 sudah mencapai 21,8 juta unit, dan diharapkan terus tumbuh hingga mencapai 24 juta unit pada akhir tahun 2023. Di sisi lain, dengan jumlah UMKM yang diperkirakan mencapai 65,4 juta, artinya masih ada lebih dari 40 juta UMKM yang belum terintegrasi dalam ekosistem digital.

    “Mewujudkan pemerataan akses digital, khususnya bagi pelaku UMKM menjadi faktor krusial dalam upaya membangun ketahanan ekonomi nasional. Karena kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional begitu besar dan signifikan, dengan menyumbang 61,9 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), dan menyerap sekitar 97 persen tenaga kerja. Karena itu, membangun kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional, harus dimaknai seiring sejalan dengan upaya untuk memajukan UMKM,” jelas Bamsoet.

    Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Alumni Doktor Ilmu Hukum UNPAD (PADIH UNPAD) ini juga mengingatkan, gencarnya digitalisasi yang membuat masifnya interaksi manusia di ruang digital juga harus dibarengi dengan peningkatan keadaban dan literasi digital. Terlebih menjelang Pemilu dan Pilkada Serentak 2024, ruang digital jangan sampai tercemar oleh polusi politisasi SARA maupun berbagai tindakan black campaign yang dapat memecah belah bangsa.

    “Mari dukung Caleg, Capres, Cagub, Cabup/Cawalkot kita dengan sewajarnya. Tidak perlu fanatik dan berlebihan, apalagi sampai mengorbankan ikatan kekeluargaan, menyebabkan perceraian, hingga membelah ikatan soliditas kebangsaan. Jaga ruang digital kita dari polusi politisasi yang dapat menyebabkan rusaknya persaudaraan antar sesama anak bangsa,” pungkas Bamsoet. (RMID)

  • Jejak Kolaborasi PKM Universitas Terbuka bersama YKC Ajak UKM Melek Legalitas dan Ijin Edar Usaha

    Jejak Kolaborasi PKM Universitas Terbuka bersama YKC Ajak UKM Melek Legalitas dan Ijin Edar Usaha

    SERANG, BANPOS – Berangkat dari kepedulian PKM Universitas Terbuka (UT) yang melihat akan minimnya kesadaran pelaku usaha untuk melengkapi legalitas dan ijin edar usaha, PKM UT memilih mitra yang memiliki kepedulian terhadap pembinaan dan pendampingan UMKM, salah satunya Yayasan Karisma Creativa (YKC). Kedua lembaga ini sepakat untuk mengemas kegiatan ini dalam 3 rangkaian kegiatan yaitu pendampingan pembuatan NIB, Pendampingan Sertifikasi Halal dan Pendamping Produk Industri Rumah Tangga (PIRT).

    Sekretaris YKC, Andri, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian pendamping dan relawan UKM untuk membersamai UKM maju, berwawasan dan kompetitif. Kegiatan ini melibatakan 45 UMKM penerima pendampingan NIB, 25 pendampingan Sertifikasi Halal dan 10 pendampingan PIRT yang dilaksanakan dalam 3 Kegiatan.

    “Termin pertama hari ini 30 Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Serang mengikuti sosialisasi dan pendampingan pembuatan legalitas usaha mulai dari Nomor Induk Berusaha, Sertifikasi Halal dan Produk Industri Rumah Tangga. Yang akan dilanjutkan dengn kegiatan pendampingan dan Sosialisasi tahap kedua di akhir bulan Juni 2023,” ujarnya, Jumat (26/5/2023) di Pelangi of House, Kaujon, Kota Serang.

    Menurutnya, YKC merupakan wadah bagi para relawan UMKM menggandeng salah satu komunitas yang bergerak aktif di Kota serang yaitu Komunitas Jejak baik. Dengan Jargon khasnya ‘Jejak Baik satu Langkah Seribu Kebaikan’.

    “Kegiatan ini menyasar pelaku UMKM low Risk atau resiko rendah berbasis kuliner di Kota Serang,” ucapnya.

    Kegiatan tersebut dilakukan kolaborasi dari Komunitas Jejak Baik yang merupakan mitra Yayasan Karisma Creativa, bersama dengan PKM Universitas Terbuka (UT) yang menyasar pelaku UMKM low Risk atau resiko rendah berbasis kuliner di Kota Serang pada Jumat (26/5/2023) di Pelangi of House, Kaujon, Kota Serang.

    Ketua Tim PKM Universitas Terbuka, Julia Safitri, mengungkapkan bahwa pasca pandemi Covid-19, semakin berkembang pelaku UMKM yang salah satunya dampak dari PHK. Sebagai akademisi, pihaknya berupaya untuk membantu masyarakat agar perputaran ekonominya terus berjalan, salah satunya dengan memberikan edukasi.

    “Kami melihat semakin berkembangnya pelaku UMKM pasca Covid-19, maka sebagai akademisi ingin membantu supaya masyarakat ekonominya terus berjalan. Bermula dari hal kecil, sehingga nanti menimbulkan hal yang besar,” ungkapnya.

    Ia berharap, ketika nanti produk-produk masyarakat semua sudah berizin resmi, produk tersebut bisa dipasarkan ke luar daerah. Seperti halnya produk yang berbahan kering, apabila sudah ada legalitas dan bersertifikat halal, bisa dikirim hingga ke luar negeri.

    “Bahkan masyarakat bisa mengirim produk sampai ke luar negeri, itu bisa aja asalkan sudah berizin, sudah bersertifikat halal. Kami berharap selanjutnya produk-produk yang sudah berizin ini akan mendunia, tapi sekarang kita mulai dulu dari hal kecil,” jelasnya.

    Julia berharap, dengan hadirnya PKM UT bersama Komunitas Jejak Baik, pedagang dengan kategori menengah ke bawah yang membutuhkan pertolongan ini dapat komitmen dengan apa yang sudah dimulai. Sehingga kedepan setelah memiliki perizinan resmi, maka diharapkan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti produknya dituntut atau digugat.

    “Kami dari bagian akademisi melihat potensi ekonomi masyarakat terus bergulir. Bagaimana mereka bisa melakukan keberlangsungan hidup dengan cara berjualan, seperti jual es teh manis, jualan kue, gorengan dan banyak sekali produk lainnya,” tandasnya.

    Sementara itu, Ketua Komunitas Jejak Baik, Nasrullah, mengatakan bahwa pihaknya tidak hanya melakukan pendampingan kepada para pelaku UMKM saja. Sebab, Jejak Baik merupakan komunitas yang isinya para pendamping mulai dari pendamping koperasi hingga pendamping pertanian.

    “Alhamdulillah pada tahun ini kita telah menyelenggarakannya beberapa pendampingan, khususnya di wilayah Kota Serang. Khusus untuk program pendampingan kali ini, alhamdulillah bisa bekerja sama dengan Universitas Terbuka melalui bidang pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya.

    Dengan adanya kegiatan pendampingan ini, ia berharap masyarakat khususnya pelaku UMKM bisa terfasilitasi dalam melengkapi legalitasnya yaitu NIB, sertifikasi halal dan PIRT. Oleh sebab itu, pendampingan ini dilakukan secara terus-menerus sehingga pelaku UMKM ini dapat terbantu dan menjalankan usahanya tanpa ada rasa khawatir.

    “Kami dari komunitas yang bergerak di bidang sosial ingin membantu melalui pendampingan kepada masyarakat yang memang membutuhkan pendampingan. Kalau untuk usaha, mungkin yang dibutuhkan adalah pendampingan terkait legalitas usaha, mudah-mudahan kami bisa menjangkau lebih luas lagi ke wilayah kabupaten kota yang ada di Provinsi Banten,” tandasnya.

    Sarmani, Owner Susu Kedelai Murni, menjadi bagian dari peserta yang berhasil mendapatkan sertifikasi halal untuk produk usaha yang sudah dijalankannya selama 10 tahun. Ia mengaku gembira sekaligus haru, karena sejauh ini cukup kesulitan untuk mendapatkan legalitas usaha.

    “Alhamdulillah saya senang sekali, karena selama 10 tahun menjual produk susu kedelai murni, baru hari ini mendapatkan sertifikat halal,” ujarnya.

    Sarmani mengatakan dirinya sangat terbantu sekali dengan adanya sosialisasi dan pendampingan pembuatan legalitas usaha yang dilaksanakan oleh Jejak Baik. Sebab, selama dirinya berusaha, sama sekali tidak ada yang memberikan pendampingan hingga akhirnya mendapatkan legalitas atas produk yang diberi nama ‘Vitasoy’ ini.

    “Selama ini saya cukup kesulitan membuat legalitas usaha, baru kali ini setelah pendampingan, saya dapat sertifikat halal. Agak kaget tapi senang, karena ketika yang lain dipanggil dan menerima NIB, saya sendiri dapat sertifikat halal, ini akan menambah penyemangat bagi saya dalam berusaha,” tandasnya. (MUF)