Tag: untirta

  • PATTIRO Banten Didapuk Jadi NGO Paling Berdampak di Banten oleh FISIP Untirta

    PATTIRO Banten Didapuk Jadi NGO Paling Berdampak di Banten oleh FISIP Untirta

    SERANG, BANPOS – Pusat Studi dan Informasi Regional (PATTIRO) Banten mendapat penghargaan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Rabu (24/7).

    Penghargaan itu diterima pada kegiatan Dies Natalis ke-21 FISIP Untirta, dengan kategori penghargaan Non-Government Organization (NGO) Paling Berdampak di Banten.

    Direktur Eksekutif PATTIRO Banten, Panji Bahari Noor Romadhon, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas penghargaan ini.

    “Kami menyadari bahwa penghargaan dari FISIP Untirta ini tidak hanya dipandang sebagai penghargaan kepada lembaga kami saja, tetapi juga sebagai penghargaan untuk kerja-kerja seluruh NGO atau LSM di Banten,” ujar Panji saat menerima penghargaan tersebut.

    Ia berharap, dengan adanya apresiasi dari FISIP Untirta ini, pembangunan di Banten dapat lebih partisipatif di masa mendatang.

    “Kolaborasi antara pemerintah, NGO, media, dan universitas diharapkan dapat berjalan dengan baik, sehingga tidak lagi ada istilah ‘benci tapi rindu’,” terangnya.

    Pada acara ini, FISIP Untirta juga memberikan penghargaan untuk kategori Kepemimpinan Kepala Daerah Perempuan Terbaik di Banten kepada Irna Narulita, Iti Octavia Jayabaya, Ratu Tatu Chasanah, dan Airin Rachmi Diany.

    Selain itu, terdapat pula penghargaan untuk kategori Alumni FISIP yang Menginspirasi Publik. (DZH)

  • Kembangkan SDM Industri, KRAKATAU POSCO Lakukan Penandatangan Nota Kesepahaman dengan Untirta

    Kembangkan SDM Industri, KRAKATAU POSCO Lakukan Penandatangan Nota Kesepahaman dengan Untirta

    CILEGON, BANPOS – Dalam rangka meningkatkan sinergi antara industri dan institusi pendidikan serta mempererat jalinan kerja sama, KRAKATAU POSCO bersama dengan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam rangka implementasi merdeka belajar kampus merdeka, Rabu (8/5).

    Kegiatan tersebut dihadiri oleh Direktur HR & GA Dicky Mardiana, Direktur Technology and Business Development (TBD) Alhadis Syamsuddin, beserta jajaran, serta Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fatah Sulaiman beserta jajaran, bertempat di gedung rektorat Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

    Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama antara perguruan tinggi dengan pelaku industri untuk menciptakan SDM yang unggul dan berkualitas perlu ditingkatkan dan diharapkan dapat membentuk anak-anak daerah untuk memiliki daya saing yang tinggi dan siap menjadi calon pemimpin industri baja nasional di masa depan.

    Kerja sama yang terjalin menekankan pada beberapa ruang lingkup diantaranya, pelaksanaan kegiatan yang bersifat sharing knowledge, kuliah umum, workshop atau training, pelaksanaan program magang, program rekrutmen melalui campus hiring dan job fair, serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Direktur HR & GA PT Krakatau Posco Dicky Mardiana menyampaikan bahwa saat ini tercatat sekitar 62 alumni Untirta telah memberikan kemampuan terbaiknya dengan menapaki langkah awal mereka dengan berhasil menempati posisi sebagai leader di KRAKATAU POSCO.

    “Dengan adanya kolaborasi yang baik dengan universitas terutama yang berada terdekat dengan kami, maka akan memberikan pengaruh pada kualitas sumber daya manusia serta capaian-capaian universitas nantinya. Hal ini terbukti kurang lebih 62 alumni untirta sudah tercatat sebagai leader di KRAKATAU POSCO, harapan kami kedepannya akan lebih banyak lagi leader-leader di masa yang akan datang yang lahir dari Untirta,” ungkap Dicky Mardiana.

    Sementara itu, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fatah Sulaiman mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kepercayaan pihak industri untuk bersama-sama meningkatkan kualitas SDM yang lebih unggul dimasa yang akan datang.

    “Kami sangat berterima kasih kepada KRAKATAU POSCO atas kesempatan yang luar biasa ini, kerja sama yang kita lakukan diharapkan dapat mengembangkan kegiatan implementasi kerjasama di masa yang akan datang, dan pembangunan yang lebih baik dalam hal kurikulum dan pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), serta implementasi kerjasama secara berkelanjutan,” ujar Fatah Sulaiman.

    Kerja sama antara KRAKATAU POSCO dan Untirta dalam bidang riset dan penelitian telah dilakukan pertama kali pada tahun 2018 dengan melakukan uji tekan paving block di Laboratorium dengan menggunakan Bahan baku Beton bersama dengan Teknik Sipil Untirta dan di tahun 2021 melakukan penelitian untuk pemanfaatan slag sebagai material ramah lingkungan.

    Harapannya kedepannya, melalui kerja sama ini dapat menciptakan SDM unggul dan berkualitas, serta membentuk calon pemimpin industri baja nasional di masa depan dari anak-anak daerah. Terjalinnya kolaborasi pada sektor pendidikan, sumber daya manusia, riset, dan teknologi diharapkan menjadi bukti nyata upaya KRAKATAU POSCO dalam meningkatkan kualitas masyarakat dan pengembangan industri secara berkelanjutan, untuk kemajuan Provinsi Banten dan Indonesia. (LUK)

  • Lagi ‘Party’ Usai Pelantikan Presiden, Mahasiswa Untirta Diserang Sesama Mahasiswa

    Lagi ‘Party’ Usai Pelantikan Presiden, Mahasiswa Untirta Diserang Sesama Mahasiswa

    SERANG, BANPOS – Seorang mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), diserang oleh sesama mahasiswa Untirta, usai menghadiri pelantikan Presiden Mahasiswa (Presma).

    Korban yang diketahui merupakan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) tersebut mengalami luka di bagian kepala.

    Berdasarkan informasi yang didapat, peristiwa itu terjadi di kampus Untirta Pakupatan, Kota Serang, pada Jumat (1/3) dini hari.

    Korban saat itu baru saja menghadiri pelantikan Presma, dan melakukan selebrasi bersama rekan-rekannya.

    Namun tiba-tiba, dua orang mahasiswa yang berasal dari salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), menghampiri mereka untuk memprotes kebisingan yang terjadi selama proses selebrasi itu.

    Keduanya pun pergi setelah pengeras suara yang digunakan oleh korban dan rekan-rekannya, sempat dikecilkan volumenya.

    Namun selang beberapa lama kemudian, korban dan rekan-rekannya kembali mengeraskan volume suara. Hingga akhirnya, sekelompok mahasiswa dari UKM itu pun kembali mendatangi korban dan rekan-rekannya, dengan jumlah yang lebih banyak.

    Kelompok UKM itu pun langsung mencari nama korban, hingga akhirnya terjadi penyerangan terhadap korban.

    Informasi dari sumber BANPOS, korban mengalami luka yang cukup parah, sehingga memerlukan penanganan medis berupa operasi.

    Menurut keterangan saksi, korban dilarikan ke RSUD Drajat Prawiranegara, untuk menjalani operasi. Diagnosa terakhir, terjadi kerusakan pembuluh darah kepala korban.

    “Langsung operasi, soalnya pembuluh darah pecah. Kalau enggak nanti abis darahnya,” kata salah satu saksi mata. (MUF)

  • Sosialisasi Digital Marketing Pengembangan UMKM dan Pemasaran Kreatif Melalui Media Sosial di Desa Bandung

    Sosialisasi Digital Marketing Pengembangan UMKM dan Pemasaran Kreatif Melalui Media Sosial di Desa Bandung

    KULIAH Kerja Mahasiswa (KKM) merupakan suatu kegiatan yang mewadahi mahasiswa untuk menjalankan tri dharma perguruan tinggi dalam melakukan pengabdian terhadap masyarakat. UNTIRTA memiliki beberapa jenis kegiatan KKM, diantaranya KKM Tematik Kemitraan, KKM Tematik Kebencanaan, KKM Tematik Kependudukan, serta KKM Tematik Keparawisataan.

    KKM Tematik Reguler 1 tahun 2024 UNTIRTA diselenggarakan mulai tanggal 11 Januari – 12 Februari 2024. Terdiri dari 100 kelompok yang ditempatkan di 4 Kabupaten, yaitu Kabupaten Tanggerang, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak. Dengan masing-masing Kabupaten ditempatkan sebanyak 25 kelompok dan desa yang berbeda.

    KKM tematik reguler pada periode ini mengangkat tema “Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi di Wilayah Perbatasan untuk Mendukung Indonesia Maju”. Kata kunci dalam tema kegiatan KKM ini adalah pengembangan inovasi yang berbasis potensi. Secara umum, acuan tema kegiatan KKM terdiri dari lingkungan, energi, teknologi, ekonomi, kesehatan, sarana dan prasarana fisik, peningkatan produksi, sosial budaya, serta parawisata.

    Kelompok 74 menjadi salah satu kelompok yang turut berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan KKM Tematik Reguler 1 tahun 2024. Kelompok ini ditempatkan di Desa Bandung, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang. Memiliki tema “Pengembangan Potensi Sumber Daya Desa Melalui Inovasi dan Pemberdayaan yang Tepat Guna”.

    Mayoritas masyarakat di Desa Bandung merupakan buruh tani. Sebagian besar masyarakat berasal dari kalangan anak-anak dan lanjut usia, sementara kalangan pemuda pada umumnya merantau ke kota besar. Desa Bandung memiliki banyak potensi sumber daya alam dan parawisata, seperti Kopi Puhu, Anyaman Pandan, dan Bukit Sinyonya.

    Namun potensi-potensi tersebut masih belum banyak di kenal oleh masyarakat luar. Hal ini karena UMKM di Desa Bandung masih melakukan pemasaran produknya secara konvensional. Sementara industri 4.0 mendorong manusia untuk dapat beradaptasi dengan media sosial, termasuk kegiatan perdagangan.

    Penggunaan media sosial menawarkan dampak positif maupun negatif bagi setiap orang. Dalam hal ini kebijaksanaan seseorang dalam menggunakan media sosial sangat dibutuhkan. Dengan adanya sikap bijak tersebut, para pelaku UMKM di Desa Bandung dapat memanfaatkan media sosial sebagai sarana perluasan penjualan produk-produk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sehingga perekonomian masyarakat desa dapat meningkat.

    Melihat banyaknya para pelaku UMKM di Desa Bandung yang belum memahami bagaimana cara memanfaatkan media sosial dengan baik untuk melakukan pemasaran dengan cakupan yang lebih luas, kelompok 74 menyelenggarakan sosialisasi digital marketing di Desa Bandung dengan tema “Pengembangan UMKM dan Pemasaran Kreatif Melalui Media Sosial”.

    Digital marketing merupakan suatu kegiatan dalam melakukan pemasaran ataupun promosi pada sebuah merek dan produk dengan menggunakan media digital. Sederhananya digital marketing adalah kegiatan pemasaran dengan internet. Sosialisasi digital marketing dapat membantu menyadarkan masyarakat betapa pentingnya melakukan pemasaran produk-produk BUMDes Desa Bandung secara digital, sehingga masyarakat luar dapat menyadari keberadaan produk-produk UMKM Desa Bandung atau bahkan menggunakannya.

    Kegiatan sosialisasi digital marketing diselenggarakan oleh kelompok 74 pada hari Rabu, 24 Januari 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran perangkat desa, para pelaku UMKM Desa Bandung, dan mahasiswa. Adapun pemateri dalam kegiatan sosialisasi tersebut adalah lulusan terbaik pada program studi Ilmu Komunikasi UNTIRTA tahun 2023, yaitu Adivia Alfariq, S.Ikom.

    Pada kesempatan tersebut, pemateri memaparkan materi dengan judul “Jualan Di Media Sosial? Emang Bisa?”, dengan beberapa poin penting yang diangkat diantaranya penjelasan mengenai media sosial, bahaya dan manfaat penggunaan media sosial, penjelasan mengenai digital marketing dan cara penggunaannya, cara berjualan di media sosial, kesalahan-kesalahan di media sosial, serta solusi dan praktik digital marketing.

    Pada praktiknya, pemateri mengajak para pelaku UMKM dan masyarakat Desa Bandung yang hadir untuk membentuk 3 kelompok. Masing-masing kelompok diminta untuk menciptakan produk unggulan dan menciptakan formula promosi yang telah dipaparkan sebelumnya, yaitu formula MAS (Masalah – Alasan – Solusi) dan formula PKM (Produk – Keunggulan – Manfaat). Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan produk serta bentuk promosinya, sekaligus memperlihatkan bagaimana respon target market.

    Sosialisasi ini dikemas dengan berbagai hiburan, baik dari pemateri maupun mahasiswa kelompok 74 selaku panitia kegiatan sosialisasi. Dengan demikian, penyelenggaraan kegiatan Sosialisasi Digital Marketing Pengembangan UMKM dan Pemasaran Kreatif Melalui Media Sosial di Desa Bandung sudah tepat. Adapun diselenggarakannya sosialisasi ini diharapkan dapat membantu para pelaku UMKM Desa Bandung untuk mengenalkan produk-produk BUMDes Desa Bandung, sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat setempat melalui pemasaran digital. (*)

    Penulis: Ahyakudin SE, MM.

    Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

    DPL KKM Tematik Kelompok 74 Desa Bandung, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang

  • Untirta Benarkan Pengembalian Duit Pekerti, Bungkam Soal Narasumber ‘Dijebak’

    Untirta Benarkan Pengembalian Duit Pekerti, Bungkam Soal Narasumber ‘Dijebak’

    SERANG, BANPOS – Pihak Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) membenarkan terkait dengan kewajiban pengembalian sejumlah duit anggaran program Pelatihan Teknik Instruksional (Pekerti) tahun 2021 oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M).

    Kewajiban tersebut setelah dilakukannya pemeriksaan oleh Inspektorat Jendral (Irjen) Kemendikbudristek RI, yang merupakan pelimpahan dari laporan pihak yang menamakan diri sebagai Mahasiswa Berintegritas ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    Koordinator Humas Protokol dan Kerjasama Untirta, Veronica Dian Faradisa, pada Selasa (19/12) mengatakan bahwa pihak LP3M Untirta telah melakukan pengembalian ke kas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), atas temuan Irjen Kemendikbudristek RI.

    “LP3M Untirta telah melakukan pengembalian kepada kas PNBP dan dilaporkan ke Inspektorat Jenderal Kemdikbudristek,” ujarnya kepada BANPOS melalui pesan WhatsApp.

    Selain itu, ia menuturkan bahwa pihak Satuan Pengawasan Intern (SPI) Untirta, turut melakukan pengawasan terhadap progres pengembalian temuan Pekerti Untirta tersebut.

    “Satuan Pengawasan Intern Untirta telah melakukan monitoring progres pengembalian dan melaporkan pada pimpinan progres tersebut,” terangnya.

    Saat ditanya terkait dengan kabar adanya ‘jebakan’ yang terjadi kepada para narasumber terkait dengan honor sebesar Rp30 juta, namun yang diberikan hanya sebesar Rp10 juta, Dian tidak menjawab secara pasti hal tersebut.

    “Semua yang terkait dalam temuan sedang proses,” tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan, dugaan penyelewengan anggaran program Pekerti tahun 2021 oleh LP3M Untirta kembali muncul ke permukaan.

    Permasalahan yang sempat dilaporkan ke KPK dan diteruskan ke Irjen Kemendikbud Ristek RI itu, berakhir pada kewajiban LP3M Untirta untuk mengembalikan kurang lebih setengah dari anggaran pelatihan tersebut.

    Berdasarkan informasi internal BANPOS di Untirta, Irjen Kemendikbud Ristek telah memerintahkan LP3M Untirta, untuk mengembalikan sebesar Rp1,5 miliar dari total anggaran Rp2.846.572.260.

    “Pengembalian itu untuk sejumlah biaya yang dinilai tidak sesuai dengan ketentuan. Salah satunya terkait dengan biaya narasumber Pekerti,” ungkap sumber BANPOS tersebut.

    Informasi lainnya menyatakan, saat ini terjadi ketegangan antara panitia pelaksana Pekerti dengan sejumlah narasumber yang mengisi kegiatan tersebut.

    Pasalnya, para narasumber yang berdasarkan informasi mendapatkan honor sebesar Rp10 juta, ternyata diminta oleh panitia untuk mengembalikan uang sebesar Rp30 juta.

    Berdasarkan keterangan sumber BANPOS, diketahui bahwa para narasumber itu ‘dijebak’ dengan cara melakukan tanda tangan kertas rangkap.

    Pada tanda tangan kertas rangkap tersebut, ternyata terdapat klausul bahwa honor yang diberikan sebesar Rp30 juta. Namun yang para narasumber ketahui, hanyalah Rp10 juta.

    “Jadi enggak bisa dibilang dipalsukan, soalnya memang tanda tangan. Cuma karena rangkap, jadi tidak terlihat bahwa tanda tangan lainnya berbeda klausul,” terang sumber BANPOS lainnya. (DZH)

  • LP3M Untirta Diminta Kembalikan Uang Program Pekerti, Sejumlah Pihak Merasa Dikibuli

    LP3M Untirta Diminta Kembalikan Uang Program Pekerti, Sejumlah Pihak Merasa Dikibuli

    SERANG, BANPOS – Dugaan penyelewengan anggaran program Pelatihan Teknik Instruksional (Pekerti) tahun 2021 oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) Untirta kembali muncul ke permukaan.

    Permasalahan yang sempat dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan diteruskan ke Irjen Kemendikbud Ristek RI itu, berakhir pada kewajiban LP3M Untirta untuk mengembalikan kurang lebih setengah dari anggaran pelatihan tersebut.

    Berdasarkan informasi internal BANPOS di Untirta, Irjen Kemendikbud Ristek telah memerintahkan LP3M Untirta, untuk mengembalikan sebesar Rp1,5 miliar dari total anggaran Rp2.846.572.260.

    “Pengembalian itu untuk sejumlah biaya yang dinilai tidak sesuai dengan ketentuan. Salah satunya terkait dengan biaya narasumber Pekerti,” ungkap sumber BANPOS tersebut.

    Informasi lainnya menyatakan, saat ini terjadi ketegangan antara panitia pelaksana Pekerti dengan sejumlah narasumber yang mengisi kegiatan tersebut.

    Pasalnya, para narasumber yang berdasarkan informasi mendapatkan honor sebesar Rp10 juta, ternyata diminta oleh panitia untuk mengembalikan uang sebesar Rp30 juta.

    Berdasarkan keterangan sumber BANPOS, diketahui bahwa para narasumber itu ‘dijebak’ dengan cara melakukan tanda tangan kertas rangkap.

    Pada tanda tangan kertas rangkap tersebut, ternyata terdapat klausul bahwa honor yang diberikan sebesar Rp30 juta. Namun yang para narasumber ketahui, hanyalah Rp10 juta.

    “Jadi enggak bisa dibilang dipalsukan, soalnya memang tanda tangan. Cuma karena rangkap, jadi tidak terlihat bahwa tanda tangan lainnya berbeda klausul,” terang sumber BANPOS lainnya.

    Pihak Untirta saat dikonfirmasi, hingga saat ini masih belum memberikan tanggapan. (DZH)

  • Mahasiswa Kecam Dugaan Pemerasan SKH Pandeglang

    Mahasiswa Kecam Dugaan Pemerasan SKH Pandeglang

    SERANG, BANPOS – Puluhan mahasiswa Pendidikan Khusus (PKh) dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menggelar aksi solidaritas untuk 11 Sekolah Kebutuhan Khusus (SKh) di Kabupaten Pandeglang yang menjadi korban pemerasan oleh oknum mahasiswa dan LSM.

    Aksi tersebut juga digelar dalam rangka memperingati HUT Provinsi Banten yang ke-23 tahun, yang dilakukan di depan Gedung DPRD Provinsi Banten pada Selasa (11/10).

    Korlap aksi, Nedi Saputra, mengutuk keras dugaan aksi pemalakan dan pemerasan yang dilakukan oleh oknum mahasiswa dan LSM. Menurutnya, tudingan yang dilayangkan oleh mereka tidak terbukti kebenarannya dan perbuatan tersebut sangat tercela.

    “Mahasiswa PKh Untirta menanggapi begitu mirisnya, mengatasnamakan mahasiswa dan masyarakat ternyata mereka oknum yang coba memanfaatkan situasi sekolah, dan anggaran sekolah untuk kepentingan pribadi,” ujarnya kepada BANPOS.
    Nedi menilai perbuatan para oknum tersebut merupakan perbuatan yang tercela, dan hal itu juga tentunya turut mencoreng nama baik gelar mahasiswa di mata masyarakat karena akibat ulah oknum yang mengaku sebagai mahasiswa itu.

    Oleh karenanya, Nedi beserta mahasiswa Pkh Untirta lainnya mengutuk keras aksi pemerasan yang dilakukan oleh oknum mahasiswa dan LSM tersebut.

    Nedi mengungkapkan, pihaknya berencana akan melakukan pendampingan terhadap sekolah-sekolah yang menjadi korban pemerasan oknum mahasiswa dan LSM.

    “Nanti kami dari Pkh Untirta akan turun ke lapangan untuk melakukan pendampingan terhadap sekolah tersebut agar hal-hal semacam ini bisa diminimalisir,” imbuhnya.

    Disamping itu ia juga menjelaskan, maraknya aksi pemerasan yang dilakukan oleh oknum masyarakat dan mahasiswa terhadap institusi pendidikan, barangkali disebabkan oleh tidak adanya penindakan hukuman yang tegas terhadap para pelaku.

    Oleh sebab itu menurut Nedi, wajar saja jika para pelaku tidak segan untuk melancarkan aksinya itu.

    “Karena mungkin pihak keamanan atau pemangku kebijakan hari ini dengan hal-hal seperti ini tidak menindaklanjuti. Nah di situ peran mahasiswa hadir untuk bisa menindaklanjuti, beberapa permasalahan yang tidak tidak dilanjuti oleh pemangku kebijakan hari ini,” tuturnya.

    Atas hal itu Nedi mendorong kepada semua pihak, termasuk juga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten untuk sama-sama mengawal kasus tersebut.

    Karena menurutnya masalah ini harus menjadi perhatian bersama-sama dan tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sebab hal itu akan menimbulkan keresahan bagi semua pihak.

    “Kami mendorong kepada semua pihak, termasuk juga pihak keamanan dan pemangku kebijakan untuk sama-sama mengawal permasalahan ini,” tandasnya.

    Di samping itu dalam aksi tersebut juga mereka turut menyoroti sejumlah permasalahan sosial lain yang terjadi di Provinsi Banten.

    Massa aksi membentangkan sejumlah poster yang berisikan ungkapan bahwa di usia Banten yang ke 23 tahun, rupanya masih terbilang minim perhatian terhadap kelompok disabilitas.

    “Banten dinasti tidak inklusi,” tulis massa aksi di salah satu banner yang mereka bawa.(CR-02/PBN)

  • Wahyu Gunawan Resmi Nakhodai IKA PBI FKIP Untirta

    Wahyu Gunawan Resmi Nakhodai IKA PBI FKIP Untirta

    SERANG, BANPOS – Dalam rangka mempererat tali silaturahmi, Ikatan Alumni (IKA) Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) Untirta kembali menggelar Musyawarah Besar (Mubes) pemilihan ketua IKA PBI Untirta periode 2023-2027.

    Dalam kegiatan tersebut, terdapat dua calon kandidat ketua yakni Saefullah dan Wahyu Gunawan. Adapun pemilihan tersebut yakni dilakukan secara langsung oleh peserta mubes, yang merupakan perwakilan dari setiap angkatan.

    Hasil dari persaingan calon ketua dimenangkan oleh Wahyu Gunawan, alumni PBI FKIP Untirta angkatan 2010, yang terpilih sebagai ketua IKA PBI FKIP Untirta.

    Wahyu Gunawan mendapatkan suara terbanyak dari alumni yang hadir pada kegian mubes yang dilaksanakan di Ruang Aspirasi DPRD Kota Serang, pada hari Minggu (3/9).

    Sebagai ketua terpilih, Wahyu Gunawan mengucapkan banyak terima kasih kepada para alumni yang hadir dan senantiasa mendukung dirinya,. Ke depan, ia akan menjalankan amanah sebagai Ketua IKA PBI FKIP Untirta 2023-2027 dengan sebaik mungkin dan penuh tanggung jawab.

    “Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh alumni yang hadir dan bersedia memilih saya. Ini bukan soal menang dan kalah, tetapi siapa yang mampu bertahan untuk membesarkan rumah. Kemenangan ini merupakan kemenangan semua,” ungkap Wahyu.

    Selanjutnya Wahyu mengatakan bahwa dirinya optimistis dapat menyusun kegiatan-kegiatan yang menarik, sehingga para alumni dapat berkumpul lebih banyak dan lebih meriah lagi ke depannya.

    “Beberapa masukan dari para senior saya sambut baik dan insyaAllah saya akan melakukan kegiatan yang menarik demi para almuni dapat berkumpul dan bercengkrama lebih erat lagi, serta semoga saya bisa membawa IKA PBI Untirta lebih baik lagi,” katanya.

    Di tempat yang sama Ketua Tim Pemenangan Wahyu Gunawan, M. Syahril Romdhon, menyatakan bahwa terpilihnya Wahyu Gunawan sebagai Ketua IKA PBI Untirta, merupakan Kemenangan alumni PBI FKIP Untirta.

    “Alhamdulillah Mubes ini sudah mampu melahirkan generasi pemimpin untuk kepengurusan Ikatan Keluarga Alumni selanjutnya, semoga PBI semakin jaya,” tandasnya. (ZIK/DZH)

  • Dosen Untirta Tantang Pj Gubernur Banten Debat Terbuka, Ini Alasannya

    Dosen Untirta Tantang Pj Gubernur Banten Debat Terbuka, Ini Alasannya

    SERANG, BANPOS – Persoalan pengangkatan calon pengawas (Cawas) SMAN, SMKN dan SKhN di Provinsi Banten yang sampai saat ini belum juga tuntas, membuat salah satu Dosen Untirta, Rangga Galura Gumelar, menantang debat terbuka Pj Gubernur Banten, Al Muktabar.

    Rangga yang merupakan dosen pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untirta ini menegaskan, tantangan debat terbuka itu untuk membuka perspektif secara jernih dan tunas, persoalan Cawas yang hingga saat ini masih bnerlarut-larut.

    “Namun sebelum debat terbuka, Insyaallah saya akan bersilaturahmi dulu ke Pak WH (Wahidin Halim, mantan Gubernur Banten – red) untuk menanyakan mengapa dahulu beliau memberhentikan Pak Al sebagai Sekda Banten,” katanya, Rabu (16/8).

    Rangga meyakini, akan mendapatkan penjelasan obyektif alasan mengapa WH memberhentikan Al Muktabar dari jabatan Sekda Banten, terlepas prosedur yang salah dan peristiwa politik yang mengikuti pemberhentian tersebut.

    “Alasan pemberhentian, peristiwa politik yang mengikutinya serta prosedurnya merupakan hal yang berbeda,” ungkapnya.

    Dirinya pun meyakini bahwa terdapat kekeliruan dalam sikap, kebijakan dan komunikasi dari Pj Gubernur Banten, terkait dengan persoalan Cawas SMA, SMK dan SKh Negeri yang bertele-tele.

    “Karena itu, sekali lagi saya menantang Pj Gubernur Banten untuk debat terbuka, guna membuka perspektif yang lebih clear dan tuntas terhadap masalah Cawas yang berlarut-larut,” tuturnya.

    Dia mengatakan, jika Pj Gubernur Banten tidak merespon tantangannya, ia pun menyarankan agar Al Muktabar lebih baik mengundurkan diri dari jabatannya.

    “Karena kasihan masyarakat Banten jika segala sesuatu persoalan diselesaikan dengan kehebohan lebih dahulu,” terangnya.

    Menurut dia, jumlah pengawas SMAN, SMKN dan Skh di Banten belum ideal. Semestinya, pengawas dan jumlah sekolah satu berbanding 7. Dalam pengertian, setiap satu pengawas, melakukan supervisi 7 sekolah binaan.

    Jika satu pengawas melakukan supervisi lebih dari 7 sekolah, maka Rangga meyakini tugas dan fungsi pengawas kurang optimal dilakukan.

    Selain itu, jam efektif pengawasan hanya 37,5 jam / minggu. Artinya, tidak akan terkejar untuk lebih dari 7 sekolah.

    “Rasio tersebut di atas menjelaskan bahwa satu sekolah hanya terdiri dari satu atau dua pengawas saja dan sekolah tidak akan kosong karena ada asumsi banyak guru jadi pengawas,” jelas Rangga.

    “Apalagi, dari hasil penelusuran sementara ini, terkait formasi dan anggaran untuk menuntaskan pelantikan Cawas yang tersisa sudah ada,” tambah Rangga.

    Adapun timbulnya berbagai isu dari kinerja pengawas eksisting saat ini, seperti pengawas bersifat arogan, seringkali menduplikasi laporan dan menerima ‘amplop’, adalah persoalan yang berbeda.

    “Harus dilihat dulu bagaimana konsep pembinaan yang dilakukan oleh pejabat terkait, seperti mekanisme pelaporan, format pelaporan dan tingkat pengawasan yang optimal. Jika benar terjadi seperti itu, bukan saja pengawas yang harus dievaluasi, tetapi pejabat terkait, diantaranya PJ Gub dan pihak sekolah yang diawasi,” jelasnya.

    Menurut Rangga, Pj Gubernur perlu membangun komunikasi yang positif dan terbuka, jangan sampai mengedepankan prasangka, curiga dan berbagai alibi dalam menuntaskan persoalan.

    “Jika memang tidak akan ada pelantikan, segera jelaskan dengan berbagai dasar argumen yang mendasar dan yuridis, jangan bermain isu,” katanya.

    Begitu pula jika akan dilantik, apa bagian terpenting untuk membangun partisipasi aktif masyarakat untuk bisa ikut mengawasi

    Karena persoalan pendidikan adalah persoalan bersama antara pemerintah dan masyarakat, tidak bisa diselesaikan sendiri secara one man show,” tandasnya. (DZH)

  • Bersama Pramuka, Suwaib Amiruddin Foundation Gandeng Bawaslu Banten

    Bersama Pramuka, Suwaib Amiruddin Foundation Gandeng Bawaslu Banten

    SERANG, BANPOS – Suwaib Amiruddin Foundation (SAF) bekerjasama dengan Pramuka Universitas Sultan Ageng  Tirtayasa  (Untirta) bersama pramuka di kawasan kwartir ranting kasemen masifkan sosialisasi gerakan Sadar Pemilu di kantor Aula UPT Lama Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten.

    Pada kegiatan sosialisasi Sadar Pemilu tersebut  hadir komisioner bawaslu Provinsi Banten, Zaenal Muttaqin dan Liah Culiah yang juga memberikan materi serta arahan terkait peran pramuka dalam mendukung kesuksesan pemilu 2024.

    Komisioner Bawaslu Provinsi Banten, Liah Culiah dalam sambutannya menyampaikan bahwa proses dalam pemilu, harus didukung oleh semua elemen termasuk salah-satunya adalah pramuka.

    “Pemilu itu perhelatan untuk kita semua. Khususnya para adik-adik pramuka, yang merupakan pemilih pemula, diharapkan bisa turut serta untuk mengawasi perhelatan pemilu kali ini,” ucapnya, Jumat (4/8/2023).

    Dirinya menerangkan, bahwa di Kota Serang sudah ada saka Adhyasta pemilu, yaitu wadah bagi adik-adik pramuka yang mau ikut serta membantu bawaslu dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pemilu.

    “Jangan sampai ada kecurangan dalam pelaksanaan pemilu adik-adik diam saja,” terangnya.

    Kemudian, Komisioner Bawaslu Provinsi Banten, Zaenal Muttaqin  juga turut menjelaskan bahwa pramuka bisa menjadi garda terdepan untuk mengkampanyekan pemilu yang berkualitas.

    Karena pramuka merupakan salah satu organisasi netral dan tidak boleh terlibat dalam politik praktis. Sehingga hal ini bisa menjadi potensi untuk terlibat bersama bawaslu dalam mensukseskan pelaksanaan pemilu 2024.

    Selain itu,  menurutnya, pemilu tanpa bawaslu masih bisa berjalan, karena yang melaksanakan adalah KPU. Tetapi kualitas pemilu tidak bisa terjamin.

    “Buktinya ada bawaslu saja masih pada kucing-kucingan. Maka, keberadaan bawaslu adalah menjamin kualitas demokrasi pemilu tetap terjaga dengan baik. Bawaslu tidak bisa sendiri, harus dijaga juga oleh elemen masyarakat, salah satunya pramuka. Pramuka harus menjaga garda demokrasi, kalau ada yang mau masuk saka adhyasta pemilu, mari kita gabung Bersama bawaslu,” jelasnya.

    Zainal mengimbau agar seluruh elemen masyarakat bisa bekerjasama dalam mewujudkan pemilu yang berkualitas yang dimulai dari diri sendiri.

    “Teman-teman harus mulai belajar bagaimana kita sama-sama menjaga, dari hal yang terkecil saja seperti keluarga, jaga keluarganya jangan sampai tersandung money politik, awasi tindak kecurangan baik yang dilakukan oleh peserta ataupun oleh penyelenggara pemilu, potret, laporkan. Ini untuk menjaga kualitas pemilu demokrasi yang baik,” ungkapnya.

    Dirinya juga menyampaikan bahwa pemilu harus memiliki integritas agar menghasilkan regenerasi kepemimpinan yang baik. Karena salah satu prinsip pemilu adalah integritas. Pemilu itu harus berintegritas yang berarti dapat dipercaya dan terpercaya.

    “Oleh karenanya pemilu yang berintegritas merupakan pemilu yang diisi oleh orang orang yang mengerti tentang apa dan siapa calonnya. Ini menjadi hal penting dalam pemilu yaitu sangat menentukan regenerasi negara ini dan pemilu membentuk orang -orang yang membuat aturan atau yang dikenal pembagian kekuasaan,” ujarnya.

    Direktur Eksekutif SAF, Muhamad Suhada dalam sambutannya menyampaikan bahwa gerakan Sadar Pemilu merupakan tagline yang diusung oleh SAF sebagai bentuk dukungan dan keikutsertaan dalam mensukseskan pesta pemilu 2024.

    “Sadar pemilu 2024 merupakan gerakan yang diusung oleh SAF sebagai wujud dukungan dalam mensukseskan pemilu 2024. Dalam hal ini kami menggandeng pramuka karena dirasa pramuka memiliki potensi besar untuk membantu bawaslu dalam melakukan pengawasan salah satunya melalui Saka Adhyasta Pemilu, agar pemilu bisa kita kawal bersama dengan baik dan tentunya memberikan hasil yang terbaik,” tandasnya.(CR-01/PBN)