Tag: untirta

  • Cieee, Syafrudin Resmi Sandang Gelar Doktor

    Cieee, Syafrudin Resmi Sandang Gelar Doktor

    SERANG, BANPOS – Walikota Serang, Syafrudin hari ini menjalani sidang terbuka program Doktoral Manajemen Pendidikan, yang dilaksanakan di Gedung Rektorat, Untirta Sindangsari, Selasa (14/3). Setelah sebelumnya Syafrudin menjalani sidang tertutup beberapa waktu lalu.

    Dalam pelaksanaan sidang terbuka tersebut, Syafrudin menyampaikan ucapan terimakasih dan rasa syukur kepada kerabat serta keluarga, dengan dukungan semangat ditengah kesibukan menjadi Walikota masih sempat menyisihkan waktunya untuk melanjutkan pendidikan program Doktoral.

    “Saya ucapkan terimakasih kepada keluarga yang sudah mendorong saya di tengah-tengah kesibukan sebagai walikota, alhamdulillah bisa melanjutkan (program Doktoral) sampai selesai,” ungkap Syafrudin.

    Usai melakukan sidang terbuka, hasil Disertasi yang sudah disampaikan akan dijadikan sebagai acuan sebuah kebijakan mengangkat dan mengatur manajemen sekolah sesuai dengan Kompetensi yang tepat.

    “Disertasi ini akan kami jadikan acuan kebijakan, bagaimana kami mengangkat Kepala Sekolah seusai dengan kompetensi yang mumpuni,” terangnya.

    Selain itu, ia berharap dengan program Doktoral yang sudah diraih tersebut, dapat memberikan motivasi lebih kepada unsur pendidikan di Kota Serang, agar dalam mengatur manajemen pendidikan harus sesuai dengan kompetensi yang dapat diterapkan.

    “Harapan terbesar dari hasil disertasi ini yang saya angkat terkait manajemen pendidikan, saya berharap terutama kepada Dinas Pendidikan untuk bisa mengangkat kepala sekolah sesuai dengan kompetensi yang sudah saya tuangkan di disertasi,” katanya.

    Politisi PAN ini juga meminta kepada sekluruh Kepala Sekolah agar terus dapat menuntut ilmu tidak selesai hanya Strata-1. Sebab, kata dia, pendidikan juga amat penting dalam rangka kemajuan Kota Serang.

    “Kemudian saya sampaikan kepada para kepala sekolah, untuk terus bisa menuntut ilmu jangan hanya sampai S1, S2 saja, namun sampai S3 juga diperlukan dalam rangka memajukan pendidikan dan kemajuan pembangunan Kota Serang,” ungkapnya.

    Seperti diketahui, Walikota Serang Syafrudin merupakan angkatan pertama dalam program Doktoral S3 di Untirta. Ia mengaku bahwa melanjutkan pendidikan saat ini adalah waktu yang tepat, sehingga dirinya menyegerakan diri untuk mendaftar di salah satu Universitas Negeri di Banten itu.

    “Karena memang timingnya tepat, ketika Untirta ini buka S3 dan saya langsung daftar, kemudian sebenarnya yang lain juga ada yang menyusul. Hanya secara kebetulan saja saya yang diujian terbuka ini menjadi yang pertama,” tandasnya. (MUF)

  • Bersama Untirta, KPP Serang Barat Gelar Pembekalan SPT Orang Pribadi

    Bersama Untirta, KPP Serang Barat Gelar Pembekalan SPT Orang Pribadi

    SERANG, BANPOS – Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Serang Barat menggelar kegiatan pembekalan dalam rangka persiapan pelaksanaan asistensi pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi tahun 2023, Senin (30/1) di Aula KPP Pratama Serang Barat. Kegiatan tersebut mengundang sebanyak 69 relawan pajak yang berasal dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).

    Kepala KPP Pratama Serang Barat, Triyani Yuningsih, memberikan sambutan sekaligus memberikan motivasi kepada relawan pajak. Pada kesempatan tersebut, ia menyampaikan pesan bahwa relawan pajak harus memiliki integritas yang tinggi dalam membantu wajib pajak dalam asistensi pengisian SPT orang pribadi dan pemadanan NIK-NPWP.

    Ketua Tax Center Untirta, Asih Machfuzhoh, memberikan sambutan sekaligus memberi penjelasan singkat terkait koordinasi antara KPP Pratama Serang Barat dan Untirta dalam kegiatan pencapaian kepatuhan perpajakan. Ia juga menjelaskan tentang jumlah relawan yang dikukuhkan.

    “Kami berkesempatan menyampaikan kompetensi yang menjadi bahan pertimbangan serta alokasi pendayagunaan relawan pajak di berbagai pusat-pusat pajak yang ditentukan oleh pihak KPP,” ujarnya.

    Pada kegiatan ini, hadir juga Fungsional Penyuluh, Slamet Riyanto. Ia memberikan pemaparan secara detail tentang prosedur, ketentuan, dan tata cara pelaksanaan tugas asistensi pelaporan SPT Tahunan.

    Dibuka pula sesi praktik yang didalamnya dilengkapi dengan sesi tanya jawab dan diskusi. Relawan pajak ini akan ditugaskan pada KPP Pratama Serang Barat, Layanan di luar kantor, beberapa tempat umum, perkantoran, dan di kampus Untirta. (MUF)

  • Berstandar Kementerian, Akademisi Untirta Apresiasi Hasil Renovasi Interior Kantor Walikota

    Berstandar Kementerian, Akademisi Untirta Apresiasi Hasil Renovasi Interior Kantor Walikota

    CILEGON, BANPOS – Hasil renovasi interior kantor Walikota Cilegon mendapatkan apresiasi dari Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Sularso.

    Apresiasi ini diberikan karena Bidang Bina Penataan Bangunan Gedung pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Cilegon, berhasil menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam waktu yang singkat yakni dua bulan dengan hasil yang memuaskan.

    Sularso yang juga Dosen Teknik Sipil Untirta mengapresiasi kinerja perbaikan yang dilakukan oleh DPUPR Kota Cilegon yang telah merampungkan renovasi pembangunan interior Kantor Walikota Cilegon namun tetap mengedepankan kenyamanan dan keselamatan.

    “Dimana hasil interiornya sangat bagus, spesifikasi bahannya berkualitas tinggi sehingga layak dicontoh di kantor-kantor di dinas lain,” kata Sularso kepada BANPOS, Senin (30/1).

    Pria yang bergelar doktor ini menilai, pekerjaan renovasi interior Kantor Walikota Cilegon cukup memuaskan. Karena dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat yakni selama dua bulan. Selain itu, hasil renovasi interior tersebut berstandar nasional karena sama persis dengan kantor-kantor Kementerian Republik Indonesia.

    “Pembangunan yang dilaksanakan hanya dalam waktu dua bulan dianggap cukup baik yang mengerjakannya. Saya lihat spesialis interior, jadi hasilnya cukup baik meskipun waktunya sedikit atau aga mepet,” pungkasnya.

    Dibagian lain, Kepala Bidang (Kabid) Bina Penataan Bangunan Gedung pada DPUPR Kota Cilegon, Rommy Dwi Rahmansyah mengatakan jika pekerjaan yang dilakukannya ini merupakan kerja tim.

    Sehingga renovasi interior Kantor Walikota Cilegon berhasil dikerjakan tepat waktu dengan hasil yang memuaskan dan berstandar Kementerian.

    “Saya bersyukur alhamdullilah ini kerja tim. Tim kami sudah berusaha semaksimal mungkin mengawasi pelaksanaan proyek tersebut. Kontraktornya juga profesional setiap instruksi yang kami berikan mereka melaksanakan dengan cepat dan sekarang pun masih masa pemeliharaan masih dilakukan selama 6 bulan kedepan dan kontraktor telah menyediakan staf yang memang sudah standby untuk melakukan pemeliharaan tersebut,” papar Rommy.

    Lebih lanjut, Rommy menjelaskan, renovasi interior kantor Walikota Cilegon menghabiskan anggaran APBD tahun 2022 sebesar Rp3,5 miliar. Yaitu Rp2,2 miliar untuk lantai dua, sedangkan Rp1,3 miliar untuk lantai satu. Rommy juga menyebutkan renovasi interior kantor Walikota Cilegon dilakukan secara keseluruhan atau direhab total.

    “Ruang pertemuan yang akan digunakan Pak Wali pun sesuai standar ditingkat kementerian. Untuk lantai atas itu untuk Pak Wali, Pak Wakil dan Pak Sekda. Dibawah itu, lantai satu untuk asda dan staf ahli,” tutupnya. (LUK)

  • Dalam Waktu Singkat BPN Terbitkan Sertifikat Hibah Tanah Untirta

    Dalam Waktu Singkat BPN Terbitkan Sertifikat Hibah Tanah Untirta

    PANDEGLANG, BANPOS-Sebagai bentuk komitmen dalam membangun Kabupaten Pandeglang, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Pandeglang, bantu menyelesaikan pembuatan sertifikat tanah hibah seluas kurang lebih 7 hektar untuk pembangunan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) di Desa Kaduela, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang.

    “Kita betul-betul komit ingin membangun Kabupaten Pandeglang, khususnya di wilayah Cadasari ini supaya ada bangunan universitas negeri, di Pandeglang,” kata Kepala BPN Pandeglang, Suraji kepada wartawan beberapa waktu lalu.

    Menurutnya, bentuk komitmen BPN dengan membantu penerbitan sertifikat tanah hibah dari Pemkab Pandeglang kepada Untirta tersebut dengan mempercepat waktu penerbitannya.

    “Tidak lebih dari 2,6 bulan ini pembuatan sertifikat sudah selesai. Karena kalau sertifikat belum jadi di awal tahun 2022, maka Untirta tidak bisa membangun kampusnya di Cadasari Pandeglang,” terangnya.

    Bahkan, jika tanah hibah tersebut tidak bisa disertifikatkan, maka lokasi pembangunan kampus Untirta akan dialihkan ke Kabupaten Lebak.

    “Saya bilang kepada wakil rektor Untirta agar jangan dialihkan. Tapi saya minta untuk mengundang Kepala Desa (Kades) dan Camat untuk diskusi di ruangan saya, dua kali pertemuan clear dan sertifikat rampung,” katanya.

    Suraji menambahkan, setelah sertifikat hibah tanah selesai, pihaknya langsung menyerahkan kepada Rektor Untirta pada 16 Februari lalu dengan luas tanah kurang lebih 7 hektar.

    “Kemarin saya sudah wanti-wanti ini Untirta mau bangun kampus, berlian sudah didepan mata. Jangan sampai anggaran sekian untuk membangun Untirta disini akan beralih ke kabupaten lain, betul-betul saya cegat. Sayang berlian sudah didepan mata,” ujarnya.

    Suraji mengungkapkan, berlian ini artinya mau kapan lagi ada kesempatan di Pandeglang mau dibangun Universitas Negeri.

    “Kesempatan belum tentu muncul dua kali, kan begitu. Ini adalah kesempatan emas, berlian didepan mata ayo kita tangkap,” katanya.

    Suraji optimis, Ketika kampus Untirta sudah dibangun, maka wilayah setempat akan berkembang serta harga tanah akan melambung.

    “Misalkan saat ini harga tanah Rp 30 ribu. Kalau setelah jadi Universitas, di situ harga bisa naik menjadi Rp 300 ribu permeter, luar biasa,” ucapnya.

    Selain berdampak terhadap harga tanah, kata Suraji lagi, masyarakat juga bisa mengembangkan usahanya dengan berjualan dan bisa membangun kos-kosan.

    “Kampus Untirta bisa hadir disini sangat luar biasa. Maka dari itu, saya berjuang mati-matian untuk Untirta bisa membangun di Cadasari Pandeglang,” ungkapnya.

    (DHE/PBN)

  • Untirta Dapat Hibah Lahan dari Pemkab Pandeglang

    Untirta Dapat Hibah Lahan dari Pemkab Pandeglang

    PANDEGLANG, BANPOS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang menghibahkan lahan seluas 6,8 hektar di Kampung Kaduela, Desa Kaduela, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, untuk pembangunan kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).

    Rektor Untirta, Fatah Sulaeman mengatakan, pembukaan lahan untuk kampus Untirta saat ini telah dilakukan. Tahap pertama pembangunan akan dibuat tempat riset untuk pengembangan produk pertanian.

    “Di sini akan berkumpul banyak pakar pertanian, kita akan kembangkan pangan lokal Pandeglang yang berkelas dunia. Kami akan konsen lakukan itu,” kata Fatah saat land clearing kampus Untirta, Rabu (9/3).

    Menurutnya, apa yang telah diberikan oleh Pemkab Pandeglang tersebut merupakan amanah dari masyarakat Pandeglang. Lahan yang diberikan tersebut harus bermanfaat bagi masyarakat.

    “Kita akan adakan pelatihan dan Diklat, membuat kebun percobaan untuk pengembangan. Karena menurut riset, di Pandeglang banyak potensi sumber daya alamnya,” terangnya.

    Untuk anggaran pembangunan, pihaknya saat ini sedang mengajukan dana kontigensi dari Islamic Development Bank (IDB). Anggaran tersebut dapat dilakukan untuk pembangunan infrastruktur.

    “Tahapan terus berlanjut, mungkin tidak seluruhnya di periode sekarang. Tapi ibu Bupati sudah menanam jejak yang indah ini di tanah Kaduela yang akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya.

    Fatah menambahkan, wacana pembangunan kampus Untirta itu sudah dirintis sejak Bupati Achmad Dimyati Natakusumah, namun sempat tersendat dalam prosesnya.

    “Alhamdulillah sekarang terwujud, semoga memberikan keberkahan dan manfaat yang besar bagi masyarakat,” ungkapnya.

    Sementara itu, Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengatakan, apa yang dihibahkan tersebut merupakan milik masyarakat yang diamanahkan kepada Pemda Pandeglang. Oleh sebab itu, Irna berharap dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat Pandeglang.

    “Dengan adanya pengembangan potensi pertanian di Pandeglang dapat meningkatkan taraf ekonomi petani, karena produk yang keluar itu bahan jadi, bukan bahan mentah,” katanya.

    “Riset seperti ini sangat diharapkan oleh petani kami dalam pengembangan produk unggulan pertanian seperti talas beneng yang saat ini sudah mendunia,” sambungnya.

    Menurut Irna, dengan adanya kampus Untirta di Kabupaten Pandeglang, pihaknya memberikan apresiasi dan merasa senang, karena akan memberikan dampak positif kepada masyarakat.

    “Disini ekonomi masyarakat akan berkembang, seiring berkembangnya kampus mulai dari pedagang hingga rumah kos untuk mahasiswa,” ujarnya.

    Terpisah, salah satu warga setempat, Tatu mengatakan, dengan dibangunnya kampus Untirta, dirinya merasa senang, karena akan meningkatkan jumlah pembeli untuk warung miliknya.

    “Tentunya kami merasa senang dengan adanya kampus Untirta ini, dampaknya jelas akan meningkatkan jumlah pembeli,” katanya.

    (DHE/PBN)

  • ICMI Banten Gagas Pembangunan Ekonomi Pontirta

    ICMI Banten Gagas Pembangunan Ekonomi Pontirta

    SERANG, BANPOS- Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Orwil Banten bersama Simpul Madani Serang (SMS) menyelenggarakan kegiatan Webinar Diskusi Publik, pada Sabtu (26/2), yang membahas peluang dan tantangan dalam pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Serang khususnya kawasan Pontang, Tirtayasa, Tanara (Pontirta) dan guna mendorong sinergitas dan kolaborasi untuk percepatan pembangunan Kawasan Pontirta.

    Keynote speaker, Rizqullah, yang juga merupakan Wakil Ketua ICMI Orwil Banten mengungkapkan beberapa temuan di lapangan terkait dengan kondisi terkini di wilayah Pontirta.

    “Sebagai wilayah yang dahulu merupakan salah satu pusat perekonomian dan politik Kesultanan Banten, Pontirta merupakan warisan yang patut diperjuangkan agar masyarakatnya makmur dan sejahtera. Sayangnya, dengan potensi pertanian, perikanan, wisata religi, dan akses jalan yang sudah semakin baik, masyarakat Pontirta masih jauh tertinggal terutama dalam pengembangan SDM dan kesejahteraan,” ungkapnya.

    Untuk itu, menurut Rizqullah, ICMI Banten sebagai ormas cendekiawan harus turut berkontribusi serta mengajak ormas lainnya hingga jajaran stakeholder untuk hadir memperhatikan kondisi Pontirta.

    Selanjutnya, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtyasa (Untirta) sekaligus pemateri pertama dalam acara webinar tersebut, Fatah Sulaiman, menuturkan bahwa untuk mewujudkan harapan-harapan demi pembangunan Pontirta, perlu adanya kerjasama yang konkret antara pihak civitas academica kampus dengan masyarakat di Banten khususnya masyarakat wilayah Pontirta.

    Dengan demikian, ia menyatakan Untirta siap bekerjasama dengan ICMI Banten dan stakeholder lain untuk mengembangkan berbagai inovasi, seperti Pengembangan Industri Pengolahan Sampah Terpadu Berbasis Circular Economy dan pengembangan platform E-Commerce untuk UMKM local.

    “Kemudian akan meningkatkan jumlah desa-desa binaan terutama di wilayah Pontirta yang berbasis penta-helix dengan memanfaatkan teknologi yang smart and green,” ungkap Fatah.

    Hal sama diungkapan oleh narasumber lain yang merupakan Ketua Harian Paguyuban Urang Banten (PUB), Eden Gunawan, bahwa untuk menjalankan sebuah program tentu dibutuhkan kerjasama dan kolaborasi untuk membantu pemerintah daerah dalam mengentaskan beberapa permasalahan seperti kemiskinan, pengangguran, sanitasi, dan lain-lain.

    “Kawasan Tanara, Banten Lama termasuk kawasan pertanian di wilayah Utara Banten harus dapat dilindungi keberadaannya melalui Undang-Undang atau Keputusan Presiden. Jangan sampai wilayah tersebut tergerus oleh pendatang dan pemukiman liar. Sektor pariwisata religi juga bisa dikembangkan di wilayah tersebut,” kata Eden.

    Mewakili Bappeda Banten, Zainal Mutaqin mengatakan bahwa wilayah pantai Utara Banten, sekitar 90 persen perputaran ekonomi berada di wilayah utara namun wilayah Pontirta masih belum selesai untuk dientaskan.

    “Pontirta merupakan wilayah yang sangat potensial sehingga beberapa program dapat dikembangkan melalui ‘perkawinan’ beberapa sektor, misalnya pertanian dan pariwisata, peternakan dan pariwisata bahkan Pontirta bisa menjadi Food Estate Provinsi Banten,” ujar Zainal.

    Ketika berlangsungnya acara, Sekretaris Bappeda Kabupaten Serang, Freddy, juga mengatakan bahwa Pemkab Serang berencana untuk mengembangkan lahan pertanian dan industri berkelanjutan di Pontirta.

    “Akan dilakukan juga revitalisasi kali mati sebagai sumber air bersih bagi masyarakat Pontirta. Terkait dengan wisata religi, Pemkab berencana untuk membangun pusat kajian kitab kuning Indonesia di Tanara,” terangnya.

    Perwakilan Simpul Madani, Desty, mengungkapkan bahwa pembangunan yang berlangsung diharapkan dapat melibatkan kaum perempuan terutama dari kelompok rentan.

    “Simpul Madani Serang sendiri telah membentuk MAWAR yaitu kelompok perempuan di pedesaan Pontirta yang berusaha untuk terlibat dalam proses penganggaran di desa serta memastikan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah desa,” terang Desty.

    Kemudian, untuk menindaklanjuti dan terus menggenjot pengembangan wilayah Pontirta, Sekretaris ICMI Banten, Rohman mengatakan bahwa rencananya akan ada diadakan webinar seri dua.

    “Ini rencananya akan dilanjutkan dengan webinar seri kedua dengan tema dan narasumber yang berbeda namun focus dan lokus perhatian tertuju pada wilayah Pontirta,” tandas Rohman. (MG-01/AZM)

  • Jadi Profesor Termuda se-Untirta, Agus Ingin Majukan Almamater

    Jadi Profesor Termuda se-Untirta, Agus Ingin Majukan Almamater

    BUKAN hal mudah untuk mendapatkan gelar guru besar, sebab banyak hal yang harus dilalui oleh seorang dosen yang ingin mendapat sebutan Profesor. Penilaian yang sangat panjang, mulai dari penilaian akademis, non akademis hingga rekam jejak semasa ia menekuni profesi sebagai dosen.

    Hal itu juga dirasakan oleh seorang Agus Ismaya Hasanudin. Meski usianya baru menginjak 43 tahun, namun ia berhasil menyandang gelar Profesor termuda dengan urutan ke 14 di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).

    “Alhamdulillah, Allah meninggikan derajat saya melalui gelar ini. Tetapi disatu sisi, menjadi tugas yang berat juga buat saya, karena saya harus bisa memberikan nilai lebih minimal untuk pribadi saya dan maksimal untuk Untirta (almamater sarjana hukum),” ujar Agus, saat dijumpai BANPOS di kediamannya, Minggu (14/3).

    Di Untirta sendiri terdapat lebih dari 800 dosen yang terdiri dari 7 Fakultas. Ia sendiri merupakan Profesor kedua di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

    “Jujur mengapa saya mempunyai cita-cita menjadi Profesor di usia muda, karena melihat dulu ayah saya yang sempat fokus untuk pendidikan anak, sehingga beliau mendapatkan gelar Profesor di usia menjelang 65 tahun, usia pensiun,” jelasnya.

    Ayahnya yang merupakan salah satu pendiri Untirta dan pernah menjadi rektor di Universitas ternama di Banten tersebut, usai menyandang gelar profesor, tak lama kemudian meninggal. Sehingga, melihat perjuangan sang ayah itu, pada tahun 2014, ia menetapkan salah satu capaian saat dinyatakan lulus menjadi Doktor, ingin menjadi Profesor termuda di Untirta.

    “Alhamdulillah semuanya mendoakan, meskipun memang perjalanan menjadi Profesor ini banyak yang harus dilalui. Banyak yang mengajukan sebagai profesor ke Jakarta, tapi ada yang dari tahun 2015 sampai sekarang surat keputusan (SK) Profesornya tidak kunjung turun,” katanya.

    Beruntungnya, Dosen yang sempat mencalonkan diri sebagai Rektor Untirta ini selalu dapat menempuh setiap tahapan. Tak semuanya mulus, ia bahkan sempat akan digagalkan karena adanya sebuah kesalahpahaman.

    “Sempat mau dicancel (digagalkan) oleh Kemendikbud, karena pihak Kemendikbud mengira saya mendaftar untuk screening menjadi Profesor ini dengan mengikuti aturan yang baru, per Juli 2020. Padahal, saya mendaftar pada tanggal 22 Juni 2020, sehingga tidak memerlukan adanya sintesa dan disertasi, cukup jurnal internasional,” tuturnya.

    Didukung penuh oleh keluarga, ia pun menerima SK dan terhitung mulai tanggal (TMT) Januari 2021 ia ditetapkan sebagai Profesor. Sehingga ia cukup menghabiskan waktu selama 6 bulan untuk menyelesaikan screening menjadi Profesor.

    “Meski sudah ditetapkan melalui SK, namun di Untirta sendiri belum dikukuhkan sebagai Profesor. Mudah-mudahan ilmu saya bisa berkah dunia dan akhirat,” katanya.

    Memiliki motto ikhtiar, doa dan pasrah, ia menyerahkan semua hasil yang akan dicapai kepada Allah SWT. Tidak menuntut untuk diberikan hasil yang terbaik, karena menurutnya apa yang terbaik versi manusia belum tentu terbaik menurut Allah Swt.

    “Alhamdulillah diberi kesempatan memiliki dua gelar sarjana, pertama akuntansi di Unisba dan kedua hukum di Untirta,” ucapnya.

    Memiliki gelar sarjana hukum, ia pun mengikuti tes sebagai anggota persatuan advokat Indonesia (Peradi). Dengan gelar akuntansinya, ia membekali diri untuk mengaudit dana kampanye anggota dewan di Papua dan Jawa Barat.

    “Dengan dua gelar tadi, membawa saya menjadi lebih bermanfaat untuk umat. Kemudian, saya pribadi berharap dengan gelar Profesor ini bisa lebih menebar manfaat serta ilmu yang saya miliki berkah,” tandas Sekretaris kantor hukum Senopati. (MUF)

  • Jabat Ketua STIH Painan, Guru Besar Untirta Ini Tidak Izin Atasan

    Jabat Ketua STIH Painan, Guru Besar Untirta Ini Tidak Izin Atasan

    SERANG, BANPOS – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) membenarkan bahwa Ketua STIH Painan, Sudadio, merupakan salah satu guru besar mereka. Namun dalam mengemban jabatan Ketua STIH Painan, Sudadio ternyata tidak pernah meminta izin kepada Rektor Untirta selaku atasannya.

    Berdasarkan informasi, Sudadio telah ditetapkan sebagai tersangka pemalsuan surat keputusan Kemendikbudristek, atas keberadaan Universitas Painan Nasional oleh Polda Metro Jaya.

    Rektor Untirta, Fatah Sulaiman, melalui Humas Untirta, Veronica Dian, mengatakan bahwa secara kelembagaan pihaknya turut prihatin terhadap kasus yang menimpa Universitas Painan.

    “Kami prihatin terhadap kasus yang menimpa Universitas Painan khususnya dan dunia pendidikan tinggi pada umumnya di Propinsi Banten. Untuk itu biarlah kasus ini sepenuhnya menjadi ranah pihak Kemendikbudristek dan penegak hukum dalam penyelesaiannya,” ujarnya dalam rilis yang diterima, Jumat (30/4).

    Pihaknya pun membenarkan bahwa Sudadio merupakan salah satu dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan guru besar di Untirta. Namun menjabatnya Sudadio sebagai Ketua STIH Painan tanpa sepengetahuan pihaknya.

    “Perihal beliau menjabat sebagai Ketua STIH Painan, kami tegaskan bahwa menurut data kepegawaian yang bersangkutan belum pernah meminta izin kepada rektor dalam rangka menjabat sebagai Ketua STIH,” tuturnya.

    Oleh karena itu, pihaknya tidak akan ikut campur dalam proses hukum yang berlangsung berkaitan dengan Sudadio. Termasuk pula kabar mengenai ditetapkannya Sudadio sebagai tersangka pemalsuan dokumen.

    “Segala sesuatu yang terkait dengan kasus Universitas Painan, para mitra media dipersilahkan mengkonfirmasi langsung kepada yang bersangkutan karena kasus ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,” tandasnya.

    Untuk diketahui, Kemendikbudristek merilis perguruan tinggi yang diduga melakukan pemalsuan izin pendirian universitas di Provinsi Banten. Perguruan tinggi tersebut ialah Universitas Painan Nasional.

    Dalam jumpa pers virtual, Kemendikbudristek menyebutkan bahwa terdapat pemalsuan 5 Surat Keputusan (SK) yang dilakukan oleh pihak Universitas Painan Nasional.

    Kelimanya yakni pemalsuan izin perubahan nama, izin pembukaan prodi sarjana Akuntansi, izin pembukaan prodi kenotariatan Magister, izin prodi Ilmu Hukum Doktor, dan pemalsuan SK Mendikbud mengenai izin penggabungan dua sekolah tinggi menjadi Universitas di Banten. (DZH)

  • Prodi DIII Akuntansi Untirta Gelar Workshop Modul Mini Bisnis

    Prodi DIII Akuntansi Untirta Gelar Workshop Modul Mini Bisnis

    SERANG, BANPOS – Program Studi Diploma III Akuntansi FEB Untirta menyelenggarakan Workshop Pembuatan Modul Mini Bisnis/ Siklus Bisnis. Kegiatan ini turut menghadirkan perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan perwakilan dari dunia industri.

    Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto, program vokasi harus terus melakukan inovasi dan terobosan. Ia menyatakan, meski sebagian besar sudah berkolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), link and match harus terus ditingkatkan.

    “Pendidikan vokasi memenuhi kebutuhan pasar dengan meningkatkan daya saing lulusan, yaitu dengan cara kurikulum harus kolaborasi (dunia usaha dengan akademik), mengadakan kuliah tamu secara rutin, dan sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa yang telah magang,” jelas Wikan.

    Direktur Utama PT. Latinusa Tbk, Jetrinaldi, menyampaikan bahwa kebutuhan lulusan Diploma lebih banyak dibutuhkan pada dunia industri, karena dunia industri lebih membutuhkan tenaga terampil yang mampu membantu menyelesaikan tugas dibidangnya.

    “Namun, yang perlu diketahui bahwa untuk mempersiapkan lulusan yang berkualitas harus dibekali dengan baik selama menempuh pendidikan,” tegas Jetrinaldi.

    Pemaparan tentang siklus bisnis dunia industri yang sebenarnya mampu memberikan gambaran bagi para akademisi bahwa transaksi pada dunia bisnis selalu terintegrasi. Maka, penyusunan modul mini bisnis/ siklus bisnis sebaiknya diberikan pada mahasiswa yang telah menempuh seluruh mata kuliah.

    “Dengan demikian, mahasiswa selain mendapatkan program magang pada semester akhir, juga dapat berlatih secara interaktif dengan media modul mini bisnis/ siklus bisnis. Hal ini mampu mendukung Dirjen Vokasi bahwa vokasi harus berinovasi dan terobosan,” katanya.

    Menurut Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi FEB Untirta, Galih Fajar Muttaqin, capaian pembelajaran pada Diploma III Akuntansi FEB Untirta, menguasai siklus bisnis.

    Untuk menjawab kebutuhan dunia usaha dan industri akan kebutuhan tenaga terampil, maka diperlukan modul yang mampu memberikan simulasi bisnis sehingga pada saat lulus mahasiswa langsung dapat bekerja.

    “Modul bagi mahasiswa vokasi merupakan salah satu alat untuk mengasah ketrampilan dan kemahiran pada bidang vokasi. Harapannya dengan terbentuknya modul bisnis akan terlahirnya lulusan yang siap pakai dalam dunia usaha dan dunia industri,” tandasnya.(PBN)

  • Dampingi Desa Banyuresmi, Untirta Masuk Nominasi Pendamping Desa Wisata Terbaik

    Dampingi Desa Banyuresmi, Untirta Masuk Nominasi Pendamping Desa Wisata Terbaik

    PANDEGLANG, BANPOS – Desa dampingan Untirta terpilih menjadi salah salah satu desa yang dilakukan visitasi oleh Kemenparekraf RI. Kegiatan yang dilakukan kepada 20 desa tersebut dalam rangka pemilihan 6 besar Pendamping Desa Wisata Terbaik di Seluruh Indonesia.

    Kemenparekraf RI melakukan penilaian progress pendampingan dari masing-masing Perguruan Tinggi, diantaranya yaitu Desa Wisata Banyuresmi di Kecamatan Jiput Pandeglang, Provinsi Banten.
    Ketua Senat Untirta, HER Taufik, mengatakan bahwa hal penting dari Perkembangan Desa Wisata adalah semangat dan komitmen dari Masyarakat terutama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Pengelola Desa Wisata didalam bergotong royong dalam pengembangan Desa Wisata.

    “Karena hal ini akan berdampak secara positif terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya yang juga selaku Pembina Pendamping Desa Wisata Untirta dalam rilis yang diterima BANPOS.

    Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis , Akhmadi, menyatakan pentingnya implementasi Pentahelix yaitu sinergi Akademisi, Bisnis, Komunitas , Bisnis dan Media didalam pengembangan Desa Wisata.

    “Maka Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam mengimplentasikan salah satu Tridharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Masyarakat, melakukan pendampingan Masyarakat secara berkesinambungan di Desa Wisata Banyuresmi bekerjasama dengan Kemenparekraf RI sejak tahun 2019,” jelas Akhmadi.

    Hadir dalam visitasi tersebut perwakilan dari beberapa Dinas yaitu Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang Asmani Raneyanti, Kepala Bidang Destinasi dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang, Rosy Sukmawati serta Agus Rohman Kasubid Ekraf Bappeda Kabupaten Pandeglang.

    Budi Setiawan dan Asep Parantika selaku tim juri Pendamping Desa Wisata Kemenparekraf RI sangat mengapresiasi terhadap kinerja Untirta yang tercermin pada laporan pendampingan Desa Wisata Banyuresmi.

    “Akan tetapi tentunya laporan tersebut harus sesuai dengan kenyataan di lapangan, maka dilaksanakan visitasi untuk mengobservasi kondisi aktual . Untirta juga harus bekerjasama dengan Asosiasi Indonesia housekeeper Association, Indonesia Food Beferage Executive Club, Sekolah Tinggi Pariwisata ataupun elemen lainnya didalam mengembangkan Desa Wisata Banyuresmi,” tandas Budi.

    Berdasarkan penggalian informasi dari Pengelola Desa Wisata, Kelompok Sadar Wisata dan Bumdes terdapat perubahan yang signifikan dari sebelum dan setelah Pendampingan. Hasil dari Penilaian ini akan dilaksanakan di Malam Penganugrahan Desa Wisata Terbaik di Jakarta tanggal 28 November 2020.(CR-02/PBN)