Tag: untirta

  • DO Mahasiswa Akibat Tuntut Keringanan Biaya Kuliah, FMN Untirta Kecam Rektorat UNAS

    DO Mahasiswa Akibat Tuntut Keringanan Biaya Kuliah, FMN Untirta Kecam Rektorat UNAS

    SERANG, BANPOS – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Nasional (FMN) melakukan aksi mengecam tindakan Universitas Nasional (UNAS) yang dinilai tidak demokratis dengan melakukan Drop Out (DO) kepada dua mahasiswanya, serta 8 mahasiswa lainnya yang mendapatkan sanksi akademik karena melakukan aksi menuntut keringanan biaya kuliah.

    Dua mahasiswa yang di-DO tersebut bernama Krisna Aji dan Deodatus. Dua mahasiswa lainnya mendapatkan sanksi skorsing atas nama Alan dan Sukarno. Sementara 6 mahasiswa lainnya mendapatkan surat peringatan keras.

    Humas aksi, Afifah Qurotulain, menuturkan bahwa saat ini seluruh masyarakat Indonesia terdampak secara ekonomi akibat pandemi Covid-19. Ia mengaku, pihaknya terus berkoordinasi antar mahasiswa di setiap kampus yang ada, khususnya mahasiswa UNAS.

    “Aliansi UNAS Gawat Darurat (UGD) sejak Mei 2020 terus menyampaikan aspirasi dan tuntutan. Pasalnya, UNAS hanya memberikan potongan biaya kuliah sebesar Rp100 ribu,” ujarnya disela-sela aksi yang digelar di depan kampus Untirta Pakupatan, Jumat (10/7).

    Padahal berdasarkan hasil koordinasi dengan mahasiswa UNAS, pihak kampus telah melakukan penghematan biaya operasional selama kuliah jarak jauh.

    “Ditambah mereka (Rektorat UNAS) juga ternyata melakukan pemotongan upah terhadap pekerjanya. Padahal awal tahun 2020, mahasiswa UNAS telah membayarkan uang kuliahnya secara penuh,” jelasnya.

    Sayangnya, aspirasi dari para mahasiswa UNAS tersebut ternyata direspon dengan keluarnya sanksi akademik dari Rektorat UNAS terhadap 10 mahasiswa yang menggelar aksi. Tak tanggung-tanggung, dua diantaranya bahkan sampai di-DO.

    “Sanksi tersebut diberikan karena mereka para mahasiswa dinilai telah merugikan kampus dengan melakukan aksi unjuk rasa,” katanya.

    Secara tegas, Afifah menyatakan pihaknya sangat mengecam tindakan anti demokrasi yang dilakukan oleh Rektorat UNAS dengan mengeluarkan sanksi DO dan sanksi akademik lainnya, kepada para mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa menuntut keringanan biaya kuliah.

    “Sanksi akademik tersebut menjadi bukti bahwa kampus saat ini belum mampu menjadi institusi yang menjamin demokrasi. Kami juga melihat bagaimana Rektorat UNAS telah membelakangi karakter ilmiah dari institusi pendidikan,” ungkapnya.

    Oleh karena itu, dalam aksi itu pihaknya menuntut agar pihak Rektorat UNAS mencabut surat keputusan DO dua mahasiswa UNAS tersebut tanpa syarat, serta menarik sanksi akademik yang diberikan kepada 8 mahasiswa lainnya.

    “Hentikan intimidasi, kriminalisasi dan tindakan anti demokrasi lainnya terhadap mahasiswa UNAS serta penuhi tuntutan mahasiswa UNAS untuk keringanan biaya kuliah. Lalu berikan bantuan kepada mahasiswa dan dosen dalam menunjang pembelajaran jarak jauh,” tandasnya.

    Untuk diketahui, aksi tersebut juga melibatkan dua organisasi lainnya yakni Serikat Perempuan Indonesia (Seruni) ranting Untirta dan Serikat Demokratik Mahasiswa Nasional (SDMN) Untirta. (DZH)

  • Pers Terancam di Tengah Pandemi

    Pers Terancam di Tengah Pandemi

    SERANG, BANPOS – Media pers pada masa Pandemi Covid-19 menjadi salah satu unsur yang penting bagi masyarakat. Kendati demikian, media pers menjadi salah satu unsur yang paling terancam dengan situasi yang terjadi akibat Pandemi Covid-19.

    Hal tersebut terungkap dalam webinar yang diselenggarakan oleh UKM Jurnalistik Untirta dengan tajuk ‘Media Pers dalam Pusaran Covid-19’ melalui aplikasi Google Meet.

    Webinar yang diikuti ratusan peserta tersebut menghadirkan tiga narasumber, diantaranya yakni News Producer TvOne, Abdul Mu’iz Sutaji; Sekjen Ikatan Jurnalis Televisi (IJTI) Banten, Mahesa Apriandi dan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Asnil Bambani.

    Ketua Umum UKM Jurnalistik Untirta, Fatur Rohman, dalam sambutannya mengatakan bahwa di tengah pandemi Covid-19 saat ini, terdapat tantangan baru bagi media pers dalam menjalankan kesehariannya di bidang jurnalistik.

    “Pada situasi saat ini, tentunya terdapat tantangan baru bagi media pers. Bagaimana media bisa bertahan dari bayangan keterpurukan, kemudian bagaimana media pers melindungi para jurnalisnya agar tidak terpapar Covid-19. Hal ini yang perlu sama-sama kita ketahui,” ujarnya, Sabtu (4/7).

    Fatur menuturkan bahwa kehadiran media pers dalam pengungkapan informasi di tengah masyarakat adalah sesuatu yang penting. Akan tetapi juga harus menyajikan informasi yang tidak membuat masyarakat takut.

    “Media pers jadi arus utama dalam hal menginformasikan, penting menyebarluaskan informasi yang akurat, berimbang, dan tidak membuat ketakutan kepada masyarakat,” ucapnya.

    Salah satu narasumber, Abdul Mu’iz, mengatakan bahwa media pers mendapati tantangan dari segi produksi, ekonomi dan ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK).

    “Tantangan media pers dalam situasi pandemi Covid-19 terlihat dari produksi pemberitaan yang menurun, ekonomi dan juga ancaman PHK,” terangnya.

    Senada disampaikan oleh narasumber lainnya, Asnil. Ia mengungkapkan bahwa jurnalis mendapat tantangan-tantangan seperti terbatasnya ruang gerak dan turunnya pemasukan.

    Dalam paparannya, Asnil juga menyoroti adanya kekerasan digital terhadap jurnalis. Menurutnya, kekerasan tersebut tak hanya terjadi di tahun ini saja.

    “Sejumlah jurnalis ada yang mendapat ancaman pembunuhan, persekusi dan di-doxing atas pemberitaan yang dibuatnya,” jelas Asnil.

    Sementara itu, salah satu narasumber lainnya, Mahesa, mengkritisi kinerja dari pemerintah daerah (pemda) yang kurang siap akan kebutuhan media.

    “Pemda gagap informasi adanya dampak Covid-19, padahal itu merupakan informasi penting bagi masyarakat,” tandasnya. (DZH)

  • Tuntut Penyesuaian UKT, Mahasiswa Untirta Aksi di Rektorat

    Tuntut Penyesuaian UKT, Mahasiswa Untirta Aksi di Rektorat

    SERANG, BANPOS – Puluhan mahasiswa Untirta melakukan aksi di depan rektorat untuk menuntut penyesuaian besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT). Mereka menegaskan bahwa di tengah kondisi pandemi Covid-19, perekonomian orangtua mahasiswa sangat terpukul sehingga dibutuhkan adanya penyesuaian besaran UKT.

    Berdasarkan pantauan BANPOS, para mahasiswa membentangkan spanduk bertuliskan ‘Sultan Kok Pelit’ dan ‘Potong UKT 50% Demi Kesejahteraan’. Selain itu, mereka juga meneriakkan yel-yel ‘Berikan kami potongan UKT’ dan ‘Ekonomi sulit, Untirta kok pelit’.

    Salah satu massa aksi, Baihaqi, menegaskan bahwa para mahasiswa menuntut kepada pihak rektorat untuk memberikan pembebasan UKT sebesar 50 persen dan subsidi kuota internet yang layak. Sebab, kondisi pandemi Covid-19 sangat menyulitkan mereka.

    “Kondisi kehidupan mahasiswa yang semakin sulit akibat adanya Pandemi Covid-19 dan adanya penurunan penghasilan orangtua mahasiswa, sehingga mahasiswa terbebani oleh banyaknya biaya yang harus dikeluarkan,” ujar Baihaqi di depan gedung rektorat, Kamis (2/7).

    Dalam aksi itu, mereka menuntut agar rektorat Untirta dapat mengeluarkan kebijakan pembebasan UKT minimal 50 persen dan atau penyesuaian UKT minimal menurunkan 2 golongan UKT.

    “Berikan subsidi Kuota selama Pembelajaran Jarak Jauh sebesar Rp100.000/bulan. Kami juga menuntut Rektorat untuk membuat mekanisme (SOP) dalam pembelajaran jarak jauh,” terangnya.

    Tuntutan lainnya yakni rektorat harus memenuhi kebutuhan pokok mahasiswa perantau yang masih ada di Serang dan rektorat harus menghentikan tindakan anti demokrasi yang dilakukan pihak kampus terhadap mahasiswa.

    Perwakilan massa aksi pun diterima oleh pihak rektorat. Audiensi berlangsung selama kurang lebih dua jam. Namun, hasil audiensi ternyata masih belum memuaskan para mahasiswa.

    Perwakilan mahasiswa yang ikut beraudiensi, Faiz, mengatakan bahwa pihak rektorat yang diwakili oleh Wakil Rektor 2, Kurnia Nugraha, tidak mau menandatangani nota kesepahaman terkait tuntutan yang mereka suarakan.

    “Pak Wakil Rektor 2 tidak mau memberikan tanda tangan pada nota kesepahaman yang kami sodorkan. Jadi tidak ada tuntutan dari kami yang dipenuhi oleh pihak rektorat,” terangnya.

    Oleh karena itu, dirinya mengaku akan kembali mendiskusikan tindaklanjut hasil aksi tersebut. Namun ia menegaskan, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan kembali menggelar aksi massa.

    “Ini akan kami rundingkan dulu bersama dengan kawan-kawan ormawa untuk bagaimana skema kedepannya. Kami juga akan mengaji lagi data yang kami terima dari rektorat, kalau memang valid maka kami akan lanjutkan dengan aksi lagi,” tandasnya.

    Untuk diketahui, pada Senin (29/6) yang lalu, BEM KBM Untirta bersama dengan perwakilan BEM Fakultas dan DPM serta MPM melakukan audiensi dan disiarkan langsung melalui akun resmi BEM KBM Untirta.

    Hasilnya, pengajuan pendaftaran penyicilan, penundaan, penyesuaian, pembebasan UKT semester akhir dan mahasiswa yatim/piatu diperpanjang hingga 17 Juli mendatang.

    Untuk pengajuan penyesuaian UKT yang diterima, akan diturunkan golongan UKTnya menjadi golongan 2 hingga golongan 3. Rektorat pun menjamin pengajuan yang sesuai syarat akan diterima. (DZH/AZM)

  • Untirta Gelar Webinar Skala Internasional

    Untirta Gelar Webinar Skala Internasional

    SERANG, BANPOS – Program Studi Magister Manajemen (Prodi MM) Pascasarjana Untirta menggelar Webinar skala internasional dengan mengangkat tema ‘The Role of Artificial Intelligence to Overcome Covid-19 in Taiwan’.

    Webinar International ini merupakan yang pertama kalinya digelar oleh Prodi MM Untirta dan diikuti oleh 300 peserta. Diketahui, pesertanya bukan hanya berasal dari lintas daerah di Indonesia, akan tetapi juga diikuti oleh peserta dari luar negeri yaitu, Taiwan, China, Bangladesh, India dan Singapore.

    Direktur Pascasarjana Untirta, Aan Asphianto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pentingnya berbagi ilmu dan informasi, terutama terkait dengan penanganan wabah Covid-19, agar seluruh pihak dapat belajar dan mengambil pengalaman dari sebuah negara yang sudah terbukti berhasil menangani wabah tersebut.

    “Untuk itu, selain dalam upaya untuk meningkatkan kerjasama antar kampus bertaraf internasional, penyelenggaraan acara dengan mengangkat hot issue seperti ini patut diapresiasi oleh semua pihak,” ujarnya dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan, Rabu (1/7).

    Ketua pelaksana, Agus David Ramdansyah, mengatakan bahwa tujuan diselenggarakan kegiatan tersebut adalah selain sebagai salah satu implementasi program kerja Prodi MM Untirta, yakni kolaborasi dengan kampus luar negeri dalam hal ini dengan Taiwan Medical University (TMU), juga untuk mempelajari dan menggali ilmu, pengetahuan, teknologi dan pengalaman dari seorang ahli Riset dengan memanfaatkan Big Data, khususnya dalam penanganan Covid-19.

    “Kami berharap, peningkatan kerjasama dan kolaborasi dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi antara Untirta dan TMU ini akan lebih erat dengan rancangan program yang lebih terencana dan terukur di masa yang akan datang. Kami juga berharap setelah mengikuti acara ini, para peserta akan memperoleh wawasan yang lebih luas dalam hal riset,” tuturnya yang juga merupakan Ketua Prodi MM Untirta.

    Keynote speaker yang merupakan seorang ahli Big Data sekaligus Dekan pada TMU, Ben-Chang Shia, menguraikan akan pentingnya pengelolaan data untuk diolah dan dianalisis dengan benar dengan menggunakan metode yang tepat sehingga dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan.

    “Salah satu keberhasilan para peneliti di Taiwan diantaranya adalah mampu memprediksi pola aktivitas virus corona. Dengan demikian, Taiwan selalu memiliki kewaspadaan dan bersiap untuk menghadapi epidemic yang timbul dari China tanpa harus melakukan Total Lockdown,” katanya.

    Padahal menurut data, dari populasi penduduk Taiwan yang berjumlah sekitar 23 juta jiwa, sebanyak 850.000 orang bertempat tinggal dan 404.000 orang bekerja di China. Selain itu pada tahun 2019, banyak wisatawan China berkunjung ke negeri itu.

    “Dapat dibayangkan bagaimana sibuknya lalulintas orang antara China dan Taiwan. Sementara jarak kedua negara tersebut hanya sekitar 130 kilometer yang dipisahkan oleh Selat Taiwan,” terangnya.

    Webinar tersebut ditutup oleh Rektor Untirta, Fatah Sulaiman. Dalam penutupan tersebut, Fatah Sulaiman menyampaikan kegembiraan dan apresiasinya atas penyelenggaraan acara yang diinisiasi oleh Prodi MM Untirta ini.

    Dalam catatannya, Fatah Sulaiman menegaskan pentingnya untuk membuat sebuah starategi dalam mengumpulkan, me-manage dan memanfaatkan data, untuk berbagai kepentingan. Sehingga dari waktu ke waktu dapat memiliki ‘harta karun’ Big Data yang sangat besar manfaatnya untuk dianalisis guna berbagai kepentingan pembangunan.(DZH)

  • Pusat Layanan Internasional Untirta Gelar Webinar “International Students Experience Sharing”

    Pusat Layanan Internasional Untirta Gelar Webinar “International Students Experience Sharing”

    SERANG, BANPOS – Pusat Layanan Internasional Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menyelenggarakan webinar yang berjudul PLI-TAlK : International Students Experience Sharing dengan pembicara Sarra Ben Bdira dari Tunisia, Keese Ngabwe dari Zambia serta Alican Mendez Pandapatan dari Philipina. Mereka merupakan mahasiswa program beasiswa Dharmasiswa dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan didalam mempelajari Bahasa, Seni dan Budaya selama 10 bulan

    “Tujuan dari acara ini adalah untuk sharing pengalaman mengenai petualangan menjadi mahasiswa internasional dengan harapan memotivasi para milenial khususnya untuk memiliki ‘International Experience’,” ungkap Pusat Layanan Internasional Untirta, Udi Samanhudi.

    Menurutnya, international experience juga memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan diri seseorang untuk jangka waktu panjang.

    “Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan didalam proses student exchange, persiapan yang matang, bagaimana kita keluar dari zona nyaman, serta bagaimana menjadi pribadi yang tangguh,” ujar Udi, menyimpulkan pembicara asal Philipina, Alican.

    Lebih lanjut, kata Udi, pembicara asal Tunisia, Sarra mengaku, saling menghargai dan menghormati adalah hal sangat penting. Sedangkan Kesse, asal Zambia mengatakan, selalu berprinsip menikmati proses adalah hal yang terbaik.

    “Kelanjutan dari program Dharmasiswa ini, Kesse akan menjadi mahasiswa Internasional pertama di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,” terang Udi.

    Pengalaman yang luar biasa dari peserta, terutama keika menikmati alam yang begitu indah di Indonesia, mempelajari berbagai seni, budaya serta bagaimana keramahan penduduk lokal. Menjadi mahasiswa internasional juga secara tidak langsung menumbuhkan kepekaan akan perbedaan perspektif, etnis dan budaya yang berakar dari kearifan lokal masing-masing.(MUF/AZM)

  • Tidak Kalah Dengan UI, Ini Kisah-kisah Mistis di Kampus Untirta

    Tidak Kalah Dengan UI, Ini Kisah-kisah Mistis di Kampus Untirta

    SERANG, BANPOS – Kisah mistis yang terjadi di Untirta melalui video dan foto beberapa hari yang lalu bukan hanya menggegerkan sivitas akademika Untirta saja, melainkan juga jagat dunia maya.

    Pro kontra akan kebenaran video dan foto tersebut menjadi diskusi hangat para warganet maupun mereka yang sedang menunggu waktu berbuka.

    BANPOS berhasil mengumpulkan beberapa kisah mistis lainnya yang pernah dialami oleh sivitas akademika Untirta, mulai dari mahasiswa, hingga para pegawainya.

    Berikut rangkuman kisah mistis yang BANPOS dapatkan.

    1. Diganggu ‘kaleng kosong’

    Arifin, salah satu petugas keamanan Untirta, mengaku pernah mengalami kejadian mistis tatkala sedang menyalakan lampu yang berada di gedung A Untirta. Pada saat itu, waktu menunjukkan pukul 18.00 usai azan maghrib.

    “Saya waktu itu sedang ingin menyalakan lampu lantai 1 gedung A Untirta. Kondisinya saat itu jam 18.00 setelah maghrib. Waktu itu sih gedung A posisi pintunya masih yang menghadap gedung B,” ujar Arifin.

    Ketika dirinya akan memencet saklar lampu tersebut, tiba-tiba terdengar suara kaleng kosong yang seperti ditendang oleh seseorang ke arah dirinya. Sontak hal itu membuat dirinya kaget dan melihat sekitar.

    “Tapi saat dilihat, ternyata di sekitar saya tidak ada siapa pun. Bahkan kalengnya sendiri tidak ada. Lantai kondisinya memang bersih tidak ada barang. Saya pun langsung buru-buru kembali ke pos jaga,” jelasnya.

    2. Pintu rektorat buka tutup sendiri

    Gedung megah rektorat Untirta pun tidak luput dari kisah mistis. Berdasarkan penuturan dari salah satu pegawai Untirta, disebutkan bahwa ia pernah diganggu oleh makhluk tak kasat mata saat hendak masuk ke gedung rektorat.

    Ia mengatakan, saat itu dirinya sedang ingin mengambil berkas yang tertinggal di gedung tersebut. Waktu memang menunjukkan pasca-azan maghrib.

    Saat sedang buru-buru menuju ke gedung, ia mengaku melihat pintu rektorat terbuka seperti ada orang yang keluar dari dalam.

    “Yah coba dibayangkan aja. Pintu rektorat kan bentuknya dua daun gitu, dan terbuat dari kaca. Tapi terbuka sendiri tanpa ada orang yang keluar,” katanya.

    Meskipun tidak nampak wujudnya, ia mengaku sempat merinding. Karena menurutnya, ketika tidak menampakkan wujudnya justru semakin membuat kepikiran.

    “Yah itu tiba-tiba terbuka begitu saja. Kalau ada wujudnya kan kita udah tau lah apa seperti apa yang membuka pintu. Kalau begini kan pikiran kita langsung liar begitu aja. Mau berfikir positif kalau itu angin juga gak mungkin,” jelasnya.

    3. Ketemu ‘mbak kunti’ di lab pertanian

    Dari sumber lain, BANPOS mendapati kisah tentang salah satu Office Boy (OB) Untirta sebut saja Kumbang, yang sedang bekerja di laboratorium pertanian Untirta berlokasi tepat di belakang gedung Pascasarjana Untirta.

    Saat itu Kumbang sedang beres-beres di gedung tempat mahasiswa pertanian berpraktik. Kebetulan, saat itu baru saja berkumandang adzan maghrib.

    Tiba-tiba saja, ada sesosok perempuan menyerupai ‘mbak kunti’ muncul di dekat dirinya. Sontak hal itu membuat dirinya kaget dan lari tunggang langgang meninggalkan sosok tersebut sendirian.

    “Setelah ketemu mbak kunti, Kumbang akhirnya tidak masuk selama dua hari. Baru setelahnya masuk dan menceritakan kejadian yang dia alami,” kata sumber BANPOS tersebut.

    4. Penampakan dan diganggu ‘mbak kunti’ di Untirta Ciwaru

    Sekitar 2018 silam, Untirta juga pernah dihebohkan oleh foto diduga penampakan ‘mbak kunti’ di kampus Untirta Ciwaru. Foto tersebut diambil oleh salah satu mahasiswa FKIP Untirta dan tersebar di setiap grup WhatsApp baik kelas, jurusan, maupun fakultas.

    “Dulu emang pernah heboh di kampus Untirta Ciwaru soal foto penampakan ‘neng kunti’. Lokasi penampakannya mah di gedung A kampus Untirta Ciwaru,” ujar Ahdi, salah satu mahasiswa Untirta.

    Menurutnya, meskipun sampai sekarang tidak diketahui apakah itu benar penampakan atau tidak, namun ia mengaku sering mendengar cerita dari teman-temannya kalau di gedung A sering kali diganggu oleh makhluk halus.

    “Misalkan kalau lagi di kamar mandi, itu sering digangguin. Kamar mandinya ada di belakang gedung A, dekat ruangan office boy. Ganggunya itu sering ngetok-ngetok pintu WC sama ngelempar botol. Padahal gak ada orang lain,” terangnya.

    5. Diperhatiin saat sedang rapih-rapih auditorium gedung B

    Kali ini kisah mistis datang dari salah satu mahasiswi Untirta jurusan PPKN, Vinna. Mahasiswi angkatan 2017 dan aktif di Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) tersebut saat itu sedang mempersiapkan agenda musyawarah mahasiswa (Musma) di auditorium gedung B.

    “Nah Vinna tuh mau beres-beres tempat kan buat acara besoknya. Terus ke audit lah abis maghrib bareng sama beberapa teman di DPM,” ujar Vinna membuka cerita.

    Lalu pada saat membereskan auditorium, Vinna dan temannya yang memiliki kepekaan akan hal gaib, mendengar ada suara orang yang sedang berteriak dari atas gedung.

    Padahal saat itu kondisi sedang sepi dan posisi auditorium gedung B berada di lantai teratas, namun terbagi menjadi lantai dasar auditorium dan bagian tribun.

    “Tau sendiri kan audit lantai berapa, gak mungkin ada orang di atas audit. Vinna kira tuh Vinna doang yang dengar, tenyata teman Vinna juga dengar. Spontan lah kita tatap-tatapan dan diem aja tuh, mikirinnya positif,” katanya.

    Anehnya, lanjut Vinna, teman-temannya yang lain tidak ada yang mendengar suara tersebut. Hanya Vinna dan temannya yang memiliki kepekaan yang mendengar.

    Tak lama kemudian, terdengar kembali suara teriakan tersebut. Namun kali ini, semua teman-temannya mendengar. Hanya saja mereka tidak menggubris hal tersebut.

    “Udah lah kita becanda beres-beres aja. Dan gak kerasa kan ternyata udah jam 10 malam tuh. Akhirnya kita buru-buru buat selesai dekorasi dan lainnya,” beber Vinna.

    Sebelum pulang, Vinna dan teman-temannya mengambil meja untuk keperluan sidang di bagian tribun auditorium. Nah ternyata, Vinna baru sadar ada satu kucing yang mengikuti dirinya terus sampai selesai mengangkat meja. Kucing itu pun tiba-tiba menghilang.

    “Sebelum pulang, kita kan foto-foto dulu tuh auditnya buat laporan ke grup kalau sudah diberesin auditnya. Dan pas dikirim di grup, beberapa foto itu kayak ada yang sadar ada yang aneh di foto itu,” terangnya.

    Vinna menjelaskan, foto tersebut tepat menghadap ke arah pintu masuk auditorium. Pintu tersebut menggunakan pintu kaca, sehingga dapat terlihat bagian luarnya. Dari situlah terdapat sosok diduga penampakan.

    “Di salah satu foto itu ada kayak sosok baju putih dan rambut yang panjang banget menjuntai sampe ke lantai. Setelah di zoom, benar-benar jelas banget dong rambutnya itu, panjang banget. Dari situ benar-benar mulai merinding dan buru-buru buat keluar,” ucapnya.

    Saat ingin pulang, mereka melapor terlebih dahulu kepada petugas keamanan yang berjaga. Pada saat itulah Vinna mengaku bahwa tiba-tiba para petugas keamanan menanyakan hal yang membuat heran, yakni ‘aman gak neng di audit?’.

    “Spontan kita pada tatap tatapan dong inget kejadian barusan, akhirnya kita cerita. Tapi sebelum kita cerita detailnya, satpam ini udah nebak pasti ada yang ganggu, baju putih, rambutnya ngejuntai. Langsung kaget dong kita, ternyata yang kita liat itu beneran makhluk itu,” ungkapnya.

    Namun saat diminta foto yang dimaksud, Vinna mengaku sudah menghapus. Sebab, dengan melihatnya saja sudah membuat bulu kuduknya merinding.

    Nah, itu semua beberapa kisah mistis yang berhasil dirangkum oleh BANPOS. Menurut pembaca, cerita keberapa yang paling bikin bulu kuduk merinding? (DZH)

  • Ini Terjemah Ayat Video Mengaji Tanpa Wujud di Untirta. Sesuai Dengan Kondisi Saat Ini?

    Ini Terjemah Ayat Video Mengaji Tanpa Wujud di Untirta. Sesuai Dengan Kondisi Saat Ini?

    SERANG, BANPOS – Video yang berisi suara perempuan sedang mengaji dan foto diduga penampakan pada masjid Untirta membuat heboh sivitas akademika Untirta.

    Tak heran, sebab suara lantunan ngaji pada video tersebut memang terdengar jelas, meskipun siapa yang melantunkan tak jelas wujudnya.

    Apalagi foto yang diduga penampakan. Dengan rambut hitam panjang menjuntai, baju kecoklatan dan kepala tertunduk, sukses membuat siapa saja yang melihat merinding bulu kuduknya.

    Berdasarkan penelusuran BANPOS, diketahui bahwa petugas keamanan Untirta yang bernama Ikrom lah yang mengambil video dan foto tersebut.

    Begini kronologis berdasarkan pernyataan dari Kasubag Rumah Tangga Untirta Raudhatul Jannah, selaku atasan dari Ikrom yang disampaikan oleh Humas Untirta Veronica Dian.

    Ikrom pada saat itu, sedang melakukan patroli rutin sekitar pukul 00.40 WIB. Katanya, Ikrom mendengar suara ramai dari arah gedung A, gedungnya mahasiswa Fakultas Hukum.

    Menurut Ikrom, disana seperti sedang ada orang ramai yang berorasi. Namun saat mendatangi lokasi, ternyata tidak ada siapapun.

    “Di lokasi, Ikrom melihat ke lantai 4 gedung A, ada seorang wanita. Karena merinding, Ikrom mengurungkan niat untuk mengecek dan kembali ke pos satpam untuk mengajak rekannya,” ujar Dian, Senin (4/5).

    Ikrom dan rekannya pun kembali ke gedung A. Pada saat itulah terdengar suara perempuan yang sedang mengaji. Namun saat direkam, beberapa saat kemudian suara tersebut menghilang.

    Usai menghilang suara mengaji tersebut, Ikrom dan rekannya tidak langsung kembali ke pos satpam. Mereka sempat menunggu selama setengah jam di depan gedung A.

    Tak ada siapapun yang keluar dan suara-suara pun sudah tidak ada. Mereka akhirnya kembali ke pos satpam yang berada dekat dengan masjid Untirta. Di situlah mereka melihat sosok diduga penampakan.

    “Setelah duduk beberapa lama di pos satpam depan, tiba-tiba ada wanita di dalam masjid. Entah itu wanita yang ada di gedung atau bukan, hanya Allah yang tahu,” jelasnya.

    BANPOS pun mencoba untuk mendengarkan lantunan ayat yang dibacakan dalam video tersebut. Ternyata, wanita tersebut sedang membaca surat Al-Qalam.

    Terekam dalam video yang BANPOS terima, ia sedang membaca surat Al-Qalam mulai dari ayat 19-29. Lalu, terpotong dua ayat yakni 30 dan 31, lalu berlanjut pada ayat 32.

    Bagaimana dengan artinya? Berikut terjemah ayat yang dilantunkan.

    (19) Lalu kebun itu ditimpa bencana (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur.

    (20) Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita,

    (21) Lalu pada pagi hari mereka saling memanggil.

    (22) ”Pergilah pagi-pagi ke kebunmu jika kamu hendak memetik hasil.”

    (23) Maka mereka pun berangkat sambil berbisik-bisik.

    (24) ”Pada hari ini jangan sampai ada orang miskin masuk ke dalam kebunmu.”

    (25) Dan berangkatlah mereka pada pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka mampu (menolongnya).

    (26) Maka ketika mereka melihat kebun itu, mereka berkata, “Sungguh, kita ini benar-benar orang-orang yang sesat,

    (27) Bahkan kita tidak memperoleh apa pun,”

    (28) Berkatalah seorang yang paling bijak di antara mereka, “Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu).”

    (29) Mereka mengucapkan, “Mahasuci Tuhan kami, sungguh, kami adalah orang-orang yang zalim.”

    (32) Mudah-mudahan Tuhan memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada yang ini, sungguh, kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita.”

    Kebetulankah ayat yang dibacakan dengan kondisi saat ini? (DZH)

  • Kabar Baik! Hasil Rapid Test 16 Pegawai Untirta Non Reaktif

    Kabar Baik! Hasil Rapid Test 16 Pegawai Untirta Non Reaktif

    SERANG, BANPOS – Menindaklanjuti satu pegawai yang terkonfirmasi positif, Untirta menggelar rapid test bagi 16 pegawainya. Hasilnya, seluruh pegawai yang diperiksa diketahui non reaktif.

    Humas Untirta, Veronica Dian Faradisa, menjelaskan bahwa rapid test tersebut dilakukan oleh tim dokter dari Fakultas Kedokteran Untirta.

    “(Setelah adanya satu pegawai terkonfirmasi Korona) tim Gugus Tugas Covid-19 Untirta langsung meminta rapid tes dilaksanakan oleh Fakultas Kedokteran Untirta. Karena kan kamibsudah punya Kedokteran yah,” ujarnya, Senin (4/5).

    Rapid test yang digelar di lantai 1 gedung Rektorat tersebut diikuti oleh 16 pegawai bagian kepegawaian. Sebab, AT yang merupakan pasien positif merupakan pegawai di bagian tersebut.

    “Untuk hasil rapid test Alhamdulillah ya non reaktif semua. Dan 16 orang yang mengikuti rapid test sebagian besar adalah pegawai di bagian kepegawaian,” jelasnya.

    Dian mengatakan, rapid test akan digelar dalam dua tahap. Tahap pertama yang telah dilakukan, dikhususkan bagi pegawai di bagian kepegawaian.

    “Sementara tahap kedua akan digelar bagi pegawai rektorat lainnya, termasuk para pimpimpin. InsyaAllah akan digelar pada 5 Mei yang akan datang. Harapannya tahap kedua nanti hasil yang keluar non reaktif semua juga,” terangnya.

    Kabag Kepegawaian Untirta, Evi Masna, menjelaskan bahwa dengan dilakukannya rapid test ini, menjawab segala kekhawatiran pihaknya akan penyebaran Covid-19.

    “Alhamdulillah terjawab sudah dan hasilnya non reaktif. Semua kasubag dan staf kepegawaian telah mengikuti arahan Gugus Tugas Kota Serang yang ditindaklanjuti dan dikoordinir oleh Gugus Tugas Untirta yang di ketuai oleh pak Kurnia Nugraha,” katanya.

    Untuk diketahui, Evi merupakan atasan dari AT yang sempat melakukan perjalanan dinas ke Jakarta bersama AT. (DZH)

  • Ada Pasien Positif, Untirta Lakukan Penyemprotan Disinfektan

    Ada Pasien Positif, Untirta Lakukan Penyemprotan Disinfektan

    SERANG, BANPOS – Menyikapi adanya temuan salah satu pegawai Untirta yang terkonfirmasi positif, pihak Untirta langsung mengadakan penyemprotan disinfektan di gedung dan direncanakan akan dilakukan rapid test massal bagi para pegawai.

    Demikian disampaikan oleh Rektor Untirta, Fatah Sulaiman, melalui Humas Untirta, Veronica Dian. Ia mengatakan, pegawai yang terkonfirmasi positif Covid-19 memang merupakan pegawai pada rektorat Untirta.

    “Orang yang berinisial AT yang dinyatakan positif adalah benar pegawai kami, yang bekerja di bagian administrasi kepegawaian dengan status sebagai ASN,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima BANPOS, Minggu (3/5).

    Menurut Dian, AT sempat melakukan perjalanan dinas ke Jakarta pada 13 April yang lalu bersama satu atasannya. Menurut Dian, saat perjalanan dinas itu dilakukan, Jakarta masih belum menerapkan PSBB.

    “Sepulangnya dari Jakarta, yang bersangkutan sadar diri dan langsung mengisolasi diri selama 14 hari dan setelahnya melakukan WFH,” jelasnya.

    Pada 17 April, AT melakukan rapid tes atas inisiatif sendiri dan hasilnya reaktif. Lalu, dilanjut dengan test swab dan hasil tes keluar pada 2 Mei 2020 dengan AT dinyatakan positif tanpa gejala, sedangkan anak dan istrinya negatif.

    “Sore harinya yang bersangkutan dijemput oleh tim BPBD Kota Serang dibawa ke RS Drajat Prawiranegara.
    Karena Kondisi yang terus membaik, AT telah dipulangkan dari RSDP dengan status OTG dan berkewajiban isolasi mandiri sesuai protokol Covid-19,” katanya.

    Dengan adanya satu kasus terkonfirmasi positif itu, Dian mengatakan bahwa pihak rektorat langsung melakukan beberapa upaya pencegahan dan penanganan Covid-19. Di antaranya yakni melakukan penyemprotan disinfektan dan rapid test massal.

    “Sejak pukul 13.00 WIB tadi kami sudah melakukan disinfeksi ulang di lingkungan kampus. Kalau Rapid Test insyaAllah besok sudah dilakukan,” terangnya.

    Ia pun mengaku pihaknya akan kembali memperketat upaya pencegahan penyebaran COVID 19 khususnya di lingkungan Untirta. Ia pun mengajak kepada masyarakat dan warga Untirta untuk tidak panik dan resah, tetap lakukan hidup sehat, social distancing, dan physical distancing.

    “Tim gugus tugas cegah Covid-19 Untirta siap berkordinasi dengan tim gugus tugas Covid-19 Pemkot Serang maupun Penprov Banten dalam upaya bersama menegakkan upaya pencegahan secara massif, sesuai dengan protokol kesehatan. Kami pun akan dukung pihak keluarga AT agar melakukan upaya penyembuhan,” tandasnya. (DZH)

  • Pegawai Untirta Terkonfirmasi Pasien Positif

    Pegawai Untirta Terkonfirmasi Pasien Positif

    SERANG, BANPOS – Salah satu pasien positif yang baru terkonfirmasi di Kota Serang dipastikan merupakan pegawai Untirta.

    Berdasarkan riwayat perjalanan, pasien tersebut sempat melakukan perjalanan ke Jakarta sebelumnya. Kemudian melakukan tes SWAB mandiri dan dinyatakan positif tanpa gejala.

    Hal ini dibenarkan oleh Juru Bicara Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kota Serang, W. Hari Pamungkas.

    “Iya benar (salah satu pasien positif terbaru merupakan pegawai Untirta, red),” ujar Hari saat dikonfirmasi BANPOS melalui pesan WhatsApp, Minggu (3/5).

    Hari mengatakan, sesuai aturan yang berlaku bahwa pihaknya tidak bisa membuka informasi lebih dalam lagi, seperti alamat serta nama pasien tersebut.

    “Nama sampai alamat lengkap tidak boleh disebutkan, karena itu merupakan privasi dari pasien,” tutur Hari.

    Pasien melakukan tes swab pada 17 April yang lalu dan Sabtu (2/5) terkonfirmasi positif dengan status OTG.

    Saat ini pasien dirawat di RS dr Drajat Prawiranegara untuk dilakukan Medical Check up (MCU).

    Sementara Humas Untirta, Veronica Dian, saat dikonfirmasi menuturkan akan berkoordinasi dengan rektor Untirta, Fatah Sulaiman, mengenai adanya informasi ini.

    Ia mengaku akan memberikan keterangan berdasarkan hasil koordinasi dengan rektor sekitar pukul 08.00 WIB.

    Untuk diketahui, Pemkot Serang mengumumkan dua kasus positif Covid-19 terbaru pada Sabtu (2/5) kemarin. Keduanya tidak memperlihatkan gejala maupun keluhan (OTG).

    Data sementara hingga saat ini, kasus terkonfirmasi positif di Kota Serang berjumlah 6 kasus. Dua pasien dinyatakan sembuh, satu meninggal dan tiga dalam perawatan.(DZH)