Tag: untirta

  • Mahasiswa Papua Merasa Nyaman di Serang

    Mahasiswa Papua Merasa Nyaman di Serang

    Mahasiswa Papua Hanok Simes (memegang mik)

    Mahasiswa Papua yang sedang berkuliah di Serang, Banten, Hanok Simes mengatakan, ia sudah bertemu dengan Presiden Indonesia untuk mengajukan 10 tuntutan untuk kemajuan sumber daya manusia yang berada di Papua. Menurutnya, tuntutan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan rasa nyaman dan aman sesama warga Papua dan warga lainnya dari Sabang sampai Merauke.

    Ia mengatakan, kasus konflik yang terjadi saat ini membuat sesama masyarakat Papua merasa tidak nyaman, “Sebab itu saya memberikan tuntutan kepada Presiden Joko Widodo,” ujar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untirta tersebut dalam diskusi Pokja Wartawan Kota Serang (PWKS) dengan tema “Jurnalisme Konflik Papua,” Jumat (4/10).

    Hasilnya mereka berhasil bertemu dengan Presiden Joko Widodo, dan langsung menyampaikan apa yang mereka rencanakan selama ini.

    Menurutnya, respon dari Presiden antusias akan tuntutan-tuntutan yang diajukan, terutama tentang Asrama Nusantara yang dianggap bisa menjadi solusi masalah konflik saat ini.

    Presiden sendiri merencanakan semua tuntutan yang di ajukan akan terealisasikan pada tahun 2020, dengan harapan semua masalah konflik yang terjadi di Papua mereda, dan tidak ada konflik-konflik, sehingga membuat seluruh warga dari merasakan rasa aman dan nyaman.

    “Saya di Banten merasa nyaman, dan orang-orang di Banten juga ramah, yang penting kita dapat membaur,” jelasnya.(MG/PBN)

  • Gebyar Milad PGPAUD Untirta ke 9 Berlangsung Meriah

    SERANG, BANPOS – Gebyar perayaan hari jadi jurusan mahasiswa Pendidikan Guru dan Anak Usia Dini (PGPAUD) Untirta ke 9 dilaksanakan dengan meriah. Dalam rangkaian acara yang dimulai pada hari Selasa (1/10) ini, diwarnai dengan perlombaan anak usia dini dan siswa SMA sederajat se Provinsi Banten. Hari kedua, Rabu (2/10) dilaksanakan perlombaan tingkat nasional, di mana pesertanya adalah mahasiswa PGPAUD se Indonesia.

    Wakil Dekan 3 Fakultas Kegiruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untirta, Dodi Firmansyah, membuka gebyar ‘PGPAUD FAIR 2’ di halaman Kampus FKIP, Ciwaru, Kota Serang. Diungkapkan oleh Dodi, dirinya sangat mensupport kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa PGPAUD, yang kedua kalinya.

    “Kami mensupport dengan diadakannya kegiatan gebyar Milad PGPAUD, dapat menggaet mahasiswa PGPAUD nasional,” ungkapnya.

    Tahun sebelumnya, pelaksanaan gebyar PGPAUD Fair 1 telah melaksanakan perlombaan tingkat nasional, namun berbasis online. Selain itu, dalam helatan tersebut, mahasiswa PGPAUD Untirta ini juga menggelar pameran atau bazar. Diantaranya fashion dan makanan, diisi oleh sponsor dan tentunya produk dari mahasiswa PGPAUD Untirta.

    “Kegiatannya sangat bagus, ditambah adanya bazar ini harus ditingkatkan lagi kreativitas mahasiswa PGPAUD nya. Jangan sampai menjual produk orang, tetapi produk mahasiswanya sendiri tidak ada,” tuturnya.

    Diungkapkan pula bahwa pelaksanaan PGPAUD Fair 2 ini lebih baik dari sebelumnya. Semoga, kata Dodi, ke depannya dapat jauh lebih baik lagi.

    “Alhamdulillah saat ini diadakan perlombaan secara langsung, dan mereka (peserta) langsung datang ke sini, ada 7 universitas yang datang ke Untirta,” ujar Ketua Himpunan (Kahim) mahasiswa PGPAUD Untirta, Ela Nurani.

    Milad PGPAUD yang ke 9 ini sebetulnya jatuh pada tanggal 7 Juli. Namun, kata Ela, biasanya dilaksanakan perayaan pada bulan Oktober. “Tahun ini tepat pada tanggal 1-2 Oktober,” terangnya.

    Kegiatan yang bertajuk ‘Totalitas berkreasi mewujudkan ekspresi’ ini bertujuan untuk menebar kembali eksistensi PGPAUD Untirta dalam kancah nasional. Sebab, PGPAUD Untirta jika dibandingkan dengan Universitas Negeri lainnya, belum sejajar.

    “Misalnya kami bandingkan dengan kampus besar lainnya seperti UI, Untirta masih di bawah eksistensinya. Kami ingin membawa eksistensi PGPAUD Untirta di tingkat nasional,” terang Ela.

    Ela bersyukur, tahun ini pihaknya sudah bisa mencapai hal tersebut. Ia berharap, dengan terlaksananya kegiatan PGPAUD Fair 2, dapat memberikan wadah kepada mahasiswa PGPAUD baik Untirta, maupun nasional untuk menyalurkan minat dan bakatnya.

    “Perlombaan ini perlu diketahui, merebutkan piala nasional. Semua peserta lomba membawakan performa yang sangat bagus semuanya,” katanya.

    Di tempat yang sama, Wakil Kahim PGPAUD Untirta, Nurul Muriyanti, menuturkan bahwa pada kegiatan kali ini, harapannya dapat lebih dimaksimalkan kembali kreasi PGPAUD.

    “Harapannya, untuk tahun depan, PGPAUD lebih baik lagi, lebih bagus lagi. Kalau sekarang sudah go nasional, semoga selanjutnya, peserta yang mengikuti kegiatan lebih banyak lagi,” jelasnya.

    Meskipun, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tahun ini pesertanya lumayan banyak. Khusunya peserta dari tingkat nasional, baik TK maupun SLTA yang turut dalam kegiatan.

    “Untuk tahun ini, alhamdulillah kekurangan-kekurangan tahun lalu bisa ditutupi dengan kegiatan tahun sekarang. Untuk tahun selanjutnya, semoga bisa memberikan kesan yang bermakna dan lebih menunjukkan eksistensinya bahwa inilah PGPAUD,” tandasnya. (MUF/AZM)

  • Disebut Gerakan Moral, Akademisi Banten Dukung Aksi Mahasiswa

    Disebut Gerakan Moral, Akademisi Banten Dukung Aksi Mahasiswa

    Akademisi Banten mendukung gerakan moral mahasiswa

    Aksi mahasiswa mendapatkan berbagai dukungan dari kalangan akademisi kampus. Beberapa dosen tercatat mengizinkan mahasiswanya untuk turut serta dalam aksi demonstrasi, seperti yang dilakukan oleh akademisi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

    Abdul Hamid

    Akademisi Fisip Untirta Abdul Hamid mengatakan, kondisi saat ini dapat menjadi salah satu laboratorium bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliahnya untuk dapat mengamati secara langsung dinamika demokrasi di Indonesia.

    “Saya tidak mengerahkan anak-anak untuk demo, tapi saya ingin anak-anak memiliki sensitifitas dan kemudian bisa melihat dan belajar, mulai dari tuntutan mahasiswa itu apa, dan mengorganisasi massa itu bagaimana, itu hal yang menarik untuk diamati,” ujar dosen pengajar mata kuliah Pengantar Ilmu Politik tersebut.

    Ketika ditanyakan, apakah mendukung gerakan mahasiswa terkait penolakan beberapa RUU yang sedang dibahas saat ini. Pria yang akrab dipanggil Abah tersebut mengatakan, mahasiswa menjadi pelaku sejarah dalam menyuarakan aspirasi masyarakat.

    “Saya berharap mahasiswa tersebut dapat memahami substansi dari aksi tersebut, sebagai bentuk partisipasi politik murni karena kegelisahan mereka terhadap tindakan DPR di akhir masa jabatan yang terkesan terburu-buru dalam menetapkan beberapa UU,” jelas pria yang akrab dipanggil Abah tersebut.

    Ia menjelaskan, beberapa RUU yang ditetapkan juga cenderung bertentangan dengan harapan masyarakat, seperti revisi UU KPK dan yang lainnya.

    “Prinsipnya, saya senang ketika mahasiswa turut andil dalam gerakan moral ini,” jelasnya.

    Dodi Firmansyah

    Sementara itu, tersebar status WA dari Akademisi FKIP Untirta Dodi Firmansyah yang menyatakan bahwa mahasiswa yang ingin melakukan demonstrasi untuk tidak usah meminta izin kepadanya, namun berangkat saja, dan diakhiri dengan pernyataan selamat berjuang.

    “Pagi tadi, ketua BEM dan DPM FKIP Untirta datang menghadap saya, dan meminta izin untuk berangkat aksi. Saya nyatakan, tidak usah meminta izin, dan langsung saja berangkat, karena aksi ini bagus untuk menambah kepekaan mereka terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat,” ujar Dodi.

    Senada dengan Abdul Hamid, Dodi menyatakan, tidak dalam konteks mengerahkan mahasiswa untuk berdemonstrasi. Namun, mengingat mahasiswa harus dapat memahami dan peka terhadap isu di masyarakat, maka perlu untuk turut serta menjadi bagian aksi tersebut.

    “Ini juga mendukung secara akademik. Dalam status saya selanjutnya, saya meminta kepada mahasiswa untuk saatnya meninggalkan hal-hal yang tidak menunjang akademisnya, seperti game online, kemudian turut belajar menyuarakan aspirasi masyarakat,” tegasnya. (PBN)