Tag: Usai Suntik Vaksin

  • Vaksin Anak Berujung RS

    Vaksin Anak Berujung RS

    PANDEGLANG, BANPOS – Diduga usai mendapatkan vaksin Covid-19 di sekolahnya, siswa kelas 6 SDN Kabayan 5, Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Dava Bagusna Drajat (11) dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang, Jumat (11/2). Dava diduga menderita efek vaksinasi sehingga mengalami demam, tinggi, muntah-muntah dan diare, dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang.

    Orang tua Dava, Agus mengatakan, pada Rabu (9/2) lalu anaknya mengikuti vaksin di sekolahnya. Namun, pada malam hari anaknya mengalami demam, muntah-muntah dan buang air besar (BAB).

    “Saya lalu konsultasi dengan bidan Puskesmas yang melakukan vaksin dan tadi subuh dibawa ke rumah sakit didampingi bu bidan,” kata Agus saat ditemui BANPOS di RSUD Berkah.

    Sebelumnya, lanjut Agus, pihaknya mendapat surat pernyataan yang harus diisi oleh orang tua siswa dari pihak sekolah. Saat ditanyakan langsung kepada anaknya mau atau tidak divaksin, akhirnya surat pernyataan tersebut diisi dengan jawaban tidak setuju.

    “Awalnya kan anak saya sebelum divaksin itu, ada surat edaran yang tertera setuju atau tidak setuju. Saya tanya sama anak saya, Aa mau nggak divaksin, anak saya menjawab tidak mau divaksin pak. Lalu saya bilang sama istri saya tanya mau apa nggak, jawabannya sama tidak mau,” terangnya.

    Namun, kata Agus, dirinya merasa heran kenapa anaknya divaksin. Padahal dalam surat tersebut menyatakan tidak setuju dan itupun berdasarkan keinganan anaknya.

    “Anak saya nggak mau divaksin dan dalam suratnya diisi tidak setuju, kenapa divaksin. Bukannya kita melarang atau tidak mendukung ya,” jelasnya.

    Agus menambahkan, saat itu anaknya sempat mengatakan bahwa jika tidak divaksin tidak boleh masuk sekolah. Karena takut tidak boleh masuk sekolah, akhirnya anaknya divaksin.

    “Anak saya pernah bilang begini, pak kalau nggak divaksin nggak boleh masuk sekolah. Saya juga nggak tahu darimana dapatnya (pernyataan itu, red), akhirnya divaksin dengan didampingi istri saya,” ungkapnya.

    Sementara itu Wadir RSUD Berkah Pandeglang, Kudiat saat ditanya BANPOS apakah ada pasien anak yang dirawat diduga akibat divaksin. Kudiat menyatakan, ada satu orang yang sedang dirawat.

    “Saat ini ada satu anak-anak. Ini sedang di-follow up oleh dokter spesialis seperti apa tindak lanjutnya, nanti kita lihat evaluasi hari ini oleh dokter spesialis yang menanganinya,” katanya.

    Menurutnya, setelah dilakukan evaluasi saat ini, kemungkinan rekomandasi yang akan diberikan akan di-follow up kembali. Karena ini Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), pihaknya belum melakukan konfirmasi.

    “Ini kan bahasanya KIPI, kalau KIPI itu terkait langsung atau tidak langsung itu tetap disebutnya KIPI. Terkait dengan langsung atau tidak langsung, kami belum konfirmasi ke dokter spesialisnya. Mohon maaf ya,” ungkapnya.

    Terpisah, Kepala SDN 5 Kabayan, Ujang Holil membenarkan siswanya saat ini sedang mendapatlan perawatan intensif oleh tim medis RSUD Pandeglang dan pengawasan dari tim medis Puskesmas. Namun pihaknya membantah bahwa apabila siswanya yang tidak divaksin tersebut tidak boleh belajar atau sekolah.

    “Saya tidak menginstruksikan jika siswa yang tidak divaksin tidak bisa sekolah. Itu tidak benar dan tidak ada paksaan bagi para siswa, untuk Dava sendiri sudah ada surat pernyataan untuk divaksin yang didampingi ibunya,” kata Ujang saat memberikan keterangan pers di Kelurahan Kabayan, Sabtu (12/2).

    Sementara itu, Bidan Puskesmas Cikupa yang menangani kegiatan vaksin di Kecamatan Pandeglang, Ratna Mutia menjelaskan bahwa sebelum dilakukan vaksin terhadap siswa, pihaknya melakukan screening terlebih dahulu.

    “Rabu (9/2) siswa Dava sudah ada surat persetujuan orangtua dahulu, sebelum divaksin terlebih dahulu dilakukan scrining pemeriksaan suhu, tensi dan lain termasuk tidak ada kontra indikasi terhadap Dava,” terangnya.

    Selain itu, lanjut Ratna, pihaknya bersama tim medis pelaksanaan vaksinasi juga memberikan edukasi pada semua siswa dan orangtua yang mendampingi anak dalam vaksinasi jika ada keluhan setelah divaksin terhadap anak, seperti Dava yang dengan cepat ditangani.

    “Intinya semua kegiatan vaksin selama 7 hari kemarin dilakukan sesuai SOP. Adapun yang menjelaskan soal Dava itu langsung dari tim dokter yang menangani. Kita berharap bukan karena dari vaksin, karena kondisinya saat divaksin sehat,” ungkapnya.(DHE/ENK)

  • Demam dan Muntah Usai Divaksin Covid-19,  Siswa SDN Kabayan 5 Dilarikan Ke RSUD Berkah

    Demam dan Muntah Usai Divaksin Covid-19, Siswa SDN Kabayan 5 Dilarikan Ke RSUD Berkah

    PANDEGLANG, BANPOS – Diduga usai mendapatkan vaksin Covid-19 di sekolahnya, siswa kelas 6 SDN Kabayan 5, Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Dava Bagusna Drajat (11) dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang, Jumat (11/2). Dava diduga menderita efek vaksinasi sehingga mengalami demam, tinggi, muntah-muntah dan diare, dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang.

    Orang tua Dava, Agus mengatakan, pada Rabu (9/2) lalu anaknya mengikuti vaksin di sekolahnya. Namun, pada malam hari anaknya mengalami demam, muntah-muntah dan buang air besar (BAB).

    “Saya lalu konsultasi dengan bidan Puskesmas yang melakukan vaksin dan tadi subuh dibawa ke rumah sakit didampingi bu bidan,” kata Agus saat ditemui BANPOS di RSUD Berkah.

    Sebelumnya, lanjut Agus, pihaknya mendapat surat pernyataan yang harus diisi oleh orang tua siswa dari pihak sekolah. Saat ditanyakan langsung kepada anaknya mau atau tidak divaksin, akhirnya surat pernyataan tersebut diisi dengan jawaban tidak setuju.

    “Awalanya kan anak saya sebelum divaksin itu, ada surat edaran yang tertera setuju atau tidak setuju. Saya tanya sama anak saya, Aa mau nggak divaksin, anak saya menjawab tidak mau divaksin pak. Lalu saya bilang sama istri saya tanya mau apa nggak, jawabannya sama tidak mau,” terangnya.

    Namun, kata Agus, dirinya merasa heran kenapa anaknya divaksin. Padahal dalam surat tersebut menyatakan tidak setuju dan itupun berdasarkan keinganan anaknya.

    “Anak saya nggak mau divaksin dan dalam suratnya diisi tidak setuju, kenapa divaksin. Bukannya kita melarang atau tidak mendukung ya,” jelasnya.

    Agus menambahkan, saat itu anaknya sempat mengatakan bahwa jika tidak divaksin tidak boleh masuk sekolah. Karena takut tidak boleh masuk sekolah, akhirnya anaknya divaksin.

    “Anak saya pernah bilang begini, pak kalau nggak divaksin nggak boleh masuk sekolah. Saya juga nggak tahu darimana dapatnya (pernyataan itu, red), akhirnya divaksin dengan didampingi istri saya,” ungkapnya.

    Sementara itu Wadir RSUD Berkah Pandeglang, Kudiat saat ditanya BANPOS apakah ada pasien anak yang dirawat diduga akibat divaksin. Kudiat menyatakan, ada satu orang yang sedang dirawat.

    “Saat ini ada satu anak-anak. Ini sedang di follow up oleh dokter spesialis seperti apa tindak lanjutnya, nanti kita lihat evaluasi hari ini oleh dokter spesialis yang menanganinya,” katanya.

    Menurutnya, setelah dilakukan evaluasi saat ini, kemungkinan rekomandasi yang akan diberikan akan di-follow up kembali. Karena ini Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), pihaknya belum melakukan konfirmasi.

    “Ini kan bahasanya KIPI, kalau KIPI itu terkait langsung atau tidak langsung itu tetap disebutnya KIPI. Terkait dengan langsung atau tidak langsung, kami belum konfirmasi ke dokter spesialisnya. Mohon maaf ya,” ungkapnya.

    (DHE/ENK)

  • Usai Suntik Vaksin, Nakes Puskesmas Walantaka Plesiran ke Dieng

    Usai Suntik Vaksin, Nakes Puskesmas Walantaka Plesiran ke Dieng

    SERANG, BANPOS – Pascavaksinasi Covid-19 beberapa hari lalu, puluhan Tenaga Kesehatan (Nakes) Puskesmas Walantaka melakukan kegiatan penggalangan komitmen UPTD Puskesmas Walantaka tahun 2021, di Kawasan Wisata Dieng, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Padahal, saat ini Kota Serang sedang dalam status zona merah Covid-19.

    Kepala Dinkes Kota Serang, Ikbal, membenarkan bahwa Nakes Puskesmas Walantaka melakukan kegiatan penggalangan komitmen di Kawasan Wisata Dieng. Menurutnya, mereka melakukan kegiatan di Jawa Tengah tersebut sekaligus ingin mencari hiburan, setelah bertugas tanpa henti sebagai Nakes.

    “Mereka minta izin ke dinas, kan dalam waktu bulan puasa kemarin kan semua Nakes tidak boleh cuti. Selama ini mereka sibuk dengan tracking dan sebagainya. Mereka ingin seperti masyarakat yang lain,” ujarnya saat dikonfirmasi BANPOS melalui sambungan telepon, Minggu (31/1).

    Ia mengaku bahwa dirinya sebagai Kepala Dinas, memberikan izin kepada Puskesmas Walantaka dengan catatan, kegiatan itu dilakukan pada saat hari Sabtu dan Minggu. Selain itu, Puskesmas Walantaka juga harus mempersiapkan petugas yang berjaga di Puskesmas pada saat kegiatan berlangsung.

    “Memang itu sudah ada informasi sekitar dua minggu yang lalu. Karena mereka memang belum pernah ada cuti, termasuk pada libur akhir tahun, maka saat itu mereka minta izin untuk refreshing dalam rangka membangun komitmen kerja di Puskesmas,” jelasnya.

    Mulanya, Ikbal mengaku bahwa dirinya meminta pelaksanaan kegiatan tersebut, cukup di Provinsi Banten saja. Namun ternyata, Nakes di Puskesmas Walantaka tetap menginginkan kegiatan dilaksanakan di Kawasan Wisata Dieng, lantaran juga ingin mencari hiburan.

    “Jadi memang sebetulnya saya sudah menyampaikan, namun mereka ternyata juga ingin refreshing. Itu juga kan di gunung yah, di tempat terbuka dan akan sedikit melakukan kontak dengan masyarakat lain. Saya sebenarnya meminta agar di sekitar Banten saja,” ucapnya.

    Sementara itu, Sekda Kota Serang, Nanang Saefudin, mengaku bahwa dirinya tidak tahu mengenai kegiatan yang dilakukan oleh Nakes Puskesmas Walantaka, di Kawasan Wisata Dieng. Ia mengaku akan melakukan klarifikasi dengan Kepala Dinkes Kota Serang terkait hal itu.

    “Nanti saya panggil Kepala Dinasnya. Nanti akan ada pembinaan lah, terus ada empati lagi zona merah seperti ini. Nanti akan saya panggil Kepala Dinasnya, lebih cepat lebih baik. Nanti akan saya konfirmasi lagi,” ujarnya.

    Nanang mengatakan, saat ini memang tidak ada larangan bagi ASN maupun Nakes yang akan bepergian ke luar daerah. Namun, terdapat larangan bagi ASN dan Nakes untuk bepergian ke daerah yang memiliki status zona merah.

    “Kota Serang kan sedang zona merah, apakah daerah lain akan menerima. Ini kan jadi pertanyaan, apakah mereka studi banding, piknik, perjalanan dinas atau lainnya. Ini yang akan saya konfirmasi kepada dinas terkait,” tandasnya. (DZH)