SERANG, BANPOS – Kabar duka datang dari seorang warga diduga mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) vaksin Covid-19. Ia adalah Fatimah seorang guru Kelompok Bermain Al-Fitri di Desa Koper, Kecamatan Cikande akhirnya tutup usia. Pada Jumat 06 Agustus 2021 pukul 14.51 WIB.
Pada pemberitaan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang bergerak menangani warga yang terduga mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) vaksin Covid-19.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang, Asep Nugrahaya mengaku, pihaknya mendapat informasi ada guru yang diduga mengalami KIPI pasca vaksin Covid-19 pada Rabu (4/8/2021).
“Sesuai perintah Ibu Bupati, kami langsung mengecek ke rumah Ibu Fatimah,” kata Asep kepada wartawan.
Menurut Asep, setelah mengunjungi Fatimah di rumahnya, bersama keluarga dan Kepala Puskesmas Cikande Iis Isnawati, dengan fasilitasi ambulans desa diputuskan untuk dirujuk ke Rumah Sakit dr Dradjat Prawiranegara (RSDP).
“Proses penanganan kesehatan saya sudah koordinasikan dengan Pak Direktur RSDP sesuai arahan Ibu Bupati. Langsung ditangani oleh RSDP,” ujar Asep.
Berdasarkan diagnosa awal, Fatimah mengalami gejala meningitis dan sempat dirawat 3 hari hingga 3 Agustus di Rumah Sakit Hermina Ciruas. Selanjutnya, keluarga memutuskan untuk dirawat di rumah.
Sementara itu, Direktur RSDP Rahmat Setiadi menyatakan, Fatimah sudah ditangani tim dokter. Menurutnya, berdasarkan pemeriksaan, tidak didapat hasil reaktif atau positif dari infeksi Covid-19.
“Hasil swab non reaktif. Artinya, diduga bukan dari KIPI akibat vaksin,” ujarnya.
Kemudian dari diagnosa kuat, Fatimah mengalami gejala meningitis. Ia memastikan pihaknya akan maksimal memberikan pelayanan terhadap Fatimah.
“Ini diagnosa kuat awal. Namun akan dilanjutkan dengan pemeriksaan CT scan dan pemeriksaan lainnya. Kami tangani maksimal sesuai prosedur,” tegas Rahmat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun BANPOS, Fatimah dirawat di Ruang ICU RSUDP Serang pada 5 Agustus 2021 Jam 11.00 dan ditangani oleh dokter bagian saraf.
Suami Fatimah, Dede mengungkapkan, kondisi Fatimah masih belum sadarkan diri semenjak masuk IGD. Kemarin malam sekitar pukul 22:16 sempat mengalami penurunan tensi dan sangat kritis keadaannya.
“Belum ada informasi dari perawat atau dokter terkait tindakan yang akan dilakukan selanjutnya, apalagi keadaannya semakin lemah,” ungkapnya.
Hasil analisa menyimpulkan, terdapat pembengkakan di bagian otak yang mengakibatkan saluran-saluran tersumbat oleh bakteri TBC, sehingga pasien tidak sadarkan diri. Upaya dan Usaha telah dilakukan, namun belum ada hasil.
“Kita hanya bisa berusaha dan berdo’a dan pada hakikatnya Allah yang menentukan, upaya untuk tindakan yang diambil selanjutnya menunggu hasil observasi,” kata seorang dokter spesialis paru-paru.
Kemudian pada Jum’at 06 Agustus 2021 pukul 10.17 WIB. Dokter ruangan ICU menyampaikan, keadaan pasien mulai melemah dan fungsi organ tubuh seperti otak dan paru-paru sudah tidak berfungsi, hanya organ jantung yang masih berfungsi.
“Segala upaya dan Ususaha tenaga kesehatan sudah maksimal untuk memberikan pelayanan yang terbaik, tapi apalah daya tangan tak sampai, hanya sebuah do’a yang menjadi senjata untuk saat ini,” ucapnya.
Akhirnya pada pukul 14.51 WIB Fatimah menghembuskan nafas terakhir dan dinyatakan meninggal dunia. Fatimah diberangkatkan dari RSUDP Kab. Serang sekitar pukul 15.00 WIB menuju rumah duka di Cikande Asem. Kemudian sekitar pukul 18.30 WIB Fatimah dimakamkan di pemakaman keluarga tak jauh dari rumah kediamannya. (RED)