Tag: Vaksinasi Anak

  • Vaksinasi Siswa Pagadungan 1 Terkendala Kesehatan

    Vaksinasi Siswa Pagadungan 1 Terkendala Kesehatan

    BANPOS – Vaksinasi anak terus digencarkan. Kali ini, puluhan siswa SDN Pagadungan 1 di Jl. Nanggor, Kampung Pasirandu, Kelurahan Pagadungan, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, mengikuti vaksinasi dosis pertama, Kamis (17/2).

    Kepala SDN Pagadungan 1, Heni Suhermini menyatakan, pelaksanaan vaksinasi bagi anak didiknya, guna mendukung capaian program pemerintah.

    “Dari 244 siswa SDN Pagadungan 1, hanya 40 orang yang hari ini divaksin dosis pertama, sebanyak 35 orang lainnya telah divaksin pada 2 Januari 2022 lalu,” kata Heni, Kamis (17/2).

    Katanya, ada sebagian siswa mengalami kendala kesehatan. Sehingga, tidak memungkinkan untuk divaksin.

    Seorang guru SDN Pagadungan 1, Arif menyatakan, vaksinasi anak usia 6-11 tahun di sekolah dasar tersebut, bekerjasama dengan Polres Pandeglang.

    “Pihak Polres Pandeglang menunjuk SDN Pagadungan 1, agar melaksanakan vaksinasi anak usia 6-11 tahun. Kami hanya menyiapkan sarana dan prasarana saja,” ujar Arif.

    Terlihat, para siswa yang mengikuti vaksinasi, didampingi orang tuanya. “Bagi siswa yang belum divaksin saat ini, semoga bisa menyusul pada kegiatan berikutnya,” harapnya.

    Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang, Rd Dewi, Jubir Penanganan Percepatan Covid-19 Pandeglang, Camat Karang Tanjung dan Lurah Pagadungan.

    (ANT/NET)

  • Bukan Efek Vaksin, Dafa Terkena DBD

    Bukan Efek Vaksin, Dafa Terkena DBD

    PANDEGLANG, BANPOS – Dafa Bagusna Drajat siswa Sekolah Dasar (SD) Kabayan 5 mengalami demam dua hari pasca vaksinasi. Setelah di cek laboratorium, Dafa dinyatakan Demam Berdarah (DBD).

    “Setelah vaksin dia masih bermain selama dua hari, setelah itu panas dan ternyata hasil dari cek laboratorium trombositnya 100.000, dia dinyatakan DBD,” ungkap Kepala Bidang Pengendalian Penyakit (P2) Dinkes Samsudin saat dikonfirmasi via jaringan seluler.

    “Ini bukan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI), karena dia sempat bermain setelah divaksin, mungkin sudah ada gejalanya DBD sebelum divaksin namun tidak dihiraukan,” ujarnya.

    Dikatakan Samsudin, saat ini Dafa dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah kelas utama.

    “Sekarang trombositnya turun jadi 17.000, kita sedang mencari trombosit untuk melakukan transfusi,” tuturnya

    “Kita membutuhkan sekurangnya 6 kantong trombosit, saya akan koordinasi dengan PMI Pandeglang,”sambungnya.

    Sementara Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Mely Diah Rahmalia langsung respon dengan kondisi yang dialami Dafa, kata Mely, untuk memperoleh trombosit tidaklah uang sedikit.

    “Ibu Bupati langsung menginstruksikan melalui kadis kesehatan, binwil kecamatan, satgas covid kecamatan dan kelurahan memberikan bantuan sampai dengan penanganan dan perawatan di rsud termasuk untuk transfusi trombosit nya,” katanya.

    “Bantuannya berupa dana untuk membeli trombosit dan dana dari Kecamatan dan Kelurahan untuk keseharian keluarga selama dirawat di rsud,”sambungnya.

    Diberitakan BANPOS sebelumnya, diduga usai mendapatkan vaksin Covid-19 di sekolahnya, siswa kelas 6 SDN Kabayan 5, Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Dafa Bagusna Drajat (11) dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang, Jumat (11/2). Dava diduga menderita efek vaksinasi sehingga mengalami demam, tinggi, muntah-muntah dan diare, dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang.

    Orang tua Dava, Agus mengatakan, pada Rabu (9/2) lalu anaknya mengikuti vaksin di sekolahnya. Namun, pada malam hari anaknya mengalami demam, muntah-muntah dan buang air besar (BAB).

    “Saya lalu konsultasi dengan bidan Puskesmas yang melakukan vaksin dan tadi subuh dibawa ke rumah sakit didampingi bu bidan,” kata Agus saat ditemui BANPOS di RSUD Berkah.

    (DHE/PBN)

  • Satgas Covid-19 Kelurahan Kabayan Klaim Vaksinasi Sesuai SOP

    Satgas Covid-19 Kelurahan Kabayan Klaim Vaksinasi Sesuai SOP

    PANDEGLANG, BANPOS – Ketua Tim Satgas Covid-19 tingkat Kelurahan Kabayan, Imat Rohimat mengklaim bahwa siswa SDN 5 Kabayan, Kabupaten Pandeglang, Dava yang dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang, diduga usai mengikuti vaksin di sekolahnya beberapa waktu lalu, telah setuju untuk divaksin dan pelaksanaan vaksinasi telah sesuai dengan Standar Operasional Pelaksanaan (SOP).

    “Terkait dengan siswa SDN 5 Kabayan yaitu Dava, pihaknya telah melakukan rapat lintas sektor yang didalamnya ada Kormin, Puskesmas Cikupa. Dengan memperlihatkan bukti pernyataan setuju untuk divaksin, pihak sekolah juga menyatakan tidak ada paksaan untuk divaksin. Itu hasil rapat yang sudah dilakukan dengan tim satgas Covid-19 Kelurahan Kabayan,” kata Imat kepada BANPOS di ruang kerjanya, Senin (14/2).

    Dalam kasus tersebut, berdasarkan laporan yang disampaikan oleh tim Kesehatan dari Puskesmas Cikupa. Dibawanya siswa SDN 5 Kabayan tersebut ke rumah sakit sebagai upaya untuk memastikan adanya dugaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

    “Untuk memastikan penyebabnya dan memang ini hanya dugaan KIPI, dokter dari Puskesmas Cikupa sendiri sudah menyampaikan kronologis dibawanya Dava ke rumah sakit. Jadi sekarang kronologisnya sudah diserahkan ke KIPI Kabupaten Pandeglang untuk dilakukan observasi dan selanjutnya disampaikan juga ke KIPI Provinsi Banten,” terangnya.

    Imat menambahkan, tim Puskesmas Cikupa juga sebelum melakukan vaksinasi telah melakukan screening, sehingga dalam pelaksanaannya telah sesuai dengan SOP.

    “Hasil screening tensinya baik, juga hasil cek suhu juga baik dan tidak memiliki Riwayat penyakit apapun. Intinya SOP sudah dilaksanakan dengan baik dan benar oleh petugas Puskesmas Cikupa. Kejadian ini memang yang tidak diinginkan oleh semua masyarakat, akan tetapi masyarakat juga jangan takut, karena dalam pelaksanaan vaksinasi ini aman dan juga ditangani oleh dokter yang kompeten,” ujarnya.

    Oleh karena itu, agar tidak ada lagi kejadian yang serupa, pihaknya meminta kepada masyarakat yang akan divaksin harus menyampaikan dengan jujur riwayat penyakit jika memilikinya dan harus mematuhi apa yang telah disampaikan oleh tim Satgas Covid-19.

    “Ini suatu pelajaran bagi kami tim Satgas tingkat kelurahan dan ini juga sama sebagai edukasi kepada masyarakat agar menyampaikan apabila anaknya yang memiliki riwayat penyakit bawaan disampaikan kepada petugas tim kesehatan Puskesmas. Setelah divaksin, jika ada yang dilarang untuk dilakukan, sebaiknya ikuti arahan dokter,” ucapnya.

    “Untuk Dava sendiri saat ini kondisinya sudah membaik dan tim Satgas Kelurahan juga masih melakukan pendampingan hingga saatnya nanti sembuh dan diperbolehkan pulang,” ungkapnya.

    (DHE/PBN)

  • Vaksin Anak Berujung RS

    Vaksin Anak Berujung RS

    PANDEGLANG, BANPOS – Diduga usai mendapatkan vaksin Covid-19 di sekolahnya, siswa kelas 6 SDN Kabayan 5, Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Dava Bagusna Drajat (11) dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang, Jumat (11/2). Dava diduga menderita efek vaksinasi sehingga mengalami demam, tinggi, muntah-muntah dan diare, dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang.

    Orang tua Dava, Agus mengatakan, pada Rabu (9/2) lalu anaknya mengikuti vaksin di sekolahnya. Namun, pada malam hari anaknya mengalami demam, muntah-muntah dan buang air besar (BAB).

    “Saya lalu konsultasi dengan bidan Puskesmas yang melakukan vaksin dan tadi subuh dibawa ke rumah sakit didampingi bu bidan,” kata Agus saat ditemui BANPOS di RSUD Berkah.

    Sebelumnya, lanjut Agus, pihaknya mendapat surat pernyataan yang harus diisi oleh orang tua siswa dari pihak sekolah. Saat ditanyakan langsung kepada anaknya mau atau tidak divaksin, akhirnya surat pernyataan tersebut diisi dengan jawaban tidak setuju.

    “Awalnya kan anak saya sebelum divaksin itu, ada surat edaran yang tertera setuju atau tidak setuju. Saya tanya sama anak saya, Aa mau nggak divaksin, anak saya menjawab tidak mau divaksin pak. Lalu saya bilang sama istri saya tanya mau apa nggak, jawabannya sama tidak mau,” terangnya.

    Namun, kata Agus, dirinya merasa heran kenapa anaknya divaksin. Padahal dalam surat tersebut menyatakan tidak setuju dan itupun berdasarkan keinganan anaknya.

    “Anak saya nggak mau divaksin dan dalam suratnya diisi tidak setuju, kenapa divaksin. Bukannya kita melarang atau tidak mendukung ya,” jelasnya.

    Agus menambahkan, saat itu anaknya sempat mengatakan bahwa jika tidak divaksin tidak boleh masuk sekolah. Karena takut tidak boleh masuk sekolah, akhirnya anaknya divaksin.

    “Anak saya pernah bilang begini, pak kalau nggak divaksin nggak boleh masuk sekolah. Saya juga nggak tahu darimana dapatnya (pernyataan itu, red), akhirnya divaksin dengan didampingi istri saya,” ungkapnya.

    Sementara itu Wadir RSUD Berkah Pandeglang, Kudiat saat ditanya BANPOS apakah ada pasien anak yang dirawat diduga akibat divaksin. Kudiat menyatakan, ada satu orang yang sedang dirawat.

    “Saat ini ada satu anak-anak. Ini sedang di-follow up oleh dokter spesialis seperti apa tindak lanjutnya, nanti kita lihat evaluasi hari ini oleh dokter spesialis yang menanganinya,” katanya.

    Menurutnya, setelah dilakukan evaluasi saat ini, kemungkinan rekomandasi yang akan diberikan akan di-follow up kembali. Karena ini Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), pihaknya belum melakukan konfirmasi.

    “Ini kan bahasanya KIPI, kalau KIPI itu terkait langsung atau tidak langsung itu tetap disebutnya KIPI. Terkait dengan langsung atau tidak langsung, kami belum konfirmasi ke dokter spesialisnya. Mohon maaf ya,” ungkapnya.

    Terpisah, Kepala SDN 5 Kabayan, Ujang Holil membenarkan siswanya saat ini sedang mendapatlan perawatan intensif oleh tim medis RSUD Pandeglang dan pengawasan dari tim medis Puskesmas. Namun pihaknya membantah bahwa apabila siswanya yang tidak divaksin tersebut tidak boleh belajar atau sekolah.

    “Saya tidak menginstruksikan jika siswa yang tidak divaksin tidak bisa sekolah. Itu tidak benar dan tidak ada paksaan bagi para siswa, untuk Dava sendiri sudah ada surat pernyataan untuk divaksin yang didampingi ibunya,” kata Ujang saat memberikan keterangan pers di Kelurahan Kabayan, Sabtu (12/2).

    Sementara itu, Bidan Puskesmas Cikupa yang menangani kegiatan vaksin di Kecamatan Pandeglang, Ratna Mutia menjelaskan bahwa sebelum dilakukan vaksin terhadap siswa, pihaknya melakukan screening terlebih dahulu.

    “Rabu (9/2) siswa Dava sudah ada surat persetujuan orangtua dahulu, sebelum divaksin terlebih dahulu dilakukan scrining pemeriksaan suhu, tensi dan lain termasuk tidak ada kontra indikasi terhadap Dava,” terangnya.

    Selain itu, lanjut Ratna, pihaknya bersama tim medis pelaksanaan vaksinasi juga memberikan edukasi pada semua siswa dan orangtua yang mendampingi anak dalam vaksinasi jika ada keluhan setelah divaksin terhadap anak, seperti Dava yang dengan cepat ditangani.

    “Intinya semua kegiatan vaksin selama 7 hari kemarin dilakukan sesuai SOP. Adapun yang menjelaskan soal Dava itu langsung dari tim dokter yang menangani. Kita berharap bukan karena dari vaksin, karena kondisinya saat divaksin sehat,” ungkapnya.(DHE/ENK)

  • Demam dan Muntah Usai Divaksin Covid-19,  Siswa SDN Kabayan 5 Dilarikan Ke RSUD Berkah

    Demam dan Muntah Usai Divaksin Covid-19, Siswa SDN Kabayan 5 Dilarikan Ke RSUD Berkah

    PANDEGLANG, BANPOS – Diduga usai mendapatkan vaksin Covid-19 di sekolahnya, siswa kelas 6 SDN Kabayan 5, Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Dava Bagusna Drajat (11) dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang, Jumat (11/2). Dava diduga menderita efek vaksinasi sehingga mengalami demam, tinggi, muntah-muntah dan diare, dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang.

    Orang tua Dava, Agus mengatakan, pada Rabu (9/2) lalu anaknya mengikuti vaksin di sekolahnya. Namun, pada malam hari anaknya mengalami demam, muntah-muntah dan buang air besar (BAB).

    “Saya lalu konsultasi dengan bidan Puskesmas yang melakukan vaksin dan tadi subuh dibawa ke rumah sakit didampingi bu bidan,” kata Agus saat ditemui BANPOS di RSUD Berkah.

    Sebelumnya, lanjut Agus, pihaknya mendapat surat pernyataan yang harus diisi oleh orang tua siswa dari pihak sekolah. Saat ditanyakan langsung kepada anaknya mau atau tidak divaksin, akhirnya surat pernyataan tersebut diisi dengan jawaban tidak setuju.

    “Awalanya kan anak saya sebelum divaksin itu, ada surat edaran yang tertera setuju atau tidak setuju. Saya tanya sama anak saya, Aa mau nggak divaksin, anak saya menjawab tidak mau divaksin pak. Lalu saya bilang sama istri saya tanya mau apa nggak, jawabannya sama tidak mau,” terangnya.

    Namun, kata Agus, dirinya merasa heran kenapa anaknya divaksin. Padahal dalam surat tersebut menyatakan tidak setuju dan itupun berdasarkan keinganan anaknya.

    “Anak saya nggak mau divaksin dan dalam suratnya diisi tidak setuju, kenapa divaksin. Bukannya kita melarang atau tidak mendukung ya,” jelasnya.

    Agus menambahkan, saat itu anaknya sempat mengatakan bahwa jika tidak divaksin tidak boleh masuk sekolah. Karena takut tidak boleh masuk sekolah, akhirnya anaknya divaksin.

    “Anak saya pernah bilang begini, pak kalau nggak divaksin nggak boleh masuk sekolah. Saya juga nggak tahu darimana dapatnya (pernyataan itu, red), akhirnya divaksin dengan didampingi istri saya,” ungkapnya.

    Sementara itu Wadir RSUD Berkah Pandeglang, Kudiat saat ditanya BANPOS apakah ada pasien anak yang dirawat diduga akibat divaksin. Kudiat menyatakan, ada satu orang yang sedang dirawat.

    “Saat ini ada satu anak-anak. Ini sedang di follow up oleh dokter spesialis seperti apa tindak lanjutnya, nanti kita lihat evaluasi hari ini oleh dokter spesialis yang menanganinya,” katanya.

    Menurutnya, setelah dilakukan evaluasi saat ini, kemungkinan rekomandasi yang akan diberikan akan di-follow up kembali. Karena ini Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), pihaknya belum melakukan konfirmasi.

    “Ini kan bahasanya KIPI, kalau KIPI itu terkait langsung atau tidak langsung itu tetap disebutnya KIPI. Terkait dengan langsung atau tidak langsung, kami belum konfirmasi ke dokter spesialisnya. Mohon maaf ya,” ungkapnya.

    (DHE/ENK)

  • Siswa SD di Kota Serang Mulai Divaksin

    Siswa SD di Kota Serang Mulai Divaksin

    SERANG, BANPOS- Pemberian vaksin Covid-19 bagi anak usia 11 tahun ke bawah mulai dilaksanakan oleh Pemkot Serang. Vaksinasi itu dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 di kalangan pelajar SD, sekaligus persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

    Kepala Dindikbud Kota Serang, Alpedi, mengatakan pelaksanaan vaksinasi di tingkat SD baru pertama kali dilakukan di Kota Serang. Sebagai awalan, SD Negeri Lialang menjadi sekolah tingkat dasar pertama yang melakukan vaksin.

    “Iyah, nanti jadwalnya per kecamatan. Jadi semua SD akan dilaksanakan vaksinasi,” ujarnya kepada awak media, Sabtu (6/2).

    Alpedi menuturkan, vaksinasi terhadap anak usia sebelas tahun ke bawah itu baru bisa dilakukan, apabila ada persetujuan dari orang tuanya. Sehingga, jika orang tua belum memberikan izin, maka pihaknya tidak akan memaksa.

    “Karena kan ini sifatnya anjuran, jadi kami akan memberikan pemahaman lagi ke orang tua kalau vaksin ini penting,” katanya.

    Kendati demikian, orang tua siswa disebutkan sangat antusias dengan pemberian vaksin bagi anak mereka tersebut. Terbukti dengan banyaknya anak usia 11 tahun ke bawah, yang ikut pada pelaksanaan vaksinasi pertama.

    “Antusias, jadi kalau ada informasi yang di sana sini yang berbeda, itu hoaks. Karena para orang tua pada antusias mengantarkan anaknya vaksinasi,” ucapnya.

    Kepala Sekolah SD Negeri Lialang, Kecamatan Taktakan Kota Serang, Pujiningsih, mengatakan bahwa semua siswa di SD Lialang akan diberikan suntikan vaksin sesuai dengan aturan dari pemerintah.

    “Sehingga jika semua sudah divaksin bisa lebih nyaman satu sama lain dan siap mengikuti pelajaran,” ujarnya.

    Ia pun meminta agar orang tua siswa bisa lebih bijak dalam menentukan pilihan dalam mengizinkan anak-anaknya disuntikan vaksin. Sebab, syarat utama untuk melaksanakan PTM dan di ruang publik adalah vaksinasi.

    “Kami juga tentu mendorong kepada orang tua supaya lebih bijak dan mendukung program pemerintah terkait vaksinasi. Dan nanti kartu vaksin ini sebagai syarat utama untuk digunakan di fasilitas umum,” ucapnya.

    Secara keseluruhan, terdapat sekitar 515 siswa di SD Negeri Lialang yang akan divaksinasi. Meski saat ini baru sekitar 160 siswa yang menerima suntikan vaksin Covid-19. “Tapi jumlah ini akan terus bertambah dengan sosialisasi dan pemahaman yang diberikan oleh pihak sekolah,” tandasnya.

    (DZH/AZM)

  • Target Vaksinasi Anak di Pandeglang Terus Dikejar

    Target Vaksinasi Anak di Pandeglang Terus Dikejar

    PANDEGLANG, BANPOS – Masih adanya beberapa sekolah yang kehadiran siswanya minim untuk divaksin Covid-19, Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Pandeglang, Taufik Hidayat, meminta pihak Puskesmas dan sekolah terus gencar mensosialisasikan pentingnya vaksinasi usia 6-11 tahun.

    “Disinilah para Kepala sekolah (Kepsek) dan pihak Puskesmas setempat, harus terus mengedukasi masyarakat bahwa vaksinasi itu penting dilakukan. Makanya saya tekankan, agar semua bergerak mensosialisasikannya,” kata Taufik, Minggu (6/2).

    Pada dasarnya tambah Taufik, vaksinasi itu penting khususnya untuk meningkatkan imunitas diantaranya, bagi anak – anak sekolah. Namun menurutnya, saat ini masih ada beberapa wali murid yang enggan anaknya untuk divaksin.

    “Mereka yang divaksin memang yang menyetujui dan menginginkan anaknya sehat, agar memiliki kekebalan tubuh. Sehingga, terhindar dari paparan Covid-19,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) ini.

    Masih kata Taufik, bagi wali murid yang anaknya sudah divaksin, bisa memberikan pemahaman bagi wali murid lainnya jika vaksinasi itu aman dan penting buat kesehatan.

    “Wali murid yang anaknya sudah divaksin, saya minta nanti bisa memberikan testimoni vaksinasi itu aman. Semoga ini bisa meningkatkan kepercayaan, bagi mereka yang anaknya enggan divaksin,” tandasnya.

    Terpisah, Kasubag Tata Usaha (KTU) Puskesmas Pagadungan, Mila Oktaviani mengatakan, pihaknya akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya vaksinasi anak 6-11 tahun. “Kami akan gencarkan testimoni anak – anak yang sudah divaksin, bahwa vaksinasi ini aman,” tandas Mila.

    Disebutkannya, saat ini kasus Covid-19 di Pagadungan mulai meningkat. Sudah ada 8 kasus Covid-19 yang terjadi. “Dengan kejadian ini, kami harap masyarakat bisa mengerti kalau divaksin itu penting,” tandasnya.

    (PBN/BNN)