Tag: Virus Corona

  • Ditekan Forkopimda, Walikota dan Wakil Walikota Serang Janji Tak Lagi ‘Ngeyel’

    Ditekan Forkopimda, Walikota dan Wakil Walikota Serang Janji Tak Lagi ‘Ngeyel’

    SERANG, BANPOS – Setelah beberapa kali mendapatkan kritik baik dari mahasiswa maupun masyarakat umum, akhirnya duet ‘Aje Kendor’ memutuskan untuk tidak lagi menghadiri kegiatan yang melibatkan kerumunan massa.

    Hal ini disampaikan oleh Walikota Serang, Syafrudin, seusai menghadiri rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Serang, Senin (24/3).

    “Untuk kegiatan yang melibatkan kerumunan massa, termasuk kegiatan Isra Mi’raj, maka mulai hari Senin tidak akan saya hadiri lagi undangannya,” ujar Syafrudin kepada awak media.

    Menurutnya, kehadiran ia maupun Wakil Walikota Serang pada gelaran Isra Mi’raj yang dilakukan oleh masyarakat selain bertujuan untuk bersilaturahmi, juga agar dapat menyosialisasikan pencegahan Covid-19.

    “Jadi kalau yang kemarin itu sebenarnya kami selain bersilaturahmi, juga untuk menyosialisasikan kepada masyarakat berkaitan dengan virus Corona ini,” terangnya.

    Senada disampaikan oleh Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin. Menurutnya, ia akan berhenti sementara untuk menghadiri gelaran Isra Mi’raj. Hal ini berdasarkan permintaan dari Forkopimda.

    “Forkopimda memutuskan dan menyarankan agar saya dan pak Wali untuk tidak lagi menghadiri Isra Mi’raj di tengah wabah Corona. Maka saya pun memutuskan untuk menurunkan tim saya untuk memberikan pengertian kepada masyarakat,” tandasnya. (DZH)

  • Walikota dan Wakil Walikota ‘Ngeyel’, Kapolres Serang Kota Ingatkan Maklumat Kapolri

    Walikota dan Wakil Walikota ‘Ngeyel’, Kapolres Serang Kota Ingatkan Maklumat Kapolri

    SERANG, BANPOS – Dalam menindaklanjuti maklumat Kapolri, Polres Serang Kota mengaku akan mengambil tindakan kepolisian, bagi mereka yang tetap ‘ngeyel’ menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan keramaian. Kendati demikian, tindakan tersebut baru berupa imbauan saja.

    Hal ini pun sebagai jawaban atas polemik yang ada di masyarakat. Karena, Walikota maupun Wakil Walikota Serang masih kerap mengikuti kegiatan yang melibatkan keramaian, salah satunya yaitu Isra Mi’raj.

    Kapolres Serang Kota, AKBP Edhi Cahyono, mengatakan bahwa agar maklumat Kapolri dapat ditaati oleh seluruh lapisan masyarakat, pihaknya telah melakukan sosialisasi atas keberadaan maklumat itu. Edhi juga mengatakan bahwa pihaknya telah mengirim surat ke instansi pemerintahan.

    “Kemudian kami berkirim surat kepada seluruh instansi pemerintah maupun organisasi masyarakat dan para tokoh untuk melaksanakan maklumat tersebut, dalam rangka pencegahan Covid-19,” ujarnya saat dihubungi BANPOS, Senin (23/3).

    Menurutnya, apabila masih ada masyarakat maupun instansi pemerintahan yang tetap menggelar kegiatan yang melibatkan keramaian, maka akan diambil tindakan kepolisian.

    “(Apabila masih ada yang menggelar kegiatan yang melibatkan keramaian) akan kami laksanakan tindakan kepolisian berupa imbauan untuk menghentikan kegiatan tersebut,” ucapnya.

    Selain itu, ia menuturkan bahwa Polres Serang Kota tidak mengeluarkan izin keramaian dalam bentuk apapun, yang menghadirkan massa dalam jumlah yang banyak.

    “Untuk kegiatan masyarakat yang sudah terlanjur dijadwalkan, kami berkoordinasi dengan panitia untuk menunda kegiatan tersebut sampai keadaan stabil dan bebas dari virus,” tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan, kendati telah mengeluarkan surat edaran dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19, nyatanya tidak dipatuhi sendiri oleh Walikota dan Wakil Walikota Serang.

    Hal ini dibuktikan dengan hadirnya Walikota dan Wakil Walikota ke beberapa kegiatan yang melibatkan keramaian, salah satunya yaitu peringatan Isra Mi’raj.

    Padahal dalam maklumat Kapolri yang beredar sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19, segala kegiatan yang melibatkan keramaian, termasuk kegiatan keagamaan, agar tidak dilaksanakan dalam situasi seperti sekarang.

    Hal tersebut menuai banyak kritik pada akun resmi media sosial milik Walikota dan Wakil Walikota Serang. Masyarakat telah memberikan peringatan dan kritik kepada duet ‘Aje Kendor’ tersebut agar dapat mentaati aturan mereka sendiri.

    Seperti komentar yang ditulis oleh akun bernama Ary Sagita pada media sosial milik Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin. Dalam komentarnya, ia mengkritik kegiatan Subadri yang tetap menghadiri kegiatan yang melibatkan kerumunan massa.

    “Contoh buruk. Disaat semua publik figur mencontohkan diam di rumah. Lah ini,” tulisnya mengomentari siaran langsung Subadri pada saat menghadiri kegiatan Isra Mi’raj.

    Senada pula disampaikan oleh akun bernama Gunawan Rusmianto. Ia mengatakan bahwa Subadri tidak mencontohkan hal yang baik dengan menghadiri kegiatan Isra Mi’raj yang sudah pasti melibatkan banyak kerumunan massa.

    “Pak wakil, bagaimana ceritanya. Pak Wakil tidak mencontohkan yang baik. Hadir dan menghadiri di tengah-tengah kerumunan massa. Alangkah baiknya kegiatan tersebut ditunda atau ditiadakan dulu. Karena kita tidak tau apakah kita sudah tertular virus itu ataukah kita sendiri yang menjadi penyebar virus itu sendiri,” jelasnya. (DZH)

  • Walikota dan Wakil Walikota Serang Akan Tes Covid-19

    Walikota dan Wakil Walikota Serang Akan Tes Covid-19

    SERANG, BANPOS – Dorongan mahasiswa agar Walikota dan Wakil Walikota Serang segera melakukan tes Covid-19 disambut baik oleh keduanya. Bahkan, baik Walikota maupun Wakil Walikota Serang mengaku ingin segera melakukan tes tersebut.

    Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan dirinya memang telah berencana untuk melakukan tes Covis-19. Bahkan, ia mengaku pada Senin mendatang jika tidak ada halangan, akan melakukan tes.

    “Iyah betul, saya juga memang berencana mau melakukan pemeriksaan ini. InsyaAllah kalau tidak ada halangan hari Senin depan saya akan lakukan tes,” ujarnya saat dihubungi awak media melalui sambungan telepon, Jumat (20/3).

    Mengenai lokasi tempat tes Covid-19, ia mengaku masih akan melakukan koordinasi dengan Dinkes Kota Serang untuk mencari tempat. Apabila dapat dilakukan di RSUD Kota Serang, maka ia akan melakukan tes di sana.

    “Saya lagi mau koordinasi juga dengan Dinkes berkaitan tempat tesnya. Mungkin kalau di RSUD Kota Serang bisa, yah saya akan tes di sana,” katanya.

    Senada disampaikan oleh Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin. Ia mengatakan memang untuk kepentingan bersama, dirinya yang kerap berinteraksi dengan masyarakat tentu perlu melakukan tes Covid-19.

    “Namun untuk kapannya masih belum tahu. Semoga dapat secepatnya melalukan tes itu,” terangnya.

    Sementara, Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal, mengatakan bahwa untuk masyarakat yang ingin tes mandiri, termasuk Walikota dan Wakil Walikota, dapat mendatangi fasilitas kesehatan terdekat seperti Puskesmas ataupun RSUD Kota Serang.

    “Sebenarnya semua fasilitas kesehatan itu bisa. Terutama yang ada spesialis paru-paru. Nanti di sana mereka akan dites awal, seperti apakah mereka merasakan gejala-gejala atau pernah tidak berinteraksi dengan orang yang positif,” ujarnya.

    Apabila pada tes awal tersebut ternyata tidak ditemukan adanya gejala-gejala ataupun kemungkinan terpapar Covid-19, maka tidak perlu mengikuti pemeriksaan lebih lanjut. Namun apabila ada indikasi, maka akan dilakukan pemeriksaan swab.

    “Jadi nanti akan dites swab. Artinya pemeriksaan lendir pada tenggorokan. Nanti lendir tersebut yang akan diuji lab. Namun kalau di awal tes ternyata tidak ada indikasi, maka tidak perlu,” tandasnya. (DZH)

  • Satu PDP di RSDP Serang Meninggal Dunia

    Satu PDP di RSDP Serang Meninggal Dunia

    SERANG, BANPOS – Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) asal Pandeglang meninggal dunia di Rumah Sakit dr. Drajat Prawiranegara (RSDP) Serang. Kendati demikian, pihak rumah sakit masih belum dapat memastikan penyebab kematiannya.

    Humas RSDP Serang, Khoirul Anam, mengatakan bahwa PDP asal Pandeglang tersebut berumur 54 tahun. Pasien masuk ke IGD RSDP pada Jumat (20/3) sekitar pukul 15.40 WIB. Pasien dipindahkan ke ruang perawatan khusus Covid-19 pukul 22.24 WIB.

    “Pada Sabtu (21/3) sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, pasien dinyatakan meninggal dunia,” ujar Khoirul Anam dalam keterangannya kepada awak media.

    PDP nomor 8 yang tinggal di Kecamatan Mekarjaya tersebut diketahui memiliki riwayat perjalanan ke Jakarta, tepatnya ke Tanah Abang.

    “(Hasil penelusuran) riwayat bepergian PDP 8 dari Tanah Abang Blok F,” terangnya.

    Sementara untuk kepastian penyebab meninggalnya PDP 8 itu masih belum dapat dipastikan. Sehingga untuk memastikannya, sampel uji swab dari PDP telah dikirimkan untuk memastikan apakah positif Covid-19 atau tidak.

    “Swab sudah dilakukan dan sudah dikirim ke Jakarta. Standar pasien infeksius meskipun belum tau hasilnya, tetapi kewaspadaan lebih baik daripada kejadian,” tandasnya. (DZH)

  • RSDP Tangani 5 PDP, Dua Berasal Dari Kota Serang

    RSDP Tangani 5 PDP, Dua Berasal Dari Kota Serang

    SERANG, BANPOS – Pasien dalam pengawasan (PDP) pada Rumah Sakit dr. Drajat Prawiranegara (RSDP) bertambah dua orang. Sehingga, jumlah keseluruhan PDP pada salah satu rumah sakit rujukan di Provinsi Banten itu menjadi sebanyak lima orang.

    Selain itu, pihak RSDP pun telah menambahkan ruangan perawatan khusus Covid-19 yang sebelumnya telah penuh. Penambahan tersebut dengan merubah pavilliun Muzdalifah menjadi ruang perawatan dengan penambahan kapasitas 11 ruangan.

    Humas RSDP, Khoirul Anam, menuturkan bahwa dengan adanya penambahan dua PDP itu, maka jumlah keseluruhan PDP yang ditangani RSDP menjadi lima orang.

    “Ada penambahan dua PDP. Jadi total (yang ditangani RSDP) lima PDP,” ujar Khoirul Anam melalui aplikasi perpesanan, Jumat (20/3).

    Ia mengatakan bahwa dua PDP yang dirujuk ke RSDP merupakan warga Kota Serang. Adapun PDP 4 merupakan laki-laki dan PDP 5 merupakan perempuan.

    “PDP 4 laki-laki, keluhan demam, batuk. Umur 35 tahun, dimasukkan kriteria berdasarkan rontgen. PDP 5 perempuan, keluhan demam, infeksi paru dan kelainan gula darah. Umur 48 tahun, ada riwayat ke Depok tanggal 10 Maret,” katanya.

    Mengenai tiga PDP yang lebih dahulu masuk, Khoirul Anam mengaku bahwa hasil tes swab masih belum ada. Ia mengaku selama RSDP masih sanggup merawat ketiganya, maka perawatan akan terus dilakukan.

    “Selama masih bisa kami lakukan perawatan, kami lakukan di RSDP. Tetapi kalau perlu dirujuk, akan kami rujuk. Ini sama seperti penyakit-penyakit yang lain,” terangnya.

    Untuk ruang perawatan, ia mengatakan RSDP telah merubah pavilliun Muzdalifah menjadi ruang perawatan. Sehingga, terdapat penambahan sebanyak 11 ruangan.

    “Sekarang RSDP merubah pavilliun Muzdalifah menjadi tempat perawatan pasien Covid-19. Jadi ada 11 ruangan (tambahan). Secara total RSDP ada 14 ruangan yang dapat digunakan,” katanya.

    Saat dikonfirmasi, Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, berdasarkan informasi yang ia dapat Kota Serang ‘menyumbang’ dua PDP di RSDP.

    “Tadi pagi saya lihat belum ada. Pas siangnya itu sudah ada dua. Lalu untuk Orang Dalam Pantauan (ODP) sudah menjadi 14 orang,” tandasnya. (DZH)

  • Banyak Kegiatan Ditengah KLB, Walikota dan Wakil Walikota Serang Diminta Tes Corona

    Banyak Kegiatan Ditengah KLB, Walikota dan Wakil Walikota Serang Diminta Tes Corona

    SERANG, BANPOS – Serikat Mahasiswa Sosialis Demokratik (SWOT) meminta agar Walikota dan Wakil Walikota Serang dapat segera menjalani tes Covid-19. Hal ini setelah maraknya kabar pejabat pemerintah yang terpapar Covid-19.

    Sebagai informasi, Walikota Bogor, Bima Arya, telah dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Sebelumnya diberitakan pula bahwa Mentri Perhubungan (Menhub) RI, Budi Karya, juga dinyatakan positif Covid-19.

    Ketua SWOT UIN ‘SMH’ Banten, Gilang, mengatakan bahwa Walikota maupun Wakil Walikota Serang setelah ditetapkannya status Kejadian Luar Biasa (KLB), masih terus terlibat dalam kegiatan yang melibatkan keramaian.

    “Katakanlah perayaan HUT Satpol PP yang digelar di Puspemkot Serang beberapa hari yang lalu dan juga Walikota dan Wakil Walikota masih aktif terlibat kegiatan Isra’ Mi’raj di berbagai tempat,” ujarnya kepada BANPOS, Jumat (20/3).

    Menurutnya, hal tersebut sangat berpotensi terjadinya penyebaran Covid-19. Sebab, interaksi masyarakat banyak terjadi pada kegiatan tersebut. Sehingga dikhawatirkan, hal itu menjadi sarana penyebaran virus.

    “Kita semua tidak tau apakah diantara anggota Satpol PP ataupun jamaah Isra Mi’raj ada yang terpapar atau tidak. Atau jangan-jangan Walikota dan Wakil Walikota sendiri yang menjadi pembawa Covid-19 dan menularkan kepada masyarakat,” terangnya.

    Oleh sebab itu, ia mendorong agar Walikota dan Wakil Walikota Serang segera menjalani tes Covid-19. Selain itu ia juga meminta agar Pemkot Serang dapat lebih tegas dalam hal pengendalian agenda yang melibatkan keramaian.

    “Kami mendorong agar pak Syafrudin dan pak Subadri segera menjalani tes. Ini semua demi kebaikan bersama. Kita semua tentu tidak ingin pandemi Covid-19 ini menyebar di Kota Serang,” tandasnya. (DZH)

  • Cegah Virus Corona, Penumpang Kapal di Merak Diberikan Hand Sanitizer

    Cegah Virus Corona, Penumpang Kapal di Merak Diberikan Hand Sanitizer

    CILEGON, BANPOS – Guna mengantisipasi penyebaran virus Corona, salah satu operator kapal penyeberangan Merak – Bakauheni, yaitu PT. Dharma Lautan Utama, memberikan hand sanitizer bagi penumpangnya dan juga melakukan penyemprotan desinfektan secara berkala pada fasilitas-fasilitas di kapal seperti akses tangga, ruang informasi, kafetaria, tempat duduk, pintu, toilet, hingga ke ruang anak buah kapal, Kamis (19/3).

    Manager Cabang PT. Dharma Lautan Utama Cabang Merak, Wiweko Agung Wicaksono menerangkan selain pemberian hand sanitizer dan penyemprotan desinfektan, pihaknya juga melakukan himbauan kepada masyarakat tentang upaya pencegahanan penyebaran virus corona melalui  pemutaran video serta himbauan melalui standing banner yang terpasang di beberapa tempat di atas armada kapal miliknya.

    “Pemberian hand sanitizer ini dilakukan oleh petugas kapal di pintu masuk ruang penumpang. Setiap penumpang langsung diberikan cairan pembersih kuman secukupnya,” kata Wiweko, Kamis (19/3).

    Lebih lanjut, Wiweko mengatakan kegiatan tersebut dilakukan sebagai langkah pencegahan penyebaran virus corona yang kini telah menjadi pendemi global.

    Sebagaimana juga diketahui pemerintah menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kekebalan tubuh. 

    “Virus corona sudah menyebar hampir di seluruh negara di dunia dan ini sangat rawan. Mudah-mudahan kegiatan yang  kami lakulan ini paling tidak kita bisa mencegah penyebaran virus corana dan bisa memberi rasa nyaman bagi masyarakat,” harapnya.

    Dengan kegiatan yang dilakukan ini, Wiweko berharap agar masyarakat dapat terhindar dari penularan virus corona atau Covid-19. Dan tetap beraktivitas normal, serta menumbuhkan kepercayaan masyarakat untuk tetap menggunakan transpotasi penyeberangan. (LUK)

  • Soal Rencana Salat Taubat Jamaah, HMI MPO : Jangan Langgar Kebijakan Sendiri

    Soal Rencana Salat Taubat Jamaah, HMI MPO : Jangan Langgar Kebijakan Sendiri

    SERANG, BANPOS – Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) Cabang Serang meminta agar Pemkot Serang dapat menaati kebijakan yang telah dibuat oleh pihak pemkot sendiri. Pasalnya, HMI MPO menilai Pemkot Serang melanggar kebijakan yang mereka buat sendiri.

    Ketua Formatur HMI MPO Cabang Serang, Diebaj Ghuroofie, mengatakan bahwa berdasarkan Surat Edaran (SE) nomor 800/541-BKPSDM/2020 yang ditandatangani Walikota Serang, secara gamblang menyatakan bahwa Pemkot Serang mengimbau agar acara yang melibatkan banyak peserta atau kerumunan massa dapat ditunda.

    “Seluruh kebijakan tersebut merupakan tindaklanjut status KLB yang ditetapkan oleh Pemprov Banten, dimana dalam kurun waktu KLB itu, masyarakat diharapkan mampu berdiam diri di rumah masing-masing dan keluar apabila ada keperluan mendesak saja,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (19/3).

    Namun berdasarkan kabar yang beredar, Pemkot Serang berencana untuk menggelar salat taubat secara berjamaah di Alun-alun Kota Serang. Rencana tersebut pun dipertanyakan. Menurutnya, rencana itu kurang bijak di tengah pandemi Covid-19 ini.

    “Sejatinya kami tidak mempermasalahkan salat taubat agar terhindar dari pandemi ini. Hanya saja kami memandang bahwa menggelar salat taubat secara berjamaah yang sudah pasti melibatkan kerumunan massa merupakan hal yang kurang bijak,” katanya.

    Apabila Pemkot Serang benar-benar menjalankan salat taubat berjamaah di Alun-alun Kota Serang, maka secara jelas telah melanggar kebijakan yang mereka buat sendiri. Terlebih pada Selasa yang lalu, Pemkot Serang juga menggelar perayaan HUT Satpol PP ke-70 yang melibatkan kerumunan massa.

    “Tentu ini menjadi pertanyaan bagi masyarakat, mengapa Pemkot Serang justru melanggar kebijakan yang dikeluarkan oleh mereka sendiri? Kami tidak ingin di tengah pandemi ini, justru pemerintah kehilangan kepercayaan masyarakat karena pelanggaran-pelanggaran atas kebijakan yang dibuat sendiri,” katanya.

    Secara tegas, ia pun meminta agar Pemkot Serang menaati kebijakan yang telah dibuat. Dengan demikian, Indonesia, khususnya Kota Serang, dapat melewati pandemi ini dengan sebaik mungkin dan kerugian yang minim.

    “Untuk kemaslahatan ummat, kami HMI MPO Cabang Serang meminta agar Pemkot Serang dapat benar-benar menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan, baik oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, maupun Pemerintah Kota Serang sendiri. Kami yakin bahwa kita semua dapat menghadapi pandemi Covid-19 ini dengan baik,” jelasnya. (MUF)

  • Pandemi Covid-19, Pemkot Serang Berencana Gelar Salat Taubat Berjamaah di Alun-alun

    Pandemi Covid-19, Pemkot Serang Berencana Gelar Salat Taubat Berjamaah di Alun-alun

    SERANG,BANPOS – Pemkot Serang berencana menggelar salat taubat di Alun-alun Kota Serang dalam rangka bermunajat agar selamat dari pandemi Covid-19. Bahkan, saat ini Pemkot Serang sedang menyusun surat edaran (SE) mengenai hal itu.

    Hal ini dibenarkan oleh Walikota Serang, Syafrudin. Menurutnya, salat taubat berjamaah itu akan dilakukan dalam rangka meminta keselamatan di tengah pandemi Covid-19 ini.

    “Surat edaran lagi kami buat, masih menunggu dari bagian hukum. Ini dalam rangka meminta keselamatan dari Allah,” ujarnya saat ditemui awak media di Puspemkot Serang, Kamis (19/3).

    Ia mengaku, dalam surat tersebut berisikan edaran agar masyarakat dapat menggelar salat taubat di Alun-alun Kota Serang. Sementara untuk salat taubat di masjid, hanya sekadar imbauan saja.

    “Kalau di masjid itu sekadar imbauan. Tapi kalau di Alun-alun Kota Serang itu secara keseluruhan. Jadi tetap akan dijalankan,” terangnya.

    Untuk diketahui, berdasarkan SE nomor 800/541-BKPSDM/2020 diketahui bahwa Pemkot Serang mengimbau agar acara yang melibatkan banyak peserta atau kerumunan massa dapat ditunda. (MUF)

  • KLB Jadi Masa Liburan

    KLB Jadi Masa Liburan

    KASEMEN, BANPOS – Kendati telah ditetapkan status sebagai kejadian luar biasa (KLB) dan telah ditetapkan masa inkubasi selama 14 hari atau dua minggu, nyatanya pandemi virus Covid-19 masih kurang dianggap serius oleh masyarakat.

    Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tempat wisata seperti Banten Lama, yang masih ramai dikunjungi oleh warga. Bahkan berdasarkan pengakuan salah satu warga, masa inkubasi 14 hari justru digunakan untuk pelesiran ke Malaysia.

    Salah satu pengunjung, Anis, mengaku dirinya datang ke Banten Lama untuk ziarah dan juga refreshing diri bersama keluarga. Meskipun ia tahu bahwa masyarakat diimbau agar tidak mengunjungi tempat ramai untuk mencegah penularan Covid-19.

    “InsyaAllah karena saya niatnya ibadah, semoga dilindungi juga dari virus Korona. Iya tahu kalau disuruh untuk jangan bepergian, namun kesempatannya jarang-jarang,” ujar warga Kecamatan Cipocok Jaya ini, Selasa (17/3).

    Pengunjung lainnya yang berasal dari Kabupaten Lebak, Ririn, mengaku bahwa ia dan keluarga hanya sekadar mengunjungi Banten Lama karena kebetulan sedang datang ke Kota Serang.

    “Kebetulan saya dan keluarga saya tadi habis dari kantor imigrasi. Jadi sekalian saja kami kunjungi Banten Lama, sekalian jalan-jalan,” ucapnya.

    Bahkan, ia mengaku bahwa kedatangannya ke kantor imigrasi untuk membuat paspor guna melakukan pelesiran ke Malaysia. Hal ini untuk mengisi ‘waktu libur’ yang sebenarnya merupakan masa inkubasi.

    “Kami buat paspor untuk jalan-jalan ke Malaysia. Sekarang tinggal nunggu paspornya saja di kantor imigrasi. Enggak takut kok sama Korona,” terangnya sembari tertawa.

    Sementara itu, melihat banyaknya pengunjung di Banten Lama, satuan tugas (Satgas) penanganan virus Korona Provinsi Banten melakukan penyemprotan desinfektan di Banten Lama, terutama masjid dan lokasi ziarah. Selain itu juga Satgas melakukan bersih-bersih di wilayah Banten Lama.

    “Melihat mobilitas pengunjung di Banten Lama ini cukup besar. Oleh karena itu kami berupaya mensterilkan beberapa titik yang diduga menjadi tempat bersentuhan dengan menyemprotkan desinfektan,” ucap anggota Satgas penanganan virus Korona, Yanuar.

    Kepala Dinas Perkim ini mengatakan bahwa pihaknya hingga saat ini tidak berani untuk melarang masyarakat untuk datang ke Banten Lama, khususnya ke tempat ziarah. Sebab, Pemprov Banten mengkhawatirkan timbulnya omongan negatif.

    “Karena kan kalau kita melarang orang untuk ziarah atau datang ke masjid, nanti bahasanya masa orang mau salat dilarang. Makanya kami melakukan tindakan supaya potensi tertularnya semakin minim,” tuturnya.

    Ia mengaku tindakan penyemprotan desinfektan ini akan dilakukan secara rutin dan tidak hanya di Banten Lama saja, melainkan di beberapa sarana publik lainnya.

    “Tempat lainnya juga. Namun ini kan tempat yang paling sering dikunjungi, apalagi Jumat, Sabtu dan Minggu. Makanya ini yang paling kami antisipasi untuk disterilisasi,” tandasnya.

    KLB virus korona juga tak terdampak pada kunjungan wiaata ke Pantai Anyer. Imbauan Gubernur Banten, WH, agar warga berdiam diri di rumah tidak menyurutkan antusiasme masyarakat untuk berwisata ke Pantai.

    Berdasarkan pantauan, Selasa (17/3), di Pantai Sambolo I, II, Mambruk dan sejumlah pantai terbuka lainya. Meski bukan hari libur, pantai-pantai tersebut masih saja dikunjungi oleh sejumlah wisatawan baik dari Banten maupun dari luar.

    Salah sorang penjaga pantai Sambolo I, Dayat Kardad (35), mengungkapkan wabah korona secara signifikan tidak mempengaruhi pelancong yang datang ke pantai Sambolo I.

    “Alhamdulillah, meskipun sekarang lagi booming soal korona, pantai Sambolo I masih ada saja wisatawan yang datang baik dari sekitar Anyer maupun dari luar Anyer sendiri,” katanya.

    “Jika dibandingkan dengan kasus tsunami yang terjadi tahun lalu dimana benar-benar sepi pengunjung dan tidak ada wisatawan sama sekali yang datang baik lokal maupun luar, tapi untuk kasus korona saat ini, kita masih kedatangan tamu. Seperti yang mas bisa lihat sendiri (sambil menunjuk pasangan muda mudi yang berasal dari Jakarta dan Tangerang yang sedang asik berenang),” terangnya.

    Senada diutarakan oleh penjual otak-otak, Holil (32). Ia bercerita dirinya, sudah 10 tahun lalu berjualan di sepanjang Pantai Anyer.

    “Semenjak peristiwa tsunami 22 Desember 2018, yang sempat menghebohkan Provinsi Banten, khususnya tempat-tempat wisata di Anyer, dan membuat Anyer menjadi kota mati selama beberapa bulan. Sekarang Anyer sudah kembali ramai seperti dulu, meskipun wabah korona kian menjadi. Akan tetapi, masih ada pengunjung yang datang,” ujarnya.(DZH/RUS/ENK)