JAKARTA, BANPOS – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin berencana ngantor di Papua
pada 5 September mendatang. Di Bumi Cenderawasih itu, Wapres akan fokus menangani
pusat permasalahan di sana.
Eks Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menegaskan, berbagai persoalan di
Papua akan diselesaikan. Namun, Pemerintah menegaskan tidak akan memberikan opsi
merdeka.
“Di Papua, kita akan menggaruk yang gatal. Kita akan tanya yang gatal di mana? Jangan
sampai yang gatal di mana, yang digaruk di mana, sehingga tidak menyelesaikan persoalan,”
ujar Ma’ruf di sela-sela kunjungannya ke Pondok Pesantren KHAS dalam agenda Haul Ke-34
KH Aqiel Siroj di Cirebon, Jawa Barat, kemarin.
Meski begitu, dia memastikan, tidak akan ada dialog untuk kelompok yang meminta
kemerdekaan bagi Papua.
“Kecuali merdeka. Merdeka tidak ada pilihan. Tapi selain itu, kita bisa dialogkan dan kita
cari solusinya untuk Papua, orang Papua dan untuk Papua,” jelasnya.
Tercatat, bukan pertama kalinya Ma’ruf akan datang ke Papua. Sebelumnya, dia tercatat
sudah dua kali mengunjungi Papua untuk melakukan dialog-dialog.
Pertama, pada 28 November-3 Desember 2022, Ma’ruf mengunjungi empat provinsi, yakni
Papua, Papua Selatan, Papua Tengah dan Papua Barat.
Kedua, pada 11-17 Juli 2023, Ma’ruf mengunjungi tiga provinsi, yaitu Papua Tengah, Papua
Barat Daya, dan Papua Barat.
“Kali ini saya lebih berfokus untuk mendengar. Mendengar dari berbagai pihak,” ungkap
Ma’ruf.
Dia berencana mendengarkan aspirasi dari kalangan pemimpin agama, pemimpin adat,
Pemerintah Daerah, kalangan perempuan, hingga kalangan pemuda.
“Pokoknya, local champion ini akan kita dengar supaya akan menyelesaikan persoalan di
sana,” tegasnya.
Dalam kunjungannya nanti, Ma’ruf akan didampingi Menko Bidang Politik, Hukum dan
Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy,
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(Menkop UKM) Teten Masduki, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan (Menteri PUPR)
Rakyat Basuki Hadimuljono, serta Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Selain itu,
direncanakan hadir juga Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman meminta seluruh
prajurit yang bertugas di Papua agar meningkatkan kewaspadaannya selama Wapres
berkantor di sana.
“Tentunya kami membantu Pemerintah sebagai tugas untuk mempersiapkan bagaimana
Papua akan semakin maju. Saya bilang (kepada prajurit) tetap waspada saja, kemudian jangan
lupa cintai rakyat,” tegas Dudung.
Dudung menilai, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang sedang beraksi di Papua
merupakan saudara sebangsa dan setanah air. Karena itu, diupayakan penanganan yang lebih
humanis.
“KKB itu saudara-saudara kita juga, mereka mungkin ada kesalahpahaman yang harus kita
luruskan. Jangan sekali-sekali anggap mereka musuh, itu saudara-saudara kita juga, maka kita
berdoa kembalikan lah mereka ke jalan yang benar,” imbaunya.
Wakil Ketua DPR Lodewijk F Paulus mengapresiasi rencana Wapres akan berkantor selama
sepekan di Papua.
“Saya pikir ide yang sangat bagus. Kan di sana ada masalah tentang pangan, dampak dari
perubahan cuaca,” ujarnya.
Menurut Lodewijk, berkantornya Wapres di Papua akan memperpendek rantai komando dan
memudahkan Pemerintah mengambil keputusan terkait berbagai masalah.
“Dengan adanya Wapres di sana akan memotong rantai komando, chain of command-nya
akan lebih pendek, sehingga akan ada keputusan,” tandasnya. (AZM/RMID)