Tag: Walikota Serang Syafrudin

  • Tok! Mantan Sekda Kota Serang ‘Turun Gunung’ Gantikan Yoyo

    Tok! Mantan Sekda Kota Serang ‘Turun Gunung’ Gantikan Yoyo

    SERANG, BANPOS – Walikota Serang, Syafrudin menunjuk Tb Urip Henus sebagai pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kota Serang, menggantikan Yoyo Wicachyono yang saat ini ditahan karena dugaan kasus korupsi pada Revitalisasi Sentra IKM di Margaluyu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

    Ia mengatakan, hari Senin tanggal 23 Mei 2022, surat keputusan telah ditandatangani olehnya. Pertimbangan penunjukan Tb Urip Henus sebagai Plt, karena salah satunya ia merupakan staff ahli yang dianggap bisa bekerja dengan baik.

    “Kemarin saya tandatangani (SK), pertimbangannya karena dia staff ahli, jadi bisa bekerja sana-sini,” ujarnya, Selasa (24/5).

    Syafrudin berharap, Tb Urip bisa bekerja dengan baik sesuai dengan tupoksinya. Kemudian, ia juga berharap kedepan tidak masalah berkaitan dengan hukum.

    “Mudah-mudahan kedepan sudah tidak ada masalah hal-hal yang kaitannya dengan hukum,” katanya.

    Ia menegaskan, pihaknya tetap melakukan pendampingan hukum terhadap Yoyo Wicachyono. Akan tetapi, posisi Kepala Disparpora saat ini di Plt kan.

    “Pendampingan hukum tetap berjalan, tapi untuk Kadis di Plt kan,” ucapnya.

    Seperti diketahui, Tb Urip Henus merupakan mantan Sekda pada periode kepemimpin Walikota Serang Tb Haerul Jaman dan Wakil Walikota Serang, Sulhi. (MUF)

  • Jumat Keramat, Walikota Lantik 294 Pejabat

    Jumat Keramat, Walikota Lantik 294 Pejabat

    SERANG, BANPOS – Walikota Serang, Syafrudin, melantik pejabat eselon III, IV dan fungsional untuk mengisi kekosongan sejak bulan November tahun 2021. Total 294 ASN dilantik dengan rincian pejabat eselon III 74 orang, eselon IV 10 orang dan kepala sekolah 110.

    Pada pelantikan tersebut, Syafrudin didampingi oleh Sekda Kota Serang, Nanang Saefudin, Kepala BKPSDM, Ritadi. Kegiatan pelantikan dilakukan secara hybrid melalui zoom meeting dan beberapa perwakilan hadir secara langsung di Aula lt 1 Setda Kota Serang, Jumat (1/4).

    “Sudah dari bulan November 2021 kemarin, jabatan eselon III, eselon IV terjadi kekosongan, begitupun dengan kepala sekolah,” ujarnya usai melantik.

    Ia mengatakan, pihaknya hanya melakukan rotasi dan mutasi saja. Syafrudin menegaskan dari 294 ASN itu tidak ada yang demosi.

    “Kami melakukan pelantikan totalnya 294 ASN. Ada promosi, rotasi dan tidak ada demosi,” ucapnya.

    Syafrudin mengakui bahwa rentang waktu pelantikan cukup lama, sehingga terjadi kekosongan selama beberapa waktu. Menurutnya, hal itu dikarenakan proses pembahasan di Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) yang cukup lama.

    “Agak lama pembahasannya, ini kan dibahas di Baperjakat, jadi kami menyimpulkan hari ini harus segera dilantik. Karena kondisinya dari kepala OPD semuanya membutuhkan, kemudian kepala sekolah akan menandatangani ijazah, sementara banyak kepsek yang masih Plt,” jelasnya.

    Ia menegaskan bahwa para pejabat dalam hal ini ASN harus siap ditempatkan dimana saja. Sehingga seyelah dilantik hari ini, para pejabat dapat melaksanakan tugas dengan baik sesuai tanggungjawabnya masing-masing dan sesuai dengan tupoksinya.

    “Karena semua kerja itu pengen enak, semua pengen milih tapi ini sebuah konsekuensi bahwa para pejabat itu harus siap ditempatkan dimana saja,” tandasnya.

    Sementara itu, Sekda Kota Serang, Nanang Saefudin, menginstruksikan agar pejabat baik yang rotasi dan mutasi harus beradaptasi dengan kantor yang baru. Kemudian para pejabat juga diminta untuk menguasai tupoksi masing-masing serta menjalin komunikasi yang baik, baik dengan atasan, disamping dan kebawah.

    “Setelah dilantik ini jangan didiskusikan, karena sejatinya ASN itu kan siap ditempatkan dimana saja, jangan ada saya enak atau gaenak,” ujarnya.

    Ia mengatakan, para pejabat yang baru saja dilantik harus menerima dan ikhlas. Memahami tupoksi dan melaksanakan tupoksi tersebut dengan baik.

    “Mana ada yang enak si bekerja, semua juga punya konsekuensi dalam bekerja itu pasti ada,” tandasnya. (MUF)

  • Walikota Serang Apresiasi Atas Dikukuhkannya Pengurus PWI Kota Serang

    Walikota Serang Apresiasi Atas Dikukuhkannya Pengurus PWI Kota Serang

    SERANG, BANPOS- Sebagai bentuk apresiasi dan kepedulian Pemerintah Kota Serang terhadap segala jenis penyebaran informasi, Walikota Serang Syafrudin mendapat penghargaan anugerah atas kontribusi terhadap sarana dan prasarana yang diberikan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Banten, Kamis (31/3/2022).

    Penghargaan tersebut diberikan pada saat kegiatan pengukuhan dan pelantikan pengurus persatuan wartawan indonesia (PWI) Kota Serang masa bakti 2022-2025

    Dalam kesempatan ini Walikota Serang menyampaikan media merupakan sarana untuk kita menyampaikan Informasi dan sebagai wadah untuk kita dalam memperoleh Informasi daei segala bidang, sehingga kita akan lebih mengetahui berbagai Informasi yang ada di Sekitar kita yang belum kita ketahui tentunya,

    “Keberadaan PWI ini memberikan sumbangsih besar kepada Kota Serang yang sangat luar biasa, kemudian insan pers juga membantu dalam kemajuan oembangunan dan sebagainya sangat besar sekali” ungkap Syafrudin pada saat memberikan sambutan,

    Selain itu Walikota Serang memberikan ucapan selamat kepada pengurus PWI Kota Serang yang baru saja dilantik, dan berharap agar terus bersinergi dengan Pemerintah Kota Serang agar segala jenis pembangunan di Kota Serang berjalan demi kemakmuran Kota Serang. (RED)

  • Pemkot Serang Kejar Insentif Dengan WTP

    Pemkot Serang Kejar Insentif Dengan WTP

    SERANG, BANPOS – Pemkot Serang mengincar untuk mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID) dari Pemerintah Pusat, dengan menargetkan kembali mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan dari BPK Provinsi Banten, sehingga secara kumulatif mendapatkan opini tersebut selama lima kali berturut-turut.

    Diketahui, untuk mendapatkan DID, pemerintah daerah diharuskan menyabet opini WTP atas laporan keuangannya, selama lima kali berturut-turut. Hal itu diungkapkan oleh Walikota Serang usai memberikan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) kepada BPK Provinsi Banten, Selasa (22/3).

    Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan LKPD Pemkot Serang tahun 2021, kepada BPK Provinsi Banten. Ia mengatakan, LKPD tersebut nantinya akan diperiksa oleh BPK untuk diberikan opini atas pencatatan laporan yang dilakukan.

    “Nanti setelah kami serahkan, BPK akan turun ke Pemkot Serang untuk melakukan pemeriksaan secara langsung di Kota Serang,” ujarnya saat diwawancara oleh awak media di BPK Provinsi Banten.

    Syafrudin mengaku, pihaknya berharap agar opini yang akan diberikan oleh BPK Provinsi Banten pada LKPD Pemkot Serang tahun 2021 bisa kembali WTP. Hal itu dikarenakan pihaknya mengincar DID yang salah satu penilaiannya ialah opini WTP BPK selama lima kali berturut-turut.

    “Saya harap bisa mendapatkan opini WTP lagi, karena sudah empat kali berturut-turut, agar bisa lima kali. Sebab ada persyaratan khusus kaitannya dengan DID, salah satu utamanya harus opini WTP lima kali berturut-turut,” ungkapnya.

    Syafrudin menuturkan, saat ini pemeriksaan LKPD oleh BPK sangat ditunggu-tunggu oleh pihaknya. Sebab selain kewajiban, pemeriksaan LKPD oleh BPK pun menjadi ajang ‘perlombaan’ dalam hal pengelolaan pemerintahan yang baik.

    “Dulu orang mungkin seringnya ketika akan diperiksa, banyak yang lari. Jadi kadang susah. Tapi sekarang justru malah ditunggu pemeriksaan BPK ini. Karena memang juga menjadi suatu kewajiban untuk diperiksa oleh BPK,” ucapnya.

    Kepala BPK Provinsi Banten, Novie Irawati, mengatakan bahwa pemeriksaan yang pihaknya lakukan bakal berlangsung selama dua bulan. Satu bulan pertama akan berlangsung di lapangan atau di pemerintah daerah setempat.

    “Berdasarkan ketentuan, setelah kami menerima Laporan Keuangan Audited, maka kami akan memberikan laporan hasil pemeriksaan kepada DPRD dan Walikota sebulan setelah proses di lapangan,” ujarnya.

    Ia menuturkan, akan ada delapan orang yang akan diterjunkan oleh BPK Provinsi Banten, untuk melakukan pemeriksaan di Pemerintah Kota Serang. Nantinya mereka yang akan memeriksa apakah laporan keuangan pemerintah daerah layak untuk mendapatkan WTP, wajar dengan pengecualian (WDP) atau opini lainnya.

    “Ada beberapa kriteria yang menjadi pedoman bagi kami untuk pemberian opini tersebut. Pertama bagaimana laporan keuangan itu bisa memberikan informasi pada pengungkapan. Kedua, kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan. Ketiga terkait dengan penilaian sistem pengendalian internal (SPI), lalu terakhir adalah kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan,” tandasnya.(DZH/PBN)

  • Walikota Serang Minta OPD Tak Lakukan Penyimpangan

    Walikota Serang Minta OPD Tak Lakukan Penyimpangan

    SERANG, BANPOS- Pemkot Serang menggelar forum dengan OPD, untuk membahas finalisasi dan penandatanganan berita acara kesepakatan data kelengkapan dokumen Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Walikota tahun 2021 di Hotel Le Dian, Kota Serang, Senin (21/3).

    Walikota Serang, Syafrudin, menekankan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Serang untuk menjadikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai pedoman sinkronisasi kegiatan.

    “Ini titik tekannya, visi misi yang tertuang dalam RPJMD, harus diaplikasikan dalam kegiatan OPD. Jadi tidak menyimpang, dan harus detail,” ujarnya.

    Syafrudin menuturkan bahwa sering terdapat ketidaksinkronan dalam menerjemahkan RPJMD. Maka dari itu ia berharap semua elemen dapat aktif, agar tidak terjadi salah pemahaman.

    “Pembahasannya oleh Kasubag program, berjenjang kemudian ke sekretaris, baru ke OPD, makanya datang ada tidak nyambungnya itu dari pembahasan dari Kasubag, tapi pro aktif semuanya insya Allah nyambung,” tuturnya.

    Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Serang, M Ridwan, mengatakan berdasarkan laporan secara umum capaian indikator makro mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pendapatan perkapita, dan penurunan jumlah pengangguran, dan lain sebagainya terus mengalami peningkatan di atas angka standar nasional.

    “Namun memang jika dibandingkan dengan standar angka provinsi masih di bawah standar,” ungkapnya.

    Ridwan pun mengungkap bahwa masih terdapat catatan yang belum terselesaikan oleh Pemkot Serang, salah satunya yakni angka kemiskinan dan pengangguran.

    “Terkait kemiskinan yang masih tinggi, pengangguran terbuka, indeks genio rasio dan sebagainya itu masih menjadi fokus kami,” paparnya.

    Ia menuturkan bahwa penyebabnya diduga karena dua tahun terakhir masih melakukan penanganan pandemi Covid-19, sehingga banyak program yang harus ditunda.

    “Dampak pandemi yang menyebabkan angka pengangguran terbuka kita naik dan juga kemiskinan. Termasuk juga infrastruktur bangunan gedung, yang sudah ada target-target yang harus dicapai seperti RS, kelurahan, dan yang lainnya,” tandasnya. (MG-03/AZM)

  • Peduli Bencana Banjir, Helldy Serahkan Donasi Bantuan ke Pemkot Serang

    Peduli Bencana Banjir, Helldy Serahkan Donasi Bantuan ke Pemkot Serang

    SERANG, BANPOS – Sebagai bentuk kepedulian atas bencana banjir yang melanda sebagian wilayah Kota Serang beberapa hari yang lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon melalui Walikota Cilegon, Helldy Agustian, menyerahkan donasi batuan ke Pemkot Serang, sebesar Rp.243.312.000.

    Penyerahan donasi bantuan tersebut, diterima langsung oleh Walikota Serang, Syafrudin, diruang kerjanya, di kantor Walikota Serang, Jum’at (18/3).

    Saat ditemui usai menyerahkan bantuan, Helldy mengatakan, jika donasi bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian dari para Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemkot Cilegon untuk membantu meringankan beban masyarakat Kota Serang yang terdampak bencana banjir.

    “Kedatangan kami ke Kantor Walikota Serang, dalam rangka menyerahkan sedikit bantuan dari donasi – donasi yang dikumpulkan oleh ASN kami (Pemkot Cilegon), untuk nantinya dapat disalurkan ke masyarakat Kota Serang yang kemarin terdampak bencana banjir yang melanda di sebagian wilayah di Kota Serang. Adapun donasi yang kita serahkan ke Walikota Serang, sebesar Rp.243.312.000,” ujar Helldy.

    Helldy pun menambahkan, jika donasi bantuan yang diberikan dari para ASN Kota Cilegon tersebut dapat bermanfaat untuk masyarakat Kota Serang yang terdampak banjir. Dan dirinya berharap, bencana banjir yang melanda Kota Serang, maupun untuk di wilayah Propinsi Banten lainnya tidak terulang kembali. (RUL)

  • Syafrudin Dibacok Saat Hadiri Milad Ponpes Daar el Ihsan

    Syafrudin Dibacok Saat Hadiri Milad Ponpes Daar el Ihsan

    SERANG, BANPOS – Walikota Serang, Syafrudin dibacok saat menghadiri Milad Ponpes Daar El Ihsan Kota Serang, Selasa (15/3). Pembacokan dilakukan saat walikota menaiki panggung.

    Dalam milad tersebut, orang nomor satu di Kota Serang itu unjuk kebolehan dengan turut ikut menampilkan atraksi debus. Ia diminta untuk naik ke atas panggung, dan dihadapkan pada seorang pendekar yang membawa golok.

    Syafrudin pun diminta untuk mengangkat baju bagian depannya. Ternyata, perut Syafrudin diincar untuk disayat menggunakan golok yang sudah dipegang oleh pendekar itu. Namun bukan kesakitan, Syafrudin justru malah tertawa saat perutnya disayat golok.

    Tidak ada luka pada bekas sayatan itu. Tak berhenti sampai di situ, pendekar itu pun menempelkan buah semangka di perut Syafrudin, dan membacok semangka itu hingga terbelah. Sang golok turut mengenai perut Syafrudin, yang juga tidak menyisakan luka. Lagi-lagi, Syafrudin hanya tertawa saja.

    Setelah itu, Syafrudin pun turun dari atas panggung. Ia sempat bersalam-salaman dengan pendekar yang menyayat dan membacok dirinya.

    Sesudah atraksi, Syafrudin pun ditanya apakah ia tidak takut melakukan atraksi debus tanpa persiapan. Namun dengan santai, Syafrudin mengatakan bahwa seorang pemimpin harus siap dengan segala hal yang dihadapinya.

    “Ya namanya pemimpin harus siap (menghadapi tantangan), lahir dan bathin. Kebetulan juga saya ketua DPP salah satu perguruan pencak silat di Banten, jadi biasa saja, tidak sakit,” ujar Syafrudin.

    Sementara mengenai milad Pondok yang ia hadiri itu, Syafrudin menegaskan bahwa Ponpes bukan hanya tempat untuk belajar Al-Quran saha, namun juga belajar berbagai ilmu lainnya, termasuk mata pelajaran umum dan pencak silat.

    “Jadi, bagi semua orang tua yang anaknya belajar di Ponpes harus bahagia, harus bangga. Karena disamping belajar Ilmu Agama, Ilmu Umum kemudian belajar juga ilmu beladiri pencak silat. Jadi anak yang lulus dari Ponpes itu luar biasa, bisa ngaji, nulis Quran, hafal Quran, sejarah fisiknya sehat, bagaimana cara menghormati orang tua, tutur SD kata yang baik, akhlak yang bagus itu dapet dari pondok,” ungkap Syafrudin.

    Syafrudin mengatakan, atraksi debus dan pencak silat yang dilakukan pada saat menyambut dirinya merupakan tradisi yang sudah ada sejak dahulu. Ia mengatakan, hal itu harus dilestarikan dengan baik.

    “Memang sudah identiknya dahulu itu para kiyai para ustadz dari dulu sampai sekarang memang idealnya itu yang pertama nyambut tamu pastinya pencak silat, karena para kiyainya selain mengajari ngaji, ilmu umum dan agama, kiyainya pun mengajari ilmu beladiri,” tutur Syafrudin.

    Pemkot Serang pun menurut Syafrudin, juga mendukung segala kegiatan serta segala hal yang berkaitan dengan masjid, pondok pesantren atau lembaga lain dengan syarat semuanya jelas untuk kepentingan umat.

    “Kaitannya dengan membantu ponpes, masjid setiap tahun itu dianggarkan. Hanya tinggal dari lembaga saja yang terus berkoordinasi dengan pemkot, asal semuanya dokumennya jelas,” tandasnya.

    (DZH)

  • Puluhan Ribu Pendatang di Kota Serang Belum Punya KTP

    Puluhan Ribu Pendatang di Kota Serang Belum Punya KTP

    SERANG, BANPOS- Puluhan ribu warga pendatang di Kota Serang disebut masih belum memiliki identitas Kota Serang yakni Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dikeluarkan melalui Disdukcapil Kota Serang. Padahal, mereka sudah lama menetap di Kota Serang.

    Hal itu disampaikan oleh Walikota Serang, Syafrudin, saat menghadiri agenda Sosialisasi Pelayanan Pindah Datang Penduduk Non Permanen dan Penduduk Rentan, Senin (14/3). Menurut Syafrudin, hingga 2022 ini masih ada sekitar 5 hingga 15 persen warga pendatang yang belum terdata oleh kelurahan.

    Bahkan, Syafrudin mengatakan bahwa di Kota Serang saat ini, terdapat komplek perumahan yang mayoritas berisi penduduk pendatang. Mereka menurut Syafrudin, masih menggunakan identitas dari daerah asalnya.

    “Karena Kota Serang Ibukota Provinsi Banten, banyak pendatang. Saya pernah datang ke komplek malah mayoritas bukan penduduk Kota Serang. Masih acak-acakan, dari Tangerang dan Kabupaten Serang. Padahal itu sudah menetap,” ujar Syafrudin.

    Syafrudin menegaskan bahwa warga pendatang harus mengurus kependudukannya setelah tinggal selama enam bulan lebih di daerah lain, termasuk Kota Serang.

    “Seharusnya setelah enam bulan itu sudah punya KTP, sementara saat ini yang terdata sekitar 687.881 warga Kota Serang. Padahal di lapangan terdapat 700 ribu lebih,” tuturnya.

    Syafrudin mengaku, terdapat beberapa faktor warga tidak mengurusi kependudukannya. Salah satunya karena ketidaktahuan dan enggan mengurusi kependudukannya di daerah asal, serta hanya numpang tinggal di Kota Serang.

    Sehingga ia meminta seluruh perangkat pemerintahan, mulai dari RT/RW, kelurahan, hingga kecamatan untuk mendata penduduknya kembali. Sehingga data kependudukan lebih akurat. “Jadi harus dipaksa, apalagi karena kan sekarang juga sudah lebih mudah, cukup dengan online saja bisa langsung cabut (berkas). Supaya penduduk kami ini akurat,” tuturnya.

    Kepala Disdukcapil Kota Serang, Dulbarid, mengatakan jika hingga Maret 2022 sudah ada penambahan penduduk di Kota Serang dari sebelumnya sebanyak 687.881 menjadi 702.228 orang, atau meningkat sebesar 3 persen. Jumlah tersebut berpotensi untuk bisa terus bertambah.

    “Angka tersebut berdasarkan data dari Dirjen Dukcapil. Jadi datanya sudah dibersihkan baru diturunkan ke kami,” katanya.

    Sementara itu, Kabid Pelayanan Pendaftaran Kependudukan (Yandafduk) Disdukcapil Kota Serang, Enung, mengatakan bahwa tidak ada keharusan warga untuk mengurusi kependudukannya. Namun bagi warga yang ingin namun tidak mengerti pengurusannya, maka Disdukcapil akan membantu.

    “Ini lebih kepada imbauan saja, karena sudah bertahun-tahun tinggal di Kota Serang, namun belum memiliki KTP,” jelasnya.

    Meski begitu, banyak manfaat yang bisa didapatkan warga bila telah memiliki KTP, salah satunya penunjang untuk pemenuhan administrasi yang dibutuhkan. Mulai dari kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. “Ya ini kan berkaitan dengan perbankan, kesehatan, termasuk juga bantuan sosial yang mengharuskan memiliki KTP Kota Serang,” tandasnya.

    (DZH/AZM)

  • Bendungan Sindangheula, Penyangga atau Sumber Petaka?

    Bendungan Sindangheula, Penyangga atau Sumber Petaka?

    SUDAH enam hari dilewati pasca-bencana banjir terjadi di Kota Serang dan sekitarnya pada 1 Maret lalu. Banjir yang diakibatkan oleh meluapnya sungai Cibanten karena bendungan Sindangheula melebihi kapasitas itu menelan sebanyak lima korban jiwa. Bendungan yang dibangun untuk jadi penyangga itu telah berubah menjadi sumber petaka?

    Bendungan Sindangheula yang terletak di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang ini mulai dibangun pada tahun 2015 lalu. Pembangunan bendungan itu dilakukan untuk mengendalikan banjir yang kerap kali terjadi di daerah yang dilalui oleh sungai Cibanten dan anak-anak sungainya, hingga 50 meter kubik per detik.

    Diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2021 lalu, bendungan Sindangheula memakan anggaran hingga Rp458 miliar. Megaproyek tersebut dikerjakan oleh PT PP (Persero) Tbk dan PT Karya Hutama (Persero) selama empat tahun.

    Berdasarkan data yang dikutip dari situs Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Bendungan Sindangheula direncanakan akan memiliki kapasitas sebesar 9.26 M kubik dan diharapkan dapat mengairi lahan seluas 748 Hektare. Selain itu, bendungan itu ditargetkan mampu menyediakan pasokan air baku sebesar 0,80 Meter kubik per detik dan punya kapabilitas mengurangi debit banjir sebesar 50 M kubik per detik.

    Namun pada kenyataannya, seperti disampaikan Walikota Serang, Syafrudin, Bendungan Sindangheula justru menjadi sumber petaka bagi Kota Serang. Karena menurutnya, bendungan Sindangheula yang seharusnya mereduksi banjir di Kota Serang, justru malah mengakibatkan banjir yang terjadi semakin parah.

    Hal itu pun dibenarkan oleh para relawan yang tergabung dalam Relawan Banten, saat menggelar konferensi pers di Rumah Singgah Fesbuk Banten News (FBN) pada Minggu (6/3). Dalam konferensi pers tersebut, relawan Banten menyinggung terkait kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan Bendungan Sindangheula yang dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWSC3) dan juga peran pemerintah pasca banjir.

    Juru bicara Relawan Banten, Nana, mengungkap beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya banjir di Serang pada Maret 2022 ini.

    “Ya kalau dibilang penyebab banjir banyak faktor ya, mulai ada perubahan tata guna lahan di hulu, ada penambangan di tengah, kemudian setelah Bendungan Sindangheula ada penyempitan yang diakibatkan oleh bangunan,” ujarnya.

    Nana juga menuturkan bahwa hal-hal tersebut perlu menjadi perhatian dan evaluasi bagi pemerintah, agar bencana semacam ini dapat diminimalisir.

    “Itu yang harus dievaluasi oleh pemerintah, sehingga masyarakat tau, siapa tau juga penyebab banjir itu juga disebabkan oleh masyarakat, misalnya membuang sampah atau juga mereka melakukan hal-hal yang menyebabkan tersumbatnya kali Cibanten,” tuturnya.

    Nana pun mengungkap bahwa sejak tahun 1974 tidak pernah ada banjir separah yang terjadi saat ini. “Tapi yang pasti sejak tahun 74 tidak pernah ada banjir sedahsyat ini, justru terjadi setelah bangunan Bendungan Sindangheula ada,” ungkapnya.

    Nana pun menganggap wajar apabila banyak masyarakat yang menilai bahwa ada yang salah dari tata kelola Bendungan Sindangheula. “Barangkali wajarlah kalau banyak orang kemudian mencurigai ada sesuatu yang salah dari pengelolaan Bendungan Sindangheula, yang operatornya adalah BBWSC3 gitu. Itu gak salah, karena memang sejak tahun 74 tidak pernah ada banjir sebesar dan sedahsyat hari ini,” paparnya.

    Ia pun dengan tegas meminta pengelola Bendungan Sindangheula dapat menekan resiko adanya kelebihan kapasitas air di bendungan tersebut. “Kalau memang kapasitasnya katanya hanya 9 juta, bagaimana caranya agar over capacity dari Bendungan Sindangheula itu tidak lagi jadi masalah,” terangnya.

    Ia pun menyarankan agar Bendungan Sindangheula dapat menggunakan sistem yang diterapkan di Bendungan Katulampa, yang dapat memberi informasi mengenai banyaknya volume air yang dilepas.
    “Mereka pasti taulah metode yang paling aman untuk itu, ya kita belajar dari Bendungan Katulampa, ya walaupun di Jakarta banjir tapi kan sudah ada sistem yang dibangun, sehingga Katulampa memberi informasi bahwa hari ini dia melepas air sebanyak sekian, nah kawasan terdampaknya dimana, nah itu yang kita butuhkan,” imbuhnya.

    Pihaknya pun sangat menyayangkan tidak adanya peringatan dari pemerintah dan pengelola Bendungan Sindangheula mengenai kapasitas air yang dilepas, sehingga terjadilah banjir.

    “Kan ketika kejadian, tidak ada peringatan apapun yang disampaikan pemerintah, apakah itu dari pemerintah kota, pemerintah provinsi, maupun dari Bendungan Sindangheula sendiri,” katanya.

    Ia pun menekankan bahwa pasca-banjir, pemerintah masih harus memperhatikan keadaan masyarakat terdampak banjir. “Setelah banjir ini, kita masih punya permasalahan-permasalahan krusial, ada orang yang kehilangan rumah, kehilangan mata pencaharian, itu juga harus diurus bukan dibiarkan,” tandasnya.

    Branch Manager ACT Banten, Ais Komarudin, mengatakan bahwa banjir yang terjadi di Kota Serang adalah banjir besar pertama yang menyebabkan ribuan unit rumah warga terendam banjir. Ia pun menolak bahwa ada langganan dalam kejadian bencana.

    “Semacam stereotip lah, bencana itu bukan langganan, itu asumsi atau bahasa-bahasa yang tidak perlu sebetulnya terucap. Kalaupun dianggap langganan kenapa terjadi lagi. Harusnya ketika persepsi bahwa itu adalah langganan maka harus dipersiapkan mengantisipasinya gitu,” ucap Ais melalui pesan yang dikirim via whatsapp, Minggu (6/3).

    Selain curah hujan yang tinggi, menurutnya pembangunan-pembangunan yang tidak memperhatikan fungsi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pun menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.

    “Benar curah hujan cukup tinggi, tapi ada sebab-akibat kenapa bencana banjir ini menimpa Kota Serang yang notabene belum pernah mengalami begitu. Ini tidak bisa ditarik langsung di event kejadiannya, pasti ada sebab akibat. Mungkin ada pembangunan-pembangunan yang tidak aware dengan AMDAL, juga mungkin ada beberapa ketidaksadaran masyarakat terkait sanitasi dan lain sebagainya begitu,” terangnya.

    Dalam hal ini, Ais mengatakan bahwa tidak ada yang bisa disalahkan. Namun Pemerintah harus mengevaluasi dan berupaya agar peristiwa serupa tidak kembali terjadi. Salah satu caranya yaitu memberikan edukasi bagi masyarakat akan mitigasi bencana.

    “Pemerintah harusnya bisa mengantisipasi ini karena kan memang diberikan otoritas, anggaran, dan lain sebagainya. Dan masyarakat juga harus beredukasi tentang mitigasi bencana sehingga mengantisipasi supaya tidak terjadi bencana seperti yang kita alami saat ini,” ujar Ais.

    Pemerintah pun diminta untuk membangun kesadaran masyarakat dan penguatan mitigasi, baik mitigasi struktural berupa pembangunan infrastruktur maupun mitigasi non struktural pembangunan SDMnya, sebagai upaya meminimalisir jumlah korban dan kerugian yang diakibatkan bencana yang terjadi.

    “Bencana itu tidak bisa ditolak, yang bisa dilakukan adalah meminimalisir terjadinya korban dan kerugian. Caranya bagaimana? Membangun kesadaran masyarakat juga kesiapan pemerintah penguatan mitigasi. Mitigasi itu ada mitigasi struktural, infrastruktur yang dibangun dan mitigasi non struktural yaitu capacity building terhadap masyarakat tentang wearnes, tentang kesiapsiagaan dan lain sebagainya begitu. Nah ini harus dibangun oleh pemerintah dan pemerintah punya otoritas punya anggaran untuk itu,” tuturnya.

    Peristiwa serupa mungkin akan terjadi lagi apabila penyebabnya belum ditemukan. Maka dari itu, pemerintah perlu melakukan assessment untuk mencari akar permasalahannya.

    “Ini sangat mengejutkan karena memang tidak pernah terjadi sebelumnya dan bukan tidak mungkin akan terulang lagi kalau tidak ditemukan penyebabnya. Maka tugas pemerintah melakukan deep assessment, analyze dijalankan hingga ketemu akar permasalahannya dimana dan diperbaharui lagi,” ujarnya.

    Ais pun mengatakan bahwa hingga masa tanggap darurat usai, ACT berkomitmen tetap hadir untuk membantu siapa saja yang memerlukan bantuan.

    “ACT totalitas untuk bisa membantu sampai hari ini walaupun tanggap darurat itu sudah dicabut, kita tetap terus beroperasi. Biasa kita sering tag line kita tuh ‘datang pertama pulang terakhir’,” pungkasnya.

    Kerugian Banjir

    Di sisi lain, selain korban jiwa, banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kota Serang itu juga mengakibatkan kerugian materil yang sampai saat ini belum dapat dihitung total nominalnya. Kerugian materil yang diakibatkan oleh banjir tersebut meliputi rumah rusak, rumah hanyut, jembatan rusak, tanah longsor hingga kerusakan barang milik warga mulai dari alat elektronik hingga perlengkapan hidup sehari-hari.

    Berdasarkan data yang dirilis oleh BPBD Kota Serang saja, tercatat sebanyak 83 titik banjir terjadi di Kota Serang. Ketinggian banjir pun terjadi dalam rentang 20 cm hingga 5 meter. Dari 83 titik banjir tersebut, sebanyak 4.872 rumah, 1.811 KK, dan 11.951 jiwa terdampak akibat banjir itu.

    Di sisi lain, tercatat sebanyak 9 rumah hanyut, 7 rumah roboh dan empat rumah mengalami rusak berat. Data tersebut masih dapat bertambah, mengingat Ketua DPRD Kota Serang, Budi Rustandi dan Wakil Ketua DPRD Kota Serang, Ratu Ria Maryana, menemukan adanya rumah warga yang hanyut, roboh maupun rusak berat yang tidak masuk ke dalam data.

    Pada 1 Maret lalu, Walikota Serang mengumumkan penetapan kondisi siaga bencana alam banjir di Kota Serang hingga 5 Maret. Penetapan status siaga bencana banjir itu pun digaungkan lantaran banjir yang terjadi merupakan banjir terparah dalam sejarah Kota Serang. Namun pada saat ini, Pemkot Serang menurunkan level tersebut menjadi Transisi Darurat ke Pemulihan.

    “Sudah diturunkan levelnya,” ujar Asisten Daerah bidang Pemerintahan atau Asda 1 Kota Serang, Subagyo, Minggu (6/3).

    Berdasarkan Keputusan Walikota Nomor 366/Kep.109-Huk/2022 tentang Penetapan Status Transisi Darurat ke Pemulihan Penanganan Bencana Banjir Tahun 2022, Pemkot Serang menjadikan sejumlah pertimbangan dalam menurunkan level ketimbang mencabut status siaga bencana.

    Pertimbangan tersebut yakni keadaan darurat bencana banjir masih berlangsung. Kendati banjir sudah mulai surut, namun diperlukan kewaspadaan terhadap ancaman banjir di kemudian hari, mengingat Kota Serang masih masuk ke dalam wilayah dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi.

    Selanjutnya, dengan dialihkannya status bencana dari siaga menjadi transisi darurat ke pemulihan, penanganan keadaan darurat harus dilakukan secara cepat, tepat dan terpadu sesuai dengan standar dan prosedur pada masa transisi darurat ke pemulihan.

    Status transisi darurat ke pemulihan ini ditetapkan oleh Pemkot Serang selama 60 hari, dimulai sejak 6 Maret hingga 2 Juni 2022. Pemulihan yang dilakukan oleh Pemkot Serang meliputi perbaikan darurat sarana dan prasarana vital seperti jaringan jalan, jembatan, irigasi dan sarpras sosial budaya masyarakat.

    Selanjutnya yakni pemulihan utilitas pendukung agar dapat berfungsi kembali, seperti perbaikan komunikasi, kelistrikan, air bersih, air minum, gas dan limbah atau sanitasi. Pemkot Serang pun akan berfokus pada perbaikan lahan pertanian dengan memberikan bantuan bibit pangan.

    Walikota Serang, Syafrudin, mengatakan bahwa sejumlah rumah milik warga yang hanyut, rusak maupun roboh pun akan menjadi fokus dari Pemkot Serang dalam melakukan penanganan bencana di masa transisi itu. Bantuan diberikan baik berupa barang maupun uang.

    “Namun untuk tahapan pertama yang akan dilakukan pada masa transisi ini yaitu pembersihan sampah dan memperbaiki infrastruktur yang rusak-rusak terlebih dahulu,” kata Syafrudin saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp.

    Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah instansi dan lembaga kemasyarakatan pun mulai menutup posko mereka di lapangan. Namun mereka tetap membuka posko bantuan bagi para penyintas bencana banjir Kota Serang di markas instansi maupun lembaga masing-masing.

    Saat ini, hanya posko di Lingkungan Kenari, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen saja yang masih dibuka. Sebab, kondisi di sana cenderung masih belum kondusif. Relawan dari berbagai daerah pun menyasar lingkungan Kenari untuk menyalurkan bantuan mereka.

    (MG-02/MG-03/DZH/ENK)

  • HPN 2022, Syafrudin Minta Kepala OPD Tidak Susah Dikonfirmasi

    HPN 2022, Syafrudin Minta Kepala OPD Tidak Susah Dikonfirmasi

    SERANG, BANPOS – Walikota Serang, Syafrudin mengapresiasi kegiatan HPN 2022 yang digagas oleh Pokja Wartawan Kota Serang (PWKS). Selama dirinya menjabat sebagai Walikota Serang, peran pers sangat membantu Pemkot Serang dalam mengontrol pembangunan.

    “Kami bahagia dengan adanya PWKS, selama kepemimpinan kami  banyak masukan sebagai kritik, sebagai koreksi Pemkot agar dilengkapi,” ungkap Syafrudin, saat menghadiri acara peringatan HPN 2022 yang diadakan oleh PWKS di Gedung Juang 45, Rabu (9/2).

    Untuk itu, pihaknya mengintruksikan kepada para Kepala OPD agar tidak tertutup dengan keberadaan pers.

    “Saya mengajak kepada kepala OPD agar terbuka untuk wartawan, saya di whatsapp malam-malam masih jawab. Apa yang diperbuat wartawan positif, untuk perbaikan, justru sosial kontrol,” katanya.

    Hadir dalam kegiatan tersebut, Pimpinan DPRD Kota Serang, Ratu Ria Maryana, Roni Alfanto, Hasan Basri, Bidhumas Polda Banten, Kapolres Serang, dan sejumlah Kepala OPD se Kota Serang. Hadir pula stakeholder, Camat, kepala Puskesmas, dan lurah.

    Pada kesempatan tersebut, Syafrudin mengapresiasi kepada wartawan yang ada di Kota Serang, karena telah memberikan kontribusi yang sangat luar biasa. Karena, sudah membangun kemajuan Kota Serang dan untuk masyatakat Kota Serang.

    “PWKS selama ini sinergi dengan Pemkot Serang, oleh karena itu dalam pembangunan Kota Serang wartawan Kota Serang sangat berperan penting dan aktif dalam pengawalan pembangunan Kota Serang,” ungkapnya.

    Ia mengaku, apabila ditarik dari sejarahnya, pers memiliki peran penting dalam kemerdekaan.

    “Peran serta wartawan dalam memerdekaan masyarakat Indonesia, bagaimana memberikan informasi ke masyarakat, alhamdulah ada wartawan mengabarkan kemerdekaan ini tersiar bahwa 1945 tercetus,” tuturnya.

    Namun saat ini, kabar bohong atau hoaks harus diantisipasi agar tidak menyesatkan publik.

    “Yang kita antisipasi ini harus melawan hoaks. Wartawan tidak ada dendam pribadi, harus independen, progresif, insya allah semuanya baik,” terangnya.

    Kemudian untuk kritisi yang diberikan oleh wartawan Kota Serang merupakan salah satu masukan yang sangat luar biasa untuk perbaikan dalam rangka menunjang visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Serang.

    “Semoga dengan HPN ini, insan pers tetap berjaya, terus berkiprah demi kemajunan bangsa terutama Kota Serang,” tandasnya.

    Dalam kegiatan puncak HPN PWKS tahun 2022, diakhiri dengan pemberian tanda kasih kepada insan pers oleh Wakil Ketua DPRD, Ratu Ria Maryana bersama dengan Walikota Serang, dan Pimpinan DPRD Kota Serang lainnya, Roni Alfanto dan Hasan Basri.

    Dalam tanda kasih tersebut, seluruh anggota PWKS diberikan cokelat yang dirangkai pita cantik oleh Ratu Ria Maryana. Salah satu dari wartawan juga berkesempatan disuapi cokelat oleh Walikota Serang, Syafrudin. (MUF)