Tag: Warga BInaan Pemasyarakatan

  • Tingkatkan Keimanan dan Ketaqwaan, Napi Lapas Cilegon Ikuti Pesantren Kilat Ramadan

    Tingkatkan Keimanan dan Ketaqwaan, Napi Lapas Cilegon Ikuti Pesantren Kilat Ramadan

    CILEGON, BANPOS – Bulan Ramadan menjadi momen Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) umat muslim di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Cilegon untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Salah satunya dengan mengikuti kegiatan pesantren kilat, Rabu (12/4).

    Kegiatan yang diikuti 100 WBP tersebut berlangsung di Masjid Al-Muhajirin Lapas Cilegon dengan mengangkat tema

    “Menguatkan karakter jujur, amanah, dan kasih sayang kepada sesama”.

    Menurut Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas IIA Cilegon, Enjat Lukmanul Hakim, pesantren Ramadan tersebut digelar dengan tujuan untuk membentuk karakter yang agamis dan Islami.

    “Maksud dari kegiatan pesantren kilat ini tiada lain untuk meningkatkan pemahaman warga binaan kami agar lebih dekat dengan agamanya dan Tuhannya. Tujuannya juga, untuk membentuk karakter yang agamis dan islami,” ujarnya, Rabu (12/4).

    Dalam kegiatan kali ini, Kalapas Cilegon melanjutkan pihaknya bekerja sama dengan Yayasan Raudhatul Jannah Cilegon. Selain memberikan bantuan berupa Al Quran dan Takjil untuk berbuka, pihak yayasan juga memfasilitasi mendatangkan para ustadz yang ahli dalam bidang agama untuk memberikan pelajaran bagi para warga binaan peserta pesantren kilat.

    “Kegiatan digelar dibawah pengawasan dan pembinaan kerohanian warga binaan. Untuk tenaga ahli yang memberikan pelajaran agama bagi warga binaan, kami bekerja sama dengan Yayasan Raudhatul Jannah Cilegon,” jelasnya.

    Salah seorang warga binaan, E-Y mengaku senang mengikuti kegiatan pesantren Ramadan yang digelar pihak Lapas. Dirinya mengaku, sudah lama tidak mendapatkan siraman rohani serta membaca Al-Quran.

    “Pesantren kilat ini memperkuat kembali keimanan saya. Saya juga jadi bisa kembali belajar Al Quran. Sudah lama saya tidak membaca Quran, beberapa huruf lupa. Dengan pesantren kilat saya juga memanfaatkan waktu dengan baik sambil menunggu berbuka,” ungkapnya.

    Kegiatan pesantren Ramadan diharapkan dapat membantu warga binaan dalam memperbaiki diri dan menjadi individu yang lebih baik. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan bisa menciptakan lingkungan yang positif dan memberikan kontribusi yang baik bagi masyarakat. Ilmu yang diberikan dapat menjadi bekal apabila kelak mereka bebas dari Lapas. (LUK)

  • 1.662 Napi Lapas Cilegon Dapat Remisi, Empat Langsung Pulang

    1.662 Napi Lapas Cilegon Dapat Remisi, Empat Langsung Pulang

    CILEGON, BANPOS – 1.662 warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Cilegon menerima remisi Idul Fitri. Empat diantaranya dipastikan pulang untuk bisa merayakan Hari Raya Idul Fitri 1443 H bersama keluarga.

    Secara jumlah, total penerima Remisi Khusus (RK) II Idul Fitri, yakni mereka yang bisa langsung bebas karena masa hukumannya habis setelah dikurangi remisi adalah 14 orang. Dari jumlah tersebut, empat orang diganjar bebas dan 10 orang lainnya masih harus menjalani sisa hukuman karena penambahan subsider.

    Kepala Lapas (Kalapas) Cilegon, Sudirman Jaya berharap pemberian remisi Idul fitri dapat dijadikan sebagai renungan dan motivasi para warga binaan untuk selalu introspeksi diri dan terus berusaha menjadi manusia yang lebih baik.

    “Mereka yang mendapatkan remisi hari ini telah membuktikan, mereka mampu menjadi lebih baik. Untuk yang diganjar bebas, saya ucapkan selamat merayakan Hari Raya Lebaran bersama keluarga,” ungkap Sudirman usai mengikuti Shalat Eid bersama warga binaan di Masjid Al-Muhajirin Lapas Cilegon, Senin (2/5/2022).

    Sudirman menyebut pemberian remisi idul fitri bersifat khusus, dan tidak semua narapidana mendapatkannya. Pemberian hak tersebut, sesuai Sistem Database Pemasyarakatan (SDP).

    “Tidak semua narapidana berhak mendapatkan hak remisi. Hanya mereka yang berkelakuan baik dan aktif mengikuti pembinaan saja yang bisa memperoleh hak tersebut. Karena bersifat khusus, hanya warga binaan beragama Islam saja yang mendapatkan remisi Idul fitri,” jelas Sudirman.

    Remisi yang diberikan bervariasi. Paling sedikit 15 hari, untuk Warga Binaan Pemasyarakatan yang baru menjalani pidana selama 6-12 bulan. Untuk WBP yang telah menjalani masa hukuman di tahun pertama hingga ketiga mendapatkan pengurangan masa kurungan selama satu bulan. Sedangkan untuk narapidana yang telah menjalani 4-5 tahun penjara mendapat remisi satu bulan 15 hari.

    “Saat ini ada 1.923 warga binaan pemasyarakatan di Cilegon. Mayoritas sudah berstatus narapidana dengan jumlah 1.832 orang. Sisanya berstatus tahanan. Untuk yang berstatus tahanan, belum memiliki hak untuk mendapatkan remisi,” tandasnya. (LUK)

  • Warga Binaan Lapas Rangkasbitung Dilatih Produksi Pakan Ternak

    Warga Binaan Lapas Rangkasbitung Dilatih Produksi Pakan Ternak

    RANGKASBITUNG, BANPOS – Berbagai inovasi maupun terobosan terus dilakukan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Rangkasbitung Kanwil Kumham Banten, membuktikan sebagai Lapas produktif, serta mendukung program ketahanan pangan di masa pandemi, Rabu (9/3)

    Disebutkan, sebanyak 20 orang Warga BInaan Pemasyarakatan (WBP) dilatih praktik pembuatan Pakan Ternak oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakhatwan) Kabupaten Lebak mulai dari pengenalan alat dan bahan dalam pembuatan pakan, pengawetan serta fermentasi pakan ternak, bertempat di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lapas Rangkasbitung.

    Kalapas Rangkasbitung, Budi Ruswanto mengatakan bahwa kegiatan pelatihan tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki WBP, sehingga ini akan menjadi bekal bagi mereka kembali nanti ke lingkungan masyarakat menjadi manusia yang mandiri dan produktif.

    “Pelatihan peternakan ini diharapkan menjadi ajang untuk mengasah kemampuan berkreasi Warga Binaan Pemasyarakatan serta dapat diimplementasikan saat mereka kembali ke dalam lingkungan masyarakat,” ungkap Budi.

    Senada, Kasubsi Pembinaan, Eka Yogaswara yang mendampingi giat tersebut menambahkan bahwa pelatihan yang diberikan itu harus nyata dan salah satunya adalah yang kini tengah dilaksanakan.

    “Kemarin kan sudah teorinya full, dan tentu setelah teori harus dipraktekan biar sesuai juga nanti terapannya, jadi mereka gambarannya utuh kan terkait dengan Peternakan, apalagi bisa survey lokasi dan kelompok peternakan lebih komprehensif lagi,” terang Yogas.

    Sebagai informasi, bahwa pembuatan pakan silase untuk domba tersebut menggunakan alat-alat antara lain coper, terpal, timbangan, plastik, ember plastik/drum plastik dan penutupnya. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan di antaranya pakan hijau (rumput gajah, daun pisang, debog/batang pisang), dedak. Proses pembuatan pakan silase yaitu semua bahan pakan hijau di coper/dicacah menggunakan parang kemudian dicampur dengan dedak padi.

    (WDO/PBN)