AUSTRALIA, BANPOS – Pengamat Hubungan Internasional Australia Abbadi Said Thalib menjadi pembicara dalam acara Webinar yang diselenggarakan oleh Majelis Wilayah Forum Alumni HMI Wati (MW FORHATI) Sulawesi Tenggara (Sultra) bekerjasama dengan Founding Jaringan Literasi Nusantara.
Kegiatan tersebut mengusung tema ‘Presidensi G20: Geopolitik Antara Indonesia, Australia dan Cina Dalam Menjawab Berbagai Krisis’ itu berlangsung pada Jumat (21/7).
Dalam penyampaian materinya, pria asal Kabupaten Pandeglang, Banten yang kini menjadi penduduk tetap di Negara Kanguru itu menjelaskan beberapa dampak negatif dan dampak positif dari perjanjian yang dilakukan oleh ketiga negara maju, yaitu Australia, Britania Raya dan Amerika atau yang sering disingkat AUKUS (Australia, UK, US).
Menurut Abbadi, dengan perjanjian tersebut, China merasa terganggu khususnya yang berkaitan dengan daerah konflik Laut China Selatan.
“Karena di wilayah tersebut banyak terdapat sumber daya alam yang melimpah, mulai dari gas, minyak bumi, ikan, ini menjadi sangat penting bagi negera di wilayah itu karena krisis yang semua negara takuti adalah krisis pangan,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris KAHMI Australia itu.
Abbadi turut menyampaikan bahwa krisis pangan tersebut akan berdampak terhadap negera ASEAN. Seperti mengganggu kesatuan ASEAN dan menimbulkan perpecahan di antara negara-negara anggotanya.
“Hal ini juga dapat mempengaruhi peran Indonesia dalam memajukan agenda dan kepentingan ASEAN secara keseluruhan,” jelasnya.
Adapun dampak positifnya, kata Abbadi, yakni meningkatnya keamanan maritim di kawasan Asia Pasifik dengan meningkatkan kemampuan Australia untuk mengatasi ancaman dan menangani sengketa maritim.
Sementara itu, Koordinator Presidium MW Forhati Sulawesi Tenggara, Wa Ode Rulia mengungkapkan, diskusi ini memberikan perspektif yang berharga bagi para pemangku kebijakan, akademisi dan masyarakat umum yang tertarik dengan dinamika geopolitik internasional.
Dia juga menyampaikan terimakasih kepada atas kehadiran Abbadi dalam kesempatan tersebut.
“Kami berterimakasih sekali dengan kehadiran mas Abbadi ditengah-tengah kita semua, sehingga kami bisa tercerahkan mengenai situasi dan kondisi di Dunia Internasional,” kata Wa Ode Rulia.
khususnya pasca G20 terjadi di Bali, kita harus waspada dan antisipasi hal-hal apa saja yang akan terjadi dikemudian hari, agar kita bisa siap dalam menghadapi berbagai krisis,” sambungnya.
Tak hanya itu, Founding Jaringan Literasi Nusantara, Muh. Husriadi berharap webinar ini dapat menjadi kesempatan bagi peserta untuk memperluas pengetahuan dan wawasan mereka tentang peran tiga negara besar tersebut.
“Agar digunakan dalam menghadapi berbagai krisis global serta beragam isu yang saling terkait di panggung dunia saat ini,” tandasnya.
Sebagai informasi, webinar dipandu oleh Irma Irayanti selaku Wakil Sekretaris Umum MW Forhati Sulawesi Tenggara. Dia mengatakan, digelarnya webinar ini agar masyarakat secara luas dapat melek politik. (MUF)